Semua Bab Paman Mantan Suami Memintaku Membuka Lembaran Baru Dengannya: Bab 81 - Bab 90

100 Bab

Bab 81

Rhea mengatupkan bibirnya dengan rapat, lalu berkata, "Kelihatan jelas orang-orang Perusahaan Farmasi Berjaya menginginkan kerja sama kali ini terjalin. Mungkin saja, mereka mengirim orang untuk membuntuti kita. Mengetahui kita akan pergi ke basis bahan obat-obatan, mungkin mereka akan melakukan persiapan terlebih dahulu."Dengan begitu, biarpun mereka pergi basis bahan obat-obatan, mereka juga tidak mungkin bisa mengetahui kualitas bahan obat-obatan yang sesungguhnya.Tio yang mengikuti mereka tersenyum dan berkata, "Nona Rhea nggak perlu khawatir, tentu saja kami punya cara agar nggak ketahuan oleh orang-orang Perusahaan Farmasi Berjaya."Mengetahui mereka sudah punya rencana sendiri, Rhea menganggukkan kepalanya tanpa banyak bicara lagi.Sore hari sekitar jam dua lewat, mobil sewaan Tio berhenti di depan pintu hotel untuk menjemput mereka.Tak lama setelah mereka masuk ke dalam mobil, sambil melihat kaca spion mobil, sopir berkata, "Memang ada orang yang membuntuti kita."Tio berkat
Baca selengkapnya

Bab 82

Merasakan kokohnya tangan besar yang memeluk pinggangnya itu, serta kehangatan yang menjalar dari kain pakaian tipisnya, wajah Rhea langsung memerah.Dia buru-buru berdiri dengan tegak, sedikit tidak berani menatap pria itu."Pak Arieson, terima kasih."Arieson menarik kembali tangannya seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kemudian, dia berkata dengan suara dalam, "Saat mengamati bahan obat-obatan, kamu juga harus memperhatikan langkah kakimu.""Aku mengerti."Setelah kejadian yang memalukan itu, Rhea tidak berani terlalu asyik dalam pengamatannya lagi. Dia memperhatikan langkah kakinya dengan saksama, takut dia akan terjatuh lagi."Ini adalah Rauvolfia yang sudah dikeringkan."Staf itu mengambil sebatang Rauvolfia yang telah dikeringkan secara acak, lalu memberikannya pada Arieson. Setelah menerima dan mengamatinya sejenak, Arieson menyerahkannya pada Rhea."Coba kamu lihat."Dari luar, Rauvolfia yang satu ini tidak ada bedanya dengan bahan-bahan obatan yang ditunjukkan oleh Perusahaan
Baca selengkapnya

Bab 83

Bagaimanapun juga, dia adalah orang yang cerdas. Dia segera menekan perasaaan tidak puas yang bergejolak di hatinya. Seulas senyum ramah tetap mengembang di wajahnya."Tentu saja. Tapi, perusahaan kami sangat tulus berharap bisa menjalin hubungan kerja sama dengan Perusahaan Teknologi Hongdam. Aku harap Pak Arieson bisa mempertimbangkannya dengan baik."Arieson menganggukkan kepalanya dan berkata, "Hmm, Pak Billy, mari, aku bersulang untukmu."Mereka berdua melanjutkan obrolan mereka. Tak lama kemudian, mereka sudah meneguk sebotol anggur.Saat ini, wajah Arieson yang awalnya putih sudah tampak sedikit kemerahan, kedua matanya yang indah juga sudah sedikit diwarnai sorot mata mabuk. Dengan pencahayaan lampu dari atas kepalanya, paras tampannya tampak sangat memesona, sampai-sampai membuat orang lain tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.Menyadari dirinya hanyut dalam pesona pria itu, Rhea buru-buru mengalihkan pandangannya."Nona Rhea, aku bersulang untukmu."Saat Rhea menoleh, Ali
Baca selengkapnya

