Semua Bab Wanita Yang Menginginkan Suamiku: Bab 111 - Bab 120

169 Bab

Saling Menyakiti

Melihat Gladys masih berdiri di tempatnya, Tatiana pun berdiri."Kamu apa kabar? Sehat kan?” Dalam sekejap keduanya sudah berpelukan. Gladys masih berusaha mencerna kata-kata Tatiana ketika tiba-tiba saja Tatiana mengecup pipinya kanan kiri layaknya dua saudara yang saling menyayangi dan mengasihi.Bian yang menyaksikan itu semua tercekat oleh salivanya sendiri. Apa-apaan ini? Apa yang dilakukan Tatiana? Kenapa mereka terlihat begitu akrab?Wiryawan yang melihat itu semua pada awalnya kehilangan kata-kata. Bagaimana mungkin mereka bisa seakrab itu? Namun kemudian senyumnya merekah sempurna. Lelaki itu jadi takjub sendiri melihat kedua putri beda tempat penyemaian itu tampak akur seperti sekarang. Mereka baru tahu kalau bersaudara, itu pun hanya saudara tiri, tapi sudah sedekat ini. Ah, indahnya.“Eh, tapi kamu nggak lagi sakit kan, Dys? Aku ngeliat kamu kayak yang pucat gitu. Atau jangan-jangan karena kamu kangen sama Bian ya?” celetuk Tatiana setelah melepas pelukan dan mengamati
Baca selengkapnya

Misi Dimulai

Setelah memapah Gladys menaiki tangga menuju lantai dua, Tatiana membantu membaringkan Gladys di tempat tidur. Gladys yang masih meringis membuat Tatiana berpikiran kalau kakak tirinya itu benar-benar sakit. Tatiana menepis pikiran buruk bahwa saat ini Gladys sedang berpura-pura.Tatiana bingung apa yang harus dia lakukan. Perempuan itu lantas berpikir pertolongan pertama apa yang harus dia berikan. Saat matanya beradu dengan dispenser, Tatiana langsung bergerak. Mungkin Gladys butuh segelas air putih.“Dys, minum dulu yuk!”Tidak membantah, Gladys pun duduk seraya menyandarkan kepala ke headboard.“Ambilin obat aku di sana,” katanya kemudian sambil menunjuk kotak obat di atas meja.Ingin membantu, Tatiana melangkah mendekati meja. Banyak sekali obat-obatan Gladys tersimpan di sana, Tatiana mengambil semuanya.Melihat muka Gladys yang pucat, serta keringat yang menyembul di dahinya, Tatiana menjadi kasihan. Ini artinya Gladys benar-benar sakit.
Baca selengkapnya

Jadikan Aku Yang Kedua

Daun pintu pun terbuka. Gladys yang melihat kehadiran Bian langsung duduk, bangun dari tidurnya. Segaris senyum tipis terbit di bibirnya. Tapi tidak dengan Bian. Sejauh ini dia masih menahan langkah walaupun Tatiana menarik tangannya.Merasakan langkah Bian yang berat, Tatiana menoleh ke belakang. “Ayo, Bi, cuma sebentar kok.”Bian menatap istrinya itu lekat-lekat. Bian tidak mengerti dengan sikap Tatiana yang seperti ingin mendekatkannya dengan Gladys. Tidak mungkin tidak ada apa-apa meskipun Tatiana bilang seperti itu. Bian yakin Tatiana akan atau sedang merencanakan sesuatu, hanya saja tidak mau memberitahu entah karena alasan apa. Tapi Bian akan mengikuti permainan Tatiana. It’s okay. Apa pun itu Bian akan mengikutinya.“Dys, ini Bian.” Tatiana menarik pelan tangan Bian agar berdiri di sebelahnya. Sementara dirinya sendiri berangsur mundur ke belakang.Bian yang merasakan Tatiana pelan-pelan menjauh lekas mencekal lengannya agar tidak pergi dari sana. Lelaki itu lantas berbisik pa
Baca selengkapnya

