Share

Bab 84

"Duduklah, jangan marah-marah, malu dilihat pengunjung lain. Kita dapat berbicara dengan lebih tenang," ucap Rangga, berusaha menenangkan Bayu.

Bayu mendengus kesal, namun tak ada yang bisa dia lakukan selain duduk di hadapan pria miskin ini.

"Cepat katakan apa yang ingin kau sampaikan!" seru Bayu dengan nada tinggi, penuh amarah.

Rangga tertawa kecil, dia bahagia kalau berhasil memancing kemarahan Bayu. Menjadi orang menyebalkan di depan Bayu adalah kebahagiaan untuknya.

"Tenang, Pak. Saya hanya ingin mengingatkan Anda agar tak berencana membuat kejahatan apapun terhadap istri saya. Febby itu korban dari kerakusan mama tiri dan kakak tirinya. Saya berharap Anda tak ikut menjadi pria pengecut. Sebab, jika Anda berani menyakiti Febby, saya pastikan Anda akan berurusan panjang dengan saya," kata Rangga, suaranya menegang, penuh penekanan seperti sebuah ancaman tersembunyi untuk Bayu, namun pria itu tak sedikit pun menunjukkan rasa takut atas ancaman yang dia ucapakan tersebut.

“Apa kata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status