Bab 84

Di ruang pribadi restoran, melihat Rhea masih belum kembali setelah hampir setengah jam berlalu, kening Arieson pun berkerut."Tio, telepon Rhea."Billy buru-buru berkata, "Pak Arieson, jangan panik. Lagi pula, ada Alisa yang menemani Nona Rhea, nggak akan terjadi apa-apa padanya."Arieson mengatupkan bibirnya dengan rapat tanpa mengucapkan sepatah kata pun, tampak jelas suasana hatinya sangat buruk.Billy buru-buru bersulang untuknya, dia juga tidak merasa bersalah. Bagaimanapun juga, Rhea hanyalah seorang karyawan biasa. Biarpun setelah kejadian ini, Arieson mengetahui kebenarannya, dia yakin Arieson juga tidak akan membesar-besarkan masalah hanya karena seorang wanita.Setelah menemukan nomor Rhea di kontaknya, Tio segera menghubungi Rhea. Tak lama kemudian, suara dering ponsel di dalam tas menggema di seluruh ruangan tersebut.Saat Rhea pergi ke kamar kecil, dia sama sekali tidak membawa ponselnya.Melihat ekspresi kedua orang itu sudah berubah menjadi muram, Billy buru-buru berkat
Baca selengkapnya

Bab 85

Seolah-olah tidak menyangka Rhea akan sadar di saat seperti ini, pria yang didorongnya hingga terjatuh dari atas tempat tidur itu pun tidak bisa menahan diri dan mengumpat."Siapa kamu?!"Sambil mundur, Rhea meraba-raba barang-barang yang ada di sekitarnya, lalu melemparkannya ke arah pria itu. Ekspresi panik dan ketakutan tampak jelas di wajahnya.Pria itu tertawa dingin dan berkata dengan nada bicara mesum, "Aku adalah orang yang bisa memuaskanmu."Saat berbicara, dia langsung menerjang ke arah Rhea.Di sudut ruangan, ada sebuah titik kecil yang sedang berkedip, merekam segala sesuatu yang terjadi di dalam kamar.Saat pria itu menerjang ke arahnya, Rhea langsung menghantam kening pria itu dengan lampu meja dalam genggamannya.Pria itu mengerang kesakitan. Merasakan cairan hangat yang mengalir di keningnya, dia langsung mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan keras ke wajah Rhea."Dasar wanita jalang! Berani-beraninya kamu memukulku! Aku akan memainkanmu sampai kamu mati!"
Baca selengkapnya

Bab 86

Arieson duduk di samping ranjang bangsal, menatapnya dengan ekspresi datar.Saat itu juga, ingatan terakhir sebelum dia kehilangan kesadarannya melintas di benaknya. Rhea menggigit bibir bawahnya, lalu mengalihkan pandangannya ke bawah dan berkata, "Pak Arieson, terima kasih karena telah menyelamatkanku."Kalau bukan karena Arieson tiba tepat waktu, apa yang akan terjadi semalam sudah tertebak."Maaf, kejadian kali ini bisa terjadi karena aku nggak mempertimbangkan secara menyeluruh."Melihat sorot mata serius Arieson, tanpa Rhea sadari, hatinya seperti bergetar sejenak. Secara naluriah, dia mengalihkan pandangannya."Kejadian ini nggak ada hubungannya denganmu. Bagaimanapun juga, siapa yang bisa menebak orang-orang dari Perusahaan Farmasi Berjaya bisa melakukan hal seperti itu?"Terlebih lagi, Alisa tidak hanya mencari orang untuk melecehkannya, bahkan berencana untuk mengambil rekaman video. Mungkin karena dia tidak menerima suap dari wanita itu, jadi wanita itu berencana untuk menga
Baca selengkapnya

Bab 87

"Pak Jerico, aku sedang beli sayur, nanti malam kamu ingin makan apa?"Secara refleks, Rhea mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Begitu melihat dengan jelas paras orang tersebut, ekspresinya langsung berubah menjadi muram.Orang itu tidak lain adalah Stella.Melihat senyuman di wajahnya, ditambah lagi dengan ekspresi manjanya layaknya seorang gadis muda itu, kilatan jijik melintas di mata Rhea.Tidak perlu diragukan lagi, Pak Jerico yang dipanggil oleh wanita itu adalah Jerico, suaminya.Mengingat pasangan menjijikkan itu bercinta sampai-sampai masuk rumah sakit, Rhea benar-benar merasa jijik.Setelah memilih beberapa ekor ikan dengan cepat, dia segera berbalik dan mendorong kereta dorongnya menjauh dari area itu.Stella tidak menyadari keberadaan Rhea, dia masih asyik berteleponan dengan Jerico. Namun, orang di ujung telepon menanggapinya dengan sangat dingin."Malam ini aku nggak akan ke sana, kamu makan saja sendiri."Selesai berbicara, tanpa memberi Stella kesempatan untuk ber
Baca selengkapnya

