Zena menarik rambut Ilmi. Membenturkan kepalanya berkali-kali ke lantai. Di benturan yang ketiga, Ilmi berhasil mengirim serangan balasan tepat di dada kiri Zena. Gadis itu terguling ke samping, namun itu hanya gerakan tipuan Zena. Saat Ilmi bangun, Zena langsung memukul lututnya dengan batu sungai yang fungsi aslinya untuk menutup lubang pembuangan air agar tidak dimasuki ular. Serangan telak di lutut membuat ilmi jatuh tidak berdaya. Trauma mendalam menggerogoti pikirannya. Posisi mangsa dan predator telah tertukar diantara mereka. Zena terengah-engah, jantungnya berdebar kencang seperti genderang perang. Matanya membelalak ngeri saat melihat Ilmi terkapar di tanah, menggeliat kesakitan dengan lutut yang berlumuran darah. Adegan itu seperti mimpi buruk yang tak pernah terbayangkan. Di matanya, Ilmi yang dulu menjadi ancaman kini berubah menjadi sosok yang lemah, tak berdaya, dan penuh penderitaan. Zena melirik tanga
Baca selengkapnya