Semua Bab Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan: Bab 51 - Bab 60

60 Bab

Bab 51 - Kepanikan Malam Pertama

“Apa kamu yakin tidak ada pemeriksaan yang terlewatkan ataupun terjadi kesalahan dalam pemeriksaan itu?”Reinhard masih bertanya lebih rinci kepada Austin, mencari kepastian yang lebih kuat untuk menenangkan pikirannya.Austin hanya bisa menghela napas panjang sebelum akhirnya menjawab, "Aku sudah memeriksa setiap detailnya. Tidak ada yang terlewatkan. Semua prosedur sudah diikuti dengan teliti. Aku bisa pastikan tidak ada kesalahan, kecuali ….”“Kecuali apa?” Netra Reinhard telah memicing tajam.“Kecuali sampel darah itu bukan sampel darah Tuan Besar Lorenzo,” jawab Austin sembari tersenyum tipis.“Tidak mungkin,” tukas Reinhard dengan penuh keyakinan. "Aku pastikan utusanku tidak akan melakukan kesalahan sebesar itu."Mendengar jawaban tersebut, Austin menimpali, "Kalau begitu, kamu hanya bisa menerima hasilnya, Rein."Akan tetapi, ekspresi Reinhard masih terlihat tidak puas. Austin hanya bisa menatapnya dengan penuh simpati dan rasa khawatir, "Aku tahu ini sulit, tapi mungkin sudah
Baca selengkapnya

Bab 52 - Terjebak dalam Tantangan Licik

Sudut bibir Reinhard terangkat tipis. “Aku tahu kamu sudah bangun. Tidak usah berpura-pura lagi,” lanjut Reinhard dengan nada rendah, suaranya terdengar lebih lembut dari yang diduga Alicia.Namun, Alicia masih setia memejamkan matanya. Ia hanya berusaha mempertahankan harga dirinya, tidak ingin Reinhard menginterogasinya atas kepura-puraannya ini.“Dasar wanita keras kepala.” Reinhard berdecak malas.Karena Alicia masih bersikeras untuk melanjutkan sandiwaranya sebagai “putri tidur”, Reinhard pun terpaksa menggunakan cara licik yang terlintas di dalam benaknya. Ia memutuskan untuk sedikit bermain dengan situasi tersebut.“Baiklah, karena kamu tidak mau bangun sendiri, sepertinya aku harus membangunkanmu dengan caraku,” ucap Reinhard dengan nada menggoda.‘Apa maksudnya?’ pikir Alicia, mulai panik.Sebelum Alicia sempat bereaksi lebih jauh, ia merasakan tubuhnya sudah diletakkan di atas ranjang. Diam-diam, Alicia merasa sedikit lega, tetapi jantungnya kembali berpacu cepat saat menyad
Baca selengkapnya

Bab 53 - Setelah Malam Pertama

Reinhard menatap istrinya dengan intens. Netra wanita itu bersinar tajam seolah menunjukkan tekadnya yang bulat untuk menerima tantangannya.Reinhard pun tersenyum tipis melihat kegigihan yang membara dari istrinya tersebut. Padahal tadi ia hanya berniat mengujinya saja, tetapi ternyata wanita itu malah menanggapinya dengan serius.“Anya, aku─”Belum sempat Reinhard menyelesaikan ucapannya, Alicia telah menarik tengkuk belakangnya dengan cepat. Ia pun tertegun sesaat ketika merasakan bibir Alicia menempel pada bibirnya.Reinhard tidak menduga bahwa istrinya akan bertindak seberani itu. Ciuman itu penuh dengan keberanian dan gairah, meskipun ada sedikit keraguan yang tersirat dalam gerakan bibir wanita itu.Perlahan Alicia melepaskan tautan bibirnya dan menatap pria itu dengan tajam. “Kira-kira malam spesial seperti apa yang akan kamu berikan untukku? Apa kamu yakin bisa memberikannya?” balasnya atas tantangan pria itu.Reinhard, yang awalnya hanya ingin mempermainkan wanita itu, tidak
Baca selengkapnya

