All Chapters of Kebangkitan Mafia yang Dikhianati : Chapter 51 - Chapter 60

98 Chapters

Bab 51 Jeratan yang mengencang

Keesokan harinya, Ferdy duduk di ruang kerja dengan peta besar yang terbentang di mejanya. Di hadapannya, tanda merah kecil menunjukkan lokasi rumah aman tempat saudara perempuan Daniel Wong tinggal. Itu adalah informasi yang berharga, tetapi Ferdy tahu bahwa memanfaatkannya tidak akan semudah yang terlihat. Aldo dan beberapa orang kepercayaannya berkumpul di sekelilingnya, semua dengan ekspresi serius."Kita tidak bisa masuk begitu saja ke rumah itu," kata Aldo sambil menunjuk peta. "Ini bukan rumah biasa. Keamanan di sana seperti benteng. Bahkan jika kita berhasil masuk, kita akan ketahuan sebelum mencapai target."Ferdy mengangguk pelan, memahami risiko yang ada. "Tapi kita juga tidak bisa menunggu. Daniel akan terus bergerak, dan kita harus lebih cepat dari dia."Salah satu anak buah Ferdy, Rudi, angkat bicara. "Mungkin kita bisa mencoba taktik lain. Bukan tentang menyerang, tapi tentang membuat saudara perempuannya keluar. Kita bisa menciptakan situasi yang memaksanya untuk menin
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Bab 52 Langkah Terakhir

Malam itu, Ferdy tidak bisa tidur. Pikiran tentang bagaimana Daniel Wong sudah mengetahui rencananya membuatnya terjaga. Dia tahu bahwa waktunya hampir habis. Daniel tidak akan memberikan ruang bagi Ferdy untuk bergerak bebas lagi. Jika mereka tidak segera bertindak, segalanya akan runtuh di hadapannya.Pagi menjelang, sinar matahari mulai menerangi ruangan kerja Ferdy. Dia masih duduk di kursi, memandangi peta yang terbentang di depannya. Aldo dan beberapa orang lainnya akan datang sebentar lagi untuk membahas rencana baru. Namun, sebelum mereka sampai, Ferdy tahu bahwa dia harus membuat keputusan penting.Liza masuk ke ruang kerja dengan secangkir kopi, menatap suaminya yang terlihat lebih lelah dari biasanya. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya meletakkan kopi di meja dan duduk di seberang Ferdy.“Kau sudah tahu apa yang akan kau lakukan?” tanya Liza lembut, nada suaranya penuh perhatian.Ferdy mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari peta. “Aku tidak punya banyak pilihan lag
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Bab 53 Pertaruhan Terbesar

Pagi itu, matahari belum sepenuhnya muncul di ufuk timur ketika Ferdy bangun dari tidurnya. Malam sebelumnya begitu gelisah, tetapi dia berhasil tertidur beberapa jam sebelum rencana besar mereka dimulai. Hari ini adalah hari yang telah mereka tunggu-tunggu, hari di mana semua pertaruhan besar ini akan dijalankan. Tidak ada ruang untuk kesalahan.Ferdy turun ke dapur, di mana Liza sudah menyiapkan sarapan sederhana. Meski situasinya begitu mencekam, Liza tetap menjaga rutinitas pagi mereka tetap normal. Seolah dengan begitu, mereka bisa menjaga kewarasan di tengah badai yang akan datang."Apakah kau yakin dengan semua ini?" Liza bertanya, suaranya lembut tapi sarat dengan kekhawatiran.Ferdy duduk dan mengambil cangkir kopi yang telah disiapkan istrinya. "Aku harus yakin. Ini satu-satunya jalan yang tersisa. Jika tidak sekarang, kita akan kehilangan segalanya."Liza menatap suaminya dengan tatapan penuh kasih. Dia tahu Ferdy selalu berusaha melindungi mereka, tetapi harga yang harus d
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Bab 54 Bayangan Balas Dendam

