“Apa yang terjadi?!” ucap Rocky bingung, kemudian menyuruh semua anak buah untuk mencari penembak tersebut.
Tetapi, penembak itu berhasil lolos tanpa meninggalkan jejak.“Kami gagal menangkapnya,Tuan.” ucap Zee membuat Rocky geram dan langsung mengepalkan tangan, geram. “Aku tidak mau tahu, cepat temukan penembak itu! atau …, aku tidak akan memberikan hadiah, untuk kalian semua!”“Zee, hantarkan aku pulang, aku ingin menenangkan diri,” pinta Rocky pada pemuda yang sudah seperti adik sendiri. Lalu menunjuk George, Hengky dan Halma, “Untuk kalian bertiga …, bersihkan mayat ini, dan jangan sampai meninggalkan jejak.”“Baik, Kakak pertama,” balas mereka bertiga serentak lalu membungkuk hormat, lantas melakukan tygas sesuai dengan apa yang diminta oleh Rocky.Suasana dalam mobil sangat sunyi, Rocky seperti diselimuti rasa frustasi, karena gagal dalam mengulik informasi dari Hendrik, akibat penembak sialan.Bab 32: Tertampar oleh kenyataan.“Mari Tuan, ikut saya,” ajak SPG cantik bertutur lembut yang bernama Juni.SPG bermulut mercon itu, kembali berkumpul dengan teman-teman yang belum dapat pembeli sama sekali.“Lisa, customer itu, kau berikan pada Juni, kenapa?” tanya Ellya.“Halah, bodo amat! palingan juga cuma lihat-lihat doang, enggak beli, lagian kasihan itu orang belum melayani pembeli sama sekali,” balas Lisa dengan nada malas.“Iya, gemes banget dengan sikap dan wajahnya yang sok alim dan sok lembut, sukurin dapat customer miskin!” sambung Ellya menatap Juni dengan tatapan kebencian.“Ya kali, dapat pembeli kaya, setelah ini pasti akan di pecat, tanpa pesangon,” tutur Lisa tersenyum licik.Akan tetapi, perbincangan mereka di dengar oleh Rocky dan itu membuat dia merasa geram akan kesombongan para SPG cantik bermulut mercon.Dengan sangat telaten, Juni menaw
Rocky pun keluar dari showroom membawa mobil mewah berwarna merah, mengkilap terkesan mewah.“Aku akan gunakan ini menghantar istriku kerja, besok,” gumamnya saat dalam perjalanan pulang.Tidak berselang lama, dia pun sampai di kediaman Anggara, tetapi, tatapan semua orang begitu aneh, ketika melihat Rocky baru turun dari mobil.“Oh, ternyata uang hasil colongan di gunakan beli mobil ini, toh?” ucap Verry Alham dengan tatapan merendahkan.“Apa maksudmu berkata seperti itu?” tatapan mata Rocky tertuju pada istri yang menangis tersedu-sedu.“Halah sok-sokan enggak tahu, kau ini pandai baget berpura-pura,” ucap Verry membuat Rocky semakin bingung dengan maksud ucapan bibi, terlebih tangisan istri membuat dia semakin bertanya-tanya dalam hati, “Ada apa? Kenapa?”“Uangku hilang seratus juta dollar, kau dan istrimu yang mencuri?! sudah ngaku saja, di rumah ini enggak pernah kehilangan barang, sebelum engkau tinggalkan di sini!” Verry menuduh tanpa menyertakan bukti, membuat Rocky menghela n
Setelah menempuh perjalanan cukup lama, Rocky menghantarkan Diffa Anjasmara ke hotel.“Em, Rocky … aku dengar kau sudah beristri, kenapa tidak mengirim undangan padaku?” tanya Diffa saat hendak masuk ke dalam kamar hotel.“Bukan urusanmu dan semua terserah padaku,” balas Rocky seolah-olah dia tidak ingin mencari masalah dengan siapapun, termasuk dengan wanita manja yang kini bersamanya.“Aku mau lanjut kerja, urusanku masih banyak,” ucap Rocky lalu pergi tanpa memperdulikan ucapan si gadis yang baru dia jemput dari Bandara.“Tampaknya aku tertarik untuk sedikit menggodamu, aku penasaran, seperti apa saudari iparku,” gumam Diffa Anjasmara kemudian masuk ke dalam kamar.Diffa langsung diberi tugas untuk menangani proyek besar, Briano Lion, yang sempat mengguncang dunia bisnis kalangan menengah ke atas.***“Hallo Tuan, apakah anda mengenal Zaidan Firnaldi?” ucap seseorang dari dalam sambu
