Home / Romansa / Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa / 182. Langit Malam Jadi Saksi

Share

182. Langit Malam Jadi Saksi

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2024-12-04 13:42:03

Angin malam menyambut Gauri ketika dia keluar dari mobil Adam. Wanita itu mengernyit heran.

“Kamu membawaku ke Harraz Mall?” tanya Gauri sambil melihat Harraz Mall dari pintu lobi utama.

Dengan pakaian mereka sekarang yang terlalu formal, Harraz Mall bukanlah tempat yang tepat untuk merayakan sesuatu. Apalagi kurang dari satu jam, mall akan tutup.

Adam mengangguk dan menarik tangan Gauri, seolah tidak ada yang salah. “Ikut aku!”

“Jangan melangkah terlalu lebar. Tolong kasihani aku yang lebih pendek 20 cm darimu,” tukas Gauri menyindir.

Adam tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Dia menuruti permintaan Gauri untuk berjalan perlahan dan membawa wanita itu ke lantai paling atas Harraz Mall. Lebih tepatnya pintu keluar menuju rooftop mall.

Wanita itu menyapu pandangannya ke seluruh area rooftop Harraz Mall yang dipenuhi lampu temaram dan taman kecil yang dirancang
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Elprida Purba
update lagi tor
goodnovel comment avatar
Elprida Purba
tambah seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   183. Kakek Tidak Menyukaimu

    "Kamu yakin bisa pergi sendiri?" tanya Adam sambil mengernyitkan dahi. Mata pria itu mengamati wajah Gauri yang tampak serius.Di belakang mereka, baling-baling helikopter mulai berputar perlahan dan menciptakan suara gemuruh yang mengisi udara di rooftop Harraz Mall.Gauri menarik napas dalam dan mencoba menenangkan dirinya. Wanita itu balas menatap Adam, mengernyitkan dahi juga."Ya, aku bisa sendiri, Mas. Kamu tidak perlu ikut," jawab Gauri. Suaranya masih bisa terdengar dengan jelas, tetapi siapa pun yang mendengar akan tahu bahwa Gauri sedang lelah."Aku tidak bisa membiarkan kamu sendirian ke Singapura. Kalau ada sesuatu yang buruk terjadi di sana, aku ingin ada di dekatmu," tukas Adam sambil menatap kosong langit malam di depannya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.Gauri menghela napas. Wanita itu menoleh untuk menatap Adam. Tatapannya sangat lembut."Mas, ini Kakek. Kamu tahu bagaimana Kakek memandang hu

    Last Updated : 2024-12-04
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   184. Di Balik Layar

    “Silakan duduk, Nona Gauri.” Dokter Kevin mengisyaratkan Gauri untuk duduk di sofa ruangannya.Gauri mengangguk dan mengikuti ucapan Kevin. Kemudian pria itu berjalan ke meja kecil di sudut ruangan, menuangkan segelas air dan menyerahkannya kepada Gauri."Bernapaslah lebih dulu. Anda baru saja mendarat, pasti lelah," ucap Kevin sambil duduk di kursi kerjanya.Wajah Kevin terlihat serius seperti kebanyakan dokter pada umumnya, tetapi nada bicara pria itu sangat lembut.Namun, Gauri tidak menyentuh gelas itu. Wanita itu menatap Kevin sambil terus mengernyitkan dahi."Dokter Kevin, sebanyak apa pun oksigen yang saya hirup, itu tidak akan membuat saya tenang sebelum saya tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Kakek," tukas Gauri tegas.Kevin menghela napas panjang, menyadari bahwa Gauri tidak akan membuang waktu untuk basa-basi. Dia berdiri dari kursinya dan mengambil ponsel dari saku jas putihnya.

    Last Updated : 2024-12-04
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   185. Seharusnya Kamu Tetap Berada di Jalanan

    Gauri terbangun karena suara pintu yang terbuka perlahan. Mata cokelat wanita itu mengerjap, tubuhnya terasa kaku setelah tertidur di kursi sebelah ranjang Thomas sepanjang malam. Ketika pandangannya mulai jelas, Gauri melihat Kevin berdiri di dekat pintu sedang membawa sebuah kantong kertas besar.“Selamat pagi, Nona Gauri,” sapa Kevin dengan riang, seperti suasana pagi yang biasa digambarkan di lagu anak-anak.“Dokter Kevin? Ada apa pagi-pagi begini?” Gauri mengernyitkan dahi, masih sedikit bingung karena baru saja terbangun. “Apa sudah waktunya Kakek diperiksa?”Kevin melangkah mendekat dan meletakkan kantong itu di atas meja kecil di samping kursi Gauri."Saya membawakan baju ganti untuk Anda. Anda masih memakai gaun semalam, dan saya pikir Anda akan merasa lebih nyaman dengan pakaian yang lebih santai," jelas Kevin.Gauri memandang kantong kertas itu dengan bingung, lalu menatap Kevin. “Dokter tidak perlu repot-repot.”“Tuan

