Home / Romansa / Terjerat Cinta CEO Dingin / Bab 172: Mengadu dalam Harmoni yang Memabukkan

Share

Bab 172: Mengadu dalam Harmoni yang Memabukkan

last update Last Updated: 2024-11-08 23:25:04

Begitu mereka tiba di rumah, suasana terasa damai dan penuh kehangatan.

Dania terus mengusap sisi wajah Mark, seolah tak ingin melepaskan sentuhan itu, seolah ia masih tak percaya bahwa setiap potongan kenangan yang hilang kini telah kembali, membentuk keping-keping utuh tentang pria yang ia cintai.

Dalam pelukan, mereka duduk berdua di sofa, tangan Mark melingkar hangat di pinggangnya, menjalin rasa yang tak terputuskan.

“Sayang?” Mark berbisik pelan, memecah hening di antara mereka dengan nada yang lembut namun penuh arti.

“Hm? Ada apa, Sayang?” tanya Dania, suaranya lirih dan manis seperti belaian angin pagi yang menyejukkan.

Mark menatapnya dalam-dalam, senyuman tipis tersungging di wajahnya, menambah pesona yang selalu membuat Dania terpesona.

“Aku hanya ingin memastikan satu hal,” ucapnya sambil mengelus punggung tangan istrinya dengan lembut, seolah mencoba merasakan setiap denyut yang berpadu dalam kehangatan mereka.

“Menyadari apa, Mark?” Dania balas menatapnya, matanya berbi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Ika Dewi Fatma J
yakin deh Dania,kalo cuma kamu satu2nya yg ada di hati Mark kalo Dania masih ada iklannya di Kevin kan haha
goodnovel comment avatar
yesi rahmawati
Kesetiaan kalian berdua membawa kebahagian di kemudian hari
goodnovel comment avatar
wieanton
lanjuuuttt deh romantis nya aku gk ngintip kalian ah, takut mau ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 173: Rencana Makan Malam

    Mark mengangkat tubuh Dania dalam dekapannya, seperti sepasang sayap yang ingin ia lindungi dari dunia yang fana.Tatapan mereka tak terputus, saling meneguk napas dalam kehangatan yang memabukkan, seperti dua jiwa yang haus akan keabadian.Dengan hati-hati, ia merebahkan tubuh Dania di atas kasur, membiarkan kelembutan ranjang itu menjadi saksi bisu dari cinta yang menggebu di dada.“Masih belum puas, hm?” bisik Dania dengan nada manis yang mengundang, menggoda seperti hembusan angin lembut di tengah malam.Sebuah kecupan singkat namun penuh arti mendarat di bibirnya, senyum Mark mengembang tipis, seolah tak akan pernah cukup baginya. “Tidak akan pernah ada puasnya jika menyentuhmu, Dania. Jangan bertanya hal aneh seperti itu.”Tawa kecil Dania mengalun, seperti melodi malam yang penuh pesona. “Baiklah,” ucapnya lembut, seakan menyerahkan segalanya hanya untuknya.Mark menunduk, bibirnya menyapu lagi bibir Dania dengan rasa yang tak tertahan. Sehelai kain terakhir pun terjatuh, hingg

    Last Updated : 2024-11-09
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 174: Romantic Dinner

    Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam ketika Mark dan Dania tiba di restoran mewah yang telah disiapkan Vicky, asisten setia mereka.Restoran itu berkilauan dalam gemerlap lampu kristal, berdesain elegan dengan sentuhan hangat yang memancarkan kemewahan tanpa berlebihan.Di setiap sudut, pemandangan indah malam kota terlihat melalui dinding kaca yang tinggi, menciptakan suasana seolah-olah dunia malam ada dalam genggaman mereka.“Tempatnya sangat indah, Mark. Vicky benar-benar tahu bagaimana memilih restoran mewah yang nyaman,” ucap Dania, matanya menelusuri setiap detail ruangan dengan kagum.Mark tersenyum penuh kepuasan, tatapannya tak beranjak dari wajah istrinya yang bersinar malam itu. “Syukurlah kau menyukainya. Karena kalau tidak, kita bisa pindah tempat kapan saja,” jawabnya ringan, seolah kemewahan ini hanyalah hal sepele baginya.Dania hanya memutar bola matanya, menyadari betapa mudahnya pria ini mengucapkan hal semacam itu.“Meskipun aku tahu kekayaanmu tak terbatas,

    Last Updated : 2024-11-09
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 175: Kasus Besar yang Baru Diungkap

