Semua Bab Suami Yang Kusangka Satpam Ternyata Bos Besar: Bab 51 - Bab 60

65 Bab

Bab 51 Perkara Undangan

Davidson memasang wajah marah dan heran saat melihat Aldo mendekatinya dengan senyuman ramah, mencoba meredakan kemarahan yang terlihat di wajahnya. "Maafkan kami, tuan Davidson. Ini hanyalah kesalahpahaman kecil," ucap Aldo dengan penuh kesopanan.Namun, Tania yang ingin menjatuhkan dan mempermalukan Seyra dengan tegas menunjuknya sebagai biang kekacauan yang terjadi. "Dia yang memulai semuanya. Dia yang menciptakan semua masalah ini," tegasnya sambil menatap tajam kepada Seyra.Seyra menggelengkan kepala menolak tuduhan yang dilemparkan padanya. "Maaf, Tuan Davidson. Saya hanya meladeni apa yang Tania mulai terlebih dahulu. Saya tidak memiliki niat untuk membuat kekacauan di pesta ini," katanya dengan sopan."Tuan, jangan percaya dengan dia. Seyra adalah pembohong yang licik. Dia yang menyerang saya tanpa alasan. Tamparan di wajah saya adalah buktinya," seru Tania dengan nada tinggi. Dia yang licik terus bersikukuh menyalahkan Seyra. "Saya yakin dia juga pasti tidak memiliki undang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-15
Baca selengkapnya

Bab 52 Usir Mereka

Wajah pucat Aldo hanya berubah sepersekian detik saja. Setelahnya dia berpikir jika Davidson perlu diingatkan jika dia mengundang orang yang salah. Mungkin Davidson mengundangnya karena kasihan atau mungkin karena memiliki alasan lain. "Apa Tuan tidak salah? Saya pikir dia tidak layak mendapatkan kehormatan dari Anda. Dia hanyalah seorang satpam di perusahan saya," ujar Aldo mengingatkan kembali. Tentu saja dia tidak ingin kalah dari Regan. Aldo mendapatkan undangan lewat sekretaris. Sementara Regan langsung mendapat undangan dari Davidson. Yang benar saja. Hal itu membuat Aldo tidak terima, mengingat bagaimana status Regan yang selama ini dia ketahui hanyalah seorang satpam.Davidson menatap Aldo datar, tanpa memperlihatkan reaksi apapun. Dia ingin melihat sejauh mana Aldo akan menjelek- menjelekkan Regan. Matanya melirik ke arah lain untuk melihat ekspresi dan reaksi Regan. Namun nihil, wajah Regan terlihat datar, tidak menunjukkan emosi sama sekali."Lalu, apa masalahmu? Bukankah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-15
Baca selengkapnya

Bab 53 Percaya Padaku

Davidson memanggil beberapa bodyguard untuk membantu mengusir Aldo dan Tania. Beberapa pria besar berbaju hitam datang mendekati mereka dan mencoba menyeret mereka keluar dari pesta. Aldo dan Tania mulai memberontak, menolak untuk diusir dengan kasar."Ayo pergilah, kalian tidak diinginkan di sini," ujar salah satu bodyguard sambil mencoba menarik tangan Tania.Namun, Aldo tidak tinggal diam. Dia menatap tajam Regan dan Seyra yang membuat dirinya diusir secara tidak terhormat seperti ini."Apa yang kalian lakukan ini tidak adil. Kami menolak untuk pergi dan akan tetap di sini!" teriak Aldo sambil menahan kedua kakinya, menolak saat bodyguard mencoba menyeretnya.Tania juga ikut memberontak, menolak untuk pergi dari pesta itu. Dia mengepalkan tangannya dan mencoba melepaskan diri dari cengkraman bodyguard yang mencoba menariknya keluar."Kalian tidak bisa memperlakukan kami seperti ini. Kami adalah tamu yang diundang ke pesta ini. Kami berhak untuk tetap di sini!" ujar Tania dengan sua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-16
Baca selengkapnya

