Semua Bab Terjerat Cinta CEO Dingin: Bab 171 - Bab 180

180 Bab

Bab 171: Tidak akan ada yang Memisahkan

Begitu mobil berhenti di depan butik, Mark melangkah keluar dengan gerakan penuh semangat, seperti seorang pria yang kembali kepada bagian dari jiwanya yang hilang.Langkah-langkahnya lebar dan mantap, seolah-olah ia tidak lagi bisa menahan hati yang meronta ingin segera menyentuh kehangatan yang telah ia nanti.Saat ia memasuki ruang kerja Amy, pandangannya langsung tertuju pada sosok Dania, yang sudah menunggunya dengan mata basah, wajahnya terpahat dalam kerinduan yang tak terungkapkan.“Dania…” suara Mark terdengar rendah dan dalam, penuh rasa kasih yang memenuhi setiap sudut ruangan.Secepat kilat, Dania bangkit dari duduknya, berlari kecil menghampirinya, dan dalam sekejap, tubuh mereka menyatu dalam pelukan yang seakan mampu menghapus segala duka.Air mata yang telah tertahan di pelupuk mata Dania kini tumpah ruah, membasahi bahu Mark, membasahi kesunyian yang selama ini bersemayam dalam hatinya.“Mark, aku merindukanmu. Aku benar-benar merindukanmu…” bisiknya, suaranya pecah o
Baca selengkapnya

Bab 172: Mengadu dalam Harmoni yang Memabukkan

Begitu mereka tiba di rumah, suasana terasa damai dan penuh kehangatan.Dania terus mengusap sisi wajah Mark, seolah tak ingin melepaskan sentuhan itu, seolah ia masih tak percaya bahwa setiap potongan kenangan yang hilang kini telah kembali, membentuk keping-keping utuh tentang pria yang ia cintai.Dalam pelukan, mereka duduk berdua di sofa, tangan Mark melingkar hangat di pinggangnya, menjalin rasa yang tak terputuskan.“Sayang?” Mark berbisik pelan, memecah hening di antara mereka dengan nada yang lembut namun penuh arti.“Hm? Ada apa, Sayang?” tanya Dania, suaranya lirih dan manis seperti belaian angin pagi yang menyejukkan.Mark menatapnya dalam-dalam, senyuman tipis tersungging di wajahnya, menambah pesona yang selalu membuat Dania terpesona.“Aku hanya ingin memastikan satu hal,” ucapnya sambil mengelus punggung tangan istrinya dengan lembut, seolah mencoba merasakan setiap denyut yang berpadu dalam kehangatan mereka.“Menyadari apa, Mark?” Dania balas menatapnya, matanya berbi
Baca selengkapnya

Bab 173: Rencana Makan Malam

Mark mengangkat tubuh Dania dalam dekapannya, seperti sepasang sayap yang ingin ia lindungi dari dunia yang fana.Tatapan mereka tak terputus, saling meneguk napas dalam kehangatan yang memabukkan, seperti dua jiwa yang haus akan keabadian.Dengan hati-hati, ia merebahkan tubuh Dania di atas kasur, membiarkan kelembutan ranjang itu menjadi saksi bisu dari cinta yang menggebu di dada.“Masih belum puas, hm?” bisik Dania dengan nada manis yang mengundang, menggoda seperti hembusan angin lembut di tengah malam.Sebuah kecupan singkat namun penuh arti mendarat di bibirnya, senyum Mark mengembang tipis, seolah tak akan pernah cukup baginya. “Tidak akan pernah ada puasnya jika menyentuhmu, Dania. Jangan bertanya hal aneh seperti itu.”Tawa kecil Dania mengalun, seperti melodi malam yang penuh pesona. “Baiklah,” ucapnya lembut, seakan menyerahkan segalanya hanya untuknya.Mark menunduk, bibirnya menyapu lagi bibir Dania dengan rasa yang tak tertahan. Sehelai kain terakhir pun terjatuh, hingg
Baca selengkapnya