Tatiana Mulai Nakal

Di luar, Tatiana sedang menerima telepon dan berbicara dengan Alya.“Kamu di mana, Tia?” Alya langsung bertanya saat Tatiana menyapanya.“Di rumah papa, Ma.”“Apa? Maksud kamu apa? Papa mana?” “Ehm, maaf, Ma, aku salah ngomong, maksudnya Pak Wiryawan.” Tatiana buru-buru meralat kata-katanya. Tapi rupanya Alya tidak menerima begitu saja. Tadi telinganya jelas-jelas mendengar Tatiana menyebut Wiryawan dengan sebutan papa.“Tia, Mama nggak ngerti deh. Bisa kamu bantu jelasin dengan lengkap?”“Ma, aku dan Bian sekarang sedang berada di rumah Pak Wiryawan. Dia mengundang kami makan malam, Ma.” Tatiana tidak tahu apa dampak kejujurannya pada Alya nanti, tapi dia sudah terlanjur keceplosan.“Jadi maksud kamu sudah menerima dia? Kamu sudah memaafkan dia?” Alya rasanya tidak terima kalau sampai hal itu terjadi. Penderitaan selama dua puluh tahun tidak akan pernah terbayar hanya dengan seuntai kata maaf.“Bukan begitu, Ma. Mama jangan salah paham dulu. Selamanya aku nggak akan pernah maafin di
Baca selengkapnya

I Love You

Bian dan Tatiana langsung menjauhkan diri saat mendengar suara Mario. Tatiana terbatuk-batuk kecil, sedangkan Bian berdeham berkali-kali. “Kamu kenapa kalau ngomong selalu ngagetin?” sergah Bian pada Mario yang membuatnya dan Tatiana sama-sama terperanjat.“Maaf, Pak, saya nggak sengaja.” Mario rasa tadi dia sudah berbicara dengan pelan dan dengan nada biasa. “Sudah, Bi, ayo kita turun.” Tatiana mengusap pundak Bian, melunakkannya.Masih dengan muka kesal Bian keluar dari mobil sambil membanting pintu keras-keras. Mario hanya geleng-geleng kepala. Perasaan, dia tidak salah apa-apa, tapi kenapa Bian marah padanya?“Kamu kenapa marah sama Mario, Bi? Dia kan nggak salah apa-apa,” tegur Tatiana mengingatkan sikap Bian tadi.Bian menghela napas sambil mengunci pintu kamar. “Sudahlah, nggak usah dibahas,” ujarnya lantas merebahkan tubuh di pembaringan. Bian rasa butuh waktu untuk beristirahat, tapi dia harus menuntaskan dulu urusannya yang lain.Bian memiringkan tubuh mengarah pada Tati
Baca selengkapnya

Menjalankan Rencana

Pagi itu Bian yang pertama kali membuka mata. Tatiana masih terlelap dalam dekapannya. Lelaki itu kemudian mengulas senyum tipis saat benaknya berhasil mengurai kepingan demi kepingan peristiwa yang terjadi tadi malam.Mendekatkan muka, Bian mengecup hangat kening Tatiana dengan bibirnya yang dingin. Hatinya kini terasa penuh. Oleh cinta, oleh rasa sayang, yang hanya dia berikan untuk Tatiana. Bian lalu membisikkan sesuatu di telinga Tatina.‘I still wake up every morning and the first thing i want to do is see your face.’Merasa kandung kemihnya sudah penuh, Bian bergerak turun dari tempat tidur, lantas melangkah dengan tubuh polos ke kamar mandi. Selesai buang air, Bian tidak langsung kembali ke kamar. Dia tertegun sejenak saat melihat bathtub. Dia merasa ingin membersihkan diri sekarang. Tapi sepertinya akan lebih menyenangkan berdua dengan Tatiana di dalam sana.Tatiana ternyata sudah bangun saat Bian kembali ke kamar. Perempuan itu menarik selimut untuk menutup tubuhnya yang po
Baca selengkapnya

Bertemu Dia

Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti. Tatiana masih ingat betul ungkapan itu. Berasal dari film Joker garapan sutradara Todd Phillips. Sisi kelam masa lalu Joker, dibungkus dengan akting memukau Joaquin Phoenix, menjadi salah satu kekuatan utama film ini. Namun terlepas dari itu, salah satu yang menarik adalah munculnya kalimat, 'Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti', dalam jagat maya. Tulisan ini banyak diunggah netizen setelah menonton film berdurasi 122 menit itu. Dan Tatiana adalah salah satunya yang ikut-ikutan mengunggah tulisan itu di media sosial miliknya.Kini, di depan cermin Tatiana bertanya pada dirinya sendiri. ‘Apakah aku bisa disebut orang jahat dengan menjalankan rencana ini? Apa benar aku orang baik yang tersakiti? Atau memang otakku sudah gesrek?’Tatiana kemudian memindahkan perhatian pada Bian yang sedang membuka lemari dan memilih sendiri bajunya. Dari belakang, Tatiana bisa melihat punggung Bian yang dihiasi tato bergambar sepasang sayap. Tidak
Baca selengkapnya