Pagi itu, Ferdy duduk diam di kantornya yang sunyi. Kegagalan operasi Aldo menyisakan luka dalam yang tak bisa diabaikan. Aldo telah mengorbankan dirinya untuk memastikan anggota tim yang lain bisa keluar hidup-hidup, tetapi Ferdy tahu bahwa itu tidak cukup untuk menutupi kekalahan yang mereka alami. Daniel Wong menang kali ini, dan konsekuensinya jauh lebih besar dari yang dia duga.Ferdy menatap sekeliling ruangannya. Semuanya terasa begitu hampa, seolah udara dipenuhi oleh penyesalan dan keputusasaan. Sebagian anak buahnya mulai meragukan kemampuannya sebagai pemimpin. Mereka membutuhkan kemenangan, dan Ferdy harus memberikan itu kepada mereka, tidak peduli apa pun caranya.Saat itulah Rudi masuk ke ruangan, wajahnya menegang. "Ferdy, kita harus bicara."Ferdy mendongak, lalu menghela napas panjang. "Ada kabar apa lagi?"Rudi berjalan mendekat, membawa berkas di tangannya. "Daniel Wong tidak akan berhenti di sini. Dia mulai mengincar bisnis-bisnis kecil kita di sekitar kota. Dalam
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Bab 55 Pertempuran di Titik Nol

Ferdy duduk diam di ruangannya, tatapannya mengarah ke luar jendela. Langit malam dipenuhi awan hitam yang menggantung rendah, seolah-olah menggambarkan suasana hatinya yang sedang terperangkap dalam gelap. Setelah beberapa minggu penuh ketegangan, akhirnya dia dan Daniel Wong berada di ambang pertempuran terbesar yang akan menentukan nasib mereka.Selama beberapa hari terakhir, Ferdy dan anak buahnya terus memukul balik kekuatan Daniel. Mereka menghancurkan gudang senjata, memutus jalur distribusi, dan membungkam banyak informan penting Daniel. Namun, Ferdy tahu itu hanyalah langkah awal. Sebuah langkah yang telah memicu kemarahan besar di pihak lawan. Daniel tidak akan diam saja menerima pukulan ini. Dia pasti akan merespons dengan serangan yang jauh lebih mematikan.Pintu ruangannya tiba-tiba terbuka, dan Rudi masuk dengan wajah tegang. "Kita dapat kabar, Ferdy. Daniel sedang mengumpulkan pasukannya. Sepertinya mereka akan melancarkan serangan balasan besar-besaran malam ini."Ferd
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Bab 56 Menyusun kembali kepingan

Pagi hari itu terasa hening. Setelah malam yang penuh dengan kegemparan, kota perlahan-lahan kembali pulih, meski jejak pertempuran semalam masih tampak jelas. Orang-orang yang mengetahui siapa Daniel Wong dan bagaimana kekuasaannya berakhir mulai berbicara secara berbisik, takut jika bayang-bayang pria itu masih ada di sudut kota. Namun, mereka tidak tahu bahwa Ferdy dan timnya telah menyingkirkan ancaman terbesar mereka untuk selamanya.Ferdy duduk di meja makan kecil di apartemennya. Wajahnya tampak letih, tapi di balik kelelahan itu, ada perasaan lega yang sulit dijelaskan. Piring sarapan di depannya masih utuh—dia tidak lapar, tapi lebih karena pikirannya masih penuh dengan hal-hal yang belum selesai.Rudi masuk ke ruang makan dengan membawa beberapa dokumen. "Kabar dari lapangan, bos. Beberapa orang Daniel sudah menyerah. Sisanya mencoba kabur, tapi kita sudah kirim tim untuk melacak mereka."Ferdy mengangguk pelan, pandangannya tetap lurus ke depan. "Bagaimana dengan orang-oran
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Bab 57 Menggapai Harapan Baru

Pagi yang cerah menyambut Ferdy saat ia bangun dari tidurnya. Setelah lama terjaga dalam kegelisahan dan pertempuran tanpa akhir, semalam adalah pertama kalinya dia bisa tidur dengan nyenyak. Laras masih tertidur di sampingnya, wajahnya tenang dan damai, mengingatkan Ferdy bahwa ia tidak sendiri dalam perjuangannya. Ada orang-orang yang tulus mendukungnya, tidak hanya karena kekuatan atau kekuasaannya, tetapi karena mereka percaya padanya sebagai seorang pemimpin dan seorang sahabat.Setelah menyelesaikan rutinitas pagi, Ferdy melangkah keluar dari kamar, membiarkan Laras tidur lebih lama. Di ruang tamu, Rudi sudah menunggunya dengan segelas kopi di tangan.“Selamat pagi, bos,” sapa Rudi, wajahnya sedikit lelah namun penuh harapan.Ferdy tersenyum dan mengambil kopi yang ditawarkan Rudi. “Selamat pagi. Semalam kita akhirnya bisa sedikit beristirahat.”“Ya, meskipun pekerjaan belum selesai, setidaknya kita sudah membuat langkah besar. Aku sudah menghubungi anggota dewan sementara. Mere
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 58 Pertaruhan Terakhir