    Dania baru saja selesai mandi, dan aroma segar yang melekat di tubuhnya perlahan memenuhi ruang itu.Langkah-langkahnya yang lembut membawa dirinya mendekati Mark, yang tengah duduk santai di sofa dengan sebuah majalah edisi minggu ini di tangannya. Ada ketenangan yang memancar dari wajahnya, seakan-akan dunia luar tak dapat mengusik kedamaiannya.“Mark?” panggil Dania, suaranya selembut embun pagi yang menyapa, mencoba meraih perhatian pria itu.Mark mengangkat wajahnya sedikit, matanya tetap terpaku pada halaman majalah. “Ada apa, Sayang?” tanyanya tanpa melepaskan pandangannya, namun kehangatan dalam suaranya membuat Dania merasa dipedulikan, walaupun hanya sejenak.“Bagaimana kasus mereka bertiga? Apakah mereka akan dihukum sesuai dengan perkara yang mereka lakukan?” lanjutnya, suaranya kini bergetar sedikit, membawa nada kekhawatiran yang ia sembunyikan di balik keheningan tadi.Mark menutup majalah itu perlahan, membiarkan matanya kini benar-

    Last Updated : 2024-11-10
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 176: Kedatangan Tamu tak Diundang

    Satu bulan telah berlalu, membawa perubahan yang begitu drastis bagi dunia bisnis. Perusahaan milik Kevin kini berada di ambang kehancuran, menyisakan sisa-sisa kejayaan yang tergerus oleh peluncuran produk Mark minggu lalu.Dengan elegansi dingin dan perhitungan tajam, Mark meraih puncak dengan omzet perusahaannya melonjak hampir sembilan puluh persen.Ia kini menjadi magnet yang menarik perhatian, bahkan membuat Reino, komisaris utama Kv’s Group, datang menemuinya — sesuai rencana Mark yang telah tertata sempurna sejak awal."Saya ingin menyampaikan selamat atas suksesnya peluncuran produk terbaru Anda, Tuan Mark," ucap Reino, nada suaranya mencoba bersikap ramah, meskipun ada kegugupan yang tersirat di dalamnya.Mark hanya mengangguk singkat, sorot matanya tenang namun dalam, penuh perhitungan yang membuat Reino merasa seperti tengah berdiri di hadapan singa yang menunggu momen untuk menerkam."Terima kasih. Dan saya menghargai waktu Anda untuk datang menemuiku, Tuan Reino," jawab

    Last Updated : 2024-11-10
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 177: Wanita yang Dicintai lebih dari Apa pun

    Dania menyunggingkan senyum tipis, menatap layar kaca dengan penuh kekaguman ketika nama Mark bergema dalam berita sore itu.Wajah tampannya terpampang jelas di layar, menjadi pusat perhatian, menyaksikan sukses besar peluncuran produk terbarunya yang kini disambut pasar dengan antusias.Sorot matanya bersinar lembut, seolah-olah setiap detik menyimpan kebanggaan yang sulit ia ungkapkan.“Mark... kau memang tak pernah berhenti membuktikan kehebatanmu,” bisik Dania, suaranya nyaris seperti angin yang berhembus pelan, membawa harapan yang dititipkan pada bibirnya.Tangannya yang lembut mengusap perut buncitnya, merasakan kehidupan kecil yang berdenyut di sana, seolah memberitahu bahwa di balik setiap tatapan penuh bangga itu, ada cinta yang semakin bertumbuh.“Lihatlah, Nak. Ayahmu semakin terkenal dan hebat.” Matanya berbinar, kagum akan ketampanan suaminya yang tak pernah memudar meski telah ia pandangi ribuan kali.“Kau tampan sekali, Mark...” gumamnya dengan senyum yang menghiasi wa

    Last Updated : 2024-11-11
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 178: Night Party

    Waktu telah melaju hingga malam menembus angka delapan, membawa atmosfer elegan dalam ruang pesta yang kini penuh dengan kerlip cahaya dan gaung musik lembut yang menyambut kedatangan para tamu.Pesta perayaan kesuksesan penjualan produk terbaru Mark telah dimulai, dan kehangatan suasana bertambah seiring dengan kehadiran tamu-tamu yang datang, wajah-wajah yang berbinar dengan senyum kagum dan salut.Dania berdiri di samping sang suami, sosok yang memancarkan kharisma luar biasa di tengah gemerlap ruangan.Mark, dengan senyum ramah namun tegas, menyapa setiap tamu yang menghampiri mereka. Di sampingnya, Dania terasa bagai bulan yang diam-diam menyinari, keanggunannya terpancar dalam kesederhanaan senyum lembutnya.“Hamilnya sudah besar sekali, ya. Apa jenis kelaminnya?” tanya salah seorang tamu, nadanya penuh rasa ingin tahu dan kekaguman.“Kami sengaja tidak ingin mengetahuinya terlebih dahulu. Biarkan menjadi kejutan kami saja,” jawab Mark sambil tersenyum, suaranya terdengar penuh

