Semua Bab Menantu Paling Berkuasa.: Bab 11 - Bab 20

65 Bab

Bab 11: Perdebatan keluarga.

Malam pun tiba, dua hari lagi ulang tahun Widhi Anggara, perdebatan ibu dan anak pun tidak bisa dihindarkan.“Kan, Mama sudah bilang padamu, apapun yang terjadi kita harus datang,” “Kita sudah tidak dianggap sebagai keluarga, untuk apa datang?” balas Selly dengan nada sedikit berteriak hingga menampakkan urat leher.“Ini semua pasti gara-gara kamu!” Sindy menunjuk Rocky dan melimpahkan kesalahan pada menantu yang tidak pernah dianggap. “Coba saja, kamu menjadi pria yang sedikit saja berguna …, pasti aku dan keluargaku tidak akan pernah menjadi keluarga terasingkan.”“Sebenarnya apa keinginanmu, apa belum cukup kau menghancurkan mental putri semata wayangku? apa belum puas kamu menghancurkan kepercayaan keluarga Anggara pada kami, hanya status sosialmu yang tidak jelas,” hardik Ayah mertua yang bernama Perwira Anggara.“Ma, Pa, Cukup! apa kalian pikir setelah aku berpisah dengan Rocky, keluarga kecil kita akan dianggap oleh kerabat Anggara? jawabannya (Tidak)” Selly menepis ucapan ked
Baca selengkapnya

Bab 12: Pesta berujung penghinaan.

Pagi pun tiba, Sindy sudah berdandan rapi, karena hari ini adalah hari ulang tahun “Widhi Anggara” biarpun sudah di larang, tetapi, tetap nekat mengajak keluarga kecilnya untuk datang.“Selly, kau belum siap? kita harus segera datang, jangan sampai terlambat,” ajak Sindy disaat tiba di ruang makan, hendak sarapan.“Datang kemana? terlambat kemana? dan siap untuk apa?” Selly menjawab dengan santai sambil memoles mentega pada roti bakar untuk suami.“Kamu sudah lupa ingatan? ini kan hari ulang tahun Kakekmu!” “Bodo’ apa untungnya aku datang? kedatangan kita saja sudah tidak di butuhkan, apa mama ingin …, kita di remehkan oleh mereka?” balas Selly dengan nada malas.“Mama juga sudah bilang, kita harus datang, berulang kali juga aku berkata (Kita juga bagian dari keluarga Anggara)” tutur Sindy dengan nada penuh penekanan.“Selly, bersiaplah, yang dikatakan oleh ibu benar, biar bagaimanapun kita juga bagian dari keluarga Anggara, aku akan carikan hadiah terbaik untuk Kakek, kalian berangk
Baca selengkapnya

Bab 13 : Meluapkan emosi 

Ketika sampai di rumah, sang ibu mertua langsung memarahi menantu tidak pernah dianggap itu, karena telah membuat keributan di pesta ulang tahun member tertua keluarga Anggara.“Mam, sudah cukup, jangan keterlaluan seperti ini,” ucap Selly menghentikan ocehan si ibu.“Keterlaluan …? Keterlaluan bagaimana? Kau ini gimana sih?! Kok nyalahin, Mama, dia yang membuat masalah, seharusnya kau berpihak pada mama, bukan malah belain lelaki tidak berguna ini,” balas Sindy tidak terima karena merasa disalahkan oleh putri tercinta.“Aku tidak menyalahkan mama, hanya …”“Apa …! kalau tidak salahin mama, kamu itu memang sudah dibutakan oleh pria ini,” potong Sindy kemudian beralih pada Rocky, “Cepat ceraikan putriku, atau dari pada kau hanya membuat malu keluargaku,”“Ma …! Cukup! Aku sudah banyak menurut pada mama, dari kecil hingga hingga dewasa, aku sengaja memfitnah Rocky telah menghamiliku agar aku gagal menikah dengan lelaki pilihan mama, yang katanya paling baik sedunia ternyata, hanyalah pe
Baca selengkapnya

Bab 14: Mewujudkan cita-cita.