Bab 54 - Pertaruhan Hati

“Bagaimana keadaanmu? Apa kamu tidak mau izin saja hari ini?”Pertanyaan penuh perhatian dari Reinhard membuat Alicia, yang sedang sibuk mengunyah sarapan cepat saji di dalam mobil, berhenti sejenak.Mereka dalam perjalanan menuju kantor, dan karena tidak sempat sarapan di apartemen, Reinhard telah memerintahkan asistennya untuk membelikan makanan siap saji sebelum menjemput mereka. Hari ini mereka benar-benar terlambat ke kantor karena bangun kesiangan, sehingga sarapan cepat saji adalah solusi yang praktis.Alicia mengalihkan pandangannya dari kotak makanannya ke Reinhard. Ia dapat memahami kekhawatiran pria itu dan tersenyum tipis. “Hari ini baru hari keduaku bekerja. Apa menurutmu pantas kalau aku meminta izin?”“Aku tidak mau ada terdengar pembicaraan buruk lagi tentangku,” imbuh Alicia lebih lanjut.Satu alis Reinhard terangkat. “Apa kemarin ada yang berbicara buruk tentangmu?”Alicia tersentak, baru menyadari kalau ia telah mengungkapkan hal yang tidak seharusnya dibicarakan. I
Baca selengkapnya

Bab 55 - Ketidaksengajaan

“Owen, berhenti di sini," titah Alicia kepada asisten suaminya. Saat mendekati gedung Hernandez Group, tiba-tiba saja Alicia memutuskan untuk turun. “Tapi, turun di sini terlalu jauh, Nyonya. Anda bisa makin terlambat nanti,” ucap Owen seraya melirik wanita itu melalui kaca spion mobilnya. Tadi Alicia dan Reinhard memang keluar terlalu siang. Owen juga terlambat menjemput karena semalam ia mendapat perintah dari Reagan, ayah dari tuan mudanya untuk tidak melakukan penjemputan terlalu pagi. Namun, Reinhard tetap meminta Owen datang tepat waktu, meskipun akhirnya Owen tiba lebih lambat dari biasanya. Alicia menghela napas pelan, matanya menatap kosong ke luar jendela. "Tidak masalah kalau terlambat sedikit daripada harus menunggu kamu berputar lagi, malah jadi lebih lama," ucapnya dengan nada yang terdengar datar. Meskipun jarak dari tempat ia turun saat ini memang sedikit lebih jauh seperti yang diucapkan Owen, Alicia lebih memilih berjalan kaki daripada harus menghadapi tek
Baca selengkapnya

Bab 56 - Teguran Tegas

“Akhirnya sampai juga,” gumam Alicia sembari menghela napas panjang. Ia baru saja tiba di depan lobi gedung Hernandez Group setelah berlarian dari jarak yang cukup jauh.Meskipun napasnya masih terasa berat, tetapi Alicia tidak memiliki waktu untuk beristirahat lebih lama. Ia pun bergegas masuk ke dalam gedung dan berlari kecil menuju ke arah lift.Ketika ia melihat salah satu lift yang hendak tertutup, ia pun bergegas menahannya dan melangkah cepat masuk ke dalam. “Syukurlah,” gumamnya seraya mengelus dadanya.Namun, belum sempat merasa lega sepenuhnya, Alicia mendengar seseorang berdeham keras di belakangnya. Ia pun menoleh dan terkejut ketika melihat sosok ayah mertuanya di dalam lift tersebut. Ternyata, lift yang dinaikinya adalah lift khusus direksi!Di dalam lift tersebut bukan hanya ada Reagan dan asistennya, Hans Miller, tetapi juga Reinhard dan Owen. Keempat lelaki berbeda usia itu menatap Alicia dengan ekspresi yang berbeda.Seperti halnya kemarin, Alicia masih mendapatkan t
Baca selengkapnya

Bab 57 - Peringatan sang Manajer

Alicia telah berdiri di depan pintu masuk ruangan divisi R&D. Ia menarik napas panjang terlebih dahulu sebelum menggeser pintu di depannya. Gerakan tangannya tertahan ketika ia melihat cincin yang masih tersemat di jari manisnya. Alicia pun melepaskan cincin tersebut terlebih dahulu, memasukkannya ke dalam saku blazernya, lalu berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Seketika pandangan semua orang tertuju padanya ketika Alicia memasuki ruangan divisi R&D. Ruangan tersebut tampak sibuk dengan berbagai aktivitas—beberapa rekan kerjanya tengah berdiskusi di meja besar, sementara yang lain sibuk dengan komputer dan penelitian mereka. Alicia berjalan mendekati mejanya dengan acuh tak acuh, meletakkan tasnya terlebih dahulu di atas meja kerjanya sebelum memulai kembali pekerjaannya yang tertunda kemarin. “Anya, kamu baik-baik saja, kan?” tanya Margaret dengan penuh selidik. Alicia mengangkat sedikit pandangannya. Keningnya berkerut. Entah kenapa ia merasa rekan kerjanya satu ini memiliki r
Baca selengkapnya

