Bian dan Tatiana langsung menjauhkan diri saat mendengar suara Mario. Tatiana terbatuk-batuk kecil, sedangkan Bian berdeham berkali-kali. “Kamu kenapa kalau ngomong selalu ngagetin?” sergah Bian pada Mario yang membuatnya dan Tatiana sama-sama terperanjat.“Maaf, Pak, saya nggak sengaja.” Mario rasa tadi dia sudah berbicara dengan pelan dan dengan nada biasa. “Sudah, Bi, ayo kita turun.” Tatiana mengusap pundak Bian, melunakkannya.Masih dengan muka kesal Bian keluar dari mobil sambil membanting pintu keras-keras. Mario hanya geleng-geleng kepala. Perasaan, dia tidak salah apa-apa, tapi kenapa Bian marah padanya?“Kamu kenapa marah sama Mario, Bi? Dia kan nggak salah apa-apa,” tegur Tatiana mengingatkan sikap Bian tadi.Bian menghela napas sambil mengunci pintu kamar. “Sudahlah, nggak usah dibahas,” ujarnya lantas merebahkan tubuh di pembaringan. Bian rasa butuh waktu untuk beristirahat, tapi dia harus menuntaskan dulu urusannya yang lain.Bian memiringkan tubuh mengarah pada Tati
Read more