    Last Updated : 2024-12-05
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   186. Mencari Udara Segar

    Gauri menatap sendok di tangannya yang masih bergetar. Kata-kata Thomas terus bergema di pikirannya, menggali rasa sakit yang sulit Gauri kendalikan. Wanita cantik itu menggigit bibirnya dan menarik napas panjang.‘Kakek sedang sakit. Kakek sedang tidak sehat. Jangan balas ucapannya, Gauri. Tahan saja!’ batin Gauri berusaha menguatkan dirinya sendiri.Tanpa berkata apa-apa, Gauri mengangkat sendok itu dan mendekatkannya ke mulut Thomas. Senyumnya tipis, tetapi matanya tidak mampu menyembunyikan luka yang baru saja terukir dan masih sangat perih.“Kakek harus makan agar cepat pulih,” ucap Gauri pelan, menahan getaran dalam suaranya.Thomas menatap Gauri sejenak, lalu membuka mulutnya untuk menerima suapan itu. Keheningan menyelimuti ruangan.Gauri terus menyuapi Thomas tanpa sepatah kata pun, seperti sedang menyuapi dirinya yang berusaha menelan semua rasa sakit menyengat di dada.Wajah Thomas yang pucat dan tubuhnya yang tampak s

    Last Updated : 2024-12-05
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   187. Cek Kehamilan

    Ezra melangkah masuk ke ruang rawat Thomas dengan penuh percaya diri. Pria itu mengenakan setelan jas biru tua yang rapi, rambut tersisir sempurna, dan senyumnya merekah begitu melihat Thomas yang sedang bersandar di tempat tidur.Gauri, yang duduk di kursi di samping ranjang kakeknya, hanya menoleh sekilas sebelum kembali fokus memotong buah untuk Thomas.“Kakek,” sapa Ezra dengan suara hangat. “Saya senang melihat Kakek sudah membaik. Saya sangat khawatir saat mendengar kabar tentang kondisi Kakek yang menurun dari … Gauri.”Gauri dan Ezra bertemu tatap selama beberapa detik. Pria itu berbohong. Bukan Gauri yang memberi kabar.Thomas membuka mata dan tersenyum kecil. “Ezra … terima kasih sudah datang. Saya sudah merasa jauh lebih baik. Bagaimana perjalananmu? Pasti melelahkan.”Ezra menarik kursi ke sisi ranjang yang berlawanan dari tempat Gauri duduk, lalu duduk dengan santai.“Perjalanan saya lancar, Kakek. Sebenarnya, jadwal

    Last Updated : 2024-12-05
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   188. Kamu Cucu Kesayangannya, Saya Wali Sahnya

    Adam berdiri tegak di depan Ezra sambil menatap pria itu dengan tajam.Napas Ezra memburu dan rahangnya mengeras, tetapi pria ktu tetap menahan diri.Gauri, yang masih berada di belakang Adam, merasakan atmosfer panas di antara kedua pria itu.“Aku ingin bertemu Pak Thomas, Gauri,” ulang Adam, kali ini dengan nada yang lebih tegas.Tatapan Adam beralih ke Gauri, mencari persetujuan dari wanita itu.Ezra langsung menoleh ke Gauri dengan wajahnya yang semakin gelap. “Tidak mungkin! Dia tidak boleh bertemu dengan Kakek!”Lalu, Ezra kembali menoleh pada Adam. “Siapa kamu berani meminta bertemu, bahkan menyebut nama kakek saya?!”“Ezra, mungkin kamu adalah cucu kesayangan Kakek. Tapi, jangan lupa bahwa saya adalah wali sah Kakek. Hanya saya yang memiliki hak untuk menentukan siapa yang bisa mengunjunginya.” Gauri mengangkat dagu dan memandang manik Ezra dengan berani.“Wali sah? Kamu pikir status itu cukup untuk memb

    Last Updated : 2024-12-06
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   189. Bantuan Darurat

