“Aku sudah bisa melindungi diriku, tidak ada salahnya aku mengikuti permainan ini,” batin Rocky tersenyum sambil menatap wajah istri, begitu berseri-seri karena ini pertama kalinya mereka bisa bercanda hingga tertawa lepas. “Em, mungkin aku memang harus kembali pada ibuku, agar senyuman ini tidak pergi ke lain orang, tetapi, luka dalam hati belum sembuh, apa aku mampu?”
“Aku ada pertanyaan penting, seumpama kamu kembali bekerja di ASG, apa kamu senang?” tanya Rocky membuat istri terdiam sesaat, lalu berkata “Apa itu mungkin? Kau tahu sendiri, aku tidak tahu pada siapa, studio film itu di jual,”“Jika itu mungkin, apa yang kamu berikan, untukku?”“Em …, aku pikirkan nanti, jika seumpama aku bisa kembali bekerja di ASG.” tutur Selly setelah berpikir sejenak. “Apa yang kau ketahui, tentang studi film itu, mengapa tiba-tiba membahas hal itu?”“Tidak, aku hanya bertanya saja, siapa tahu aku mampu mewujudkan keinginanmu,” jawab Roc“Maafkan saya Tuan, maafkan atas kejadian tadi,” ucap dokter Arjuna saat Rocky datang ke ruangannya.“Aku tidak mempermasalahkan itu, aku hanya ingin memberikan hadiah, karena kau sudah bekerja sangat baik hari ini,” balasnya lalu menyalakan sebatang rokok sambil duduk dengan tanang di depan si dokter.“Hadiah? maaf Tuan, anda terlalu sungkan, saya hanya menjalankan tugas saya seperti apa yang anda inginkan,” tutur Dokter Arjuna kemudian tersenyum, untuk menenangkan diri yang sedari tadi gugup bercampur aduk dengan cemas, hingga berkeringat.Drrttt, drrttt.Arjuna mendapatkan notifikasi dari pihak bank, “Berhasil isi saldo sebesar 15000 dollar,” tangan bergetar seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.“Tu–Tuan, apa ini tidak berlebihan?” tutur Arjuna dengan nada bergetar.“Apakah kurang?” tanya Rocky memastikan,“Tidak, Tuan. Ini sudah sangat-sangat cukup, bahkan lebih d
Dalam keheningan malam, Rocky duduk di taman pelangi tempat biasa dia menyendiri dikala hati sedang buntu. “Ayah, apa kau melihatku dari sana, aku masih menyimpan bandul giok ini seperti pesanmu saat itu,” gumamnya sambil terus mengelus-elus benda tersebut.“Itu dia orangnya, cepat kita ringkus dia,” ucap seseorang dengan suara sangat asing di telinga, karena baru pertama kali terdengar, membuat Rocky langsung waspada.Ketika menoleh ke arah suara, terlihat 3 orang berbadan kekar dan besar.“Aku tidak punya masalah dengan kalian, jadi …”“Tidak mempunyai masalah katamu?” ucap Zein tiba-tiba muncul dari belakang ketiga orang itu,“Aku sudah menduga,” balas Rocky sambil menatap tajam wajah pria itu,“Baguslah kalau begitu, aku tidak perlu repot-repot menjelaskan padamu” sambung Dokter Zein kemudian memberikan perintah kepada anak buahnya “ Kalian, beri dia pelajaran!”Mereka bertiga pun m
Prankk! Widhi menjatuhkan gelas saat melihat siaran berita dari dalam TV, sangat-sangat tidak di sangka bahwa cucu kesayangan terlibat dalam kasus korupsi. “Ini tidak boleh di biarkan begitu saja, aku harus menutup semua saluran berita,” tutur lelaki tua itu, kemudian mengambil ponsel untuk menghubungi orang yang kepercayaan keluarga Anggara. “Maaf Tuan, saya tidak bisa menutup semua saluran berita, apakah Anda mempunyai masalah dengan seseorang, atau menyinggung orang lain?” ucap orang kepercayaan keluarga Anggara, setelah mendengar permintaan Widhi. “Aku tidak pernah menyinggung siapapun, bahkan aku selalu baik dengan orang lain,” tutur Widhi kemudian memutuskan sambungan telepon sepihak. “Argh! Sial! Beraninya dia bermain-main dengan keluarga Anggara!” “Jhoni!” teriak Widhi ketika memanggil sang cucu, hingga menampakkan urat leher. “Kumpulkan semua anggota kelua