“Aku dapat sedikit uang, mungkin aku bisa membeli beberapa peralatan masak untuk membuka usaha kecil-kecilan, karena tidak mungkin aku bergantung pada perusahaan yang baru saja diakuisisi,” batin Rocky saat dalam perjalanan.“Pak, mampir ke toko toserba, dulu,” ucap Rocky pada supir taksi, Setelah membeli beberapa peralatan memasak, mencari ruko yang bisa dia sewa untuk memulai berdagang, Dia pun mencari tahu lewat media online, dan menemukan tempat pas dari harga sewa dan luas ruko.“Pak, ketempat ini, ya,” ucap Rocky memperlihatkan tempat yang ada didalam ponsel, pada pak supir.***Rocky melihat-lihat kondisi ruko, ternyata masih bagus, cuma butuh sedikit pemolesan dan pengecatan ulang.Dia pun setuju untuk menyewa ruko tersebut, karena kondisi masih bagus dan terawat biarpun cat sedikit terkelupas tetapi tidak masalah baginya.Setelah selesai melakukan pembayaran, dia pun mulai menata peralatan masak yang baru saja dia beli.“Akhirnya aku bisa mewujudkan cita-cita dari kecil,” gu
Baca selengkapnya

Bab 15: Putus hubungan.

“Aku akan buatkan minum,” ucap Rocky kemudian pergi ke belakang. Namun, langkah kaki terhenti karena ucapan Widhi Anggara, “Biar Selly yang membuat minuman,”“Kau pikir istriku pembantumu,” balas Rocky dengan tatapan sulit diartikan.“Ah, aku hanya bercanda, Sindy buatkan minuman untukku dan Rocky,” perintah Widhi membuat wanita tersebut merasa kesal,“Mari duduk sini,” ucap Widhi menepuk sofa empuk di sebelahnya. Namun, dia malah lebih memilih duduk satu sofa bersama sang istri.“Aku bukan siapa-siapa, bukankah sangat tidak sopan duduk satu sofa dengan Anda?” balas Rocky membuat pria tua itu memejamkan mata, meredam amarah yang sudah tersulut ucap tersebut.“Akh, tidak masalah, asalkan bisa bekerja sama dengan baik,” sambung Widhi setelah tertawa kecil, kemudian mengambil hadiah yang dianggap palsu dan tidak berharga.“Oke, sebelumnya aku cuma mau berkata, aku tidak banyak waktu untuk membahas itu,”
Baca selengkapnya

Bab 16 : Bimbang

“Martin …, aku harus minta bantuan padanya, biaya rumah sakit ini pasti tidak akan sedikit,” gumam Rocky kemudian mengambil ponsel yang ada di dalam saku celana.“Temui aku di tempat biasa, jangan menbawa bodyguard atau siapapun,” ucap Rocky ketika sambungan telepon terhubung kemudian dia putuskan sepihak.*Kafe Star food*(Lantai Vip 1)“Aku ada beberapa pertanyaan untukmu, tetapi, jawablah dengan tepat dan bisa aku terima, tanpa membuat teori yang membingungkan,” ucap Rocky sambil menggenggam gelas berisi anggur mahal.“Apapun yang Anda tanyakan, akan saya jawab seperti keinginan Tuan muda.” balas Martin dengan menundukkan kepala, tanda hormat.“Ayah mertuaku berbaring di rumah sakit, karena perbuatan Widhi Anggara, lelaki tua yang tidak pernah adil dengan anak-anaknya …, hukuman apa yang pantas di dapat dari perbuatan tersebut?” tanya Rocky membuat pria setengah baya itu tampak terkejut,
Baca selengkapnya

Bab 17 : Parasit tidak tahu malu

“Semoga pembukaan pertama ini laris manis,” gumam Rocky saat kedai, sudah terpikir semalam menu makanan hari ini adalah mie ayam pangsit dan ayam goreng krispi.“Jualan apa ini, Kak?” “Mie ayam pangsit dan ayam goreng krispi, adek mau?” tawar Rocky pada pembeli pertama.“Boleh Kak, Ayam goreng dua, dibungkus.” jawab gadis itu.“Tunggu, ya,” balas Rocky kemudian menggoreng paha ayam yang sudah dibaluri dengan tepung spesial.Tidak lama kemudian, Selly datang dengan Pragus.“Tempat makan ini gimana, menurut mu?” tanya Pragus menarik perhatian Rocky.“Ini juga tidak terlalu buruk,” balas Selly.“Kalau kamu tidak berkenan, bilang saja, tidak masalah kalau harus mencari tempat lain,” ucap Pragus membuat Rocky menyipitkan pandangan mata.“Pak, Ayam goreng 2 dan mi pangsit 2, minumnya es jeruk,” tutur Pragus, tetapi, setelah mengetahui siapa pemilik kedai tersebut,
Baca selengkapnya

