Semua Bab Suami Yang Kusangka Satpam Ternyata Bos Besar: Bab 11 - Bab 19

19 Bab

Bab 11 Berusaha Menggoda

Ratih sadar jika pertanyaannya menghancurkan suasana hati putrinya yang sedang baik. Harusnya dia tidak bertanya seperti itu dan membuat wajah putrinya menjadi murung. Jika saja kata-kata sebelumnya bisa ditarik kembali, maka Ratih akan melakukan hal tersebut.Ratih menghela napas, lalu meletakkan satu tangannya di atas tangan Seyra yang berada di atas meja. Dia masih mengamati wajah murung itu. Kemudian berkata dengan lembut. "Maafkan, Ibu."Seyra membalas tatapan ibunya, menatap wajah yang kurus dan terlihat pucat. Ibunya sudah banyak memikul beban selama ini. Jadi dia tidak ingin membuat ibunya merasa bersalah, hanya karena pertanyaan barusan."Ibu nggak perlu minta maaf," balas Seyra sambil tersenyum lembut. Dalam sekejap dia mengubah ekspresi wajahnya kembali ceria karena tidak ingin membuat ibunya merasa tertekan."Aku akan mengambil mangkok ke dapur. Ibu tunggu di sini ya!" Seyra berusaha mengalihkan perhatian ke hal lain. Dia tidak ingin suasananya menjadi canggung dan merasa
Baca selengkapnya

Bab 12 Kedatangan Sepupu

Hari-hari berlalu begitu cepat dan berjalan seperti semestinya. Regan berdiri di depan jendela besar kantornya, memandang gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di kejauhan. Wajahnya yang tampan terkena sinar matahari, membuatnya tampak anggun dan berkilau di pagi yang cerah.Di dalam kepalanya, berbagai pikiran dan hal-hal penting lainnya bergelut satu sama lain.Istrinya, yang dinikahi beberapa minggu lalu tidak sempat terbesit di pikirannya. Regan terlalu sibuk dengan urusan bisnis yang kerap menuntut perhatian dan energinya. Hingga melupakan seseorang yang setiap waktu menunggu kabar darinya.Pintu kantor terbuka tiba-tiba, menghentikan lamunannya. Seorang asisten bernama Tama melangkah masuk dengan langkah lebar berhenti tepat di belakangnya. Dengan tatapan serius, Tama memberitahukan informasi pada Regan tentang sesuatu yang kurang menyenangkan."Tuan, orang kita mencurigai adanya kasus penggelapan dana di salah satu cabang perusahaan Osvaldo."Regan membalikkan tub
Baca selengkapnya

Bab 13 Kedatangan Tamu Penting

Regan baru saja memasuki bar. Kedua kakinya melangkah pelan saat berjalan di antara kerumunan orang-orang yang sedang menikmati suasana malam. Dengan mata yang tajam, dia mengedarkan tatapan ke sekelilingnya mencari sosok Robert yang sering menjadi partner berpestanya.Setelah beberapa saat, matanya akhirnya menemukan Robert yang duduk di pojok ruangan, disertai oleh seorang wanita cantik yang menyertainya.Dengan langkah lebar, Regan berjalan menuju meja Robert. Wajahnya yang menonjol dan tubuhnya yang sempurna, menarik perhatian beberapa wanita di sekitarnya. Para wanita itu menatapnya kagum, lapar dan penuh damba. Bahkan beberapa dari mereka mencoba untuk merayu, menggoda, serta menawarkan diri untuk bergabung dengannya.Namun, Regan hanya menanggapinya dengan wajah dingin, menyingkirkan tangan-tangan nakal yang mencoba meraba-raba tubuhnya. "Jangan menggangguku!" Suaranya terdengar rendah. Namun mampu membuat wanita itu mundur perlahan.Dari tempat duduknya, Robert tersenyum lebar
Baca selengkapnya

Bab 14 Perasaan Campur Aduk

Regan baru saja memasuki lobi bersama rombongannya dari perusahaan pusat. Wajahnya terlihat datar saat melewati barisan orang-orang yang menyambutnya di lobi, mengabaikan tatapan-tatapan kagum yang tertuju ke arahnya. Hingga tiba-tiba ekor matanya, menangkap keberadaan Seyra berada di antara barisan orang-orang yang menyambutnya.Matanya melebar. Namun, ia segera menyembunyikan ekspresi terkejutnya di balik wajah datarnya yang dingin. Dia mencoba bersikap biasa seolah-olah tidak menyadari keberadaan Seyra, meski dia tahu jika gadis itu saat ini sedang mengamatinya.Sementara itu, mata para karyawan wanita tidak berkedip, menatap beberapa pria tampan di antara rombongan itu. Bisikan-bisikan pun mulai terdengar di antara mereka, mencoba menebak siapakah kira-kira sosok presdir di antara para pria tampan itu.Seyra masih tertegun di pijakannya, nyaris tidak mempercayai dengan apa yang dilihatnya saat ini. Regan, suaminya yang belakangan ini dia cari tampak berjalan di antara orang-orang
Baca selengkapnya

