Share

Cuci Otak

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-04 11:22:50

Sedang apa Gladys di sini? Apa yang dia lakukan?

Bian tahu kalau Gladys memang dekat dengan Camila dari dulu. Tapi Bian tidak tahu kalau ternyata Gladys masih berhubungan dengan Camila setelah hubungannya dengan perempuan itu berakhir.

Bian pikir mungkin dia harus pulang sekarang. Mereka tidak perlu tahu kedatangan Bian ke sana.

“Bian!”

Bian baru saja memutar tubuh dan akan menarik langkah ketika mendengar namanya dipanggil.

Astaga! Itu suara Gladys. Ternyata dia melihat Bian.

Terpaksa Bian membalikkan badan. Gladys tersenyum manis padanya. Pun dengan Camila. Detik berikutnya Gladys berjalan menghampiri.

“Ikut yoga bareng kita, yuk!” ajak Gladys sembari menggandeng tangan Bian.

Bian menepis halus tangan Gladys. “Nggak usah, Dys, aku ke sini bukan untuk yoga.”

Camila ikut mendekati Bian. “Ayolah, Bi, ikut kita sekalian. Kamu kan jarang olahraga.”

“Tunggu sebentar ya, Mi, aku panggil Tia dulu.”

“Dia ada di sini memangnya?” Camila tentu saja kaget mengetahui menantu yang tidak diingin
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sri Minarni
smoga kebusukan Gladys terbongkar, thor double karma u wirawan, istrinya dan gladys
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Kehamilan Yang Diingkari

    Ini tidak bisa dibiarkan. Camila harus tahu fakta sesungguhnya. Dia harus segera diberi pencerahan agar tidak berlarut-larut dalam kesalahpahaman.“Mi, Mami salah. Bukan mama Alya pelakornya, Mi, tapi tante Amel. Mami jangan percaya gitu aja sama Gladys. Dan satu lagi, nggak ada yang merebut aku dari siapa pun. Aku yang memilih Tia, Mi.”“Jadi menurut kamu Mami harus percaya sama siapa? Kamu? Begitu? Dengar ya, Bi, Gladys nggak mungkin mengarang cerita apalagi berbohong. Wiryawan sendiri yang cerita sama dia.” Camila rupanya belum mau kalah dan terus membela Gladys. Di matanya Gladys begitu terpuji.“Kalau begitu artinya Om Wiryawan yang berbohong.” Pasti tidak salah lagi. Wiryawan memutar balikkan fakta dan mencuci tangan. Semua rasa hormat, segan, juga simpati Bian pada pebisnis sukses itu luntur seketika mengetahui sikapnya yang tidak beretika.“Nggak mungkin dia bohong, Bi. Wiryawan bukan tipe orang seperti itu. Sudahlah, kamu terima saja kenyataan kalau istri kamu itu memang busu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Interogasi

    Camila mendengkus kesal melihat pasangan muda di hadapannya. Entah apa maksud Bian memamerkan kemesraan dengan Tatiana padanya.Camila yang tidak terima terlihat resah dan terus saja mencari cara untuk mengingkari kenyataan bahwa sang menantu sedang mengandung calon cucunya.“Tia, sebelum sama Bian, kamu pernah berpacaran dengan siapa saja?” selidik Camila ala detektif. Matanya menyipit menyelidiki, mencari kebenaran di wajah Tatiana.Tatiana merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Camila. Apa maksudnya dia bertanya seperti itu? Tatiana lantas melirik Bian di sebelahnya. Mukanya menegang. Tatiana pun menjadi yakin kalau Bian juga tidak suka atau merasa risih oleh pertanyaan Camila. Tapi tidak apa-apa, Tatiana akan menjawabnya dengan jujur. Tatiana masih terus berpikir positif. Mungkin mertuanya hanya ingin mengetahui mengenai masa lalunya dan dengan siapa saja dia berhubungan.“Saya pernah berpacaran dengan Darren, Mi,” ucap Tatiana sejurus kemudian.Camila mengerutkan kening. Dia meras

