“Jadi, apa yang sebenarnya kau lihat, Suci?” tanya Farhan, suaranya tegas namun penuh rasa ingin tahu. Ia menatap Suci, yang terlihat gelisah. Dalam keremangan ruang tamu yang sepi, hanya suara detakan jam di dinding yang mengisi kekosongan. Suci menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab.“Aku melihat bayangan, Farhan. Bayangan dari masa lalu yang terus membayangi setiap langkahku,” jawab Suci, suaranya bergetar. Di luar, hujan mulai turun dengan deras, mengalir deras di jendela.Farhan berdiri, berjalan mendekat ke arah Suci. “Mungkin itu hanya ilusi, Suci. Kau terlalu terbebani dengan semua yang terjadi. Kita harus fokus pada kasus ini.”“Tidak, ini lebih dari sekadar ilusi,” potong Suci, matanya menyala. “Semua ini berkaitan dengan kejadian yang sama. Pembunuhan-pembunuhan ini, semuanya saling terhubung. Dan aku merasakannya.” Dia menyentuh cermin besar di belakangnya, seolah berusaha menembus bayangan yang ada di dalamnya.Farhan menatap cerm
Read more