Semua Bab Terjerat Cinta CEO Dingin: Bab 181 - Bab 184

184 Bab

Bab 181: Debat, Perkara Kecil

Menjelang hari kelahiran yang semakin mendekat, Mark dan Dania melangkah memasuki mall dengan senyum yang tak mampu mereka sembunyikan, seolah dunia mereka kini berputar hanya di sekitar persiapan menyambut buah hati mereka.Deretan pakaian bayi yang lembut dan berwarna netral tampak begitu menggoda di mata mereka, seperti melambai-lambai, memanggil untuk dibawa pulang dan disiapkan dengan cinta."Sayang," Mark berbisik lembut, jemarinya menyentuh halus sepotong pakaian bayi yang mungil, "ini artinya kita akan membeli semua keperluan bayi kita dengan warna yang netral, kan?" Tatapan matanya terfokus pada baju-baju bayi yang lucu dan menggemaskan, seolah membayangkan si kecil sudah mengenakannya.Dania tersenyum dan mengangguk. "Iya, setelah lahir, kita bisa kembali berbelanja, memilih warna yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Jadi sekarang, kita beli seperlunya saja. Jangan terlalu banyak, ya." Nada suaranya lembut namun penuh kepastian, seolah ia sudah merencanakan semua dengan mata
Baca selengkapnya

Bab 182: Lelucon Mengundang Tawa

Mark duduk santai di sofa ruang tengah, matanya mengikuti gerak para pelayan yang berdatangan membawa setumpuk barang belanjaan bayi yang baru saja ia dan Dania beli.Sorot matanya memancarkan kepuasan tersendiri, seolah setiap barang yang masuk ke rumah adalah simbol kecil dari kebahagiaan mereka yang kian dekat.Dania berdiri di dekatnya, memandang wajah suaminya dengan raut cemas. "Mark, kau tidak serius ingin membeli toko perlengkapan bayi tadi, kan?" tanyanya pelan, seolah berharap jawabannya hanyalah candaan.Mark hanya tersenyum santai, bibirnya melengkungkan senyuman tenang yang kerap memikat. "Kenapa tidak? Bayangkan saja, Sayang, nanti jika kau butuh apa pun untuk anak kita, tinggal ambil saja tanpa harus repot pergi ke tempat lain," katanya, seolah membeli satu toko bayi hanyalah keputusan kecil.Dania menarik napas panjang, matanya yang indah memancarkan keheranan sekaligus kelelahan menghadapi kegemaran Mark yang sering kali melampaui batas kewajaran."Mark, kalau begini,
Baca selengkapnya

Bab 183: Hari yang Menegangkan

Dua hari kemudian, pagi itu diselimuti udara yang penuh ketegangan, seperti aliran angin dingin yang menggigit di antara kemeja dan kulit, membuat perasaan tak menentu merasuk ke dalam hati.Di tengah sunyi, hanya terdengar detak jarum jam yang pelan namun pasti, seolah menandai waktu yang terus beranjak mendekati saat-saat genting.Dania berdiri di hadapan Mark, jemari halusnya merapikan dasi suaminya dengan penuh kelembutan, sentuhan yang nyaris seperti mantra penenang bagi keduanya.Mata mereka saling bertemu, dan Mark, dengan nada penuh ketegasan namun tetap lembut, bertanya, “Apa kau benar-benar yakin ingin ikut ke sana?”Dania mengangguk, mata cokelatnya yang tenang menyiratkan api kecil keberanian yang semakin membara. “Aku ingin bertemu dengan Bibi Angel. Ada yang ingin aku bicarakan dengannya,” ucapnya pelan namun penuh keyakinan, suaranya hampir seperti bisikan yang hanya ingin ia sampaikan kepada angin.Mark memperhatikan Dania yang kini memasukkan ponselnya ke dalam tas, r
Baca selengkapnya

Bab 184: Sidang Putusan Angel

Sidang dimulai!Ruangan beraroma kayu tua terasa dingin, penuh sesak oleh keheningan yang menekan, seperti napas tertahan yang memenuhi setiap sudutnya.Hakim, dengan wajah yang tampak kokoh dan sorot mata yang menusuk, mengangkat berkas perkara Angel, menatap sekilas ke arah tersangka sebelum mulai berbicara dengan nada mantap, setiap kata bagaikan palu yang menghantam keras di telinga mereka yang hadir.“Sesuai dengan pemeriksaan yang telah dilakukan tim,” suara hakim menggema, memecah keheningan yang mencekam, “Nyonya Angel menerima uang dari Tuan Kevin sebanyak lima juta dolar secara tunai dengan tujuan mencuci namanya dalam rekening yang ternoda. Semua demi memberikan laporan palsu atas kecelakaan yang terjadi dua belas tahun lalu.”Setiap kata yang meluncur dari bibir hakim menyelinap dalam, menampar wajah Angel, yang kini hanya menunduk, seakan dosa-dosa lamanya perlahan terkuak, dilihat telanjang di hadapan hukum. Hakim melanjutkan, nada suaranya semakin tegas, bagai guruh yan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status