Share

Undangan Makan Malam

Keduanya pun pulang dari rumah Rei.

Baru saja menyalakan mesin mobil Bian sudah langsung mencecar Tatiana.

“Tadi aku lihat dia pegang-pegang tangan kamu. Dia manfaatin banget kayaknya dekat-dekat sama kamu.”

“Pegang tangan? Kapan, Bi?”

“Waktu di belakang.”

“Oh, itu. Lengan baju aku kan panjang, jadi tadi aku ngerasa kurang nyaman, makanya aku minta tolong sama Rei.”

“Jadi dipegang-pegang gitu ya yang bikin kamu nyaman?” tuding Bian semakin emosi. Mata elangnya berkilat seperti ingin murka.

“Bukan gitu, Bi, tapi tangan aku yang lainnya lagi megang mixer, jadi gimana dong caranya kalau nggak minta tolong sama Rei?”

“Bukannya ada mixer yang nggak perlu dipegang? Apa itu namanya? Standing mixer ya?”

“Iya, Bi, tapi--“

“Tapi dia nggak punya, gitu kan? Aku nggak ngerti kenapa Rei kelakuannya kayak orang tipis. Blablabla…” Bian terus mengoceh sedangkan Tatiana diam mendengarkan sambil menahan napas.

Tatiana mulai menggunakan logikanya. Dia harus bisa menenangkan dan menaklukkan Bian. Pere
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status