Semua Bab Suami Rahasia Sang Bintang : Bab 11 - Bab 20

41 Bab

11. Sentuhan itu

***“Max, kamu sudah makan?” tanya Anastasia, ia tersenyum hambar. Masalah yang ia hadapi membuatnya tidak bisa berkonsentrasi, apalagi semua lagu yang ia ciptakan dari hati mendadak hilang. Hati siapa yang tidak patah?“Aku sudah makan tadi saat bersama kenalanku,” balas Maximilan. “Apakah kamu sudah makan?”“Hmm... bahkan aku melewati sarapan pagiku. Hari ini banyak hal yang aku selesaikan,” balas Anastasia. Ia langsung berbaring di atas sofa dan tak lama ia pun memejamkan matanya.Maximilian tertegun, ia melihat Anastasia dan tersenyum menatap wanita itu sembarangan tidur saja.“Apakah kamu selalu begini? Bahkan kamu terlalu percaya pada orang sampai semuanya begitu mudah mengkhianatimu, Anastasia,” gumam Maximilian.Maximilian duduk di kursi yang berada di sudut ruangan, memandang Anastasia yang tertidur lelap di sofa. Wajahnya yang biasanya penuh dengan semangat dan energi kini
Baca selengkapnya

12. Pria yang Tampan

“Anastasia...,” Maximilian berbisik.Anastasia terdiam, ia langsung tersenyum dengan kikuk, “A-aku mau tidur ke kamarku. Aku masih ngantuk, semalam malam,” ucapnya sambil berlari menuju ke kamarnya.Maximilian tersenyum, “Jika sedang malu, wajahnya seperti tomat,” gumamnya.Dan Anastasia melangkah ke dalam kamar dengan langkah yang terasa ringan, tetapi pikirannya justru dipenuhi oleh bayangan pria itu. Kejadian tadi berputar di kepalanya, terutama tatapan tajam Max yang begitu mendalam dan bagaimana sentuhan lembutnya ketika mencium jarinya yang terluka. Pikirannya terus berkecamuk, tidak bisa mengabaikan perasaan yang tiba-tiba muncul entah dari mana.Setelah menutup pintu kamar, Anastasia bersandar pada pintu dengan mata terpejam. Ia menarik napas panjang, mencoba mengumpulkan pikirannya yang tersebar. Namun, bayangan Max terus menghantuinya, menolak untuk pergi. “Dia sangat tampan,” gumamnya pelan, seolah-olah kata-kata itu terlepas begitu saja tanpa bisa ia kendalikan.Anastasia
Baca selengkapnya

13. Kembali Pulang

***“Kenapa mama sampai tahu kalau aku sudah kembali?” tanya Maximilian.“Saya juga terkejut saat Nyonya Selene meminta saya untuk jujur dan Nyonya Selene menunjukkan bukti yang akurat, sebuah foto Anda dan juga rekan Anda, Tuan,” balas Bryan.Maximilian menghela napas pendek, ia tidak mau kalau mamanya sampai tahu rencananya, apalagi jika mamanya tahu ia adalah suami dari Anastasia Noire. Jika Selene tahu pasti tambah runyam.“Kamu tidak mengatakan apapun tentang aku dan Anastasia, kan?” tanya Maximilian.“Tidak, Tuan. Saya hanya mengatakan kalau Anda sengaja memberi kejutan,” balas Bryan.“Jangan sampai mama dan papa tahu masalah penyamaranku ini,” ucap Maximilan. “Esok pagi aku akan pulang ke rumah, jika aku tidak di sana pasti mama akan melakukan hal yang aneh lagi, jiwa detektifnya di luar nalar dan aku tidak ingin rencanaku ini gagal. Kamu atur waktuku, Bryan. Aku ingin saat matahari terbenam sudah ada di apartemen Anastasia.”“Baik, Tuan. Saya akan mengatur semuanya,” balas Bry
Baca selengkapnya