Setelah selesai sarapan meraka pergi dengan aktivitas masing-masing, Selly pergi ke rumah sakit, menghantarkan sarapan untuk ibu dan menjenguk Ayah tercinta. Sedangkan Rocky berangkat ke kedai makanan, yang baru saja dia buka beberapa minggu lalu. Ketika baru saja membuka kedai, dan menyiapkan semua keperluan bahan masakan yang akan dia olah, tiba-tiba datang lelaki tua bersama dengan 10 orang berseragam hitam dan semua mengenakan kacamata hitam. “Maaf Tuan, kedai saya belum buka dan saya baru siap-siap,” ucap Rocky dengan sopan, tetapi, tidak mendapatkan perlakuan baik dari pria tua tersebut. “Apakah kau yang bernama: Rocky Briano?” “Saya sendiri, apakah saya mengenal, Tuan?” balas Rocky sambil mengangkat alis sebelah, bingung. “Ini yang katanya cucuku?berani sekali mengaku sebagai Tuan muda keluarga Trump,” tutur Pria tua itu dengan tatapan merendahkan, membuat Rocky menghela napas
“Nyonya, Tuan muda ingin ke rumah dan menemui Tuan besar,” ucap Martin ketika sambungan telepon terhubung, dengan Levya, “Apa?!” “Bagaimana dia bisa tahu tentang, ayah?” “Aku kurang tahu, Nyonya, tetapi, ini sangat bahaya bagi Tuan muda,” tutur Martin lewat sambungan telepon, khawatir. “Jangan bilang kau sudah memberikan alamat rumah ini, pada Rocky,” tutur Satu pengawal datang dengan tergopoh-gopoh, memberi tahu jika ada keributan di depan, membuat Levya langsung memutuskan sambungan telepon sepihak. “Siapa yang membuat keributan?” Levya langsung bergegas kedepan, untuk melihat siapa yang di maksud oleh pengawal tersebut. “Astaga! Rocky! Hentikan!” teriak Levya menenangkan putranya yang sedang membuat kekacauan di kediaman keluarga Trump. “Ada apa ini, kenapa sampai terjadi kericuhan, seperti ini?” tanya Levya sambil mengelus dada sang putra,
Setelah berselang lama, Rocky pun sampai di kedia. Akan tetapi, dia mendapati kedai sudah porak-poranda dihancurkan oleh orang lain. “Siapa yang melakukan ini?” gumamnya pelan setelah menghela napas panjang, perlahan dia merapikan peralatan yang masih bagus dan bisa di gunakan. “Kedai sudah tutup?” tanya Selly saat datang bersama dengan Pragus, tetapi, yang membuat Rocky menatap curiga dari raut wajah pemuda itu, solah dia sudah tahu tentang kejadian tersebut. “Dihancurkan pengecut,” balasnya tanpa memperdulikan kehadiran istri dan pemuda itu. “Ya, mungkin ini, suatu balasan karena kau telah menggangguku,” sambung Pragus dengan lalu tersenyum, merendahkan. “Aku tidak pernah mengganggu orang lain,” jawab Rocky dengan nada malas, tetapi, malah mendapat gelak tawa dari Pragus, kemudian menggenggam erat tangan Selly, seolah ingin memamerkan kemesraan di depan