Bab 15 Membeku

"Di dalam USB ini, terdapat bukti adanya sejumlah uang yang tidak masuk ke dalam laporan keuangan perusahaan. Kami menemukan transaksi mencurigakan yang dilakukan oleh beberapa rekening yang tidak terdapat di dalam daftar resmi perusahaan. Selain itu juga, ada bukti-bukti lain yang menunjukkan adanya penyelewengan dana," ucap Regan menjelaskan, jarinya menunjuk ke arah benda kecil yang tergeletak di atas meja."Bagaimana? Apa dari kalian tidak ada yang ingin mengaku?" Dengan tatapan tajam, Regan mulai mengintimidasi satu per satu penghuni meja rapat itu. Beberapa dari mereka tampak menunduk. Ada juga yang berusaha mengalihkan tatapan ke arah lain, dan ada pula yang tampak memasang wajah tenang."Saya hampir tidak percaya, bagaimana bisa perusahaan yang sudah berjalan dengan baik tiba-tiba terlibat dalam kasus penggelapan dana," timpal Robert yang ikut bergabung dalam rapat tersebut. Matanya ikut menelisik beberapa anggota rapat yang tampak mencurigakan."Tunggu sebentar! Tentunya tid
Baca selengkapnya

Bab 16 Maaf

Tadinya Seyra berpikir akan memaki pria itu dan mencecarnya dengan sejuta pertanyaan. Namun saat berada di depan Regan, rencananya buyar seketika. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersusun rapi di dalam kepalanya kini lenyap sudah, berganti dengan wajah gugup dan kaku, saat Regan dengan gerakan ringannya menyelipkan rambutnya ke belakang telinga gadis itu.Seyra terdiam, melirik jemari Regan yang masih berada di belakang telinganya. Entah apa yang dilakukan oleh pria itu. Ia merasa jika seharusnya tugasnya sudah selesai. Namun, ia merasakan usapan lembut di belakang kepalanya. Tentu saja hal itu membuatnya merasa canggung. Apalagi selama ini mereka tidak sedekat itu. "Maaf," kata Regan dengan suara tenang. "Aku nggak bermaksud membuatmu khawatir." Dia menarik tangannya setelah memastikan rambut gadis itu sudah rapi.Seyra masih kehilangan suaranya, merasakan jantungnya berdetak tidak beraturan. Tiba-tiba perhatian Seyra tertuju pada penampilan Regan yang baru ia sadari terlihat berb
Baca selengkapnya

Bab 17 Kali Ini Akan Kubalas

"Bagaimana kabarmu, Seyra? Aku harap jawabanmu bukan baik-baik saja." Tania tersenyum licik saat menyapa Seyra yang masih berdiri di depan bilik toilet. Dia merasa penasaran, bagaimana nasib Seyra setelah mengundurkan diri dari perusahaan Pratama. Apakah nasibnya buruk? Atau jauh lebih buruk dari sebelumnya.Tania hanya menginginkan dua jawaban itu.Seyra mencoba untuk tetap tenang dan berusaha untuk tidak terpancing dengan Tania yang berusaha memprovokasinya. "Sayangnya apa yang kamu harapkan tidak sesuai dengan keinginanmu. Karena kabarku saat ini lebih dari sekedar baik. Sangat-sangat baik. Maaf ya, sudah mengecewakanmu."Seyra tersenyum singkat, lalu berjalan ke arah wastafel untuk membenarkan riasannya. Dia berdiri di samping Tania yang saat ini menatap tajam ke arahnya. "Ngapain kamu di sini?" tanya Tania sambil mengawasi Seyra yang sedang merapikan rambutnya."Hanya orang bodoh yang melemparkan pertanyaan itu. Harusnya kamu sudah tahu jawabannya," jawab Seyra tanpa menoleh ke
Baca selengkapnya

Bab 18 Kenapa Matamu Terpejam?

"Terima kasih." Seyra menoleh saat baru saja Regan menghentikan mobilnya di depan lobi. Dia memandangi wajah pria itu dari samping, mengamati garis rahangnya yang tegas."Kamu nggak perlu berterimakasih." Regan memalingkan wajahnya ke arah Seyra, hingga tatapan mereka saling bertemu. "Itu sudah menjadi tanggung jawabku."Regan mengulas senyum tipis, membuat wajah pria itu terlihat lebih tampan berkali-kali lipat. Seyra buru-buru memalingkan wajahnya saat tiba-tiba wajah pria itu mendekat. Dia menahan napas, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun saat matanya melirik ke bawah, ia baru menyadari jika Regan membantunya untuk melepas sabuk pengaman.Seyra memejamkan matanya erat, merutuki kebodohannya yang sudah berpikiran hal lain. "Kenapa matamu terpejam?"Gadis itu langsung membuka matanya saat mendengar suara Regan. Wajahnya memerah karena malu. Namun ia segera menyembunyikannya dan berusaha mengalihkan suasana agar tidak canggung. "Regan, aku ingin kamu kembali ke ruma
Baca selengkapnya

Bab 19

Seyra melirik ke arah manajernya yang berdiri di sudut lift, masih memperhatikannya dengan tatapan dingin. ia berharap dengan sangat jika lift segera sampai di lantai dasar dan ia bisa terbebas dari rasa tak nyaman itu. Waktu terasa berjalan begitu lambat dan detik demi detik terasa seperti jam. Tangannya berkeringat dan dadanya sesak, ia butuh udara segar secepatnya. Tapi lift terus berjalan dengan lajunya yang lamban.Ting!Seyra melangkah keluar dari lift dengan cepat, berharap untuk segera pulang ke rumah setelah hari yang melelahkan di kantor. Ia menoleh ke belakang saat sudah berjalan cukup jauh. Seyra masih melihat manajernya yang masih saja memperhatikannya dengan tatapan menakutkan.Saat sampai di depan pintu lobi, Seyra tersenyum lega saat melihat Regan tiba-tiba muncul di depannya."Kenapa nomornya nggak aktif?" tanya Seyra, suaranya terdengar sedikit kesal."Maaf, ponselku kehabisan batrei," jawab Regan sambil membukakan pintu mobil, kemudian membimbing Seyra untuk masuk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status