Siang sudah berganti sore, dan semua karyawan satu persatu pulang karena jam kerja sudah berakhir untuk hari ini, Selly sedang merapikan dokumen yang masih berserakan di meja kerja.“Sell, apa yang kau lakukan pada Ecy?” tanya Yudis tiba-tiba datang dengan raut wajah tidak bersahabat.“Aku tidak melakukan apapun, kau tanya sendiri saja,” balas Selly tanpa memperdulikan kehadiran sepupu.“Aku disini bicara denganmu, kamu dengar, tidak!” seru Yudis membuat Selly mempercepat pekerjaan, dan setelah selesai beberes, dia baru menatap sepupu lalu berkata “Maaf sepupuku yang tampan, aku tiada urusan dengan Ecy dan aku rasa, itu juga bukan urusanmu juga, jika seumpama kita memang ada urusan—” dia menghentikan ucapan dengan menutup mulut, “Atau jangan-jangan …, kau ini sesungguhnya wanita? karena ikut campur dalam urusan wanita,”“Tidak perlu menjawab dan mengajakku berdebat, aku benar-benar tidak punya waktu,” ucap Selly menghentikan Yu
“Aku akan menemanimu,” balas Rocky dengan lembut.“Oh iya, kamu tunggu sebentar, ada yang ingin aku tunjukan padamu,” Selly bergegas menuju nakas untuk mengambil sesuatu dan ingin dia tanyakan pada suami, Rocky mengerutkan kening saat mengetahui desain yang begitu mengagumkan, “Apa maksudnya kamu memperlihatkan ini padaku?” tanya Rocky pura-pura bingung,“Aku ingin mengirimkan desain ini pada Briano Lion, tetapi, aku tidak tahu ini sudah sesuai apa belum,” balas Selly.“Ini sangat indah dan aku yakin karyamu ini akan terpilih dan kamu akan mendapatkan proyek dari Briano Lion.” ucap Rocky menyakinkan Selly, biarpun kompetisi desain diadakan secara umum, bahkan orang dari menengah kebawah pun bisa ikut.“Kau terlalu berlebihan,” ucap Selly tersipu, dengan sanjungan suami, dia pun menoleh untuk menyembunyikan wajah yang sudah seperti tomat.“Baiklah, ayo tidur, besok kau harus datang ke Briano Lion, untuk mengirimkan desain ini,” ajak Rocky sambil memberikan kertas desain tersebut pada i
“Hallo Selly, bagaimana kompetisi desain mu? apa kamu berhasil mendapatkan proyek itu?” tanya Sindy dalam sambungan telepon.“Semua gagal gara-gara Yudis, Bu,” balas Selly pada sambungan telepon.“Dimana suamimu? Apa dia tidak membantumu? Bukankah dia sopir pribadinya keluarga Trump, pemilik Briano Lion?” tanya Sindy dengan nada geram, terdengar oleh Rocky.“Sudahlah, Bu, aku pusing,” Selly pun memutuskan sambungan telepon sepihak, membuat sang ibu murka.“Haduh, gimana sih? Ibu belum selesai bicara malah di matiin?!” ucap Sindy marah-marah,“Anak itu memang tidak bisa diandalkan! Awas saja kalau kau pulang, aku akan memberimu pelajaran!” tutur Sindy mengancam menantu yang tidak pernah dia anggap.***Setelah perjalanan cukup lama, pasangan suami istri itu sampai di taman pelangi,Rocky pun turun setelah memarkirkan mobil, di area parkir, dia berjalan membututi istri, dia tidak berani menggandeng tangan istri, karena takut kena bentakan dan amarah dari si istri.Brugh!Tanpa sengaja R