Bab 88

Begitu mendengar ucapan Rhea, Jerico menghela napas lega dalam hati. Selama Rhea tidak mengetahui hal itu, maka tidak masalah."Rhea, aku sudah lama memblokir nomornya, dia menggunakan nomor lain untuk menghubungiku. Aku langsung memutuskan panggilan telepon dengannya, nggak menyetujui untuk makan bersamanya."Jerico menatapnya dengan ekspresi sedih, seolah-olah sedang merasakan kesedihan yang sangat mendalam.Kalau bukan karena tahu hal menjijikkan yang telah pria itu lakukan bersama Stella, mungkin Rhea akan benar-benar memercayai pria bajingan itu.Namun, sekarang dia masih belum bisa membiarkan fakta bahwa dia diam-diam menyuruh orang untuk mengumpulkan bukti-bukti perselingkuhan pria itu ketahuan.Dia mengalihkan pandangannya ke bawah, lalu berkata tidak sesuai dengan kata hatinya, "Kalau begitu, mungkin aku sudah salah paham padamu. Maaf."Melihat ekspresi Rhea sudah melembut, Jerico berkata dengan lembut, "Kamu nggak perlu khawatir. Aku sudah berjanji padamu untuk nggak berinter
Baca selengkapnya

Bab 89

Waktu akhir pekan berlalu dengan cepat, hari ini sudah Hari Senin lagi.Rhea kembali ke Departemen Penelitian dan melanjutkan penelitiannya sebelumnya.Janice juga sudah kembali bekerja, tetapi sudah tidak begitu menonjolkan diri lagi seperti sebelumnya. Saat melihat Rhea, dia juga hanya berpura-pura tidak melihat Rhea, sama sekali tidak terlihat arogan seperti sebelumnya lagi.Hanya saja, apakah wanita itu benar-benar sudah memetik pembelajaran dan berencana untuk tidak menonjolkan diri lagi, atau sedang diam-diam menyusun rencana lainnya, tidak ada yang tahu.Waktu satu hari berlalu dengan cepat. Saat menjelang jam pulang kerja, tiba-tiba Rhea menerima panggilan telepon dari Weni yang mengajaknya untuk makan malam bersama.Karena tidak ada urusan lain di malam hari, Rhea pun menyetujui ajakan sahabatnya itu.Saat tiba di restoran, Rhea melihat ada seorang pemuda sekitar berusia dua puluhan tahun, yang wajahnya masih diselimuti aura polos duduk di samping Weni. Dia pun mengangkat alis
Baca selengkapnya

Bab 90

Setelah mereka berdua berdiri di hadapan Rhea, Tio tersenyum dan berkata, "Kebetulan sekali. Nona Rhea, malam ini kamu juga makan di sini?"Rhea menganggukkan kepalanya dan berkata, "Hmm, bersama temanku.""Kalau begitu, aku akan pergi bawa mobil, lalu mengantarmu pulang?""Nggak perlu, aku bawa mobil sendiri.""Oh, oke. Kalau begitu, bisakah kamu tolong menjaga Pak Arieson di sini sejenak? Malam ini dia minum sedikit banyak, aku agak khawatir membiarkannya menunggu seorang diri di sini."Rhea melirik Arieson sejenak. Melihat sorot mata pria itu masih jernih, selain ada aroma alkohol samar-samar yang menguar dari tubuh pria itu, tidak ada tanda-tanda pria itu mabuk.Bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh Rhea, Tio segera memberi penjelasan. "Baik mabuk maupun nggak, Pak Arieson selalu begini saja. Mungkin kamu lihat dia seperti sangat normal, sebenarnya kemungkinan dia sudah mabuk."Mengingat sebelumnya Arieson sudah membantunya berkali-kali, kalau dia tidak menyetujui permintaan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status