Home / Romansa / Menantu Paling Berkuasa. / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Menantu Paling Berkuasa.: Chapter 31 - Chapter 40

68 Chapters

Bab 31: Terjebak dalam jebakan.

“Apa yang terjadi?!” ucap Rocky bingung, kemudian menyuruh semua anak buah untuk mencari penembak tersebut.Tetapi, penembak itu berhasil lolos tanpa meninggalkan jejak.“Kami gagal menangkapnya,Tuan.” ucap Zee membuat Rocky geram dan langsung mengepalkan tangan, geram. “Aku tidak mau tahu, cepat temukan penembak itu! atau …, aku tidak akan memberikan hadiah, untuk kalian semua!”“Zee, hantarkan aku pulang, aku ingin menenangkan diri,” pinta Rocky pada pemuda yang sudah seperti adik sendiri. Lalu menunjuk George, Hengky dan Halma, “Untuk kalian bertiga …, bersihkan mayat ini, dan jangan sampai meninggalkan jejak.”“Baik, Kakak pertama,” balas mereka bertiga serentak lalu membungkuk hormat, lantas melakukan tygas sesuai dengan apa yang diminta oleh Rocky.Suasana dalam mobil sangat sunyi, Rocky seperti diselimuti rasa frustasi, karena gagal dalam mengulik informasi dari Hendrik, akibat penembak sialan.
Read more

Bab 32: Tertampar oleh kenyataan.

Bab 32: Tertampar oleh kenyataan.“Mari Tuan, ikut saya,” ajak SPG cantik bertutur lembut yang bernama Juni.SPG bermulut mercon itu, kembali berkumpul dengan teman-teman yang belum dapat pembeli sama sekali.“Lisa, customer itu, kau berikan pada Juni, kenapa?” tanya Ellya.“Halah, bodo amat! palingan juga cuma lihat-lihat doang, enggak beli, lagian kasihan itu orang belum melayani pembeli sama sekali,” balas Lisa dengan nada malas.“Iya, gemes banget dengan sikap dan wajahnya yang sok alim dan sok lembut, sukurin dapat customer miskin!” sambung Ellya menatap Juni dengan tatapan kebencian.“Ya kali, dapat pembeli kaya, setelah ini pasti akan di pecat, tanpa pesangon,” tutur Lisa tersenyum licik.Akan tetapi, perbincangan mereka di dengar oleh Rocky dan itu membuat dia merasa geram akan kesombongan para SPG cantik bermulut mercon.Dengan sangat telaten, Juni menaw
Read more

Bab 33: Aku bukan maling

Rocky pun keluar dari showroom membawa mobil mewah berwarna merah, mengkilap terkesan mewah.“Aku akan gunakan ini menghantar istriku kerja, besok,” gumamnya saat dalam perjalanan pulang.Tidak berselang lama, dia pun sampai di kediaman Anggara, tetapi, tatapan semua orang begitu aneh, ketika melihat Rocky baru turun dari mobil.“Oh, ternyata uang hasil colongan di gunakan beli mobil ini, toh?” ucap Verry Alham dengan tatapan merendahkan.“Apa maksudmu berkata seperti itu?” tatapan mata Rocky tertuju pada istri yang menangis tersedu-sedu.“Halah sok-sokan enggak tahu, kau ini pandai baget berpura-pura,” ucap Verry membuat Rocky semakin bingung dengan maksud ucapan bibi, terlebih tangisan istri membuat dia semakin bertanya-tanya dalam hati, “Ada apa? Kenapa?”“Uangku hilang seratus juta dollar, kau dan istrimu yang mencuri?! sudah ngaku saja, di rumah ini enggak pernah kehilangan barang, sebelum engkau tinggalkan di sini!” Verry menuduh tanpa menyertakan bukti, membuat Rocky menghela n
Read more