Ketika Rocky hendak pergi tiba-tiba, suara seorang wanita mengehentikan langkah kaki. “Mau kemana?”“Aku ada urusan mendadak, tadi bosku telepon,” balas Rocky lalu pergi.Dalam hati Selly merasa curiga dengan gelagat aneh suami, seperti ada yang di sembunyikan, tetapi, dia mencoba masa bodo. Namun, tetap saja … timbul pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu pikirannya.***Saat dalam perjalanan dia mendapatkan data tentang Zidan Firnaldi, dari Waldo bersaudara.Rocky tersenyum dengan senyuman sulit diartikan, entah apa yang akan dia lakukan ketika bertemu dengan pria yang dia temui saat berada di taman pelangi, lalu dia menghubungi Arfandi, untuk memberikan tugas.“Tangkap dia, jangan sampai dia lolos … aku akan memberi ia kejutan tidak terduga, dalam hidupnya.” perintah Rocky dalam sambungan telepon, lalu memutuskan sepihak.Setelah berselang lama, Rocky pun sampai pada tempat dimana dia membuat janji dengan Waldo bersaudara.Dia menghela napas berat, untuk melegakan dada yang tiba-ti
Saat dalam perjalanan pulang, Rocky mendapati panggilan telepon dari Ibunda.“Iya Bu, ada apa?” tanya Rocky saat panggilan terhubung.“Kakek dan Delia ingin, kau datang ke sini,” tutur Levya dalam sambungan telepon.“Aku akan segera ke sana,” balas Rocky lalu memutuskan sambungan telepon sepihak, kemudian menambah laju mobil, mengarah ke mansion Trum.Tidak berselang lama, Rocky pun sampai, dia langsung bergegas turun setelah menghentikan mobil.Semua orang sedang berada di ruang makan, dia di sambut oleh ibunda dan langsung di persilahkan duduk untuk makan malam bersama.“Aku merasa ada yang tidak beres di sini, mungkinkah ada musuh dalam selimut?” batin Rocky bertanya-tanya dalam hati. Akan tetapi, dia berusaha tenang seolah tidak pernah terjadi apa-apa, meskipun mendapatkan firasat buruk.“Halo Rocky, ini pertama kali kita bertemu …,” ucap si bibi yang bernama Erllina Virzha, “Aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu,”
“Bu, aku hanya demam biasa, tidak usah terlalu berlebihan!” ucap Rocky setelah dipindahkan ke lantai Vip 2 kamar melati.“Demam biasa katamu? orang tua mana yang tidak khawatir ketika melihat anaknya sakit sampai pingsan?” tanya Levya menanggapi ucapan sang putra. “Sekarang makan dulu, kau dari tadi sore belum makan,” ia pun menyuapkan sesendok makan untuk Rocky.“Bu, aku mau bertanya sesuatu denganmu, tetapi, ibu harus berjanji untuk menjawab jujur dan jangan bersedih, “Dengan senang hati ‘kan ibu jawab,” balas Levya lalu tersenyum, tanda jika sang ibu sangat legowo.“Tapi aku masih ada urusan, Bu.” tutur Rocky kemudian hendak mencabut selang infus. Namun, dihentikan oleh si Ibu, sambil berkata, “Jangan gila, Nak! kau masih lemah.” “Tapi, Restoran membutuhkan aku karena besok pembukaan pertama, jika aku lemah seperti ini? pasti semua tidak sesuai dengan rencana, karena mereka masih membutuhkan bimbinganku.” jawab Rocky.
“Bu, aku hanya demam biasa, tidak usah terlalu berlebihan!” ucap Rocky setelah dipindahkan ke lantai Vip 2 kamar melati.“Demam biasa katamu? orang tua mana yang tidak khawatir ketika melihat anaknya sakit sampai pingsan?” tanya Levya menanggapi ucapan sang putra. “Sekarang makan dulu, kau dari tadi sore belum makan,” ia pun menyuapkan sesendok makan untuk Rocky.“Bu, aku mau bertanya sesuatu denganmu, tetapi, ibu harus berjanji untuk menjawab jujur dan jangan bersedih, “Dengan senang hati ‘kan ibu jawab,” balas Levya lalu tersenyum, tanda jika sang ibu sangat legowo.“Tapi aku masih ada urusan, Bu.” tutur Rocky kemudian hendak mencabut selang infus. Namun, dihentikan oleh si Ibu, sambil berkata, “Jangan gila, Nak! kau masih lemah.” “Tapi, Restoran membutuhkan aku karena besok pembukaan pertama, jika aku lemah seperti ini? pasti semua tidak sesuai dengan rencana, karena mereka masih membutuhkan bimbinganku.” jawab Rocky.
