Home / Romansa / Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa: Chapter 181 - Chapter 190

265 Chapters

181. Tukar Posisi

“Karena memang itu yang terjadi, Gauri. Anting Amora lepas dan aku hanya berusaha membantu memasangkannya karena dia bilang dia tidak bisa melakukan itu sendiri,” sahut Adam.“Persis?” tanya Gauri, mengingat bagaimana posisi mereka tadi begitu intim. Bahkan, Adam sempat mencium bahunya.“Hanya di bagian memasangkan anting,” jawab Adam sambil tersenyum tipis.Gauri menatap Adam dengan tatapan tidak percaya. "Hanya itu? Lalu kenapa aku mendengar desahan dan ... hal-hal lain yang tidak biasa?"Adam tertawa kecil. "Desahan itu muncul karena Amora kesakitan saat aku memaksa antingnya masuk dengan benar. Tidak lebih dari itu, Gauri. Tidak ada hal seperti yang kamu pikirkan."Gauri menatap Adam lama, mencoba membaca kejujuran dalam matanya. Meskipun tidak sepenuhnya yakin, Gauri tidak merasa bahwa Adam tidak sedang berbohong.Tok! Tok!Suara ketukan pintu toilet membuat keduanya terkejut. Gauri langsung memandang Adam dengan pa
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

182. Langit Malam Jadi Saksi

Angin malam menyambut Gauri ketika dia keluar dari mobil Adam. Wanita itu mengernyit heran. “Kamu membawaku ke Harraz Mall?” tanya Gauri sambil melihat Harraz Mall dari pintu lobi utama. Dengan pakaian mereka sekarang yang terlalu formal, Harraz Mall bukanlah tempat yang tepat untuk merayakan sesuatu. Apalagi kurang dari satu jam, mall akan tutup. Adam mengangguk dan menarik tangan Gauri, seolah tidak ada yang salah. “Ikut aku!” “Jangan melangkah terlalu lebar. Tolong kasihani aku yang lebih pendek 20 cm darimu,” tukas Gauri menyindir. Adam tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Dia menuruti permintaan Gauri untuk berjalan perlahan dan membawa wanita itu ke lantai paling atas Harraz Mall. Lebih tepatnya pintu keluar menuju rooftop mall. Wanita itu menyapu pandangannya ke seluruh area rooftop Harraz Mall yang dipenuhi lampu temaram dan taman kecil yang dirancang
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

183. Kakek Tidak Menyukaimu

"Kamu yakin bisa pergi sendiri?" tanya Adam sambil mengernyitkan dahi. Mata pria itu mengamati wajah Gauri yang tampak serius.Di belakang mereka, baling-baling helikopter mulai berputar perlahan dan menciptakan suara gemuruh yang mengisi udara di rooftop Harraz Mall.Gauri menarik napas dalam dan mencoba menenangkan dirinya. Wanita itu balas menatap Adam, mengernyitkan dahi juga."Ya, aku bisa sendiri, Mas. Kamu tidak perlu ikut," jawab Gauri. Suaranya masih bisa terdengar dengan jelas, tetapi siapa pun yang mendengar akan tahu bahwa Gauri sedang lelah."Aku tidak bisa membiarkan kamu sendirian ke Singapura. Kalau ada sesuatu yang buruk terjadi di sana, aku ingin ada di dekatmu," tukas Adam sambil menatap kosong langit malam di depannya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.Gauri menghela napas. Wanita itu menoleh untuk menatap Adam. Tatapannya sangat lembut."Mas, ini Kakek. Kamu tahu bagaimana Kakek memandang hu
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