Bab 34: Aku atasanmu

Setelah menempuh perjalanan cukup lama, Rocky menghantarkan Diffa Anjasmara ke hotel.“Em, Rocky … aku dengar kau sudah beristri, kenapa tidak mengirim undangan padaku?” tanya Diffa saat hendak masuk ke dalam kamar hotel.“Bukan urusanmu dan semua terserah padaku,” balas Rocky seolah-olah dia tidak ingin mencari masalah dengan siapapun, termasuk dengan wanita manja yang kini bersamanya.“Aku mau lanjut kerja, urusanku masih banyak,” ucap Rocky lalu pergi tanpa memperdulikan ucapan si gadis yang baru dia jemput dari Bandara.“Tampaknya aku tertarik untuk sedikit menggodamu, aku penasaran, seperti apa saudari iparku,” gumam Diffa Anjasmara kemudian masuk ke dalam kamar.Diffa langsung diberi tugas untuk menangani proyek besar, Briano Lion, yang sempat mengguncang dunia bisnis kalangan menengah ke atas.***“Hallo Tuan, apakah anda mengenal Zaidan Firnaldi?” ucap seseorang dari dalam sambu
Read more

Bab 35: Bisakah kau membuka hati untukku?

Siang sudah berganti sore, dan semua karyawan satu persatu pulang karena jam kerja sudah berakhir untuk hari ini, Selly sedang merapikan dokumen yang masih berserakan di meja kerja.“Sell, apa yang kau lakukan pada Ecy?” tanya Yudis tiba-tiba datang dengan raut wajah tidak bersahabat.“Aku tidak melakukan apapun, kau tanya sendiri saja,” balas Selly tanpa memperdulikan kehadiran sepupu.“Aku disini bicara denganmu, kamu dengar, tidak!” seru Yudis membuat Selly mempercepat pekerjaan, dan setelah selesai beberes, dia baru menatap sepupu lalu berkata “Maaf sepupuku yang tampan, aku tiada urusan dengan Ecy dan aku rasa, itu juga bukan urusanmu juga, jika seumpama kita memang ada urusan—” dia menghentikan ucapan dengan menutup mulut, “Atau jangan-jangan …, kau ini sesungguhnya wanita? karena ikut campur dalam urusan wanita,”“Tidak perlu menjawab dan mengajakku berdebat, aku benar-benar tidak punya waktu,” ucap Selly menghentikan Yu
Read more

Bab 36 : Tukang plagiat.

“Aku akan menemanimu,” balas Rocky dengan lembut.“Oh iya, kamu tunggu sebentar, ada yang ingin aku tunjukan padamu,” Selly bergegas menuju nakas untuk mengambil sesuatu dan ingin dia tanyakan pada suami, Rocky mengerutkan kening saat mengetahui desain yang begitu mengagumkan, “Apa maksudnya kamu memperlihatkan ini padaku?” tanya Rocky pura-pura bingung,“Aku ingin mengirimkan desain ini pada Briano Lion, tetapi, aku tidak tahu ini sudah sesuai apa belum,” balas Selly.“Ini sangat indah dan aku yakin karyamu ini akan terpilih dan kamu akan mendapatkan proyek dari Briano Lion.” ucap Rocky menyakinkan Selly, biarpun kompetisi desain diadakan secara umum, bahkan orang dari menengah kebawah pun bisa ikut.“Kau terlalu berlebihan,” ucap Selly tersipu, dengan sanjungan suami, dia pun menoleh untuk menyembunyikan wajah yang sudah seperti tomat.“Baiklah, ayo tidur, besok kau harus datang ke Briano Lion, untuk mengirimkan desain ini,” ajak Rocky sambil memberikan kertas desain tersebut pada i
Read more

Bab37: Cemburu.

“Hallo Selly, bagaimana kompetisi desain mu? apa kamu berhasil mendapatkan proyek itu?” tanya Sindy dalam sambungan telepon.“Semua gagal gara-gara Yudis, Bu,” balas Selly pada sambungan telepon.“Dimana suamimu? Apa dia tidak membantumu? Bukankah dia sopir pribadinya keluarga Trump, pemilik Briano Lion?” tanya Sindy dengan nada geram, terdengar oleh Rocky.“Sudahlah, Bu, aku pusing,” Selly pun memutuskan sambungan telepon sepihak, membuat sang ibu murka.“Haduh, gimana sih? Ibu belum selesai bicara malah di matiin?!” ucap Sindy marah-marah,“Anak itu memang tidak bisa diandalkan! Awas saja kalau kau pulang, aku akan memberimu pelajaran!” tutur Sindy mengancam menantu yang tidak pernah dia anggap.***Setelah perjalanan cukup lama, pasangan suami istri itu sampai di taman pelangi,Rocky pun turun setelah memarkirkan mobil, di area parkir, dia berjalan membututi istri, dia tidak berani menggandeng tangan istri, karena takut kena bentakan dan amarah dari si istri.Brugh!Tanpa sengaja R
Read more