Di meja makan sudah terhidang beberapa menu, Selly dan Rocky hanya makan berdua, karena ibu mertua jarang pulang dan lebih memilih menjaga suaminya di rumah sakit. “Minggu depan ayah sudah di izinkan pulang,” ucap Selly membuka pembicaraan saat sarapan bersama suami. “Apakah ayah sudah sembuh?” balas Rocky. “Kondisinya sudah membaik, dan aku menyarankan untuk rawat jalan saja, uang tabunganku sudah menipis dan uang pemberianmu saat itu juga sudah habis untuk membayar Bangsal dan menembus obat,” jelas Selly. “Jangan cemaskan masalah biaya, tetapi, jika itu yang kau inginkan, aku hanya bisa pasrah dan menurut akan kemauanmu. Aku akan carikan dokter terbaik untuk ayah,” tutur Rocky lalu menyuapkan makanan kedalam mulut. “Oh iya, jangan cemaskan masalah biaya, aku akam usahakan,” Suasana ruang makan semakin lama semakin hangat, pembahasan dan pembicaraan sem
Selly di hantar menggunakan motor butut kesayangan Rocky, yang baru saja keluar dari bengkel setelah sekian lama motor itu rusak, kini sudah selesai di perbaiki, meskipun laju motor pelan. Tetapi, Selly tidak pernah mengeluh ataupun malu ketika Rocky menjemput dengan motor butut tersebut. “Apa kau bahagia, hidup bersamaku?” tanya Rocky tiba-tiba menyeletuk seperti itu. “Menurutmu, aku kurang bahagia?” balas Selly. “Kau sudah hampir mendapatkan apa yang kau inginkan, apakah kita akan bercerai setelah menjadi Ceo di AGP?” “Bisa iya, bisa juga tidak, tetapi tergantung, bahkan aku ingin menceraikan mu sekarang, besok, dan kemarin-kemarin.” balas Selly dengan nada di tekan. “Kenapa tidak bergegas meminta cerai dariku?” “Berhenti dan menepi,” perintah Selly karena sudah sangat-sangat jengkel dengan pembahasan tersebut. “Kenapa turun?” tanya Rocky dengan sangat-sangat polos. “Kau pikir sendiri. salahmu, aku ma
“Siapa yang berani membuat onar di tempatku?” ucap Rocky berjalan keluar dari dapur sambil memasukkan tangan di saku celana.Sontak, kedua preman jalanan itu tertawa seakan mendapat lelucon yang amat sangat lucu.“Ternyata kau, pemuda kota yang bertulang lembek,” balas preman berambut keriting panjang. “Lebih baik kau segera bayar uang keamanan, dari pada kita hancurkan tempat ini.” sambung preman yang berbadan kurus dan berambut pendek.“Bayar uang keamanan, ya?” Rocky berlari langsung memberikan tendangan pada preman yang berbadan kurus, kemudian memberikan hantaman pada yang satunya.Kedua preman itu langsung tergeletak di lantai, Rocky menginjak tangan si gondrong membuat dia berteriak kesakitan lalu menendang lempeng perut berulang-ulang.Setelah puas dengan yang gondrong, dia mendekat pada si kurus dengan tatapan sulit diartikan.“Mohon ampun, Tuan, tolong ampuni kami,” ucap si kurus membuat Rocky s
Pagi pun tiba, Rocky sudah berpenampilan rapi dia kini berada di depan cermin sedang memasang dasi.Tiba-tiba ponsel berdering tanda ada panggilan masuk.“Martin,” gumam Rocky kemudian mengangkat panggilan tersebut.“Gimana Martin, apa ada kabar baik untukku, pagi ini?” tanya Rocky saat panggilan terhubung.“Dua hari lagi ada pertemuan dengan Ema Emerson, dan saya sudah agendakan pertemuan kalian,” balas Martin dari dalam sambungan telepon.“Kerja bagus, jika kita berhasil, akan ada bonus besar untukmu,” ucap Rocky pada sambungan telepon.”Oh iya, selidiki kasus kecelakaan yang menimpa Delia Trump, apakah ada campur tangan dari Erllina, atau tidak,” pintanya kemudian memutuskan sambungan telepon sepihak.Senyuman licik pun mengembang di bibirnya saat menatap bayangan dibalik cermin. “Ema Emerson, kau yang mulai permainan ini, dan kau harus juga yang harus mengakhiri” ucapnya kemudian mengambil tas lalu keluar dari kamar untuk berg
