Begitu mereka tiba di rumah, suasana terasa damai dan penuh kehangatan.Dania terus mengusap sisi wajah Mark, seolah tak ingin melepaskan sentuhan itu, seolah ia masih tak percaya bahwa setiap potongan kenangan yang hilang kini telah kembali, membentuk keping-keping utuh tentang pria yang ia cintai.Dalam pelukan, mereka duduk berdua di sofa, tangan Mark melingkar hangat di pinggangnya, menjalin rasa yang tak terputuskan.“Sayang?” Mark berbisik pelan, memecah hening di antara mereka dengan nada yang lembut namun penuh arti.“Hm? Ada apa, Sayang?” tanya Dania, suaranya lirih dan manis seperti belaian angin pagi yang menyejukkan.Mark menatapnya dalam-dalam, senyuman tipis tersungging di wajahnya, menambah pesona yang selalu membuat Dania terpesona.“Aku hanya ingin memastikan satu hal,” ucapnya sambil mengelus punggung tangan istrinya dengan lembut, seolah mencoba merasakan setiap denyut yang berpadu dalam kehangatan mereka.“Menyadari apa, Mark?” Dania balas menatapnya, matanya berbi
Baca selengkapnya