Bab 174: Romantic Dinner

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam ketika Mark dan Dania tiba di restoran mewah yang telah disiapkan Vicky, asisten setia mereka.Restoran itu berkilauan dalam gemerlap lampu kristal, berdesain elegan dengan sentuhan hangat yang memancarkan kemewahan tanpa berlebihan.Di setiap sudut, pemandangan indah malam kota terlihat melalui dinding kaca yang tinggi, menciptakan suasana seolah-olah dunia malam ada dalam genggaman mereka.“Tempatnya sangat indah, Mark. Vicky benar-benar tahu bagaimana memilih restoran mewah yang nyaman,” ucap Dania, matanya menelusuri setiap detail ruangan dengan kagum.Mark tersenyum penuh kepuasan, tatapannya tak beranjak dari wajah istrinya yang bersinar malam itu. “Syukurlah kau menyukainya. Karena kalau tidak, kita bisa pindah tempat kapan saja,” jawabnya ringan, seolah kemewahan ini hanyalah hal sepele baginya.Dania hanya memutar bola matanya, menyadari betapa mudahnya pria ini mengucapkan hal semacam itu.“Meskipun aku tahu kekayaanmu tak terbatas,
Baca selengkapnya

Bab 175: Kasus Besar yang Baru Diungkap

Dania baru saja selesai mandi, dan aroma segar yang melekat di tubuhnya perlahan memenuhi ruang itu.Langkah-langkahnya yang lembut membawa dirinya mendekati Mark, yang tengah duduk santai di sofa dengan sebuah majalah edisi minggu ini di tangannya. Ada ketenangan yang memancar dari wajahnya, seakan-akan dunia luar tak dapat mengusik kedamaiannya.“Mark?” panggil Dania, suaranya selembut embun pagi yang menyapa, mencoba meraih perhatian pria itu.Mark mengangkat wajahnya sedikit, matanya tetap terpaku pada halaman majalah. “Ada apa, Sayang?” tanyanya tanpa melepaskan pandangannya, namun kehangatan dalam suaranya membuat Dania merasa dipedulikan, walaupun hanya sejenak.“Bagaimana kasus mereka bertiga? Apakah mereka akan dihukum sesuai dengan perkara yang mereka lakukan?” lanjutnya, suaranya kini bergetar sedikit, membawa nada kekhawatiran yang ia sembunyikan di balik keheningan tadi.Mark menutup majalah itu perlahan, membiarkan matanya kini benar-
Baca selengkapnya

Bab 176: Kedatangan Tamu tak Diundang

Satu bulan telah berlalu, membawa perubahan yang begitu drastis bagi dunia bisnis. Perusahaan milik Kevin kini berada di ambang kehancuran, menyisakan sisa-sisa kejayaan yang tergerus oleh peluncuran produk Mark minggu lalu.Dengan elegansi dingin dan perhitungan tajam, Mark meraih puncak dengan omzet perusahaannya melonjak hampir sembilan puluh persen.Ia kini menjadi magnet yang menarik perhatian, bahkan membuat Reino, komisaris utama Kv’s Group, datang menemuinya — sesuai rencana Mark yang telah tertata sempurna sejak awal."Saya ingin menyampaikan selamat atas suksesnya peluncuran produk terbaru Anda, Tuan Mark," ucap Reino, nada suaranya mencoba bersikap ramah, meskipun ada kegugupan yang tersirat di dalamnya.Mark hanya mengangguk singkat, sorot matanya tenang namun dalam, penuh perhitungan yang membuat Reino merasa seperti tengah berdiri di hadapan singa yang menunggu momen untuk menerkam."Terima kasih. Dan saya menghargai waktu Anda untuk datang menemuiku, Tuan Reino," jawab
Baca selengkapnya

Bab 177: Wanita yang Dicintai lebih dari Apa pun

Dania menyunggingkan senyum tipis, menatap layar kaca dengan penuh kekaguman ketika nama Mark bergema dalam berita sore itu.Wajah tampannya terpampang jelas di layar, menjadi pusat perhatian, menyaksikan sukses besar peluncuran produk terbarunya yang kini disambut pasar dengan antusias.Sorot matanya bersinar lembut, seolah-olah setiap detik menyimpan kebanggaan yang sulit ia ungkapkan.“Mark... kau memang tak pernah berhenti membuktikan kehebatanmu,” bisik Dania, suaranya nyaris seperti angin yang berhembus pelan, membawa harapan yang dititipkan pada bibirnya.Tangannya yang lembut mengusap perut buncitnya, merasakan kehidupan kecil yang berdenyut di sana, seolah memberitahu bahwa di balik setiap tatapan penuh bangga itu, ada cinta yang semakin bertumbuh.“Lihatlah, Nak. Ayahmu semakin terkenal dan hebat.” Matanya berbinar, kagum akan ketampanan suaminya yang tak pernah memudar meski telah ia pandangi ribuan kali.“Kau tampan sekali, Mark...” gumamnya dengan senyum yang menghiasi wa
Baca selengkapnya