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Kalau Di Tempat Tidurnya Sama Kamu, Aku Mau

    “Bi, nggak bisa ya kalau nyetirnya pelan-pelan?” Baru saja mereka melintas di jalan raya Gladys sudah protes karena Bian mengemudi terlalu kencang.“Aku bisa mual kalau pelan-pelan,” sahut Bian menirukan ucapan Tatiana kala itu. Padahal Bian mengendara dengan cepat hanya agar ingin mereka cepat sampai.“Tapi kalau kamu kencang-kencang kayak gini aku bisa sport jantung,” balas Gladys. Lagian Bian kenapa seperti orang kesetanan begini?“Salah sendiri kenapa kamu minta antar sama aku,” sahut Bian ringan.“Jadi kamu nggak ikhlas?” Gladys memiringkan kepala, memandang Bian lekat-lekat sambil menyelidiki.“Kalau bukan karena Tia yang minta, aku nggak akan mau mengantar kamu.”Sahutan sinis Bian membuat Gladys bertambah kesal. Mana Bian yang dulu lembut dan selalu memanjakannya? Kenapa Bian jadi kasar seperti ini padanya? Pasti semua karena Tatiana. Perempuan itu memang membawa dampak negatif bagi Bian. Buktinya dia bisa membuat Bian berubah dalam waktu yang sangat singkat. Dasar perempuan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Bukan Anakku

    “Nggak mampir dulu, Bi?” Gladys bertanya ketika mereka sudah tiba di rumah.“Lain kali aja ya, aku lagi buru-buru,” tolak Bian beralasan. Bian rasa dia sudah terlalu lama meninggalkan Tatiana di rumah Camila. Entah apa yang sudah terjadi di sana. Tapi Bian yakin kalau ibunya pasti mati-matian mencoba untuk mengintimidasi istrinya. Mengingat semua itu Bian sontak melihat arloji di pergelangan kirinya. Sudah lebih dari dua jam dia menghabiskan waktu bersama Gladys. Mulai dari rumah tadi, mampir di butik langganan Gladys yang berujung dengan dua kantong belanjaan. Terakhir mereka berhenti di gerai fast food drive thru yang juga kesukaan Gladys.“Sebentar aja kok, Bi, nggak akan lama. Di rumah lagi ada papa, siapa tahu kamu mau ngobrol-ngobrol dulu.”Berpikir sejenak, Bian akhirnya memutuskan untuk mampir. Mungkin nanti dia bisa memperoleh informasi penting atau sesuatu yang berguna.“Ya sudah.” Seulas senyum terbit dari bibir Gladys me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Mengambil Hati Mertua

    Bian sudah berada di mobil dan baru saja meninggalkan rumah Wiryawan. Kepalanya penuh oleh berbagai beban dan pikiran sekarang. Entah siapa yang benar dan siapa yang salah. Tapi meskipun Wiryawan terus mencoba memengaruhinya, Bian masih memegang teguh kata-kata Alya. Entah mengapa Bian lebih memercayai mertua perempuannya ketimbang mertua laki-lakinya.Masih terngiang dengan jelas oleh Bian sambungan percakapannya dengan Wiryawan.“Pa, bukan maksudku lancang. Tapi kalau boleh aku tahu kenapa Gladys bilang Tia anak pelakor? Bukankah mama Alya istri pertama Papa?” Bian bertanya dengan berani. Baginya semua ini harus diungkap agar menjadi jelas dan terang benderang. Tanpa ada lagi fitnah dan prasangka.Lama Wiryawan terdiam dan tidak ada tanda-tanda akan menjawab. Sepertinya dia sedang berpikir keras. Mungkin untuk mencari jawaban yang pas.“Pa, maaf, aku bukan bermaksud ikut campur masalah pribadi Papa. Tapi sebagai suami Tia aku perlu tahu, Pa.”Wiryawan mengangkat muka lantas melirik