    Last Updated : 2024-11-11
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 179: Sudah tidak Sabar

    Waktu sudah menunjuk angka sebelas malam. Bayang-bayang malam meliputi segala sudut ruangan, menyelubungi mereka dalam keintiman yang hanya bisa ditemukan di sela-sela gelapnya malam.Pesta telah usai, riuh rendah suara dan denting gelas telah memudar, menyisakan hanya mereka berdua. Malam itu, Mark dan Dania memilih untuk tidak pulang, namun meleburkan kenangan di kamar yang sudah dipesan sejak awal—kamar yang membawa jejak masa lalu yang tak terhapuskan."Astaga, Mark," bisik Dania dengan suara lembut, hampir seperti desahan, saat pandangannya menyapu setiap inci ruangan yang sarat kenangan."Bukankah kamar ini dulu jadi saksi bisu kau menikahiku tanpa izin?" Ada nada getir yang tersembunyi di balik senyumnya, mengenang kenangan lama yang tak mungkin terlupa.Mark terkekeh, senyum tipis menghiasi wajahnya yang tampak teduh dalam remang cahaya kamar. "Ya. Waktu itu kau memintaku untuk diam dan menyelamatkanmu." Matanya memandang jauh, menyelam dalam ingatan. "Aku jadi penasaran… baga

    Last Updated : 2024-11-12
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 180: Terlalu Sulit

    Satu minggu telah berlalu, dan kabut misteri mulai terkuak. Di balik laporan audit yang baru saja diterimanya, Mark menemukan potongan-potongan kebenaran yang tersembunyi, seperti lembaran rahasia yang kini tersingkap di hadapannya.Perusahaan Kevin, yang rencananya akan ia akuisisi, ternyata dipenuhi dengan jejak-jejak kecurangan yang selama ini terbungkus rapat di balik dinding-dinding berlapis emas."Berikut laporan yang sudah kami periksa, Tuan," ujar Henry, suara tenangnya menyiratkan kepastian. "Seperti dugaan Anda. Memang benar, Tuan Kevin telah melakukan berbagai transaksi ilegal, memanipulasi data, dan tidak melaporkan keuangan dengan benar."Mark mengulurkan tangannya, mengambil dokumen yang penuh rahasia kelam itu. Dengan teliti, ia membaca satu per satu kesalahan yang telah dilakukan oleh Kevin selama menjadi CEO di Kv’s Group. Setiap lembar membawa aroma konspirasi yang telah lama membusuk, noda yang akan segera dituntaskan dengan keadilan.Napasnya tertahan, lalu ia meng

    Last Updated : 2024-11-12

Latest chapter

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Konferensi Pers Randy

    Tidak membutuhkan waktu lama. Persis dua jam kemudian. Konferensi pers di gelar mendadak.Kilatan lampu kamera menyilaukan, memenuhi ruangan konferensi pers yang penuh sesak.Wartawan dari berbagai media berebut posisi terbaik, mikrofon teracung ke depan, siap menangkap setiap kata yang keluar dari mulut Randy. Ketika langkah Rendy menuju meja konferensi."Pak Randy, apa benar Anda mengakui telah mencuri desain Stevan?" seru seorang reporter, suaranya nyaring menembus hiruk-pikuk saat Randy melangkah tergesa menuju meja utama konferensi pers."Apakah ini berarti semua tuduhan terhadap Stevan tidak benar?" tanya yang lain, matanya berbinar, mencium aroma skandal besar.Randy menelan ludah. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Ia mencoba membuka mulut, tetapi suara gemuruh kamera dan bisik-bisik wartawan membuat dadanya semakin sesak.Ia bukan lagi penguasa ruangan. Sekarang ia hanya seorang pria yang terpojok di bawah sorotan lampu.Randy berdiri di depan puluhan mic dari berbagai m