Bab 178: Night Party

Waktu telah melaju hingga malam menembus angka delapan, membawa atmosfer elegan dalam ruang pesta yang kini penuh dengan kerlip cahaya dan gaung musik lembut yang menyambut kedatangan para tamu.Pesta perayaan kesuksesan penjualan produk terbaru Mark telah dimulai, dan kehangatan suasana bertambah seiring dengan kehadiran tamu-tamu yang datang, wajah-wajah yang berbinar dengan senyum kagum dan salut.Dania berdiri di samping sang suami, sosok yang memancarkan kharisma luar biasa di tengah gemerlap ruangan.Mark, dengan senyum ramah namun tegas, menyapa setiap tamu yang menghampiri mereka. Di sampingnya, Dania terasa bagai bulan yang diam-diam menyinari, keanggunannya terpancar dalam kesederhanaan senyum lembutnya.“Hamilnya sudah besar sekali, ya. Apa jenis kelaminnya?” tanya salah seorang tamu, nadanya penuh rasa ingin tahu dan kekaguman.“Kami sengaja tidak ingin mengetahuinya terlebih dahulu. Biarkan menjadi kejutan kami saja,” jawab Mark sambil tersenyum, suaranya terdengar penuh
Baca selengkapnya

Bab 179: Sudah tidak Sabar

Waktu sudah menunjuk angka sebelas malam. Bayang-bayang malam meliputi segala sudut ruangan, menyelubungi mereka dalam keintiman yang hanya bisa ditemukan di sela-sela gelapnya malam.Pesta telah usai, riuh rendah suara dan denting gelas telah memudar, menyisakan hanya mereka berdua. Malam itu, Mark dan Dania memilih untuk tidak pulang, namun meleburkan kenangan di kamar yang sudah dipesan sejak awal—kamar yang membawa jejak masa lalu yang tak terhapuskan."Astaga, Mark," bisik Dania dengan suara lembut, hampir seperti desahan, saat pandangannya menyapu setiap inci ruangan yang sarat kenangan."Bukankah kamar ini dulu jadi saksi bisu kau menikahiku tanpa izin?" Ada nada getir yang tersembunyi di balik senyumnya, mengenang kenangan lama yang tak mungkin terlupa.Mark terkekeh, senyum tipis menghiasi wajahnya yang tampak teduh dalam remang cahaya kamar. "Ya. Waktu itu kau memintaku untuk diam dan menyelamatkanmu." Matanya memandang jauh, menyelam dalam ingatan. "Aku jadi penasaran… baga
Baca selengkapnya

Bab 180: Terlalu Sulit

Satu minggu telah berlalu, dan kabut misteri mulai terkuak. Di balik laporan audit yang baru saja diterimanya, Mark menemukan potongan-potongan kebenaran yang tersembunyi, seperti lembaran rahasia yang kini tersingkap di hadapannya.Perusahaan Kevin, yang rencananya akan ia akuisisi, ternyata dipenuhi dengan jejak-jejak kecurangan yang selama ini terbungkus rapat di balik dinding-dinding berlapis emas."Berikut laporan yang sudah kami periksa, Tuan," ujar Henry, suara tenangnya menyiratkan kepastian. "Seperti dugaan Anda. Memang benar, Tuan Kevin telah melakukan berbagai transaksi ilegal, memanipulasi data, dan tidak melaporkan keuangan dengan benar."Mark mengulurkan tangannya, mengambil dokumen yang penuh rahasia kelam itu. Dengan teliti, ia membaca satu per satu kesalahan yang telah dilakukan oleh Kevin selama menjadi CEO di Kv’s Group. Setiap lembar membawa aroma konspirasi yang telah lama membusuk, noda yang akan segera dituntaskan dengan keadilan.Napasnya tertahan, lalu ia meng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status