    Ezra melangkah dengan cepat menuju meja resepsionis rumah sakit, sementara Gauri terpaksa mengikuti ritme langkah pria itu dengan ekspresi datar. Rasa lelah yang mendera Gauri, membuat wanita itu memilih untuk tidak berbicara apa pun.“Permisi.” Ezra memanggil petugas di balik meja administrasi dengan tegas. “Saya ingin tunangan saya menjalani tes kehamilan sekarang juga. Pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar hormon HCG, malam ini.”Petugas administrasi, seorang wanita paruh baya dengan senyum ramah, memandang Ezra dengan sedikit heran.“Maaf, Tuan, tetapi prosedur seperti itu harus dijadwalkan terlebih dahulu. Kami tidak memiliki jadwal tes kehamilan malam ini,” sahut petugas itu.Ezra mendengkus, lalu memasukkan tangan ke dalam saku jasnya, mengeluarkan dompet, dan meletakkan beberapa lembar uang tunai di meja.“Saya tidak suka menunggu. Tolong atur tes itu sekarang!” tukas Ezra menatap tajam petugas di depannya.Gauri memu

    Last Updated : 2024-12-06
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   190. Sengaja Melakukannya

    Ezra menerima telepon tepat ketika Gauri selesai mengucapkan permintaannya. Pria itu mengangkat tangan, meminta Gauri diam sejenak.Dengan wajah serius, Ezra berbalik dan berjalan keluar dari ruang tunggu untuk menerima panggilan tersebut.Gauri hanya menghela napas dan menatap punggung Ezra dengan ekspresi dingin. Wanita itu tidak berharap banyak dari pria itu, tetapi setidaknya Ezra harus memberikan jawaban.Beberapa menit kemudian, ponsel Gauri berbunyi. Sebuah pesan dari Ezra muncul di layar.[Saya harus pergi ke penginapan. Ada urusan bisnis yang mendesak yang harus saya selesaikan. Tunggu di sana dan beri tahu saya hasilnya. Jangan sekali-kali kamu mencoba untuk memanipulasinya, Gauri.]Gauri mendengkus pelan, lalu mengetik balasan dengan cepat. “Saya pasti akan memanipulasi hasilnya.”Tiba-tiba wanita itu menggeleng dan menghapus pesan itu. Gauri tidak boleh bermain-main jika ingin melakukan transaksi.Gauri menge

    Last Updated : 2024-12-06

Latest chapter

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   265. Tidak Akan Bisa Berhenti

    “Sudah selesai?” tanya Adam, berdiri di tepi kebun mawar yang membentang indah di belakang kediaman Thomas. Matahari mulai tenggelam, memberikan semburat jingga yang memukau.Gauri melangkah mendekat, gaun berwarna krem lembut yang memeluk tubuhnya berkibar tertiup angin sore. Di tangannya ada buket bunga mawar putih kecil yang baru saja wanita itu atur bersama Amelia.“Sudah,” jawab Gauri tersenyum tipis. “Kebun ini terlalu cantik jika tidak dipakai sebagai latar pesta kita.”Adam memandangnya dengan intens, mata gelap pria itu mengamati setiap detail wajah Gauri yang diterangi cahaya lampu sekitar. “Kamu lebih cantik.”“Mas Adam, jangan mulai lagi atau kamu ingin melihat pipiku semerah tomat.” Gauri mendesah kecil sambil menggeleng. “Orang-orang sudah berdatangan, kita harus segera bergabung.”Adam mengulurkan tangan, menarik Gauri mendekat hingga wanita itu berdiri hanya beberapa sentimeter darinya.“Kalau aku bilang kamu cantik, kamu terima saja,” tukas Adam.Gauri tertawa kecil,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   264. Harraz’s

    “Mama ingin sesuatu dari laci itu?” tanya Gauri lagi, memastikan bahwa dia tidak salah mengerti.Arum mengangguk pelan, matanya tidak lepas dari laci kecil di samping ranjang. Gauri mengerutkan kening sejenak, merasa sedikit ragu, tetapi akhirnya dia mendekat ke laci itu.Gauri membuka laci kecil tersebut dengan perlahan. Di dalamnya, terdapat sebuah kotak perhiasan kecil berwarna merah marun dengan ukiran emas di bagian atasnya. Gauri mengangkat kotak itu, lalu menoleh ke arah Arum.“Ini, Ma?” tanya Gauri sambil mengangkat kotak itu.Arum mengangguk lagi, kali ini lebih mantap. Gauri membawa kotak itu ke hadapan Arum, tetapi wanita paruh baya itu membuat gerakan tangan seolah meminta Gauri membuka kotak tersebut.Dengan hati-hati, Gauri membuka kotak kecil itu. Di dalamnya, terdapat sebuah cincin mewah dengan desain yang klasik dan elegan. Kilauan berlian di tengah cincin itu tampak memikat di bawah cahaya lampu kamar.Gauri memandang cincin itu dengan kagum.“Cincinnya sangat indah,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   263. Merawat Luka

