Home / Romansa / Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa: Chapter 171 - Chapter 180

257 Chapters

171. Panggilan Video

"Jangan terlalu kaku malam ini. Tunjukkan senyum manismu sedikit, agar mereka percaya kita pasangan tunangan yang bahagia," bisik Ezra sambil memiringkan tubuhnya ke arah Gauri.Suara lembut pria itu penuh dengan sindiran, tetapi Gauri tetap menjaga wajahnya datar.Malam itu, keduanya menghadiri makan malam di restoran mewah bersama beberapa petinggi perusahaan rekanan Uno Rekayasa Industri. Tepat setelah pulang dari kantor.Ezra, seperti biasa, memanfaatkan acara ini untuk menampilkan citra sempurna sebagai Direktur Operasional yang andal dan tunangan Gauri yang setia. Sementara Gauri lebih fokus pada membangun kepercayaan para kolega bisnisnya."Bicara seperlunya saja, Ezra. Jangan terlalu banyak mengatur saya," balas Gauri dingin sambil menyeruput anggurnya.Ezra terkekeh pelan, lalu mengangkat gelasnya untuk bersulang dengan salah satu tamu.Lalu, Ezra kembali menoleh pada Gauri. "Tentu saja, Gauri. Saya di sini untuk menduku
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

172. Bagaimana Caranya?

Gauri membuka pintu toilet dengan kasar, napasnya tersengal setelah Ezra berniat melakukan sesuatu padanya. Dia berjalan cepat menyusuri koridor restoran mewah itu, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih kacau.Namun, langkahnya terhenti tiba-tiba ketika tubuhnya menabrak seseorang.Bruk!"Maaf!" ucap Gauri spontan, tanpa melihat siapa yang ditabraknya."Gauri?" Pria itu memanggil namanya.Gauri mendongak, melihat seorang pria bertubuh tinggi dengan senyum ramah. Wajahnya terasa familiar, tetapi otaknya tidak dapat segera mengenali pria itu.“Maaf, siapa?” Gauri mengangkat kedua alisnya."Kamu tidak ingat saya?" tanya pria itu sambil menyentuh dadanya, berpura-pura tersinggung. "Saya Michael, kekasih Helen. Kita bertemu di pesta pertunanganmu dengan Ezra minggu lalu."Gauri mengerutkan kening, ingatannya perlahan kembali. "Oh, iya. Maaf, Michael. Malam itu terlalu
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

173. Membantu Lily

"Nona Gauri, saya tahu ini sulit bagi kamu. Tapi saya memohon, bantulah Lily." Suara Patricia terdengar bergetar. Matanya yang sembap tampak menunjukkan bahwa wanita paruh baya itu telah menangis sepanjang malam. Patricia datang di jam istirahat, karena hanya itu waktu luang Gauri. Bahkan, wanita itu sudah ada di ruangan kerja Gauri sejak pukul 11 saat Gauri masih memimpin rapat. Gauri duduk di kursi kebesarannya sambil menikmati mi instan, hanya menu itu yang bisa Gauri temukan dengan cepat di ruangannya. Amelia juga sibuk mengurus pekerjaan lain dan tidak sempat menyiapkan makan siang untuk nonanya. Wanita itu memandang Patricia dengan ekspresi tenang, tetapi mata Gauri menyiratkan ketidaknyamanan. Selain karena jam makan siangnya diganggu, Gauri juga tidak mengerti dengan permintaan Patricia. "Tante Pat, sebelum kita lanjut bicara, bolehkah saya tahu kenapa saya yang Tante pilih untuk dimintai bantuan
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

