Semua Bab Kebangkitan Mafia yang Dikhianati : Bab 41 - Bab 50

98 Bab

Bab 41 Perang Terbuka

Ferdy berdiri di depan para anak buahnya dengan pandangan tegas. Malam ini, pergerakan besar akan dimulai. Setelah berhasil menjebak anak buah Darius dan mengirimkan pesan yang jelas, tidak ada lagi yang bisa ditahan. Ini bukan lagi soal melindungi Aldo, ini tentang melindungi seluruh apa yang sudah mereka bangun, keluarga, dan kehormatan mereka."Kita tidak akan menunggu lagi," kata Ferdy dengan suara berat yang bergema di ruangan gudang tua itu. "Darius harus dihentikan malam ini. Jika tidak, dia akan terus datang, menyerang, dan menghancurkan apa pun yang kita punya."Semua mata tertuju padanya, mendengarkan dengan seksama. Di tengah suasana mencekam itu, Doni berjalan maju. "Apa rencana kita? Kita tidak bisa hanya melawan secara fisik. Darius punya terlalu banyak koneksi dan sumber daya."Ferdy tersenyum tipis. "Kita akan menggunakannya melawan dia. Darius terlalu percaya diri dengan jaringannya, tapi kita sudah cukup lama mempelajari pergerakannya. Ini waktunya mengalahkannya den
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-01
Baca selengkapnya

Bab 42 Pertemuan Terakhir

Darius mundur selangkah ketika Ferdy masuk ke ruangannya dengan tenang, diikuti oleh beberapa orang kepercayaannya. Ruangan yang megah, dengan lampu kristal bergemerlapan di atas kepala, tampak begitu kontras dengan ketegangan yang mencekam di antara kedua pria itu. Darius, yang biasanya angkuh dan penuh kendali, kini terlihat terguncang. Seluruh skandal yang meledak di media dalam waktu singkat telah membuatnya kehilangan pijakan. Semua rahasianya terbongkar, dan pasukan yang dia kirim untuk menumpas Ferdy sudah kehabisan tenaga."Dari semua orang, aku tidak menyangka akan kau yang berani melakukan ini, Ferdy." Suara Darius berat, mencoba terdengar percaya diri meskipun jelas ada keraguan di dalamnya.Ferdy tersenyum tipis, tapi matanya tetap dingin. "Kau meremehkan banyak hal, Darius. Kau terlalu percaya diri dengan kekuasaan dan koneksimu. Tapi seperti yang kau lihat sekarang, semuanya rapuh. Hanya perlu sedikit dorongan, dan seluruh duniamu runtuh."Darius meremas gagang meja di d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

Bab 43 Awal yang Baru

Setelah jatuhnya Darius, keadaan mulai tenang. Dunia Ferdy, yang selama ini dipenuhi dengan konspirasi, pengkhianatan, dan ancaman, perlahan-lahan mulai kembali ke jalurnya. Meski kekuasaan Darius telah runtuh, Ferdy tahu bahwa langkah ke depan tidak akan mudah. Masih ada bekas luka yang perlu disembuhkan, dan dunia bisnis serta kekuasaan yang dia jalani masih penuh dengan bahaya yang belum terlihat. Namun, untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, Ferdy merasa bisa bernapas dengan lega.Dia duduk di ruang kerjanya yang luas, menatap tumpukan dokumen di mejanya. Semua kekacauan yang ditinggalkan Darius sekarang menjadi tanggung jawabnya untuk diatasi. Namun, dia tidak merasa terbebani. Justru, ini adalah awal dari kebebasan yang selama ini dia impikan—kesempatan untuk membangun kembali segalanya, dari awal, sesuai dengan prinsip-prinsipnya sendiri."Ferdy, rapat dengan para pemegang saham akan dimulai dalam sepuluh menit," kata Aldo, yang masuk ke ruangan itu dengan membawa tablet d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