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Cemburu Ala Sultan

    Camila memandangi dari atas sofa tempatnya duduk padaTatiana yang kini berada di bawah kakinya. Sudah sejak dari dua menit yang lalu matanya terpaku di sana. Tatiana terlihat sangat serius dan tidak setengah-setengah. Saat tiba-tiba Tatiana menengadah, Camila sontak membuang muka dan pura-pura tidak tahu.“Mi, gimana? Sudah agak baikan kakinya?”“Sama saja, nggak ngaruh sama sekali,” sahut Camila enggan.“Memang begitu biasanya, Mi, mungkin sebentar lagi.” Tatiana bangkit dari lantai lantas duduk di sebelah sang mertua. “Nggak mau dipijitin punggungnya sekalian, Mi?” tawar Tatiana.Camila ingin menolak, tapi setelah merasakan efek pijitan Tatiana di kakinya, dia juga ingin mencoba sensasi itu di punggungnya.“Boleh deh,” jawabnya kemudian.Tatiana tersenyum tipis melihat Camila yang melunak. Perempuan itu menempelkan tangannya di bahu sang mertua dan memberi pijitan-pijitan lembut mulai dari pundak, area sekitar leher hingga punggung.Camila mulai terkantuk-kantuk begitu merasakan usa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Ngedate

    “Yang, kenapa kamu pergi nggak bilang-bilang dulu sama aku? Maksud kamu apa sebenarnya?” Baru saja Tatiana memasang seat belt Bian sudah langsung menginterogasi.“Rencananya tadi aku mau ke rumah Rei, main sama Lala. Aku sudah telepon kamu, tapi kamu nggak jawab,” tutur Tatiana menerangkan.“Lala lagi, Lala lagi, kamu nggak sabaran amat jadi orang.” Bian menggerutu kesal. Hingga saat ini Bian masih tidak mengerti pada sikap Rei yang seakan mencuri-curi kesempatan di belakangnya.Tatiana diam saja dan membiarkan Bian terus merepet sesukanya. Kalau dia lawan, Tatiana yakin ocehan Bian semakin panjang dan tidak berujung. Namun kemudian Bian mendadak bungkam oleh usapan Tatiana di pahanya.“Bi, marah-marahnya udah ya, nggak bagus buat kesehatan.” Sedikit menggeser badan, Tatiana lantas mengecup pipi kiri Bian. Lelaki itu melunak dan berakhir dengan ucapan, “Iya.”Tatiana tersenyum tipis mengetahui Bian yang sudah kembali normal. “Bi, coba deh sekarang kamu ceritain gimana sama Gladys tad

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Selamat Ya, Yang!

    Sepasang mata Tatiana terpaku di panggung. Pada Darren yang tengah melantunkan suara merdunya. Tatiana tidak mungkin melupakan suara itu. Dulu, saat masih bersama Darren, Tatiana juga sering menemaninya manggung dari kafe ke kafe. Bisa dibilang hampir setiap malam minggu dan minggu malam. Biasanya saat Darren manggung, Tatiana akan duduk bergabung bersama pengunjung lain dan mengamati Darren di atas panggung persis sama seperti yang dilakukannya saat ini.Tatiana tidak tahu entah berapa lama memandangi Darren ketika akhirnya mata mereka beradu. Darren terlihat kaget begitu menyadari Tatiana ada di tempat yang sama dengannya. “Yang, kamu mau pesan apa?” tanya Bian pada Tatiana tanpa mengalihkan mata dari buku menu.Tidak ada sahutan ataupun respon istrinya itu sehingga Bian terpaksa mengangkat muka dan memandangnya.“Yang, ka--“ Bian seketika tertegun dengan kalimat terputus saat mendapati Tatiana sedang memandang ke arah panggung dengan mata tak berkedip.Bian ikut melihat panggung,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06