174. Berpihak pada yang Salah

"Nona Gauri, saya …." ucapan Patricia yang frustasi menggantung di udara.Gauri berdiri di dekat jendela ruangannya, memunggungi Patricia. Mata wanita itu menerawang pada pemandangan gedung-gedung tinggi Jakarta.Namun, pikiran Gauri memikirkan hal lain. Tentang pesan Adam.Sebelum Patricia tiba, Gauri sempat membaca pesan dari pria rupawan itu.[Aku tahu Patricia akan mendatangimu. Dia pasti memohon supaya kamu berpihak pada Lily agar anaknya tidak dipenjara. Tapi dengarkan aku, Gauri. Kita harus berada di pihak yang sama dalam masalah ini. Jangan sampai kita membiarkan Lily lolos tanpa hukuman, apalagi setelah apa yang sudah dia lakukan padamu.]Gauri mendesah dan menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.Adam selalu memiliki cara untuk membaca situasi lebih awal, dan kali ini pun pria itu benar. Patricia datang dengan tujuan persis seperti yang Adam perkirakan.Pesan berikutnya
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

175. Pengikut

Mobil hitam yang membawa Gauri melaju perlahan di tengah keramaian jalan Jakarta. Hari sudah menjelang malam, tetapi Gauri baru bisa kembali dari kantor. Akhir-akhir ini, Gauri terpaksa menambah jam kerjanya.Berbeda dengan keadaan di luar, di dalam mobil suasana justru terasa tenang. Amelia duduk di kursi depan, sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan Gauri terlihat nyaman.Gauri memandangi pemandangan kota yang bersinar di luar jendela. Setelah hari yang panjang dengan berbagai tekanan, termasuk bertemu dengan Patricia, setidaknya ada satu hal memberinya rasa lega."Hidup saya terasa lebih tenang sejak pagi tadi," ucap Gauri tiba-tiba, memecah keheningan. “Walaupun ada sedikit gangguan kecil saat jam makan siang.”Amelia melirik ke belakang, menunggu Gauri melanjutkan."Ezra akhirnya pergi ke Belanda untuk dinas. Saya bisa beristirahat untuk beberapa hari ke depan tanpa permintaan-permintaannya yang tidak
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

176. Ada yang Lain

"Saksi berikutnya, Gauri Bentlee Uno," panggil Hakim yang memimpin sidang hari ini. Suaranya menggema di ruangan yang penuh sesak. Kasus ini melibatkan dua keluarga konglomerat besar, yaitu Uno dan Harraz. Semua media pasti ingin meliput. Gauri berdiri dari kursinya dengan tenang. Semua mata dan kamera tertuju padanya, termasuk Patricia yang duduk di barisan pengunjung dengan wajah tegang. Wanita itu melangkah ke depan, menuju kursi saksi dengan kepala tegak. Saat duduk, Gauri menatap Hakim tanpa gentar, tetapi jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. "Nona Gauri, sebagai cucu dari Tuan Thomas Uno, apakah Anda mengetahui adanya indikasi atau perilaku mencurigakan dari dokter Lily Lenson terhadap kakek Anda?" tanya Hakim dengan intonasi yang cenderung datar dan terkesan formal. Gauri menarik napas panjang. Dia tahu ini adalah jawabannya akan menentukan banyak hal untuk Lily ke depannya.
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

177. Dalang Harraz Mall Hancur

Gauri menatap Adam dengan alis berkerut. Wanita itu tidak menyangka bahwa mantan suaminya memiliki bukti lain untuk memenjarakan Amora."Bukti apa, Mas? Apa yang kamu maksud dengan bukti lain?" tanya Gauri lagi.Kali ini suaranya rendah, tetapi nada ingin tahunya jelas semakin terasa.Adam meletakkan cangkir kopinya dan menatap Gauri dengan serius."Tim kerja rahasiaku yang baru, menemukan dalang di balik kebocoran data Harraz Mall," jawab Adam dengan tegas.Gauri mendengarkan dengan seksama. Rasa penasarannya tidak akan tuntas jika Adam tidak menjawabnya dengan rinci.“Ya, itu bagus, kamu membutuhkan itu. Lalu apa hubungannya dengan Amora?” tanya Gauri tidak sabar.Adam menghela napas, sengaja mengambil jeda hanya untuk melihat wajah penasaran Gauri yang menurutnya atraktif."Amora adalah dalang kebocoran data itu, Gauri," lanjut Adam.Mata pria itu menatap lurus ke arah Gauri.Gauri terdiam s
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