Bab 54 Aku Akan Memecatmu

Seyra menatap ragu-ragu gelas kristal itu. Matanya memandang ke arah wajah Regan yang tampak tersenyum, seolah mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja.Seyra mengembuskan napas, lalu meraih gelas dari tangan Regan. "Bagaimana kalau aku mabuk?" "Aku yang akan bertanggung jawab." Regan meminta bartender untuk menuangkan anggur ke dalam gelas miliknya. Sementara matanya masih memandangi Seyra yang tampak menggenggam gelas berisi cairan merah pekat, tanpa berniat untuk meminumnya.Seyra berpura-pura menatap ke arah lain, saat menyadari Regan menatapnya begitu intens. Matanya yang gelap dan tegas masih saja sering membuatnya gugup. "Memangnya kamu akan bertanggung jawab seperti apa?" Dia bertanya tanpa menoleh ke arah Regan.Regan mengangkat bahu. "Ya, mungkin seperti apa yang sudah aku lakukan sebelumnya."Seyra menoleh cepat, melihat seringai nakal di bibir Regan. Seketika tubuhnya merinding saat mengerti maksud dari perkataan suaminya itu. "Mau mencari kesempatan?"Regan memiringk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-16
Baca selengkapnya

Bab 55 Satu Hari Saja

"Hah!" Seyra terperangah mendengar ucapan Regan. Bagaimana bisa suaminya bertindak semena-semena seperti itu? Seharusnya suaminya itu bangga karena memiliki karyawan yang rajin dan mementingkan pekerjaannya. Justru dia malah ingin memecat lantaran besok ingin masuk kerja."Regan, kamu begitu arogan." Seyra melepas tangan Regan dan menggeser tubuhnya menjauh dari pria itu. Ia merapatkan tubuhnya ke arah pintu mobil dan membuang wajahnya keluar jendela.Regan menghela napas panjang. Matanya memandangi Seyra yang tampak tidak ingin menatap ke arahnya. "Hanya satu hari saja, Seyra. Tidak akan ada yang berubah dari pekerjaanmu. Lagi pula aku bosnya. Mereka tidak akan berani menegurmu."Seyra menoleh cepat, menatap kesal suaminya. "Itu yang membuatku tidak nyaman, Regan. Aku tidak suka jika mereka mengetahui jika kamu suamiku."Regan menautkan alisnya. "Kenapa?""Karena sikap mereka akan berubah," jawab Seyra yang kini sedikit memutar posisi duduknya menghadap Regan. "Beberapa orang yang tu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-16
Baca selengkapnya

Bab 56 Insiden Di Tokoh Perhiasan

"Ibu, kami pulang!"Suara Seyra bergema melintasi ruangan. Dia menarik lengan Regan masuk ke dalam rumah saat keduanya baru saja turun dari mobil. Pagi-pagi sekali mereka berdua datang setelah dua malam meninggalkan Ratih sendirian di rumah."Tunggu sebentar, Nak! Ibu sedang menaruh panci di atas kompor," sahut Ratih dari arah dapur. "Iya, Bu."Seyra mengajak Regan duduk di ruang makan. Dia menatap sekilas ke arah meja yang sudah terhidang nasi goreng dan telur ceplok, lalu kembali menatap Regan yang meletakkan tas kerja di kursi sebelahnya. "Tunggu di sini! Aku akan membantu ibu di dapur."Regan mengangguk, membiarkan Seyra meninggalkan dirinya di meja makan sendirian. Matanya masih mengawasi punggung Seyra yang kini menghilang di balik tembok, memisahkan antara ruang tengah dan dapur.Sembari menunggu, Regan mengangkat panggilan dari Bastian yang tiba-tiba menghubunginya sepagi ini. "Ada apa, kakek? Kenapa menghubungiku sepagi ini?" tanya Regan pada seseorang di seberang sana yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-17
Baca selengkapnya

Bab 57 Perebutan Perhiasan.

"Tidak. Saya yang lebih dulu memilih perhiasan itu. Jadi saya lebih berhak dari Nyonya. Anda tidak bisa ambil barang yang bukan milik Anda." Seyra tidak akan mengalah. Sudah cukup dia dihina dan direndahkan di hari pernikahan. Kali ini dia harus membalas penghinaan itu dan tetap mempertahankan harga dirinya. Dia tidak akan membiarkan Mira menginjak-injak dan mempermalukan dirinya untuk kedua kalinya.Pelayan berusaha memberi pengertian pada Mira. "Maaf, tapi aturan kami adalah barang akan diberikan kepada pelanggan yang lebih dulu memilihnya.""Ini tidak adil!," ucap Mira dengan marah. "Aku tidak mau tahu, pokoknya aku mau kalung itu sekarang juga.""Tapi, Nyonya ...." Mira mengangkat tangannya, menyuruh sang pelayan untuk diam.Kemudian tatapan tajam Mira tertuju pada Seyra yang masih tidak gentar menghadapinya. "Kamu pasti hanya menggertak. Kamu pasti tidak sanggup membayar kalung itu kan?""Saya sanggup," balas Seyra yakin.Mira mengerang kesal. Dia tidak menyangka jika Seyra masi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-18
Baca selengkapnya

Bab 58 Siapa Berani Mengusir istriku?

