Clara langsung berhambur ke pelukan Stevan, langkahnya cepat seperti angin yang berlari ke arah cakrawala. Pelukan itu begitu erat, seolah-olah jika ia melepaskannya, dunia akan runtuh.Harumnya begitu akrab, membangkitkan ribuan kenangan yang tertidur di sudut hatinya selama delapan tahun terakhir.Stevan terkekeh kecil, suara tawanya yang hangat seperti matahari pagi yang membelai dedaunan embun.Ia membiarkan wanita muda itu melingkarkan lengannya di tubuhnya dengan begitu erat, menikmati kehangatan yang selama ini ia rindukan.“Uncle jahat! Delapan tahun tidak pernah pulang sekali pun,” gumam Clara dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca, memukul-mukul dadanya dengan lembut.“Sorry,” balas Stevan, suaranya terdengar penuh penyesalan, namun ada kelembutan di sana.Tangannya bergerak pelan, menyusuri surai rambut Clara yang halus, memberikan sentuhan yang mampu meredakan segala keresahan di hatinya.Clara hanya mempererat pelukannya, mengabaikan tatapan geli dari kedua orang tuan
Last Updated : 2024-12-07 Read more