Share

Bab 60 - Duel Bisnis

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-19 17:48:43

Di dalam ruang kerjanya, Reinhard terlihat sibuk memeriksa tumpukan laporan yang harus dia baca. Beberapa saat yang lalu, ayahnya, Reagan, baru saja selesai meninjau perkembangan terbaru dari penjualan kosmetik Divine, yang berada di bawah tanggung jawab Reinhard. Beruntung, ayahnya sangat puas dengan hasil penjualan tersebut.

Namun, sebelum meninggalkan ruangan, Reagan sempat memberikan peringatan, “Sebaiknya kamu lebih berhati-hati terhadap Nexus.” Nexus yang dimaksud adalah perusahaan saingan Divine, yang dimiliki oleh paman Reinhard, Alexei Martinez Hernandez.

Walaupun mereka masih memiliki hubungan kerabat, tetapi bisnis tetaplah bisnis. Reagan dan Alexei telah lama bersaing dalam berbagai bidang, dan dalam bisnis, Alexei tidak pernah menunjukkan rasa belas kasihan, meskipun mereka adalah saudara.

Alexei selalu agresif dalam memperlihatkan kekuasaannya, baik dalam dunia bisnis maupun organisasi gelap bernama Joker yang ia pimpin. Sikap itu pun menurun kepada putranya, Nicholas He
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
aduh Owen knp gk jd ngomong sih pasti ada hal yg serius menyangkut tentang Alicia. harusnya Alicia di ajak rein siapa tau nanti bisa membantu
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Kalo bahas tentang bisnis, aku baca pelan pelan bahkan berulang, biar paham, wkwk
goodnovel comment avatar
AliceLin
hihihihihihihi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 61 - Tidak Mudah untuk Berhenti

    “Kamu tidak istirahat makan, Anya?”Alicia menoleh sejenak kepada rekan kerjanya, Margaret. Wanita itu baru saja masuk ke ruangan setelah melepaskan penat dari pekerjaannya. Saat ingin kembali ke meja kerjanya, ia melihat Alicia yang masih berkutat dengan penelitiannya di ruangan laboratorium yang berada terpisah dengan ruangan divisi mereka.Dengan cepat, Alicia melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Ia baru menyadari bahwa waktu istirahat makan siang sudah berlalu. Tadi Margaret sempat mengajaknya untuk makan siang bersama, tetapi Alicia tidak ikut karena masih ingin menyelesaikan beberapa langkah pengujian lagi.“Ternyata sudah jam segini,” gumam Alicia seraya memijat pangkal hidungnya. Ia baru merasa lelah setelah begitu asyik tenggelam dalam pekerjaannya.Margaret tersenyum kecil. “Kamu ini … jangan bekerja terlalu keras. Perusahaan tidak akan peduli kalau kamu sampai jatuh sakit karena kelelahan bekerja,” ucapnya, mengingatkan.Alicia hanya tersenyum simpul. Ia mengedarkan pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 62 - Pertemuan Tak Terduga

    Waktu pun berlalu dengan cepat. Tidak terasa waktu kerja telah berakhir. Para karyawan mulai membereskan meja mereka. Akan tetapi, Alicia masih berkutat dengan laporan penelitiannya. Satu per satu rekannya mulai meninggalkan meja mereka. Margaret juga sudah membereskan laporannya. Ia menghampiri meja Alicia dan bertanya, “Apa kamu tidak mau pulang? Sebaiknya kamu lanjutkan besok saja. Manajer Lewis juga sudah pulang kok.” “Tumben dia pulang duluan,” gumam Alicia dengan bingung. “Sepertinya tadi siang dia salah makan deh,” seloroh Margaret seraya terkekeh geli. Menjelang jam pulang tadi, ia sempat melihat manajernya keluar masuk kamar kecil tanpa henti. Alicia hanya tersenyum tipis mendengar kabar tersebut. “Sudahlah, ayo pulang,” desak Margaret lagi, sudah siap dengan tas selempang di pundaknya. “Iya, akan aku rapikan dulu laporannya biar besok Manajer Lewis bertanya lagi. Kamu pulanglah dulu,” jawab Alicia tanpa menoleh. Margaret hanya bisa menghela napas panjang. Ia pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 63 - Topeng Sandiwara