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Randy yang Menantang Maut

    "Siapa yang mengizinkanmu memasuki ruanganku, Mark?" pekik Randy, suaranya melengking, dipenuhi keterkejutan yang tak mampu ia sembunyikan.Matanya membulat, seperti seekor tikus yang baru saja menemukan dirinya terperangkap dalam sarang ular."Kenapa?" Mark menjawab dengan nada sedingin es yang menetes perlahan-lahan, menusuk hingga ke tulang."Bukankah kau selalu menantangku di media? Kenapa setelah aku datang, kau malah terkejut seperti itu?" Matanya menatap Randy tajam, bagaikan elang yang mengintai mangsanya dari ketinggian, siap untuk menerkam tanpa ampun.Tatapan itu membuat Randy tersentak. Nyali yang sebelumnya membara di layar media kini menciut, redup seperti lilin di tengah badai.Kata-kata penuh keberanian yang biasa ia lontarkan berubah menjadi gumaman yang kehilangan arah."Bukan kau yang aku singgung, tapi Stevan!" ujar Randy, suaranya masih mencoba terdengar tegas, meski jelas ada getaran kecil yang mencemari nada itu."Baik aku maupun Stevan, sama saja," ujar Mark, s

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Mulai Mengganggu

    "Argh! Sial!" seru Emma, suaranya melengking di tengah gemuruh musik yang menghentak.Cahaya neon ungu dan merah berkedip-kedip, membelah bayangan tubuhnya yang bergetar oleh frustrasi. Wajahnya yang memerah oleh amarah terlihat kontras dengan lipstik merah tua yang menghiasi bibirnya.Ia mencengkeram gelas koktail di tangannya hingga jari-jarinya memutih, seolah ingin menyalurkan kemarahan ke dalam benda mati itu.Sudah hampir dua bulan di New York, namun sosok Stevan yang diinginkannya masih saja tak tersentuh, bagai bayang-bayang yang terus menghindar dari cahaya."Sudahlah, Emma," ujar Rose lembut namun tajam, sambil menyandarkan tubuh rampingnya ke sofa empuk."Stevan tidak akan mau padamu. Jika dia menyukaimu, dia pasti sudah menyatakan cinta sejak kalian kuliah. Tapi itu tidak pernah terjadi, bukan?" Rose mengangkat alis, bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil yang terasa seperti belati.Emma mendengus kasar, matanya menyipit dengan amarah yang membara. "Itu karena dia su

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Tidak Seharusnya Meragukannya

    Stevan mengerutkan keningnya, sorot matanya tertuju pada Clara yang sedari tadi hanya memutar-mutar spaghettinya tanpa minat.Piring di depannya terlihat seperti kanvas yang hanya dilukis separuh hati, gerakan garpu yang berulang menciptakan pola tanpa arah, mencerminkan pikiran yang penuh gejolak.Mereka kini duduk di sebuah restoran kecil nan hangat, dindingnya dihiasi lukisan klasik yang seolah ingin membawa pengunjung ke era lampau.Di luar, matahari siang mengintip malu-malu dari balik awan kelabu, sinarnya yang redup memantul lembut di permukaan meja kayu tempat mereka duduk.“Honey?” panggil Stevan, suaranya penuh perhatian, seperti alunan nada piano yang lembut di tengah hening.“Are you okay?” tanyanya dengan nada sedikit cemas, matanya menatap Clara dengan intensitas yang sulit diabaikan.Clara mendongakkan kepala, memandang Stevan dengan mata yang tampak berkilau namun terselubung bayangan kegelisahan. “Ya. I’m okay,” ucapnya lirih, bibirnya yang pucat membentuk senyum tipi

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Percakapan Random Keluarga Evander

    "Clara? Apa kau tidak merasakan sesuatu?"Suara Mark memecah keheningan dengan nada yang tenang namun penuh teka-teki, seperti bisikan angin malam yang membawa rahasia gelap dari kejauhan.Tatapan matanya mengunci Clara, seolah mencari jawaban yang tak pernah terucap."Apa maksudmu, Dad? Aku tidak mengerti sedikit pun," jawab Clara dengan alis yang berkerut.Ia melanjutkan kunyahannya pada cokelat batang yang mulai meleleh di sudut bibirnya, sementara matanya terpaku pada lembaran buku yang baru saja dibelinya.Mark menghela napas panjang, mengangkat kepalanya perlahan seolah mencari kata-kata yang tepat di langit-langit ruang tamu yang redup. “Sudah berapa lama kau dan Stevan menjalin hubungan?”Pertanyaan itu melayang di udara seperti percikan api kecil di tengah kabut, membakar rasa penasaran dalam dada Clara.Clara melirik ke arah ayahnya dengan pandangan setengah penasaran, setengah jengkel. Jarinya mengetuk meja, menghitung pelan.“Sepertinya sudah mau lima bulan. Kenapa, Dad? A

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 251: Makan Malam Keluarga Besar