14. Masih Sama

***“Cukup, Ma. Aku baru datang dan Mama memintaku untuk berkenalan dengan seorang wanita? Mama tidak merindukanku?” tanya Maximilian.“Mama sangat rindu kamu, sayang. Mama hanya kesepian di sini. Mama hana bicara sama papamu dan tanaman Mama saja. Kamu anak nakal! Sepuluh tahun pergi, tidak pernah mau kembali. Sekalinya datang ke negara ini, kamu pun tidak memberitahukan Mama. Jadi, ya... Mama berpikir pasti karena seorang wanita. Pria kalau sedang jatuh cinta pasti bisa hilang kendali,” balas Selene.“Aku kembali karena masalah perusahaan, itu saja. Bukankah Papa yang memintaku datang karena Papa ingin pensiun dan menikmati masa tuanya bersama Mama?”Selene mengangguk, “Dan masa tua kami akan ditemani dengan cucu-cucu luar biasa menggemaskan dari anak-anakmu nanti. Apakah kamu tidak ingin kamu memberi Mama hadiah itu?”“Aku baru pulang, Ma. Bisakah Mama tidak membicarakan masalah apapun? Aku sangat lapar,” kata Maximilian.Selene menganguk, dan ia tersenyum menatap anak laki-laki sa
Baca selengkapnya

15. Jangan Pergi

***“Kamu pikir aku sudi memberi nama belakang keluarga yang terhormat pada seseorang yang membuat malu citra keluarga?” tanya Rhett.Anastasia tersenyum, “Baik, Tuan Rhett. Mulai detik ini, namaku bukan lagi Anastasia Noire!”Rhett terdiam, ia menatap datar putrinya dan ia pergi tanpa banyak bicara.Anastasia menatap kepergian ayahnya dengan perasaan campu aduk. Rhett lebih menyayangi Aria dan juga Elora, bahkan semua prioritas utama Rhett hanya mereka berdua. Sedangkan dirinya hanya dianggap sebagai pajangan saja di rumah itu.“Ana, kamu... “Anastasia tersenyum, “Aku tidak apa-apa, Lyra. Malah aku lega karena jika ada masalah, aku tak perlu memikirkan nama besar itu. Aku bebas saat ini dan aku akan memulai namaku dengan nama Anastasia saja.”“Aku tahu kalau kamu tidak akan pernah lemah, Ana. Untuk itu aku akan selalu mendukungmu, kamu juga tahu kalau aku ini menganggumi suara dan bakatmu itu,” kata Lyra memberi semangat.“Aku sudah tahu dan aku akan membuktikan kalau aku ini layak
Baca selengkapnya

16. Ciuman Pertamaku

***"Jangan pergi..." suara Anastasia terdengar serak, seperti orang yang baru saja terbangun dari mimpi panjang. "Aku... sendirian."Maximilian menghela napas pelan, menekan rasa berdesir yang muncul di dadanya. "Aku nggak akan pergi jauh," jawabnya lembut, meski hatinya berdebar hebat. "Aku hanya akan keluar sebentar. Kamu butuh istirahat."Anastasia, yang masih setengah sadar, tidak memperhatikan kata-kata Maximilian. Ia malah menarik tangannya lebih erat, memaksanya untuk kembali duduk di pinggir tempat tidur. Dengan mata yang hampir tertutup, ia berbisik, "Kenapa kamu harus begitu tampan?"Kalimat itu membuat Maximilian tersentak. Dadanya bergemuruh hebat. Ia menelan ludah, merasakan panas yang tiba-tiba menyergap wajahnya. "A-Apa?" Maximilian merasa aneh mendengar pujian seperti itu, terutama dari Anastasia, dan apalagi dalam situasi seperti ini.Anastasia tidak merespons pertanyaan Maximilian. Matanya kembali menutup, tetapi senyum tipis menghiasi wajahnya. "Kamu tahu," gumamny
Baca selengkapnya

17. Kutunggu Tanggung Jawabmu

***Anastasia keluar dari kamar mandi, ia menatap cermin di depannya. Bayangan wajahnya yang pucat dan tampak lelah, seolah mencerminkan perasaan kacau di dalam dirinya. Ia memejamkan mata, mencoba menghilangkan rasa gugup yang menyelimuti tubuhnya sejak pagi.Ia melirik ke arah pintu kamarnya. Setelah memastikan bahwa tidak ada tanda-tanda kehidupan dari luar, ia perlahan membuka pintu dengan waspada. Rasanya seperti melakukan operasi rahasia; setiap gerakan dihitung dengan hati-hati, agar tidak menimbulkan suara. Ia tidak ingin bertemu dengan Maximilian pagi ini, tidak setelah apa yang terjadi semalam.Saat pintu terbuka sedikit lebih lebar, Anastasia menahan napas dan mengintip keluar. Koridor apartemen tampak sepi. Ia mendengar suara langkah kaki dari luar yang makin menjauh—Maximilian sudah pergi. Perasaan lega langsung membanjiri dirinya, dan tanpa sadar ia menarik napas dalam-dalam."Syukurlah..." gumamnya pelan, lalu menutup pintu dengan hati-hati.Anastasia berjalan menuju da
Baca selengkapnya