    "Kupikir kamu sudah menjadi pengemis jalanan setelah ditinggalkan putraku, Anya.” Sindiran pedas Miranda memang terasa membakar telinga Alicia, tapi ia tetap berusaha keras untuk tidak terprovokasi. Alicia menarik napas dalam, menatap wanita paruh baya itu dengan tajam dan mengulas senyuman samar di sudut bibirnya. “Aku terharu. Ternyata kamu masih peduli dengan hidupku, Miranda,” jawab Alicia, suaranya penuh ketenangan. Tidak ada sedikit pun rasa hormat yang diberikannya kepada wanita paruh baya di depannya. Miranda cukup terkejut melihat perubahan mantan menantunya tersebut. “Kau─” ““Seperti yang kamu lihat, aku masih hidup dan semua berkat putramu yang luar biasa itu,” potong Alicia tanpa memberi Miranda kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya. "Kurasa ini sudah membuatmu kecewa." Wajah Miranda berubah nanar. Keangkuhan Alicia membuat darahnya mendidih. Tidak pernah sekali pun mantan istri putranya itu bersikap seperti ini sebelumnya kepadanya. Lima bulan lalu ketika Miranda

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 64 - Tidak Lebih Dari Kotoran

    “Dasar gelandangan tidak tahu malu! Kamu benar-benar sudah tidak dapat diatur! Bukannya meminta maaf, bisa-bisanya kamu malah berbicara seperti itu!” seru Miranda dengan suara yang meninggi dan menarik perhatian orang di sekitar lobi hotel tersebut.Namun, Alicia tertawa geli dan berkata, “Diatur? Sepertinya kamu masih berpikir bisa mengaturku seperti budak, Miranda. Apa kamu masih belum bangun dari tidurmu?”Wajah Miranda memerah padam mendengar cibiran tersebut. Meskipun orang-orang mulai melirik ke arahnya, ia berusaha menahan diri, tetapi kemarahannya semakin terlihat jelas.“Kamu benar-benar tidak tahu diuntung, Anya! Bisa-bisanya kamu bicara seperti itu setelah apa yang keluarga Stein lakukan untukmu selama ini. Kalau bukan karena keluarga kami, kamu pikir kamu masih bisa bertahan sampai sekarang?”Miranda pun sengaja mengambil simpati publik untuk mengangkat derajat keluarganya dan menyudutkan mantan istri putranya tersebut dengan memanfaatkan keru

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 65 - Dia Lebih Pantas Dengan Sampah Sepertimu

    "Di mataku, kamu ataupun dia tidak lebih dari sekedar kotoran yang meyakitkan mata, Miranda.”Cibiran Alicia semakin membuat Miranda murka. “Beraninya kamu bicara seperti itu, Anya! Apa kamu tidak sadar kalau kamu─”“Aku kenapa, huh?” Alicia menyela, suaranya penuh tantangan. “Mendengar suaramu saja sudah menambah kotoran telingaku.”Netra Miranda terbelalak syok. Tangannya telah terangkat ke atas, hendak menampar wajah Alicia. Namun, Alicia berhasil menahan pergelangan tangannya dengan cepat.Rahang Miranda mengetat. Ia benar-benar terkejut melihat keberanian mantan menantunya tersebut. “Ka-kamu─”Kalimat Miranda terputus karena rasa sakit yang dirasakan dari cengkeraman Alicia yang begitu kuat. Ia pun merintih kesakitan.Refleks, Thalia pun berlari mendekat, berusaha menghentikan Alicia untuk bertindak lebih jauh. “Lepaskan tanganmu, Anya. Kamu sudah benar-benar keterlaluan,” tukasnya dengan suara yang mulai meninggi.Alicia tersenyum smirk. Padahal ia berniat mematahkan tangan Mira