184. Di Balik Layar

“Silakan duduk, Nona Gauri.” Dokter Kevin mengisyaratkan Gauri untuk duduk di sofa ruangannya.Gauri mengangguk dan mengikuti ucapan Kevin. Kemudian pria itu berjalan ke meja kecil di sudut ruangan, menuangkan segelas air dan menyerahkannya kepada Gauri."Bernapaslah lebih dulu. Anda baru saja mendarat, pasti lelah," ucap Kevin sambil duduk di kursi kerjanya.Wajah Kevin terlihat serius seperti kebanyakan dokter pada umumnya, tetapi nada bicara pria itu sangat lembut.Namun, Gauri tidak menyentuh gelas itu. Wanita itu menatap Kevin sambil terus mengernyitkan dahi."Dokter Kevin, sebanyak apa pun oksigen yang saya hirup, itu tidak akan membuat saya tenang sebelum saya tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Kakek," tukas Gauri tegas.Kevin menghela napas panjang, menyadari bahwa Gauri tidak akan membuang waktu untuk basa-basi. Dia berdiri dari kursinya dan mengambil ponsel dari saku jas putihnya.
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

185. Seharusnya Kamu Tetap Berada di Jalanan

Gauri terbangun karena suara pintu yang terbuka perlahan. Mata cokelat wanita itu mengerjap, tubuhnya terasa kaku setelah tertidur di kursi sebelah ranjang Thomas sepanjang malam. Ketika pandangannya mulai jelas, Gauri melihat Kevin berdiri di dekat pintu sedang membawa sebuah kantong kertas besar.“Selamat pagi, Nona Gauri,” sapa Kevin dengan riang, seperti suasana pagi yang biasa digambarkan di lagu anak-anak.“Dokter Kevin? Ada apa pagi-pagi begini?” Gauri mengernyitkan dahi, masih sedikit bingung karena baru saja terbangun. “Apa sudah waktunya Kakek diperiksa?”Kevin melangkah mendekat dan meletakkan kantong itu di atas meja kecil di samping kursi Gauri."Saya membawakan baju ganti untuk Anda. Anda masih memakai gaun semalam, dan saya pikir Anda akan merasa lebih nyaman dengan pakaian yang lebih santai," jelas Kevin.Gauri memandang kantong kertas itu dengan bingung, lalu menatap Kevin. “Dokter tidak perlu repot-repot.”“Tuan
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

186. Mencari Udara Segar

Gauri menatap sendok di tangannya yang masih bergetar. Kata-kata Thomas terus bergema di pikirannya, menggali rasa sakit yang sulit Gauri kendalikan. Wanita cantik itu menggigit bibirnya dan menarik napas panjang.‘Kakek sedang sakit. Kakek sedang tidak sehat. Jangan balas ucapannya, Gauri. Tahan saja!’ batin Gauri berusaha menguatkan dirinya sendiri.Tanpa berkata apa-apa, Gauri mengangkat sendok itu dan mendekatkannya ke mulut Thomas. Senyumnya tipis, tetapi matanya tidak mampu menyembunyikan luka yang baru saja terukir dan masih sangat perih.“Kakek harus makan agar cepat pulih,” ucap Gauri pelan, menahan getaran dalam suaranya.Thomas menatap Gauri sejenak, lalu membuka mulutnya untuk menerima suapan itu. Keheningan menyelimuti ruangan.Gauri terus menyuapi Thomas tanpa sepatah kata pun, seperti sedang menyuapi dirinya yang berusaha menelan semua rasa sakit menyengat di dada.Wajah Thomas yang pucat dan tubuhnya yang tampak s
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

187. Cek Kehamilan

Ezra melangkah masuk ke ruang rawat Thomas dengan penuh percaya diri. Pria itu mengenakan setelan jas biru tua yang rapi, rambut tersisir sempurna, dan senyumnya merekah begitu melihat Thomas yang sedang bersandar di tempat tidur.Gauri, yang duduk di kursi di samping ranjang kakeknya, hanya menoleh sekilas sebelum kembali fokus memotong buah untuk Thomas.“Kakek,” sapa Ezra dengan suara hangat. “Saya senang melihat Kakek sudah membaik. Saya sangat khawatir saat mendengar kabar tentang kondisi Kakek yang menurun dari … Gauri.”Gauri dan Ezra bertemu tatap selama beberapa detik. Pria itu berbohong. Bukan Gauri yang memberi kabar.Thomas membuka mata dan tersenyum kecil. “Ezra … terima kasih sudah datang. Saya sudah merasa jauh lebih baik. Bagaimana perjalananmu? Pasti melelahkan.”Ezra menarik kursi ke sisi ranjang yang berlawanan dari tempat Gauri duduk, lalu duduk dengan santai.“Perjalanan saya lancar, Kakek. Sebenarnya, jadwal
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