Tatapan sang manajer beralih ke arah Seyra. Matanya bergulir dari atas hingga ke bawah, meneliti penampilan wanita itu. Dia bisa menebak, jika Seyra hanyalah seorang pekerja kantoran."Maaf, Nona. Mungkin lebih baik Nona mengalah. Masih banyak perhiasan model lain di toko ini. Biarlah Nyonya ini yang memiliki perhiasan itu," ucap sang manajer, berusaha masih menjaga kesopanannya."Tidak bisa. Saya yang akan tetap membeli perhiasan ini. Harusnya Anda bersikap profesional," kekeh Seyra pada pendiriannya. Dia tidak sudi menyerahkan perhiasan pilihannya pada orang yang sudah berulang kali menghinanya."Saya mohon, jangan dipersulit! Nona lebih muda. Harusnya Nona bisa mengalah." Manajer itu masih berusaha keras membujuk Seyra.Bila saja yang menginginkan perhiasan itu adalah orang lain, mungkin Seyra akan mau mengalah. Namun Mira sudah menginjak-injak harga dirinya, bahkan menghina ibunya dengan keji, tentu saja Seyra tidak mungkin terima dan mau mengalah, meski Mira lebih tua darinya.Se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-18
Baca selengkapnya

Bab 59 Mira Mengadu Pada Aldo

Aldo sedang sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka dengan keras. Mira muncul dengan raut wajah masam dan langsung membanting tasnya di atas meja.Aldo yang sedang fokus memeriksa laporan, tersentak kaget melihat tindakan ibunya. Dia menatap ibunya yang kini duduk di kursi depan meja kerjanya. "Mama kenapa?"Mira menatap tajam Aldo dan menjawab dengan suara yang sedikit tinggi. "Aku tadi bertemu dengan Seyra. Dia mempermalukan mama di toko perhiasan. Aku tidak menyangka, Seyra yang dulunya terlihat sopan dan lembut, kini berubah menjadi kurang ajar dan menghina mama."Wajah Aldo langsung berubah serius ketika mendengar nama Seyra disebut oleh ibunya. Dia menghentikan aktivitasnya sejenak, dan fokus memandang ibunya dengan penuh rasa penasaran. "Seyra? Mantan kekasihku? Apa yang dia lakukan, Ma?"Mira menghela napas panjang sebelum menceritakan kejadian di toko perhiasan tadi. Tentu saja dia melebih-lebihkan kejadian yang sebenarnya, agar Aldo semakin memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-18
Baca selengkapnya

Bab 60 Rumah Baru

Atmosfer ketegangan melingkupi ruangan itu. Terlebih melihat wajah seorang Nyonya Pratama yang tampak mengeras, begitu tidak bersahabat. Tania secara refleks menundukkan kepala saat tatapan tajam Mira seolah ingin mengulitinya. Hubungan dia dan Aldo, belum diketahui oleh Mira. Karena Mira menginginkan Aldo menikah dengan keluarga terpandang dan bersih dari skandal."Tunggu apa lagi! Sekarang keluar!" perintah Mira dengan suara tegas.Tania terhenyak di pijakannya. Dia sedikit mengangkat wajahnya untuk melihat ekspresi Mira yang tidak bersahabat. "Sekali lagi saya minta maaf, Nyonya."Mira hanya menanggapinya dengan wajah dingin. Dia mengibas-ngibaskan tangannya, menyuruh Tania untuk segera keluar.Tania menatap sebentar ke arah Aldo yang hanya diam, tanpa berusaha menahan atau membelanya. Dengan tatapan kecewa, Tania berbalik dan segera keluar dari ruangan itu. Saat sampai di meja ruangannya, ia membuka genggaman tangannya, menatap testpack yang menunjukkan garis dua. Padahal Tania b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status