“Kalau kita pergi, siapa yang akan jadi tuan rumah pengajian di rumah kita, Ma?” tanya Dea.Sutini terdiam mendengar ucapan putrinya. Benar yang Dea katakan. Kalau mereka berdua pergi ke rumah sakit, siapa yang mengurus pengajian di rumah. Kalau pun ada pembantu, tidak enak dilihat oleh warga, karena yang punya hajat tidak di rumah.Dia sendiri kadang juga bingung kenapa rasanya tak rela kalau Lala merasa sedih. Mungkin sebab rasa sayangnya, karena hanya dia perempuan paling pengertian ke pada Mama Sultan.“Kasian sekali dia.”“Kasian gimana, sih, Ma? Dia kan sedang bahagia akan punya anak dari Mas Sultan?”Wanita tua itu memukul bahu Dea, sampai gadis itu mengaduh.“Auh, Ma sakit.” “Kamu kira hamil itu mudah? Perempuan harus merasakan kepayahan di atas kepayahan.”“Tapi Mama dulu gak gini –gini amat pas Mbak Ririn hamil.”“Nah, iya. Ini karena Ririn. Kalau saja dia dari awal legowo, gak lebay dan tahu diri kenapa Sultan sampai menikah lagi, pasti Afif gak jadi korban. Hemh …,” dengk
Last Updated : 2024-09-22 Read more