Fajar baru menyingsing di atas kota yang mulai bangkit dari keterpurukan. Ferdy menatap keluar jendela apartemennya, menikmati pemandangan yang kini terasa lebih damai. Namun, ia tahu bahwa kedamaian ini belum sepenuhnya terjamin. Selalu ada bayang-bayang masa lalu yang berusaha kembali, dan kali ini ia harus menghadapi ancaman terakhir yang tersisa.Rudi telah menerima laporan bahwa beberapa pendukung setia Daniel masih bersembunyi, menunggu kesempatan untuk menggulingkan Ferdy dan merebut kembali kekuasaan. Mereka adalah orang-orang yang tidak akan segan-segan menggunakan cara kotor demi meraih tujuan. Ferdy memutuskan untuk bertindak cepat sebelum mereka memiliki kesempatan untuk melakukan perlawanan.Hari itu, Ferdy mengadakan pertemuan rahasia bersama tim terdekatnya. Di meja besar yang sudah penuh dengan berbagai peta dan dokumen, mereka merancang strategi untuk membersihkan sisa-sisa pengaruh Daniel di kota.“Orang-orang yang setia pada Daniel sudah terlalu lama mendapat kesemp
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 59 Jalan Baru

Pagi yang cerah menyambut Ferdy dengan harapan baru. Setelah pertarungan panjang melawan bayang-bayang masa lalu, kini kota ini benar-benar damai. Kedamaian yang selama ini dirindukan seolah terasa nyata, dan Ferdy merasakan beban berat yang selama ini ia pikul perlahan hilang. Namun, ia tahu bahwa ini bukanlah akhir, melainkan awal dari sesuatu yang lebih besar.Di pagi itu, Ferdy sudah bersiap-siap menghadiri sebuah pertemuan penting bersama para pemimpin komunitas dan tokoh masyarakat. Pertemuan ini adalah untuk membahas langkah selanjutnya bagi kota, merencanakan pembangunan kembali yang lebih baik. Meski ia kini adalah sosok yang dihormati dan dikenal, Ferdy selalu mengingat bahwa perjuangannya adalah untuk mereka semua, demi masa depan kota yang lebih baik.Saat Ferdy tiba di gedung pertemuan, ia disambut hangat oleh para pemimpin komunitas yang hadir. Wajah-wajah yang penuh dengan harapan dan rasa syukur. Mereka telah melihat bagaimana Ferdy mengubah kota ini dari tempat yang p
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 60 Janji Masa Depan

Setahun telah berlalu sejak Ferdy dan Laras berkomitmen untuk membangun keluarga dan masa depan bersama di kota yang kini jauh lebih damai. Keberadaan mereka tak hanya membawa kedamaian, tetapi juga perubahan bagi banyak orang. Pusat pelatihan yang dibangun Ferdy kini menjadi salah satu tempat yang paling ramai, dipenuhi oleh anak-anak muda yang penuh semangat, belajar berbagai keterampilan yang membantu mereka meraih masa depan yang lebih baik.Di pagi yang cerah itu, Ferdy dan Laras menghabiskan waktu bersama di taman kota, seperti biasa. Duduk berdua di bangku taman, mereka mengamati aktivitas sekitar, senyum puas tergambar di wajah mereka. Taman itu tak pernah seramai sekarang; keluarga-keluarga datang menikmati suasana, anak-anak bermain gembira, dan pedagang kaki lima berlalu-lalang melayani para pengunjung. Pemandangan yang indah ini menjadi bukti nyata dari hasil kerja keras mereka.“Lihatlah, Laras,” kata Ferdy sambil memandang sekitar. “Ini yang selalu aku impikan. Kota yang
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status