Bab terbaru

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Tamat

    Tokyo pagi itu lebih dingin dari biasanya. Gerimis yang turun sejak tadi menimbulkan rasa sejuk yang menembus hingga ke tulang. Membuat sebagian orang enggan keluar dari rumah. Jangankan dari rumah, bahkan Davin terlalu malas keluar dari selimut dan memilih meringkuk di dalamnya bersama wanita tercintanya.Sudah satu tahun belakangan Davin memboyong Angel dan anak-anak ke negara sakura itu. Sesuai dengan keinginan opinya—Delta Mahendra, yang mewariskan seluruh aset padanya. Maka Davin pun menggantikan Delta yang sudah sepuh menjalankan tugas sebagai pemimpin perusahaan dan pemilik berbagai usaha.Si kembar tiga saat ini sudah berusia sembilan tahun, disusul dengan El yang tahun ini menginjak delapan tahun. Sedangkan Romeo, ini adalah tahun ketiga hidupnya di dunia. Repot? Itu pasti. Pusing apalagi. Sering kali terdengar keributan di rumah itu. Semakin bertambah usia anak-anak rumah itu semakin ramai dan ricuh. Setiap hari ada saja yang diributkan. Yang besar suka mengganggu, sedangka

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Kebiri Saja Aku (Extra Part 17 - Davin & Angel)

    Lima tahun kemudian.Davin mondar-mandir sepanjang lorong rumah sakit. Sudah sejak tadi dia melakukan hal tersebut. Pikirannya kacau balau. Hatinya resah dan gelisah memikirkan seseorang yang berada di dalam ruangan sana. Seharusnya Davin mendampinginya, menemaninya dan tetap berada di sisinya sambil membisikkan kata-kata cinta dan semangat, serta sesekali mengecup lembut keningnya dengan tangan saling menggenggam. Namun semua itu hanya ada di dalam angan-angannya. Karena…Sembilan bulan yang lalu.Saat itu Angel dan Davin sedang bercengkerama di suatu sore di teras belakang rumah mereka. Sementara itu El dan si kembar yang sudah bersekolah di bangku taman kanak-kanak sedang bermain di taman belakang rumah yang sudah mereka modifikasi menjadi mini playground lengkap dengan kolam renang.Anak-anak yang tumbuh dan berkembang dengan sehat dan cerdas membuat keduanya bahagia. Pelan-pelan mereka mulai menunjukkan bakat, minat, serta hobi masing-masing. Si kecil El mewarisi nyaris seratus

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Istriku Kesurupan (Extra Part 16 - Davin & Angel)

    Angel dan Davin sama-sama menghempaskan badan ke kasur begitu mereka sampai di kamar hotel. Nyaris sembilan puluh menit tayangan film di bioskop, dan keduanya tidak tahu apa-apa. Mereka ikut keluar ketika para penonton lain juga keluar saat film sudah selesai.“Duh, capek banget…,” keluh Angel sambil mengembuskan nafas.“Nggak ngapa-ngapain kenapa capek?”Mereka mungkin hanya duduk saja, tapi tingkah Davin yang terus menggerayanginya membuat Angel lelah. “Capeknya kerena kamu.”“Memangnya aku ngapain?” tanya Davin pura-pura bodoh dengan ekspresi yang membuat Angel gemas. Angel mendekat, melingkari pundak Davin dengan tangannya lalu mengecup lembut bibirnya yang hangat.“Dave, kira-kira anak-anak sekarang lagi ngapain ya?” tanyanya kemudian. Seharian ini mereka sama sekali tidak tahu bagaimana keadaan para buah hati mereka.“Mungkin udah tidur,” jawab Davin mengira-ngira sambil melirik arloji mahalnya yang limited edition itu.“Kita telfon yuk, aku kangen.”“Nggal usah, Dek, katanya

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Membuat Film Berdua (Extra Part 15 - Davin & Angel)