Bab 18: Tikus-tikus kecil

“Aku sudah bisa melindungi diriku, tidak ada salahnya aku mengikuti permainan ini,” batin Rocky tersenyum sambil menatap wajah istri, begitu berseri-seri karena ini pertama kalinya mereka bisa bercanda hingga tertawa lepas. “Em, mungkin aku memang harus kembali pada ibuku, agar senyuman ini tidak pergi ke lain orang, tetapi, luka dalam hati belum sembuh, apa aku mampu?” “Aku ada pertanyaan penting, seumpama kamu kembali bekerja di ASG, apa kamu senang?” tanya Rocky membuat istri terdiam sesaat, lalu berkata “Apa itu mungkin? Kau tahu sendiri, aku tidak tahu pada siapa, studio film itu di jual,”“Jika itu mungkin, apa yang kamu berikan, untukku?” “Em …, aku pikirkan nanti, jika seumpama aku bisa kembali bekerja di ASG.” tutur Selly setelah berpikir sejenak. “Apa yang kau ketahui, tentang studi film itu, mengapa tiba-tiba membahas hal itu?”“Tidak, aku hanya bertanya saja, siapa tahu aku mampu mewujudkan keinginanmu,” jawab Roc
Baca selengkapnya

Bab 19 : Tikus-tikus kecil 2

“Maafkan saya Tuan, maafkan atas kejadian tadi,” ucap dokter Arjuna saat Rocky datang ke ruangannya.“Aku tidak mempermasalahkan itu, aku hanya ingin memberikan hadiah, karena kau sudah bekerja sangat baik hari ini,” balasnya lalu menyalakan sebatang rokok sambil duduk dengan tanang di depan si dokter.“Hadiah? maaf Tuan, anda terlalu sungkan, saya hanya menjalankan tugas saya seperti apa yang anda inginkan,” tutur Dokter Arjuna kemudian tersenyum, untuk menenangkan diri yang sedari tadi gugup bercampur aduk dengan cemas, hingga berkeringat.Drrttt, drrttt.Arjuna mendapatkan notifikasi dari pihak bank, “Berhasil isi saldo sebesar 15000 dollar,” tangan bergetar seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.“Tu–Tuan, apa ini tidak berlebihan?” tutur Arjuna dengan nada bergetar.“Apakah kurang?” tanya Rocky memastikan,“Tidak, Tuan. Ini sudah sangat-sangat cukup, bahkan lebih d
Baca selengkapnya

Bab 20: Dia tidak seperti itu.

Dalam keheningan malam, Rocky duduk di taman pelangi tempat biasa dia menyendiri dikala hati sedang buntu. “Ayah, apa kau melihatku dari sana, aku masih menyimpan bandul giok ini seperti pesanmu saat itu,” gumamnya sambil terus mengelus-elus benda tersebut.“Itu dia orangnya, cepat kita ringkus dia,” ucap seseorang dengan suara sangat asing di telinga, karena baru pertama kali terdengar, membuat Rocky langsung waspada.Ketika menoleh ke arah suara, terlihat 3 orang berbadan kekar dan besar.“Aku tidak punya masalah dengan kalian, jadi …”“Tidak mempunyai masalah katamu?” ucap Zein tiba-tiba muncul dari belakang ketiga orang itu,“Aku sudah menduga,” balas Rocky sambil menatap tajam wajah pria itu,“Baguslah kalau begitu, aku tidak perlu repot-repot menjelaskan padamu” sambung Dokter Zein kemudian memberikan perintah kepada anak buahnya “ Kalian, beri dia pelajaran!”Mereka bertiga pun m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status