Bab 44 Pergerakan yang Tak Terduga

Ferdy duduk di balkon kamarnya, menikmati secangkir kopi yang hangat. Angin malam menghembus perlahan, membawa kesegaran yang membuat pikirannya lebih jernih. Meski banyak hal telah terjadi, ia merasa ini adalah momen yang tenang, sejenak sebelum badai berikutnya datang.Pikirannya kembali ke pertemuan dengan para pemegang saham. Mereka semua mendukungnya, setidaknya untuk saat ini. Tapi Ferdy tahu dunia ini kejam, dan kepercayaan bisa hilang dalam sekejap. Dia tidak bisa lengah. Rencana yang ia susun baru saja dimulai, dan dia harus memastikan setiap langkahnya tepat, tanpa celah untuk serangan balik.Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat dari arah pintu. Aldo masuk, wajahnya tampak serius, menyiratkan bahwa sesuatu telah terjadi."Ada sesuatu yang perlu kau lihat," kata Aldo tanpa basa-basi.Ferdy meletakkan cangkir kopinya, berdiri, dan mengikuti Aldo menuju ruang kerja. Sesampainya di sana, Aldo menyalakan layar besar di dinding. "Kita mendapatkan informasi baru. Sepert
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Bab 45 Pertarungan dalam Bayangan

Ferdy berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke kota. Gemerlap lampu-lampu malam membentuk pola indah, tetapi baginya, semua itu terasa hambar. Kota yang selama ini menjadi arena permainannya kini dipenuhi ancaman yang tak terlihat. Musuh-musuhnya bersembunyi dalam bayang-bayang, menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.Aldo telah memberi tahu tentang pergerakan bawah tanah yang semakin aktif. Kelompok-kelompok kecil yang sebelumnya dianggap tak berdaya kini menunjukkan taring mereka. Mereka bukan lagi sekadar serpihan yang tersebar, tetapi ancaman nyata yang harus diperhitungkan.Ferdy merenung, mengingat setiap langkah yang telah diambil. Langkah-langkahnya selama ini penuh perhitungan. Dia bukan seseorang yang bertindak impulsif. Setiap gerakan musuh telah diperhitungkan, tetapi kali ini, ada yang berbeda. Lawannya tampak lebih berani, lebih cerdas. Mereka menyusun strategi dengan hati-hati, tidak lagi bergerak sembarangan.Pintu ruangannya terbuka, Aldo masuk tanpa menget
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Bab 46 Serangan Balik

Suara ledakan yang menggema masih berputar di kepala Ferdy. Kepanikan terasa di udara, namun Ferdy tidak bisa membiarkan dirinya terguncang. Ia tahu betul bahwa dalam dunia seperti ini, kehilangan kendali berarti kalah. Matanya tetap fokus pada layar yang baru saja menjadi hitam. Timnya, yang sebelumnya siap siaga, kini terputus dari komunikasi.Aldo bergegas masuk ke ruangan, wajahnya menunjukkan ketegangan yang tak bisa disembunyikan. "Kami kehilangan kontak dengan beberapa tim. Sepertinya mereka sudah berada dalam perangkap musuh."Ferdy menggertakkan gigi, menatap layar yang kosong itu dengan mata tajam. "Berapa banyak tim yang hilang?""Empat tim utama di titik strategis yang kita pasang," jawab Aldo. "Musuh tahu langkah kita, dan mereka memanfaatkannya dengan sempurna."“Keparat,” gumam Ferdy dengan nada rendah tapi penuh amarah. "Mereka tahu kita sedang memancing mereka. Tapi bagaimana bisa mereka bereaksi begitu cepat?"Aldo hanya menggelengkan kepala. "Entah bagaimana, mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

Bab 47 Pertarungan yang Tak Terhindarkan

Udara dingin menerpa wajah Ferdy ketika helikopter mulai menjauh dari reruntuhan gedung yang baru saja meledak. Semburan api masih terlihat dari jauh, membakar apa pun yang tersisa. Semua orang di dalam helikopter diam, tidak ada yang berbicara. Mereka masih terguncang oleh jebakan yang hampir saja menewaskan mereka. Namun, di tengah kesunyian itu, amarah Ferdy membara. Aldo, yang duduk di sebelahnya, menatap Ferdy dengan pandangan penuh keprihatinan. "Boss, kita harus menyusun ulang strategi. Mereka sudah tahu semua gerakan kita, dan ini bukan pertarungan biasa. Musuh kita kali ini jauh lebih licik."Ferdy mengangguk, meski pandangannya masih tertuju ke luar jendela. "Kita salah langkah, tapi ini belum berakhir. Mereka mungkin sudah menghancurkan markas kita, tapi mereka belum menghancurkan kita.""Bagaimana kita bisa melawan balik?" tanya Aldo, mencoba merencanakan langkah selanjutnya. "Mereka jelas lebih siap. Siapa pun yang memimpin mereka, tahu setiap gerakan kita dan bahkan ren
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