Rocky keluar dari kamar mandi sudah menggunakan pakaian ganti, ketika hendak membaringkan tubuh di atas kasur. Tiba-tiba ponsel berdering satu kali tanda pesan masuk.“[Tuan muda, semua bukti-bukti kriminal Erllina, ada di dalam dokumen yang saya kirimkan pada anda.]” isi pesan dari Martin.Sungguh-sungguh terkejut ketika membuka dokumen, kemudian berkata, “Ternyata benar dugaanku, selama ini musuh dalam selimut ialah bibi Erlina. Ah, sangat sabar untuk membuka kebusukanmu, manusia serakah!” Tidak berselang lama, terdengar suara ketukan pintu membuat dia bergegas bangun dan membuka pintu yang sengaja dia kunci.“Ibu, kau membuatku terkejut,” ucap Rocky.“Terkejut, bukankah tiada orang lain yang masuk ke kamarmu, selain Ibu?” balas Levya membawakan makan malam untuk putra tercinta, sebenarnya bisa saja menyuruh maid menghantar makanan untuk si putra. Namun, ia sengaja melakukan hal itu supaya lebih dekat dengan putra t
Karena tidak terlalu kuat melihat mereka berdua, Rocky bergegas pergi untuk menenangkan diri.Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, pria itu berhenti di taman pelangi.“Dasar wanita, jika berucap tidak pernah bisa di pegang, katanya mau membatalkan kontrak nikah, tetapi, malah bersama lelaki lain,” gumamnya ngedumal sambil melempar batu pada danau buatan di tengah-tengah taman.“Hey, apa yang kau lakukan di sini?” Fransiska Imelda datang membuat Rocky terkejut.“Aku hanya kesal,” jawab Rocky dengan nada keras.“Jangan melempar batu pada danau, apa kau tidak kasihan jika batu yang kau lempar kena ikan,” tutur Fransiska membuat pria itu menghela napas panjang kemudian duduk di bangku yang ada di dekat danau buatan.“Em, sebenarnya aku tidak berhak tahu apa yang membuatmu kesal, tapi, kalau mau bercerita tidak apa, aku siap mendengarkan,” tawar Fransiska.“Apa maksudmu bicara seperti itu? bahkan aku belum mengenalmu
Bab 66: Gabriel Hawthorne.“Aku pesan makan dan minun terlebih dahulu, sebelum kita lanjutkan obrolan,” ucap Rocky dan mendapat anggukan dari si wanita ular. Lalu menawarkan “Anda mau makan apa, biar sekalian aku pesankan,” Ema pun meminta spaghetti saja.Setelah pesan makanan mereka lanjut dalam pembahasan maksud dan tujuan Rocky mengajak dia bertemu.“Owh, kau masih muda tapi sangat berbakat dalam dunia bisnis,” puji Ema Emerson setelah mendengar penjelasan dari Rocky. “Bagaimana, apa kau tertarik untuk kerja sama dengan Briano Lion?”“Proyek ini sangat menguntungkan, saya jamin.” Dia berusaha meyakinkan wanita tersebut, karena terlihat dari raut wajah, sangat-sangat ragu untuk kerja sama dengan perusahaan pendataan baru tersebut.“Oke baiklah, kita akan kerja sama, apakah bisa langsung tanda tangan?” ucap Ema.“Martin, berikan dokumen perjanjian pada Nyonya Ema Emerson,” perintah Rocky dengan senyuman mengembang di bibir,
