All Chapters of Suami Yang Kusangka Satpam Ternyata Bos Besar: Chapter 21 - Chapter 30

65 Chapters

Bab 21 Lepas!

Setelah makan malam, Ratih menghampiri Seyra yang sedang mencuci piring di dapur. Dia berhenti sejenak, menunggu putrinya menyelesaikan pekerjaannya."Seyra, Ibu ingin kamu pergi ke warung sebentar untuk membeli sabun dan keperluan lainnya," ucap Ratih sambil menyerahkan catatan dan uang kepada Seyra.Seyra menoleh setelah mematikan keran airnya. Selesai mengelap tangannya, ia hanya mengambil catatan, tanpa berniat menerima uang dari ibunya. "Pakai uang Seyra saja, Bu."Ratih mengangguk, lalu kembali menyimpan uangnya ke dalam dompet kecil. "Belinya di warung dekat saja ya. Nggak usah jauh-jauh!""Ya, Bu " Seyra bergegas mengambil dompetnya di kamar. Saat melintas di ruang tengah, dia melihat Regan duduk di kursi terbuat dari kayu. Pria itu tampak sibuk mengotak-atik ponselnya. Seyra tidak tahu apa yang sedang dilakukannya. Tetapi dalam pikirannya, ia membayangkan jika Regan sedang bertukar pesan dengan seorang wanita cantik. Tidak mungkin pria setampan itu tidak memiliki pengagum di
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

Bab 22 Di Tempat Tidur Yang Sama

Regan meraih kasur lipat dari atas lemari, berniat menggunakannya sebagai tempat tidurnya. Seyra yang baru saja masuk ke dalam kamar, segera menghampirinya dan merebut kasur lipat itu dari tangan Regan."Seyra, apa yang kamu lakukan?" Regan hendak kembali meraih kasur itu. Tetapi, Seyra segera menjauhkannya."Jangan tidur pakai kasur ini lagi!" Seyra membawa kasur itu dan meletakkannya kembali di atas lemari."Lalu, aku harus tidur di mana?" Regan memperhatikan Seyra yang kini berjalan ke arah ranjang. Gadis itu duduk di sana dan menatap ke arahnya."Tidurlah di tempat tidur yang sama denganku," pinta Seyra dengan lembut. Sebelah tangannya menepuk-nepuk ranjang yang di dudukinya."Apa kamu yakin?" Untuk sesaat Regan merasa ragu dengan permintaan Seyra. Sebelumnya gadis itu menginginkan mereka tidur terpisah. Namun tampaknya istrinya itu telah berubah.Seyra mengangguk pelan. "Kita sudah menikah, Regan. Jadi sudah sewajarnya kita tidur di tempat yang sama." Seyra menaikkan kedua kakin
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Bab 23 Jangan Jual Mahal

Seyra benar-benar merasa canggung setelah apa yang terjadi tadi pagi. Dia masih teringat bagaimana Regan tiba-tiba memeluknya dengan erat di tempat tidur. Mereka memang sudah menikah, namun hal semacam itu masih terasa asing baginya."Kita sudah sampai." Regan menghentikan mobilnya, lalu menoleh ke arah Seyra. "Apa yang sedang kamu pikirkan?"Regan mengamati Seyra yang sejak tadi terdiam sepanjang jalan. Gadis itu tidak mengeluarkan suaranya barang sekata pun. Membuat Regan bingung dan juga khawatir. "Apa kamu sakit?"Seyra menggeleng pelan, membalas tatapan Regan. "Aku nggak apa-apa." Dia melepas sabuk pengamannya, lalu segera ingin keluar dari mobil. Namun, Regan dengan cepat menggapai tangannya, mencegah Seyra untuk membuka pintu, membuat gadis itu kembali menoleh ke arahnya. "Ada apa?" Seyra mengangkat alisnya, menunggu Regan bersuara."jika kamu mengalami kesulitan, segera hubungi aku," ucap Regan dengan wajah serius.Seyra mengangguk sambil tersenyum kecil. "Oke."Sejenak Rega
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Bab 24 Fitnah