18. Kamu Sudah Hancur

***Anya... “Anya terkejut dengan kedatangan Anastasia, ia berdiri menatap Anastasia dengan kikuk. “Anastasia, k-kamu kenapa datang ke sini?”Anastasia tersenyum datar, “Aku sudah mengirim pesan padamu dan kamu tidak membalasnya. Aku berpikir kamu sedang sakit, aku khawatir dan mampir ke sini untuk melihat keadaanmu.”Dan mendadak pandangannya langsung tertuju pada Elora yang duduk dengan angkuh di seberang meja, menatapnya dengan senyum kemenangan yang selalu membuat darah Anastasia mendidih. Di sebelah Elora, Anya, sahabat yang telah ia anggap seperti saudara sendiri, duduk dengan ekspresi datar, menghindari tatapan Anastasia.“Elora, kamu ternyata ada di sini,” Anastasia menyapa dengan nada tegas. “Anya, apakah aku mengganggu waktu kalian.?”Elora langsung menjawab, tanpa memberi kesempatan pada Anya untuk bicara. “Oh, Anastasia, kau datang di waktu yang tepat. Aku dan Anya sedang berdiskusi tentang duet kami yang minggu depan akan segera dirilis. Dia akan berpartisipasi dalam al
Baca selengkapnya

19. Bagaimana Kalau Kita Saling Mengenal Dekat?

***“Kamu sudah siap?” tanya MaximilianAnastasia mengangguk pelan, seakan terhipnotis oleh pesona Maximilian. Mata pria itu begitu tenang, namun mengandung sesuatu yang membuat Anastasia sulit untuk menolak.Maximilian mengambil helm di tangannya, lalu dengan lembut memakaikannya di kepala Anastasia. Sentuhannya hati-hati, memperlakukan Anastasia seolah-olah dia adalah sesuatu yang berharga dan rapuh. Anastasia merasa canggung, namun dia tidak berkata apa-apa. Hanya anggukan kecil sebagai balasan atas perlakuan manis dari Maximilian."Kau siap?" Maximilian bertanya sambil memastikan tali helm terikat dengan baik di bawah dagunya.Anastasia mengangguk lagi, mencoba menutupi kegugupannya. "Ya," jawabnya singkat.Mereka berjalan menuju motor besar milik Maximilian, motor sport hitam yang berkilau di bawah lampu jalan. Maximilian naik lebih dulu, lalu memberi isyarat pada Anastasia untuk duduk di belakangnya. Anastasia sempat ragu sejenak, tetapi akhirnya ia menaiki motor dengan hati-ha
Baca selengkapnya

20. Malam Bersamamu

***“Maksudnya?” tanya Anastasia dengan bingung.“Kita bisa saling mengenal satu sama lainnya karena kita kemungkinan akan bertemu setiap waktu,” balas Maximilian.“Kamu benar. Kita ini sudah menikah, rasanya aneh kalau kita tidak saling mengenal dengan baik,” kata Anastasia.“Kamu tidak masalah mempunyai suami sepertiku?”“Kamu manusia, kan?”Maximilian mengangguk. “Berapa usiamu?” tanyanya.“Dua puluh tahun,” balas Anastasia dengan polosnya.“Kamu masih sangat muda, tapi kamu sangat populer. Bagaimana rasanya di usia dua puluh kamu bisa sangat populer?”Anastasia terdiam sejenak, mencoba meresapi pertanyaan itu. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya sangat sederhana, tetapi membawa banyak kenangan dan emosi yang terpendam. Ia menghela napas, mengalihkan pandangannya ke arah Maximilian."Rasanya... sepi," jawabnya dengan suara pelan namun tegas. "Semua orang mencintaimu, tapi bukan karena dirimu. Mereka mencintaimu karena kamu seorang penyanyi top, seorang bintang di puncak karier. Setia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status