“Ini beberapa gambar yang dikirim Om Adrian untuk toko kuenya, Bu.” Sarah memperlihatkan layar ponselnya pada Ibu Irma.Ada beberapa gambar yang menarik. Terutama sekali gambar dengan dapur yang besar.Ibu Irma mengangguk lalu mengembalikan ponsel kepada Sarah. “Ibu terserah kamu saja, Sarah.”Sarah mengamati lagi layar ponsel. “Aku juga belum memutuskan yang mana, Bu. Marc ingin survey langsung dulu.”Tidak ada jawaban dari Ibu Irma. Sarah melirik wanita setengah baya yang tampak termenung itu. Sepertinya Ibu Irma pun tidak terlalu antusias dengan pembicaraan tentang toko kue baru mereka.“Bu?” Sarah menyentuh lengan Ibu Irma.“Eh, iya?” Sedikit kaget, Ibu Irma menyahut.“Lagi mikirin apa, sih? Aku perhatikan Ibu tidak mendengar aku bicara, lho.”Tetap tidak ada jawaban dari Ibu Irma selain embusan napas panjang. Kali ini, kening Ibu Irma berkerut dengan jari memainkan cincin ruby.“Bu, cerita dong sama Sarah.” Sarah memohon pada Ibu Irma.Sedikit senyum terukir di wajah Ibu Irma. Ke
Terakhir Diperbarui : 2024-10-07 Baca selengkapnya