Di kediaman Anggara, semua orang tanpak cemas karena tetua keluarga dan putra semata wayang tidak kunjung pulang.“Pa, Ayah dan Yudis belum juga pulang, gimana ini, Pa?” ucap Verry Alham cemas bercampur dengan khawatir.“Apa perlu kita lapor pada pihak hukum, Ma?” balas suami.“Nanti lama, Pa. Kita harus segera mencari mereka,” tutur Verry sudah tidak sabar lagi, karena merasakan firasat buruk terhadap putra tercinta.“Ayo kita cari.” ajak suami kemudian bergegas pergi untuk mencari dua keluarga Anggara.***Di sisi lain Rocky tersenyum kepikiran dengan ucapan sang istri saat dalam sambungan telepon.“Akankah dia benar-benar membatalkan kontrak nikah?” gumam Rocky bertanya-tanya pada diri sendiri sambil mengemudikan mobil. “Jika itu benar-benar terjadi, aku akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia ini, dan aku akan melamarmu kembali, kita akan melangsungkan pernikahan mewah dihadiri banyak tamu, bukan s
Setelah berbincang tentang rencana memanfaatkan Selly, tiba-tiba datang dua orang berbadan kekar masuk dalam ruangan Widhi.“Kalian ikut kami, atau, kami patahkan tulang-tulang kalian!” ucap pria bertato dengan nada tegas.“Siapa kau, kenapa bisa masuk ke dalam perusahaan ini?” tanya Widhi dengan nada bergetar, ketakutan.“Itu tidak penting,” balas pria tersebut kemudian membawa Widhi dan Yudis keluar dari ruang pribadi,Setelah tiba di parkiran, mereka langsung di masukkan ke dalam mobil. “Kami mau dibawa ke mana?” Yudis bertanya dengan nada ketakutan.“Diam! Atau aku buat kau tidak bisa bicara selamanya!” ucap pria berbadan kekar dan berambut pirang.Seketika, mulut Yudis terbungkam oleh bentakan dari pria tersebut, dan mereka berdua hanya bisa pasrah tanpa bertanya lagi.***Di AGP, Selly mendapat panggilan telepon dari suami, dia pun bergegas menjauh dari keramaian kantin untuk mengangkat panggilan tersebut.
Saat masih berada di taman pelangi, Selly mendapatkan panggilan dari Widhi Anggara.“Kakek menghubungiku, ada apa?” batin Selly bertanya-tanya. “Sebentar ya, Sov,” ucap Selly kemudian sedikit menjauh untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.“Hallo, ada apa?” tanya Selly saat panggilan terhubung.“Maaf Selly, aku telah salah padamu, kau boleh bekerja kembali di AGP dan melanjutkan proyek kerja sama dengan Briano Lion,” ucap Widhi dari jauh dalam sambungan telepon membuat sang cucu wanita mengangkat alis sebelah tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar.“Apa Kakek sedang membohongiku, dan akan mempermalukan aku lagi?” tanya Selly pada sambungan telepon.“Tidak, aku mohon kembalikanlah dan aku akan memberikanmu hadiah istimewa,” ucap sang Kakek kemudian memutuskan sambungan telepon sepihak.“Hallo …, Kakek,” Selly pun melihat ponselnya, ternyata sambungan telepon sudah terputus.“Dasar manusia pal
