Share

Bab 76

"Febby, sebaiknya kamu pikirkan lagi hubunganmu dengan pria miskin itu. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik daripada dia," kata tetangga yang masih berdiri di depan rumah Febby.

Ucapannya seolah melayang tajam menembus hening pagi. Dengan suara penuh tegas, Febby membalas, "Sudah, Ibu. Tolong jangan terlalu keras mencampuri urusan rumah tangga kami." Wajahnya merah padam, matanya berkaca-kaca menahan amarah yang hampir meluap.

Kejadian itu hampir memuncak ketika ibu tirinya hampir menampar dia, tapi Rangga dengan sigap menghalangi.

"Coba kalian pikir, suami mana yang bisa tenang melihat istrinya terus dicaci maki oleh Mama tirinya sendiri!" teriak Febby.

Suaranya menggelegar, mengundang tatapan terperanjat dari orang-orang di sekitarnya. Tanpa menunggu jawaban atau respon lebih lanjut, Febby berlalu cepat masuk ke dalam rumah.

Langkahnya gegas, perasaan bergejolak dan kerumunan orang-orang di luar berangsur menghilang. Febby harus segera pergi ke kantor, mencoba meredam gemur
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status