Bab 58 - Melindungi Diri Sendiri

“Bicara apa kamu? Saya tidak mungkin melakukan hal yang merugikan perusahaan ataupun diri saya sendiri!” Clara marah, jelas merasa tersinggung dengan tuduhan yang diucapkan Alicia.Namun, Alicia tetap tersenyum tenang. Ia tahu bahwa ucapannya mungkin terdengar keterlaluan, tetapi ia mengakui dalam hati bahwa dirinya masih sangat kesal dengan keputusan Clara yang tampaknya mencampuradukkan perasaan pribadi dengan pekerjaan.Alicia juga sadar bahwa kehadirannya di perusahaan ini—dengan koneksi ke Reinhard—telah menimbulkan ketegangan dan kecemburuan di kalangan rekan-rekannya, termasuk sang manajer.Dengan tetap mempertahankan ketenangannya, Alicia melanjutkan, “Maafkan kelancangan saya, Manajer Lewis. Tapi, saya hanya sekedar ingin mengingatkan saja. Saya tahu semua orang khawatir saya akan melakukan sesuatu di dalam divisi ini, tapi saya bisa memastikan kepada Anda kalau saya datang untuk bekerja. Tidak ada niat apa pun terhadap Anda maupun yang lainnya."Clara terdiam. Ia menatap luru
Baca selengkapnya

Bab 59 - Kenalan Masa Lalu

“Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di ruangan saya?!”Suara bentakan yang keras dari seseorang di belakangnya membuat Alicia terkejut. Meskipun begitu, dia tetap diam dan tidak menoleh.'Gawat! Bagaimana ini?' Rasa khawatir memenuhi pikiran Alicia.'Aku harus tenang,' pikirnya lebih jauh sambil mencoba mencari cara untuk menjelaskan dirinya tanpa menimbulkan kecurigaan lebih lanjut dari sosok pemilik ruangan tersebut.Perlahan, Alicia menarik napas dalam-dalam dan, masih tanpa menoleh, dia akhirnya berbicara dengan suara yang sengaja dibuat setenang mungkin. “Maaf, saya hanya datang untuk memberikan daftar bahan dari Manajer Lewis,” jawabnya sembari menundukkan wajahnya dalam-dalam.Sang wanita pemilik ruangan yang berpenampilan modis itu pun berjalan menghampiri Alicia dan berdiri di sampingnya sembari menyilangkan kedua tangannya. Netranya menatap Alicia dengan penuh kecurigaan. Kening wanita itu mengerut karena ia tidak bisa melihat wajah Alicia dengan jelas. Alicia memalingkan wa
Baca selengkapnya

Bab 60 - Duel Bisnis

Di dalam ruang kerjanya, Reinhard terlihat sibuk memeriksa tumpukan laporan yang harus dia baca. Beberapa saat yang lalu, ayahnya, Reagan, baru saja selesai meninjau perkembangan terbaru dari penjualan kosmetik Divine, yang berada di bawah tanggung jawab Reinhard. Beruntung, ayahnya sangat puas dengan hasil penjualan tersebut.Namun, sebelum meninggalkan ruangan, Reagan sempat memberikan peringatan, “Sebaiknya kamu lebih berhati-hati terhadap Nexus.” Nexus yang dimaksud adalah perusahaan saingan Divine, yang dimiliki oleh paman Reinhard, Alexei Martinez Hernandez.Walaupun mereka masih memiliki hubungan kerabat, tetapi bisnis tetaplah bisnis. Reagan dan Alexei telah lama bersaing dalam berbagai bidang, dan dalam bisnis, Alexei tidak pernah menunjukkan rasa belas kasihan, meskipun mereka adalah saudara.Alexei selalu agresif dalam memperlihatkan kekuasaannya, baik dalam dunia bisnis maupun organisasi gelap bernama Joker yang ia pimpin. Sikap itu pun menurun kepada putranya, Nicholas He
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status