    Seperti rencana yang sudah tersusun di kepalanya, Davin membawa Angel ke hotel paling mewah di kota mereka. The Sun, namanya. Hotel itu teletak di pinggir kota dan jauh dari kawasan pemukiman penduduk. Namun sengaja dibangun dengan konsep all in one building. Semuanya ada di sana. Mulai dari pusat perbelanjaan, restoran, pusat kebugaran tubuh dan kecantikan hingga playground. Tempat itu memang dirancang bagi orang-orang yang ingin menghilangkan penat dan beristirahat sejenak, namun tetap bisa memanjakan diri dengan hal-hal apapun yang mereka butuhkan.Setelah check in dan meletakkan barang-barang di kamar hotel, Davin mengajak Angel ke pusat perawatan kecantikan. Davin memang paling mengerti perempuan dan memahami istrinya. Mereka akan melakukan perawatan tubuh di sana. Berpasang-pasang mata tertuju pada pasangan ideal tersebut ketika tangan Davin membuka pintu kaca dan mempersilakan Angel masuk terlebih dahulu. Untuk sesaat mata keduanya menyapu sekitar. Menyaksikan resepsionis dan

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Aku Suka Yang Sempit Kayak Kamu (Extra Part 14- Davin & Angel)

    “Kita mau ngobrolin apa, Dave?” tanya Angel di atas pangkuan Davin. Embusan nafas hangat Davin menggelitik lehernya. Membuat sekujur tubuhnya meremang. Memanggil-manggil jiwa terdalamnya untuk datang.“Aku rasa kita perlu honeymoon lagi, Sayang…,” bisik Davin dari belakang. Tangannya melingkari Angel dengan erat dan rapat.“Maksudnya mau nambah anak lagi?” sahut Angle seperti tersentak.“Lho, kok nambah anak? Memangnya orang yang pergi honeymoon itu mau nambah anak?”“Tapi biasanya kan gitu. Aku nggak mau lagi lho, Dave, udah cukup El yang terakhir,” ucap Angel sambil memberengut.Davin tersenyum kecil. Dikecupnya pundak Angel yang membuatnya gemas. “Anak itu kan rezeki. Rezeki nggak boleh ditolak kan? Aku ngajak kamu honeymoon tapi kapan-kapan, kalo El udah bisa ditinggal lama-lama. Sekarang honeymoon-nya di sini aja dulu.”Bisikan Davin di telinganya membuat Angel kian meremang. Pasti sebentar lagi Davin akan mengeksekusinya.Davin membalikkan tubuh Angel mengarah padanya sehingga s

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Fantasinya Dave (Extra Part 13 - Davin & Angel)

    Jujur saja selama ada Gendiz sedikit banyak meringankan Angel dan Davin. Hampir setiap hari Gendiz bermain ke rumahnya, atau memboyong anak-anak ke rumah orang tua mereka. Saking sayangnya pada para bocah, Gendiz juga menahan si kembar agar menginap bersamanya dan tidak mengantarnya pulang. Sesekali Davin dan Angel membiarkan si kembar tidur bersama Gendiz di rumah Kiano dan Adizty. Mereka yakin dan percaya sepenuhnya kalau adiknya itu bisa menjaga ketiganya dengan baik. Meskipun sepanjang malam keduanya tidak bisa memejamkan mata karena tidak terbiasa berpisah dengan anak-anak mereka.“Kalian kalo mau kencan, pergi aja, biar anak-anak aku yang urus,” ucap Gendiz pada suatu hari. Melihat keseharian Angel yang disibukkan dengan mengasuh, menjaga, merawat dan mengurus anak-anaknya membuat Gendiz merasa kasihan. Begitu pula dengan Davin yang terlalu sibuk bekerja dari pagi hingga sore. Kadang sampai senja atau malam. Pasti keduanya butuh waktu untuk hanya berdua saja tanpa direcoki anak-

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Berlian vs Perunggu (Extra Part 12 - Davin & Angel)