178. Empat Keluarga Kontra

Pesta donasi Heal the Hearts Club tahun ini berlangsung dengan kemewahan yang tidak kalah dari lima tahun lalu. Ballroom dipenuhi dengan kilauan lampu kristal dan dihadiri oleh tamu-tamu penting dari berbagai kalangan.“Saya akan menunggu di sini, Nona,” ucap Amelia sedikit membungkuk.Gauri melangkah masuk dengan anggun mengenakan gaun biru gelap yang elegan. Tatapan wanita itu menyapu ruangan dan berhenti sejenak pada sosok Adam di seberang ballroom.Pria itu sedang berbicara dengan kelompok pebisnis lainnya, wajah Adam tetap tenang meskipun sorot matanya dingin. Ketika mata mereka bertemu, Adam memberikan senyum tipis. Namun, Gauri segera mengalihkan pandangan dan lebih memilih bergabung dengan kelompok pebisnis lain.Kebetulan di dekat Gauri ada sekumpulan pria. Gauri mengenali mereka yang merupakan para suami dari wanita yang sempat menolaknya masuk dalam komunitas Patricia.Gauri mendekat. “Permisi, Tuan-tuan!”Mereka menoleh dan menyambut Gauri dengan baik. Percakapan mereka b
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

179. Mengambil Tunangan Orang Lain

Adam menatap Ricky yang masih memegangi tangannya dengan kesal, tetapi tampak jelas bahwa pria berusia empat puluhan itu sedang menahan rasa sakit. Ricky mencoba menegakkan tubuh dan memasang senyum sinis."Kamu pikir kamu ini siapa, Adam? Bisnismu saja sedang berantakan! Harraz Mall hampir jatuh. Kamu tidak lebih baik dari saya!" Ricky menyeringai. Bibirnya bergetar dan giginya bergemeletuk.Adam menatap Ricky dengan tatapan tajam yang membuat udara terasa semakin dingin."Apa kamu yakin dengan pendapatmu tentang Harraz Mall, Ricky? Jangan bersikap seperti kamu tahu segalanya. Tapi bagaimana pun keadaan sebenarnya, itu tidak mengubah fakta bahwa saya masih berdiri di sini. Berbeda denganmu, saya tidak pernah memanfaatkan kelemahan orang lain untuk keuntungan pribadi," balas Adam, sengaja membuat Ricky goyah.Ricky menggeram, tetapi dia tidak mencoba melawan lagi. Aura intimidasi Adam terlalu kuat untuk dihadapi, terutama ketika Adam menatapnya se
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

180. Toilet Pria

Adam menatap Gauri cukup lama. Mata cokelat gelap pria itu seperti menyimpan sesuatu yang sulit Gauri tebak. Ada api kecil yang membara di sana, membuat Gauri merasa seolah udara di sekitar mereka mulai terasa panas.Gauri menggigit bibir bawahnya pelan dan menatap Adam dengan lekat. Walaupun ragu apakah Gauri bisa menghadapi jawaban Adam atau tidak, wanita itu perlahan mengangguk."Ya, aku ingin tahu. Apa yang sebenarnya terjadi malam itu?" Gauri berbisik nyaris tidak terdengar, tetapi cukup untuk membuat Adam tersenyum tipis.Adam melangkah mundur sejenak, lalu tanpa banyak bicara, pria itu meraih tangan Gauri dengan lembut. “Ikut aku!”Tanpa perlawanan, Gauri membiarkan Adam membawanya menuju pintu kecil di sisi koridor, yang tidak lain adalah akses menuju toilet pria.Adam membuka pintu dengan perlahan, memastikan tidak ada orang di dalamnya. Ketika semuanya aman, dia menarik Gauri masuk dan mengunci pintu di belakang mereka.
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
26
DMCA.com Protection Status