“Siapa yang berani membuat onar di tempatku?” ucap Rocky berjalan keluar dari dapur sambil memasukkan tangan di saku celana.Sontak, kedua preman jalanan itu tertawa seakan mendapat lelucon yang amat sangat lucu.“Ternyata kau, pemuda kota yang bertulang lembek,” balas preman berambut keriting panjang. “Lebih baik kau segera bayar uang keamanan, dari pada kita hancurkan tempat ini.” sambung preman yang berbadan kurus dan berambut pendek.“Bayar uang keamanan, ya?” Rocky berlari langsung memberikan tendangan pada preman yang berbadan kurus, kemudian memberikan hantaman pada yang satunya.Kedua preman itu langsung tergeletak di lantai, Rocky menginjak tangan si gondrong membuat dia berteriak kesakitan lalu menendang lempeng perut berulang-ulang.Setelah puas dengan yang gondrong, dia mendekat pada si kurus dengan tatapan sulit diartikan.“Mohon ampun, Tuan, tolong ampuni kami,” ucap si kurus membuat Rocky s
Pagi pun tiba, Rocky sudah berpenampilan rapi dia kini berada di depan cermin sedang memasang dasi.Tiba-tiba ponsel berdering tanda ada panggilan masuk.“Martin,” gumam Rocky kemudian mengangkat panggilan tersebut.“Gimana Martin, apa ada kabar baik untukku, pagi ini?” tanya Rocky saat panggilan terhubung.“Dua hari lagi ada pertemuan dengan Ema Emerson, dan saya sudah agendakan pertemuan kalian,” balas Martin dari dalam sambungan telepon.“Kerja bagus, jika kita berhasil, akan ada bonus besar untukmu,” ucap Rocky pada sambungan telepon.”Oh iya, selidiki kasus kecelakaan yang menimpa Delia Trump, apakah ada campur tangan dari Erllina, atau tidak,” pintanya kemudian memutuskan sambungan telepon sepihak.Senyuman licik pun mengembang di bibirnya saat menatap bayangan dibalik cermin. “Ema Emerson, kau yang mulai permainan ini, dan kau harus juga yang harus mengakhiri” ucapnya kemudian mengambil tas lalu keluar dari kamar untuk berg
Di kediaman Anggara, semua orang tanpak cemas karena tetua keluarga dan putra semata wayang tidak kunjung pulang.“Pa, Ayah dan Yudis belum juga pulang, gimana ini, Pa?” ucap Verry Alham cemas bercampur dengan khawatir.“Apa perlu kita lapor pada pihak hukum, Ma?” balas suami.“Nanti lama, Pa. Kita harus segera mencari mereka,” tutur Verry sudah tidak sabar lagi, karena merasakan firasat buruk terhadap putra tercinta.“Ayo kita cari.” ajak suami kemudian bergegas pergi untuk mencari dua keluarga Anggara.***Di sisi lain Rocky tersenyum kepikiran dengan ucapan sang istri saat dalam sambungan telepon.“Akankah dia benar-benar membatalkan kontrak nikah?” gumam Rocky bertanya-tanya pada diri sendiri sambil mengemudikan mobil. “Jika itu benar-benar terjadi, aku akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia ini, dan aku akan melamarmu kembali, kita akan melangsungkan pernikahan mewah dihadiri banyak tamu, bukan s
Setelah berbincang tentang rencana memanfaatkan Selly, tiba-tiba datang dua orang berbadan kekar masuk dalam ruangan Widhi.“Kalian ikut kami, atau, kami patahkan tulang-tulang kalian!” ucap pria bertato dengan nada tegas.“Siapa kau, kenapa bisa masuk ke dalam perusahaan ini?” tanya Widhi dengan nada bergetar, ketakutan.“Itu tidak penting,” balas pria tersebut kemudian membawa Widhi dan Yudis keluar dari ruang pribadi,Setelah tiba di parkiran, mereka langsung di masukkan ke dalam mobil. “Kami mau dibawa ke mana?” Yudis bertanya dengan nada ketakutan.“Diam! Atau aku buat kau tidak bisa bicara selamanya!” ucap pria berbadan kekar dan berambut pirang.Seketika, mulut Yudis terbungkam oleh bentakan dari pria tersebut, dan mereka berdua hanya bisa pasrah tanpa bertanya lagi.***Di AGP, Selly mendapat panggilan telepon dari suami, dia pun bergegas menjauh dari keramaian kantin untuk mengangkat panggilan tersebut.