Share

Membuat Seseorang Panik

Tadi malam ….

“Mereka mengambil penerbangan kapan? Malam ini atau besok?” Sultan bermonolog memikirkan bagaimana paman dan bibi Lala akan datang ke Banjarmasin.

Sultan terus berjalan ke arah lobi yang mulai sepi karena hari beranjak malam, berniat mencari info mengenai Ririn di rumah sakit. Kalau dia balik lagi ke rumah sakit, berarti pengobatannya belum berakhir. Kondisinya pasti belum stabil, itu kenapa dia terus terlihat memakai kursi roda sepanjang mereka bertemu di pemakaman Afif.

“Dan nekad berdiri dari kursi roda menemuiku di kamar Lala.” Ini mengejutkan. Seharusnya dari awal dia menyadari itu. “Hemh, kamu pasti sangat mencintaiku kan, Rin?” Satu sudut bibirnya terangkat. Sebuah senyuman miris. Saking cinta, atau saking benci sampai ada kekuatan yang menggearakkannya untuk menghampirinya.

Sebelum putusan hakim keluar, Sultan memutuskan tidak berhenti. Mungkin dia bukan pria punya kesetiaan yang diharapkan semua wanita, terutama Ririn. Namun, dia punya kegigihan saat menginginka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status