188. Kamu Cucu Kesayangannya, Saya Wali Sahnya

Adam berdiri tegak di depan Ezra sambil menatap pria itu dengan tajam.Napas Ezra memburu dan rahangnya mengeras, tetapi pria ktu tetap menahan diri.Gauri, yang masih berada di belakang Adam, merasakan atmosfer panas di antara kedua pria itu.“Aku ingin bertemu Pak Thomas, Gauri,” ulang Adam, kali ini dengan nada yang lebih tegas.Tatapan Adam beralih ke Gauri, mencari persetujuan dari wanita itu.Ezra langsung menoleh ke Gauri dengan wajahnya yang semakin gelap. “Tidak mungkin! Dia tidak boleh bertemu dengan Kakek!”Lalu, Ezra kembali menoleh pada Adam. “Siapa kamu berani meminta bertemu, bahkan menyebut nama kakek saya?!”“Ezra, mungkin kamu adalah cucu kesayangan Kakek. Tapi, jangan lupa bahwa saya adalah wali sah Kakek. Hanya saya yang memiliki hak untuk menentukan siapa yang bisa mengunjunginya.” Gauri mengangkat dagu dan memandang manik Ezra dengan berani.“Wali sah? Kamu pikir status itu cukup untuk memb
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

189. Bantuan Darurat

Ezra melangkah dengan cepat menuju meja resepsionis rumah sakit, sementara Gauri terpaksa mengikuti ritme langkah pria itu dengan ekspresi datar. Rasa lelah yang mendera Gauri, membuat wanita itu memilih untuk tidak berbicara apa pun.“Permisi.” Ezra memanggil petugas di balik meja administrasi dengan tegas. “Saya ingin tunangan saya menjalani tes kehamilan sekarang juga. Pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar hormon HCG, malam ini.”Petugas administrasi, seorang wanita paruh baya dengan senyum ramah, memandang Ezra dengan sedikit heran.“Maaf, Tuan, tetapi prosedur seperti itu harus dijadwalkan terlebih dahulu. Kami tidak memiliki jadwal tes kehamilan malam ini,” sahut petugas itu.Ezra mendengkus, lalu memasukkan tangan ke dalam saku jasnya, mengeluarkan dompet, dan meletakkan beberapa lembar uang tunai di meja.“Saya tidak suka menunggu. Tolong atur tes itu sekarang!” tukas Ezra menatap tajam petugas di depannya.Gauri memu
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

190. Sengaja Melakukannya

Ezra menerima telepon tepat ketika Gauri selesai mengucapkan permintaannya. Pria itu mengangkat tangan, meminta Gauri diam sejenak.Dengan wajah serius, Ezra berbalik dan berjalan keluar dari ruang tunggu untuk menerima panggilan tersebut.Gauri hanya menghela napas dan menatap punggung Ezra dengan ekspresi dingin. Wanita itu tidak berharap banyak dari pria itu, tetapi setidaknya Ezra harus memberikan jawaban.Beberapa menit kemudian, ponsel Gauri berbunyi. Sebuah pesan dari Ezra muncul di layar.[Saya harus pergi ke penginapan. Ada urusan bisnis yang mendesak yang harus saya selesaikan. Tunggu di sana dan beri tahu saya hasilnya. Jangan sekali-kali kamu mencoba untuk memanipulasinya, Gauri.]Gauri mendengkus pelan, lalu mengetik balasan dengan cepat. “Saya pasti akan memanipulasi hasilnya.”Tiba-tiba wanita itu menggeleng dan menghapus pesan itu. Gauri tidak boleh bermain-main jika ingin melakukan transaksi.Gauri menge
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
27
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status