    “Jadi, Nona benar-benar akan meninggalkan griya tawang?” tanya Amelia, matanya menatap koper kecil yang ada di sisi Gauri.Gauri mendongak dan memandang griya tawangnya sekali lagi dari tempat parkir JCrown Tower, tempat tinggal yang penuh kenangan, baik manis maupun pahit.“Ya,” jawab Gauri dengan mantap. “Tempat ini terlalu penuh dengan bayangan masa lalu. Kakek benar, saya butuh tempat tinggal baru yang lebih baik.”Amelia tersenyum kecil. “Rona Village memang lebih cocok untuk Nona sekarang. Walaupun kita sudah dewasa, terkadang kembali ke rumah orang tua akan terasa menenangkan.”Gauri hanya tersenyum. Wanita itu mengangguk pelan, mengiakan pendapat Amelia.Beberapa saat kemudian, Gauri melangkah menjauh dari JCrown Tower sambil membawa barang-barang penting dan meninggalkan semua yang tidak lagi ingin wanita itu ingat di griya tawang.Hari-hari berlalu, dan selama Adam berada di Australia, Gauri mengisi waktunya dengan bekerja dan merawat Arum. Setiap malam, setelah menyelesaika

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   262. Menularkan

    [Bagaimana bisa kamu lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan Mama daripada aku, Gauri?]Gauri membaca pesan itu dengan senyum tipis. Matanya memancarkan kehangatan yang bercampur geli. Adam selalu memiliki cara sendiri untuk mengungkapkan rasa cemburunya.Tanpa berpikir panjang, Gauri mengetik balasan. “Kamu sudah sampai di Australia?”Gauri menekan tombol kirim dan kembali menyandarkan tubuh di jok mobil. Amelia yang duduk di sampingnya sibuk dengan laptop, sementara sopir yang memegang kemudi sesekali melirik ke arah mereka melalui kaca spion.“Pesan dari Tuan Adam?” tanya Amelia dengan senyum menggoda tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop.“Hmm,” gumam Gauri singkat sambil menyimpan ponsel ke dalam tas. “Mas Adam hanya ingin memastikan saya tidak lupa bahwa dia ingin menjadi prioritas saya.”Amelia terkekeh pelan, menggelengkan kepala. “Saya senang melihat hubungan Nona dan Tuan sudah membaik.”Mobil perlahan memasuki gerbang besar dengan lampu-lampu taman yang menyor

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   261. Bebas

    “Jadi, apa semuanya sudah selesai?” tanya Gauri sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper kecil. Tangannya sibuk melipat gaun sederhana yang Amelia serahkan padanya.Amelia, yang berdiri di dekat lemari, mengangguk sambil membawa beberapa dokumen yang baru saja dia serahkan.“Ya, evaluasi mingguan Uno Rekayasa Industri berjalan dengan baik. Proyek-proyek besar berjalan lancar, meski ada beberapa kendala teknis kecil yang bisa diatasi dalam waktu dekat.” Amelia menjawab.“Bagus,” sahut Gauri, tersenyum tipis. “Amelia, kamu benar-benar sudah banyak membantu selama saya di sini. Terima kasih.”“Tapi, Nona Gauri … kalau saya lebih berhati-hati saat menyetir, kecelakaan itu tidak akan terjadi. Saya benar-benar minta maaf.” Amelia mendesah pelan, menatap Gauri dengan sorot mata penuh rasa bersalah.Gauri mengangkat wajah, menatap Amelia tajam, tetapi penuh kehangatan.“Saya sudah bilang berkali-kali, Amelia, saya tidak ingin mendengar permintaan maaf itu lagi,” desah Gauri sebal.“Baik, No

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   260. Oh, Pengganggu!