    “Halo, Mbak Angel, masih ingat sama saya?” Suara Nilam mengagetkan Angel yang berdiri di tempatnya dan belum bergeming sejak berdetik-detik yang lalu.Angel maju beberapa langkah mendekati Gendiz dan Nilam. “Tentu saja aku ingat. Kamu yang dulu resek kan? Yang suka menggoda suamiku?” sahut Angel tidak suka. Kehadiran Nilam membuatnya merasa tidak nyaman. Bukan karena dia takut akan kehilangan Davin, tapi tingkah Nilam begitu meresahkan.“Hehe…” Nilam tertawa canggung sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “maaf ya, Mbak Angel, tapi Mbak Angel jangan salah sangka dulu sama saya. Maksud saya baik kok. Saya hanya ingin menguji kadar cinta Mbak Angel sama mas Davin. Dan ternyata Mbak Angel cemburu sama saya. Hehehe…,” ucap Nilam penuh percaya diri.Angel tidak mengerti dengan gadis di hadapannya. Setelah minta maaf, eh bisa-bisanya bicara sesantai itu. Tidak ingin ambil pusing, Angel beralih pada Gendiz dan memeluk adik iparnya itu. Wangi vanila dari tubuh dan rambut Gendiz me

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Amazing (Extra Part 11 - Davin & Angel)

    “Halo, Mas Davin, masih ingat siapa saya?” Nilam memamerkan senyum lebar pada Davin yang termangu saat beradu mata dengannya. Nilam harap pemuda tampan yang menawan hatiya sejak awal perkenalan itu tidak melupakannya.Davin membalas senyum Nilam sekenanya dan berbasa-basi sekadarnya. “Hai, apa kabar?”“Baik, Mas, bapak sama ibu juga sehat. Mereka titip salam buat Mas Davin.”“Terima kasih,” jawab Davin singkat, lalu segera menarik tangan Gendiz menjauh dari sana diiringi tatapan penuh tanda tanya Kiano, Adizty serta Nilam. Sedangkan anak-anak sibuk bermain dengan bonekanya.“Ada apa sih, Dave?” tanya Gendiz tidak mengerti karena Davin menarik tangannya tiba-tiba.“Ndiz, kenapa kamu bawa dia ke sini?” Suara Davin setengah berbisik. Meskipun saat itu mereka berada di ruangan yang terpisah, tapi bisa saja dinding mempunyai telinga dan menyampaikannya.“Maksudnya Nilam?”“Iya, siapa lagi kalo bukan dia,” jawab Davin kesal. D

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Ketemu Dia Lagi (Extra Part 10 - Davin & Angel)

    “Dave, jangan lupa nanti jemput anak-anak di rumah mami,” kata Angel mengingatkan saat menelepon Davin melalui panggilan video sore itu, meskipun dia tahu kalau Davin tidak akan pernah melupakan hal tersebut.Davin tersenyum sambil merebahkan kepala ke sandaran kursi. Mendengar suara Angel mengusir penat yang menderanya.“Iya, Dek, aku nggak akan lupa kok. Mana mungkin aku bisa lupa. Kamu pasti modus kan?”“Modus apa?”“Bilang aja kalo sebenarnya kamu lagi kangen sama aku, pengen dengar suara aku terus pake alasan mengingatkan aku biar nggak lupa jemput anak-anak.”“Ih, apaan sih, Dave?” Angel tertawa saat merasakan pipinya menghangat digoda Davin.“Jadi serius kamu nelfon aku cuma buat kasih tahu jemput anak-anak?”“Kangen juga sih sebenarnya.”“Tuh kan ngaku akhirnya.” Davin tertawa karena berhasil menggoda Angel dan membuatnya mengakui perasaannya. “Aku juga kangen kamu, suara kamu itu bagai candu buat aku. Kamu nelfon kayak gini udah bikin aku bersemangat dan ngilangin semua rasa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status