Febby berdiri terpaku saat suaminya, Rangga, bergegas ingin meninggalkan restoran tanpa menoleh ke arahnya sekalipun. Amarah bergejolak dalam hati Febby. Febby berlari kecil lalu menahan sang suami dengan menarik tangannya.“Rangga, tunggu! Kau tahu kan, kalau aku di sini hanya sedang makan siang bersama Pak Bayu, beliau atasan di kantorku, dan ini masih dalam jam kantor. Aku harap kau tak cemburu lalu menjadikan pertemuan kita ini sebagai alasan untuk bertengkar lagi di rumah,” suara Febby tampak kesal.Dia mulai paham dengan sifat suaminya, kalau marah pria itu menghilang tanpa jejak. Febby takut suaminya sengaja mencari-cari kesalahannya.Rangga, yang semula hanya ingin keluar tanpa keributan, menghentikan langkahnya, napasnya tertahan. “Febby, ini bukan soal cemburu. Aku tahu banyak sekretaris yang menemani bosnya makan siang, aku tidak tidak sedang menuduhmu selingkuh. Aku juga punya kegiatan yang harus aku kerjakan lagi.” Febby menelan ludah, matanya berkaca-kaca karena air m
Baca selengkapnya