    "Bagaimana dengan Mama Arum?" tanya Gauri pelan, matanya menatap Adam yang baru saja duduk di kursi di samping ranjangnya.Pagi tadi, Gauri mendengar bahwa Arum dilarikan ke rumah sakit. Dan baru sore ini, dia bisa mengonfirmasi hal itu ke Adam.Adam menghela napas panjang, menatap Gauri dengan tatapan lembut. “Hipertensinya kambuh semalam, dan sekarang Mama dinyatakan mengalami stroke.”Gauri terkejut, matanya membulat. “Stroke?”Adam mengangguk, rahangnya sedikit mengeras. “Semalam setelah aku bilang ingin membatalkan perceraian dan ingin kembali denganmu, Mama sangat marah. Mama belum bisa menerima itu.”“Mas Adam ….” Gauri menggigit bibir, matanya terlihat berkaca-kaca. “Aku ingin menjenguk Mama Arum.”Adam menatap Gauri cukup lama sebelum akhirnya menghela napas dan mengangguk pelan.“Kamu boleh menjenguknya. Tapi ada syarat!” tukas Adam.“Syarat?” Gauri menaikkan alis. “Apa?”“Kamu hanya boleh menjenguk Mama saat kamu sudah sembuh dan mengenakan gaun cantik yang biasa kamu pakai

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   259. Kencan Buta

    “Ini pasti hari spesial, bukan?” tebak Arum sambil memindai ruangan.Suara alunan piano yang lembut mengisi suasana restoran mewah itu. Lampu-lampu kristal menggantung tinggi, memancarkan cahaya hangat yang menciptakan atmosfer elegan.Adam duduk di sebuah meja dekat jendela besar, mengenakan setelan jas hitam sempurna. Di depannya, Arum, terlihat sangat antusias dengan wajah merona yang sulit disembunyikan.“Ini pilihan restoran yang bagus, Adam,” lanjut Arum sambil tersenyum. “Akhirnya, kamu mulai mengerti bahwa wanita-wanita pilihan Mama punya kualitas yang sepadan denganmu.”Adam hanya mengangkat alis sedikit, lalu menyesap air putih dari gelas kristalnya. Senyum kecil muncul di wajah pria itu, meskipun matanya tetap dingin.“Mama sangat yakin malam ini akan menjadi momen besar, ya?” tanya Adam.“Tentu saja!” Arum tertawa kecil sambil merapikan gaunnya yang berkilauan. “Mama tahu kamu keras kepala, Adam, tapi setidaknya sekarang kamu mulai membuka hati untuk pilihan yang tepat. Ja

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   258. Kali Ini Akan Kulakukan dengan Benar

    “Jangan bergerak terlalu banyak, Gauri” pinta Adam sambil mendorong kursi roda Gauri perlahan, membawa wanita itu ke taman rumah sakit. “Dokter bilang kamu masih perlu banyak istirahat. Aku tidak akan mengampuni diriku jika setelah ini terjadi sesuatu pada dirimu lagi.”Gauri tersenyum tipis dengan pipi memerah. Wajah wanita itu jauh lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya.“Aku tidak bergerak sama sekali, Mas Adam. Kamu yang menaruh aku untuk duduk di sini, di kursi roda, bukan?” Gauri tidak ingin kalah.Adam menoleh sejenak ke arah Gauri dengan tatapan yang tenang dan menghangatkan. Ada senyum tipis yang menghiasi bibirnya.“Kalau kamu tidak ingin duduk di sini, aku bisa mengembalikanmu ke ranjang perawatan,” tukas Adam berpura-pura marah, padahal sedang menahan tawa.Gauri tertawa kecil, menyentuh tangan Adam yang berada di pegangan kursi roda. “Tidak usah. Di sini jauh lebih menyenangkan. Terima kasih sudah membawaku keluar.”Angin sore yang sejuk menyapu wajah mereka saat Adam

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   257. Merindu Manik Cokelat Gauri

    “Apa yang mereka inginkan dari kerja sama ini?” tanya Adam pada seseorang di seberang telepon sambil memandang cahaya matahari lembut yang masuk melalui jendela, menerangi ruangan perawatan VIP di salah satu rumah sakit terbaik di kota Jakarta.Adam duduk di sofa dengan postur tegap, satu tangan memegang ponsel, sementara tangan lainnya menelusuri dokumen yang tersebar di meja kecil di depannya. Di sekitar sofa, ada laptop terbuka, beberapa map tebal, dan secangkir kopi yang sudah hampir dingin.“Saya paham bahwa Harraz Mall harus menarik perhatian publik dengan langkah ini,” ujar Adam serius. “Tapi brand sebesar itu memerlukan penawaran yang lebih kuat. Saya akan mengatur ulang kontraknya besok.”Sebuah keheningan singkat mengisi ruangan sebelum suara kecil terdengar dari ranjang di belakangnya.“Mas Adam?”Adam langsung tersentak, jantungnya berdebar keras. Suara itu begitu lembut, tetapi cukup untuk menghentikan dunianya sejenak. Dengan gerakan cepat, Adam menoleh, matanya membelal

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status