Cuci Otak

Sedang apa Gladys di sini? Apa yang dia lakukan?Bian tahu kalau Gladys memang dekat dengan Camila dari dulu. Tapi Bian tidak tahu kalau ternyata Gladys masih berhubungan dengan Camila setelah hubungannya dengan perempuan itu berakhir. Bian pikir mungkin dia harus pulang sekarang. Mereka tidak perlu tahu kedatangan Bian ke sana.“Bian!”Bian baru saja memutar tubuh dan akan menarik langkah ketika mendengar namanya dipanggil. Astaga! Itu suara Gladys. Ternyata dia melihat Bian.Terpaksa Bian membalikkan badan. Gladys tersenyum manis padanya. Pun dengan Camila. Detik berikutnya Gladys berjalan menghampiri.“Ikut yoga bareng kita, yuk!” ajak Gladys sembari menggandeng tangan Bian.Bian menepis halus tangan Gladys. “Nggak usah, Dys, aku ke sini bukan untuk yoga.”Camila ikut mendekati Bian. “Ayolah, Bi, ikut kita sekalian. Kamu kan jarang olahraga.”“Tunggu sebentar ya, Mi, aku panggil Tia dulu.”“Dia ada di sini memangnya?” Camila tentu saja kaget mengetahui menantu yang tidak diingin
Baca selengkapnya

Kehamilan Yang Diingkari

Ini tidak bisa dibiarkan. Camila harus tahu fakta sesungguhnya. Dia harus segera diberi pencerahan agar tidak berlarut-larut dalam kesalahpahaman.“Mi, Mami salah. Bukan mama Alya pelakornya, Mi, tapi tante Amel. Mami jangan percaya gitu aja sama Gladys. Dan satu lagi, nggak ada yang merebut aku dari siapa pun. Aku yang memilih Tia, Mi.”“Jadi menurut kamu Mami harus percaya sama siapa? Kamu? Begitu? Dengar ya, Bi, Gladys nggak mungkin mengarang cerita apalagi berbohong. Wiryawan sendiri yang cerita sama dia.” Camila rupanya belum mau kalah dan terus membela Gladys. Di matanya Gladys begitu terpuji.“Kalau begitu artinya Om Wiryawan yang berbohong.” Pasti tidak salah lagi. Wiryawan memutar balikkan fakta dan mencuci tangan. Semua rasa hormat, segan, juga simpati Bian pada pebisnis sukses itu luntur seketika mengetahui sikapnya yang tidak beretika.“Nggak mungkin dia bohong, Bi. Wiryawan bukan tipe orang seperti itu. Sudahlah, kamu terima saja kenyataan kalau istri kamu itu memang busu
Baca selengkapnya

Interogasi

Camila mendengkus kesal melihat pasangan muda di hadapannya. Entah apa maksud Bian memamerkan kemesraan dengan Tatiana padanya.Camila yang tidak terima terlihat resah dan terus saja mencari cara untuk mengingkari kenyataan bahwa sang menantu sedang mengandung calon cucunya.“Tia, sebelum sama Bian, kamu pernah berpacaran dengan siapa saja?” selidik Camila ala detektif. Matanya menyipit menyelidiki, mencari kebenaran di wajah Tatiana.Tatiana merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Camila. Apa maksudnya dia bertanya seperti itu? Tatiana lantas melirik Bian di sebelahnya. Mukanya menegang. Tatiana pun menjadi yakin kalau Bian juga tidak suka atau merasa risih oleh pertanyaan Camila. Tapi tidak apa-apa, Tatiana akan menjawabnya dengan jujur. Tatiana masih terus berpikir positif. Mungkin mertuanya hanya ingin mengetahui mengenai masa lalunya dan dengan siapa saja dia berhubungan.“Saya pernah berpacaran dengan Darren, Mi,” ucap Tatiana sejurus kemudian.Camila mengerutkan kening. Dia meras
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status