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 66 - Tuan Ksatria

    Setelah kepergian Alicia dengan pria asing tersebut, Miranda masih terpaku dengan penuh kebingungan. Melihat calon menantunya yang masih ingin memaki, ia pun menarik lengannya dan berkata dengan keras, “Sudah cukup, Thalia!”Thalia terkesiap, menyadari perilaku spontannya sudah merusak citranya yang selama ini dipertahankannya. “Tante, tadi aku─”“Sudahlah. Tante mengerti perasaanmu. Perhatikan juga janinmu. Jangan sampai terpengaruh karena kamu emosional," ujar Miranda mengingatkan.Thalia mengangguk pelan, meski kemarahan masih membara di dalam dirinya, tetapi ia berjanji kepada dirinya sendiri jika ia akan membuat Alicia membayar semua perkataannya tadi."Wanita jalang itu memang sudah keterlaluan. Tapi, sekarang bukan waktunya untuk memperpanjang masalah ini. Bukankah acaranya sudah mau dimulai? Sebaiknya kita segera rapikan penampilan dulu sebelum masuk,” lanjut Miranda, mengingatkan hal lebih penting yang harus mereka lakukan malam ini.Sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 67 - Cemburu Part 1

    “Caranya mudah. Aku hanya ingin kamu menjadi pasanganku malam ini, Anya.” Alicia terbelalak. “Apa kamu gila? Kenapa harus begitu?” “Kebetulan aku tidak membawa partner hari ini. Akan aneh bukan kalau ksatria tampan sepertiku datang tanpa pasangan?” Jason tertawa geli. Alicia pun memutar bola matanya dengan malas. “Bilang saja kalau kamu ditinggalkan partnermu,” cetusnya. “Bagaimana kamu bisa tahu?” Jason berpura-pura kaget. “Apa jangan-jangan malah kamu yang sudah menguntitku?” canda pria itu lagi. Alicia mendengus kasar. “Tidak perlu menguntitmu juga aku tahu kamu orang yang seperti apa,” balasnya dengan ketus. Suara tawa geli pun meluncur dari bibir Jason. “Jangan menilai seseorang dari penampilannya, Anya. Kalau kamu menjadi pasanganku malam ini, aku yakin kamu akan berubah pikiran,” ucap pria itu dengan penuh percaya diri. “Aku tidak mau,” sahut Alicia yang tidak semudah itu diperdaya. Namun, penolakan yang dilontarkan Alicia tidak membuat Jason menyerah. Pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 68 - Cemburu Part 2

    “Baiklah, bawa aku ke sana,” ucap Alicia dengan tegas, mengejutkan Jason. “Padahal tadi kamu baru saja memakiku gila, Anya. Kamu tidak lupa secepat itu, bukan?” ledek Jason sembari tersenyum nakal. Alicia pun berdeham canggung, tetapi ia tetap lanjut berkata dengan angkuh, “Kenapa? Apakah aku tidak boleh berubah pikiran?” “Bukan begitu, tapi …,” Netra Jason menyipit tajam, dipenuhi dengan rasa ingin tahu yang besar ia lanjut bertanya, “kenapa kamu berubah pikiran?” Namun, Alicia hanya menjawab dengan acuh tak acuh, “Aku lapar. Bukankah di dalam pesta akan ada banyak makanan enak?” Jason menatap Alicia dengan wajah tak percaya. Ia merasa jawaban tersebut terdengar kurang meyakinkan. Akan tetapi, ia berpikir jika tidak ada salahnya ia mengikuti keinginan wanita itu. Lagipula ia juga ingin mengetahui lebih jauh tentang wanita itu. “Baiklah,” ujar Jason pada akhirnya sembari melirik penampilan wanita tersebut. “Tapi, kamu harus berganti pakaian dulu.” Alicia tersenyum. “Tenan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23