Seyra merasa panik saat melihat sang manajer yang licik dan penuh nafsu mendekatinya dengan tatapan penuh hasrat. Gadis itu mencoba berlari ke arah pintu, namun Joe dengan langkah cepat segera menghalanginya."Jangan mempersulit dirimu sendiri, Seyra. Lebih baik turuti perintah saya. Maka karirmu akan aman di sini," ucap Joe dengan nada mengancam.Seyra menggeleng cepat. Matanya dipenuhi ketakutan saat Joe semakin mendekat. Tak ada tempat baginya untuk melarikan diri. Dia terjebak di antara tembok dan Joe yang menyeringai dengan wajah menakutkan."Apa yang Anda inginkan?" Seyra mencoba untuk bernegoisasi, berharap Joe akan menahan diri dan membiarkannya pergi.Joe tersenyum miring, terus mendesak Seyra hingga semakin terjepit dan kehilangan harapan untuk lolos dari situasi yang mencekam itu. "Bukankah sudah saya bilang, jika kamu hanya perlu menyenangkan saya. Maka semuanya akan baik-baik saja."Seyra menelan ludahnya dengan wajah yang semakin tegang. Pikirannya mendadak kalut, merasa
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Bab 25 Mengenalmu Lebih Dekat

Sang manajer mulai panik saat Seyra mengusulkan hal tersebut untuk membuktikan kebenaran. Tentu saja Joe tidak ingin jika kebusukannya terbongkar hingga membuat posisinya terancam di perusahaan itu. Dia pun tidak akan tinggal diam. Jangan sampai orang-orang penting dari perusahaan pusat itu mengecek CCTV. Bisa dipastikan karirnya akan hancur."Diam kau! Berani sekali kamu berbicara seperti itu," ucap Joe lantang. "Memangnya siapa kamu di sini? Kamu hanya seorang karyawan rendahan yang sengaja menggoda atasannya demi kenaikan gaji."Seyra menggertakkan giginya, amarah mulai mengalir di setiap nadi dan menguasai hatinya. "Kenapa Anda menuduh saya, tuan Manajer? Saya tidak mungkin melakukan hal itu," ujarnya tegas. Dia benar-benar tak menyangka jika sang manajer telah memfitnahnya dengan tuduhan yang tidak masuk akal. "Andalah yang berniat melecehkan saya."Joe berpura-pura terkejut, lalu tersenyum sinis. "Tidak mungkin! Kenapa saya harus melakukan itu? Saya adalah manajermu, tidak mungk
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 26 Memberi Pelajaran

Suasana mencekam terasa di salah satu ruangan kantor. Regan baru saja selesai melihat rekaman CCTV. Sekarang dia menatap tajam Joe yang saat ini berlutut di depan sana. Wajah Regan terlihat bengis, keras dan tak berperasaan. Amarah menguasai dirinya saat teringat jika pria yang sedang berlutut nyaris menyentuh istrinya.Wajah Joe tampak ketakutan, melihat ekspresi dingin dan menyeramkan yang terpancar dari wajah Regan. Dia tidak menyangka jika mengganggu Seyra akan membuatnya dalam posisi berbahaya seperti ini."Kau telah membuat kesalahan besar," ucap Regan dengan suara berat. Dia melenyapkan sikap formalnya. Orang yang sedang berlutut di depan sana tidak pantas dihargai setelah apa yang sudah dia lakukan.Joe menelan ludahnya, merasa gemetar dengan ekpresi wajah Regan yang begitu mendominasi. "Saya benar-benar minta maaf, Tuan. Saya tidak bermaksud mengganggunya."Regan tetap menatap tajam Joe. Matanya terus memancarkan kemarahan yang membuat udara di ruangan kantor itu semakin tega
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 27 Getaran Asing

"Sebenarnya apa yang terjadi? Apa mungkin ada kaitannya dengan Seyra?" tanya Karin dengan wajah kebingungan.Mia mengernyitkan kening. "Aku juga nggak tahu. Bagaimana kalau kita tanya langsung pada Seyra?"Karin mengangguk setuju. "Ayo kita pergi ke mejanya."Tanpa pikir panjang, Karin dan Mia segera mendekati meja Seyra yang tengah fokus dengan pekerjaannya.Untuk sesaat Karin dan Mia saling menatap satu sama lain, seolah memberi isyarat siapa yang akan bertanya pada Seyra. Melihat betapa seriusnya rekan kerjanya itu, membuat Karin dan Mia sedikit merasa tidak nyaman.Namun akhirnya Karin berdehem, mencoba mengalihkan perhatian Seyra. "Hai, Seyra. Bisa minta waktumu sebentar."Seyra menoleh pada Karin, lalu menautkan alisnya. "Ada apa?" "Ada sesuatu yang ingin kami tanyakan." Suara Karin bernada serius."Sesuatu apa?" tanya Seyra, walaupun sebenarnya dia tahu apa yang akan ditanyakan oleh rekan kerjanya itu.Karin terdiam sesaat, matanya melirik ke arah Mia yang berdiri di sampingny
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Bab 28 Terlihat Mencurigakan