    Mark mengundang Stevan, Sean, Amy, dan juga Lisa untuk makan malam di rumahnya. Clara sendiri tidak tahu jika Mark mengadakan makan malam ini, sehingga suasana di meja makan terasa lebih intim, namun ada juga ketegangan yang menggantung di udara.“Terima kasih atas kehadirannya di acara makan malam ini,” ucap Mark dengan suara berat, matanya menyapu ke seluruh wajah yang hadir, memberikan kesan bahwa setiap kata yang keluar dari bibirnya tidak bisa dianggap remeh.Clara menoleh ke arah Samuel, merasakan kegelisahan yang mulai tumbuh di dada. Pria itu hanya mengendikan bahunya, tanda bahwa dia pun tak tahu jika Mark mengundang orang tuanya dan ibu Stevan ke rumah mereka malam ini.“Terima kasih juga sudah mengundangku pada acara ini, Mark,” ucap Lisa dengan nada lembutnya, namun ada nada yang agak dipaksakan dalam suaranya, seperti yang sering terlihat pada orang yang berusaha menyembunyikan perasaan tidak nyaman.Mark tersenyum tip

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 250: Tindakan yang Membuat Mabuk Kepayang

    “Apa yang kau bawa dari London? Aku sudah tidak sabar melihatnya.” Clara, yang sebelumnya bersumpah tidak akan memaafkan Stevan, justru merasa seolah tak bisa menjauh dari pria itu.Pertahanannya luluh, begitu cepat dan begitu tiba-tiba, saat tatapan Stevan menyentuhnya dengan kekuatan yang tak terungkapkan.Ada sesuatu dalam mata pria itu yang begitu memikat, seakan ia menarik Clara ke dalam pusaran perasaan yang sulit ditolak.Stevan menatap wajah Clara dengan intensitas yang dalam, seakan ingin membaca setiap jejak emosi yang bersembunyi di dalamnya.Dengan gerakan yang begitu lembut namun penuh tekad, ia menarik wajah Clara mendekat.Bibir mereka bertemu dalam ciuman yang begitu mendalam, tak terduga, dan penuh gairah. Ciuman itu bukan sekadar pertanda rindu, melainkan sebuah ledakan emosi yang membakar seluruh penahanan mereka.Clara terkejut, hatinya berdebar dengan cepat dan hampir tak teratur. Ciuman itu datang tanpa aba-

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 249: Permintaan Maaf Stevan

    Dua minggu kemudian...Perpisahan Lisa dan Randy akhirnya resmi selesai, menyisakan babak baru yang dimulai dengan rasa lega bercampur keraguan.Di bawah langit kelabu New York yang seolah mengerti beratnya perjalanan ini, Lisa mengikuti langkah Stevan memasuki rumah sederhana yang telah disiapkan untuknya.“Ini rumahmu selama di sini,” ucap Stevan singkat, suaranya datar, tetapi ada sekilas kelembutan yang sulit disembunyikan.Lisa melangkah perlahan, matanya mengamati setiap sudut rumah dengan sorot yang sarat makna.Dinding putih bersih, perabotan minimalis, dan suasana hangat rumah itu memberi rasa nyaman yang sudah lama ia rindukan. Sebuah senyum kecil menghiasi wajahnya, seolah menghapus jejak beban dari masa lalunya.“Terima kasih, Nak. Aku tidak akan merepotkanmu selama di sini,” ucapnya lembut, namun suaranya mengandung getar haru.Stevan hanya mengangguk tipis, wajahnya sulit dibaca. Hatinya terbelah&

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 248: Ancaman Mengerikan Randy

    Ketika pintu apartemen terbuka dengan suara berderit yang berat, Randy berdiri di ambang pintu, tatapan matanya seperti kilatan petir yang menyambar langit malam.Udara di dalam ruangan mendadak terasa dingin, menciptakan suasana tegang yang mengancam meledak kapan saja.“Kau,” desis Randy dengan suara serak yang dipenuhi kemarahan, langkahnya mendekati Stevan dengan berat seperti membawa dendam yang membara. “Kau yang telah menghasut ibumu untuk bercerai denganku, huh?”Stevan berdiri tegak di sisi ruangan, wajahnya tenang namun matanya menyala dengan amarah terpendam.“Memangnya kau masih mengharapkan ibuku?” tanyanya, suaranya tegas seperti pisau yang menusuk ke dalam.“Selama ini kau hanya memanfaatkan ibuku agar mau membujukku untuk membangun perusahaanmu, Tuan Randy yang terhormat.”Randy menggeram, tangannya mengepal hingga buku-bukunya memutih. “Kurang ajar!” ia men

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status