Bab 38: Aku ada dihadapanmu

Ketika Rocky hendak pergi tiba-tiba, suara seorang wanita mengehentikan langkah kaki. “Mau kemana?”“Aku ada urusan mendadak, tadi bosku telepon,” balas Rocky lalu pergi.Dalam hati Selly merasa curiga dengan gelagat aneh suami, seperti ada yang di sembunyikan, tetapi, dia mencoba masa bodo. Namun, tetap saja … timbul pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu pikirannya.***Saat dalam perjalanan dia mendapatkan data tentang Zidan Firnaldi, dari Waldo bersaudara.Rocky tersenyum dengan senyuman sulit diartikan, entah apa yang akan dia lakukan ketika bertemu dengan pria yang dia temui saat berada di taman pelangi, lalu dia menghubungi Arfandi, untuk memberikan tugas.“Tangkap dia, jangan sampai dia lolos … aku akan memberi ia kejutan tidak terduga, dalam hidupnya.” perintah Rocky dalam sambungan telepon, lalu memutuskan sepihak.Setelah berselang lama, Rocky pun sampai pada tempat dimana dia membuat janji dengan Waldo bersaudara.Dia menghela napas berat, untuk melegakan dada yang tiba-ti
Read more

Bab 39: Makan malam

Saat dalam perjalanan pulang, Rocky mendapati panggilan telepon dari Ibunda.“Iya Bu, ada apa?” tanya Rocky saat panggilan terhubung.“Kakek dan Delia ingin, kau datang ke sini,” tutur Levya dalam sambungan telepon.“Aku akan segera ke sana,” balas Rocky lalu memutuskan sambungan telepon sepihak, kemudian menambah laju mobil, mengarah ke mansion Trum.Tidak berselang lama, Rocky pun sampai, dia langsung bergegas turun setelah menghentikan mobil.Semua orang sedang berada di ruang makan, dia di sambut oleh ibunda dan langsung di persilahkan duduk untuk makan malam bersama.“Aku merasa ada yang tidak beres di sini, mungkinkah ada musuh dalam selimut?” batin Rocky bertanya-tanya dalam hati. Akan tetapi, dia berusaha tenang seolah tidak pernah terjadi apa-apa, meskipun mendapatkan firasat buruk.“Halo Rocky, ini pertama kali kita bertemu …,” ucap si bibi yang bernama Erllina Virzha, “Aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu,”
Read more

Bab 40: Terbongkar.

Setelah selesai makan malam hangat dengan Ibunda, Rocky pamit pulang, karena takut membuat istri curiga.“Kau sudah beristri, kenapa tidak dikenalkan pada ibu?”“Waktunya belum tepat, nanti akan aku kenalkan pada ibu, setelah urusanku selesai,” balas Rocky lalu pulang ke rumah istri.***“Iya Hallo, bagaimana? Apa dia sudah mau berkata, siapa saja orang yang terlibat?” ucap Rocky dalam sambungan telepon,“Iya Tuan, Tetapi, mungkin Anda akan terkejut setelah mendengar ini …,” tutur Arfandi Waldo terhenti, karena takut mendapat amukan dari Tuan muda Briano, “Levya, Ibunda Anda sendiri,”“Apa! Mana mungkin? Aku tahu seperti apa ibuku, tidak mungkin dia tega melakukan itu!” balas Rocky terdengar berteriak dalam sambungan telepon.“Tetapi, itu yang dikatakan oleh Zidan,” ucap Arfandi.“Haruskah aku menyiksa dia terlebih dahuluuntuk mendapatkan kebenaran?!” ucap Rocky tidak terima dengan tuduhan tersebut, tetapi, dia juga tidak tahu siapa yang benar.“Aku tidak tahu mana yang benar, Tuan,”
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status