“Kau mau ikut denganku, berarti kau akan mengundurkan diri dari AGP?” tanya Selly setelah merasa lebih tenang.“Iya, untuk apa aku memperkaya orang sombong seperti Tuan Yudis dan Tuan Widhi,” jawab Sovia membuat atasan membulatkan mata, tidak percaya.“Jangan, jaman sekarang sulit mencari pekerjaan,” sambung Selly tidak ingin mengorbankan si asisten.Sovia menghela napas panjang, kemudian berkata, “Benar juga, tapi aku tidak bisa bekerja di tempat orang tidak punya hati.”“Kamu harus tetap bekerja di sana, ingat, kamu juga butuh uang untuk makan,” tutur Selly mengingatkan Sovia agar tetap bertahan, meskipun berkerja di tempat orang paling menyebalkan sedunia.***Setelah menunggu cukup lama, Widhi dan Yudis pun datang menemui Presdir Briano Lion. Namun, mereka tidak mengenali siapa sosok Tuan muda dibalik masker.“Maaf Tuan muda, apa yang membuat Anda memanggil kami datang ke sini?” tanya Widhi d
“Sudah-sudah, enggak usah dibahas, aku sudah pusing gegara Presdir, malah kau tambah lagi,” ucap Selly menepis pertanyaan Sovia si asisten.Ketika sampai di AGP, dia disambut oleh sepupu.“Lihatlah, siapa yang datang,” ucap Yudis dengan penuh kesombongan.“Minggir, aku tiada urusan denganmu,” balas Selly malas berdebat dengan siapapun.“Aku yang ada urusan denganmu.” ucap Yudis seolah tidak pernah lelah mencari masalah dengan sepupu.“Apa lagi? Masalah kemarin? bukankah kau telah berjanji untuk tidak menggangguku?” tanya Selly sudah sangat lelah menghadapi sikap keras kepala pria yang sedang berdebat dengannya.“Urusan yang kemarin belum selesai, menurut keputusan kakek, kau dipecat tanpa hormat,” ungkap Yudis membuat sang sepupu menganga, terkejut tidak percaya.“Aku dipecat? kesalahan aku apa? bukankah aku sudah berhasil mendapatkan proyek yang diinginkan kakek?” ucap Selly dalam keadaan syok.
Rocky menceritakan tentang rencana yang dia bahas dengan Martin kemarin, “Apa?! Ema Emerson?!” Zee sangat terkejut setelah mendengar nama itu.“Ada apa kau takut?” tanya Rocky menyipitkan mata ketua menatap wajah Ceo lekat-lekat.“Tidak, jika itu sudah menjadi tugasku, aku tidak akan takut,” balas Zee membuat Rocky tersenyum puas, “Bagus jika memang begitu.” tutur Rocky sambil menepuk pundaknya.“Kau boleh pergi, selamat mengumpulkan tenaga untuk tugas yang aku berikan,” usir Rocky membuat dia hanya mampu menelan saliva untuk membasahi tenggorokan yang tiba-tiba kering. Dengan langkah gontai,diapun berjalan keluar dari ruang Presdir, dan setelah kepergian Zee, Rocky kembali menggunakan masker karena jam meeting akan segera dimulai.Saat di ruang meeting, Rocky memperhatikan sang istri begitu pandai dalam mempresentase proyek yang akan dia garap. begitu cerdas dan kata perkata mudah di pahami.Setelah 30 menit, mee
Setelah kepergian Levya, Rocky lantas menghubungi nomer Martin orang yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis.“Halo pak Martin, atur pertemuan dengan Ema Emerson, aku ingin mengajukan bisnis dengan dia,” ucap Rocky saat panggilan terhubung.“Ema Emerson …? apa Anda yakin? bukankah beliau ibu tiri Anda?” balas Martin dari dalam sambungan telepon.“Aku tahu itu, kita lakukan pendekatan dengan musuh, kalau kita hanya diam tidak berbuat apa-apa yang ada, musuh akan tenang tanpa menunjukkan diri ke permukaan,” ucap Rocky pada sambungan telepon.“Baiklah, apa rencana Anda?” tanya Martin jauh dari dalam sambungan telepon.Rocky pun menceritakan rencana yang menurutnya sangat gila, “Apa Anda yakin, kita akan membuka investasi untuk Briano Lion?!” ucap Martin terkejut dengan rencana Rocky.“Cuma itu satu-satunya cara memancing musuh keluar dari sarang,” balas Rocky.“Baiklah, tetapi, invest