Bab 48 Rencana Terakhir

Malam itu, Ferdy berdiri di balkon markas barunya. Pemandangan kota di bawahnya dipenuhi gemerlap lampu-lampu malam, tapi semuanya terasa jauh dan hampa. Di pikirannya, hanya ada satu nama: Erwin. Pertarungan ini bukan sekadar tentang kekuasaan atau uang lagi. Ini adalah pertarungan hidup dan mati, kehormatan, dan pembalasan dendam. Erwin telah menyerang tempat paling rapuh dalam kehidupannya, memporakporandakan fondasi kekuatan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun.Aldo muncul di belakangnya, berjalan dengan hati-hati. "Boss, semuanya sudah siap. Orang-orang kita sudah dikumpulkan. Kita hanya menunggu perintahmu."Ferdy mengangguk pelan. "Bagaimana dengan Erwin? Apakah kita sudah menemukan lokasi pastinya?"Aldo menyerahkan tablet berisi laporan terbaru dari tim intelijen mereka. "Kami baru saja mengonfirmasi keberadaannya di sebuah vila di pinggir kota. Tempat itu dijaga ketat, tapi tidak seketat yang biasanya. Sepertinya dia merasa aman di sana."Ferdy tersenyum tipis, meskip
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-17
Baca selengkapnya

Bab 49 Bayang bayang yang lebih besar

Sinar pagi menembus jendela kaca besar di ruang kerja Ferdy. Suasana di dalam ruangan terasa berat, seolah udara pun tak ingin bergerak. Meskipun Erwin sudah tak lagi menjadi ancaman, bayang-bayang yang ditinggalkan oleh kata-kata terakhirnya masih menghantui Ferdy. Kalimat yang diucapkan Erwin sebelum kematiannya, "Aku hanya pion kecil," terus bergema di pikirannya. Ferdy merasakan ada sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang belum ia sadari selama ini.Aldo mengetuk pintu dan masuk dengan ekspresi serius. "Bos, semua sudah beres. Vila Erwin sudah kita kuasai sepenuhnya, dan orang-orangnya menyerah tanpa banyak perlawanan."Ferdy hanya mengangguk, matanya masih tertuju pada jendela, tapi pikirannya melayang jauh. "Apa yang kita dapatkan dari tempat itu? Apakah ada informasi yang berguna?"Aldo menyerahkan sebuah map tebal berisi laporan. "Kami menemukan beberapa dokumen keuangan dan catatan transaksi. Tapi ada sesuatu yang aneh. Kami menemukan sebuah catatan pribadi milik Erwin yang me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-17
Baca selengkapnya

Bab 50 Di Ambang Bahaya

Ferdy berdiri di depan jendela ruang kerjanya, menatap langit malam yang tampak tenang di luar. Namun, di dalam dirinya, badai kegelisahan tak henti-hentinya berkecamuk. Sudah beberapa hari berlalu sejak insiden di gudang tua itu. Sumber informasi mereka yang berharga telah tewas tepat di depan matanya, dan kini Daniel Wong masih berada dalam bayang-bayang, tak tersentuh. Ferdy tahu, waktu semakin menipis, dan Daniel bukanlah sosok yang akan menunggu dalam diam.Aldo masuk dengan wajah tegang, mengganggu lamunan Ferdy. “Bos, kita sudah coba menghubungi beberapa kontak, tapi sepertinya mereka semua mulai takut. Nama Daniel Wong terus membuat mereka enggan bicara.”Ferdy menoleh, menghela napas panjang. “Takut?” gumamnya. “Dia pasti memegang sesuatu yang membuat mereka tunduk.”“Sepertinya begitu,” jawab Aldo dengan nada khawatir. “Orang-orang mulai mundur, bahkan yang dulu setia pada kita. Sepertinya pengaruh Daniel sudah lebih dalam dari yang kita duga.”Ferdy mendengarkan dengan saks
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status