Hari mulai gelap. Dan mereka juga baru menempuh setengah perjalanan. Mario yang mengemudi pelan justru membuat Tatiana merasa mual. “Yo, bisa lebih kencang lagi? Rasanya saya mual,” pinta Tatiana karena sudah tidak tahan. Yang dia yakini, berada di dalam mobil yang beringsut seperti siput ini lama-lama dia tidak akan mampu bertahan. Tatiana tidak menjamin tidak akan muntah sepuluh menit lagi kalau cara mengemudi Mario terus seperti ini.“Maaf, Bu Tia, saya pikir karena Bu Tia lagi hamil makanya saya pelan-pelan,” jawab Mario beralasan.“Yo, minggir di depan,” suruh Bian agar Mario menepi.“Di depan, Pak? Kita mau ngapain?”“Nggak usah banyak tanya, Yo, berhenti!” perintah Bian lebih tegas.“Baik, Pak.” Mario akhirnya menepikan mobil dan berhenti di pinggir jalan, sesuai dengan keinginan Bian.“Sekarang kamu turun,” perintah Bian berikutnya. “Maksudnya, Pak?” Mario masih belum paham kenapa Bian menyuruhnya turun di pinggir jalan seperti ini.“Kamu pulang pakai taksi.”“Tapi, Pak--““
Read more