Robert duduk di sofa empuk di ruang kantor, memperhatikan Regan yang tampak duduk di sebelahnya. Sejak tadi, dia mengamati Regan yang terus-terussan menyentuh bibirnya sambil tersenyum tipis. Ada sesuatu yang aneh dengan tingkah laku sepupunya itu, dan Robert curiga jika ada yang tidak beres dengan Regan."Sepertinya ada yang salah denganmu."Suara Robert membuat Regan menoleh, lalu menurunkan jemarinya yang sempat menyentuh bibir miliknya. "Ah, tidak ada yang salah. Hanya perasaanmu saja." Dia mengambil cangkir kopi di atas meja untuk menyembunyikan gelagatnya.Namun, senyum tipis di wajah Regan masih terlihat jelas, membuat Robert semakin curiga. "Jangan membohongiku, Regan! Aku sudah cukup mengenalmu. Lebih baik kau berterus terang padaku."Regan hanya melirik, tidak berniat untuk merespon. Dia lebih tertarik menikmati kopinya dibanding menjawab pertanyaan sepupunya.Reaksi acuh Regan membuat Robert merasa kesal. Namun dia tidak kehabisan akal dan terus mendesak Regan agar mau bert
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Bab 29 Mulai Dari Sekarang

Seyra berjalan ke tempat parkir dan melihat Regan yang tampak bersandar pada kap mobil. Pria itu tersenyum lembut dan terlihat tampan, membuat Seyra tidak tahan untuk melangkah cepat dan membalas senyuman pria itu."Apa kamu sudah menunggu lama?" tanya Seyra saat langkahnya berhenti tepat di depan pria itu.Regan menegakkan tubuhnya, lalu menjawab. "Hanya beberapa menit." "Apakah beberapa menit itu membuatmu bosan?" goda Seyra sambil membuka pintu mobil."Hampir. Dan aku sempat ingin mendatangi meja kerjamu." Regan mengulas senyum tipis, lalu membantu Seyra menutup pintu mobil. Dia berjalan memutar dan duduk di balik kemudi."Apa kita jadi ke apotik?" Regan menoleh ke arah Seyra yang sedang mengenakan sabuk pengamannya."Jadi. Nggak mungkin aku lupa. Apalagi ibu sangat butuh obat itu," balas Seyra tanpa menoleh ke arah Regan. Dia masih sibuk mengaitkan seat bealt-nya yang belum terkait."Ada apa? Apa kamu mengalami kesulitan?" Regan memperhatikan Seyra yang masih sibuk dengan sabuk p
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 30 Kamu Hamil?

Di dalam mobil, suasana terasa sunyi. Regan memandangi wajah Seyra dengan seksama, menikmati ekspresi gugup gadis itu. Jemarinya masih mengusap pipi gadis itu, menatapnya dengan penuh perhatian saat perlahan semburat merah muncul di permukaan pipi gadis itu.Regan terpesona dengan sepasang bola mata indah milik Seyra yang sesekali berkedip dan juga bibir mungilnya seperti kuntum bunga mawar. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuhnya. Dia ingin merasai bibir itu seperti saat berada di lorong lift kantor. Namun kali ini dia ingin melakukannya lebih lama dan tentunya lebih dalam.Seyra menelan ludah ketika merasakan sentuhan jemari Regan kini beralih ke bibirnya. Dia merasa takjub sekaligus berdebar, bagaimana bisa sentuhan itu mempengaruhinya dan tubuhnya bereaksi tidak normal."Regan, aku ...."Kata-kata Seyra tenggelam kembali ke dalam kerongkongan saat perlahan Regan mendekatkan wajah ke arah Seyra, mendengarkan suaranya yang tersengal ketika napasnya mulai memburu. Dengan
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status