Bab terbaru

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 311

    Siapa lagi yang bisa mengubah suasana hati Reinhard secepat ini jika bukan istri tercintanya, Alicia Lorenzo?Ternyata, wanita itu sudah mengirimkan beberapa pesan untuknya tanpa ia sadari.Reinhard bergegas membuka pesan-pesan tersebut dan membacanya dengan penuh antusias.[Kamu lagi apa, Suamiku?][Kamu lagi sibuk?][Sesibuk-sibuknya kamu, jangan sampai lupa makan. Aku tidak ingin kamu sakit.][Kamu tidak rindu aku?][Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Selamat bekerja.]Ketegangan yang dirasakan Reinhard seketika menguap saat membaca pesan singkat beruntun dari istrinya tersebut. Tanpa membuang waktu, ia langsung menekan nomor kontak wanita pujaannya itu dan melakukan panggilan video.Baru dering pertama, panggilan tersebut langsung terhubung. Akan tetapi, Alicia tidak menyalakan kameranya sehingga Reinhard tidak dapat melihat wajahnya.“Halo,” sahut Alicia di seberang teleponnya.“Sayang, kameramu belum on,” ucap Reinhard mengingatkan.“Aku memang sengaja,” timpal Alicia, t

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 310

    Di ruang kerjanya yang berada di kantor pusat Divine, Reinhard duduk bersandar di kursinya, mendengarkan laporan dari Owen dan Ethan Millano, salah satu anggota tim khusus yang ia tempatkan di Nexus."Seperti yang Anda duga, proyek kerja sama ini memang mencurigakan," ujar Ethan dengan nada serius.Pria bertubuh kurus dan berpenampilan necis itu kembali melanjutkan, “Saya sudah menelusurinya dan sejak awal Tuan Muda Nicklah yang menerima kerja sama ini. Tapi, beliau tidak tahu kalau perusahaan rekanan ini sangat bermasalah.”Reinhard, yang sejak tadi bersandar di kursinya, menyipitkan mata. “Teruskan.”Ethan mengeluarkan beberapa dokumen dan menyerahkannya kepada Owen, yang kemudian meneruskannya kepada Reinhard. “Perusahaan rekanan ini, Vega Tech, sebenarnya hanya sebuah perusahaan cangkang. Tidak ada proyek besar yang pernah mereka tangani sebelumnya, dan sumber pendanaan mereka juga tidak jelas.”Reinhard membuka dokumen itu dan meneliti setiap lembarannya. Dahinya berkerut saat me

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 309

    “Nexus, ya?” Liliana tiba-tiba ikut menimpali. “Tadi Tante juga sempat lihat beritanya di TV. Sepertinya lagi jadi trending topic.”Mendengar hal tersebut, Alicia segera mengambil remote televisi dan mencari saluran berita yang sedang tayang. Amora, Liliana, dan Winny ikut memperhatikan layar dengan penuh rasa ingin tahu.Tak lama, sebuah berita bisnis muncul di layar. Seorang reporter sedang berbicara dengan latar belakang gedung tinggi yang memiliki logo Nexus di bagian depannya.“… pengambilalihan mendadak ini mengundang banyak spekulasi di antara para pebisnis. Walaupun Reinhard Xavier Hernandez tidak membuat pernyataan secara langsung, tetapi kehadirannya di Nexus memicu asumsi mengenai perubahan kepemilikan perusahaan tersebut.”Alicia terpaku menatap layar televisi tersebut. Wajah Reinhard disorot oleh kamera media. Pria itu berjalan keluar dari gedung Nexus dengan pengawalan ketat dan mengabaikan semua pertanyaan dari para wartawan.“Kamu beruntung dapat pria hebat, Alicia,” p

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 308

    “Nenek, bagaimana keadaanmu?”Suara riang Amora terdengar memenuhi ruangan saat ia masuk bersama ibu mertuanya, Liliana Ritter.Alicia dan neneknya langsung menoleh bersamaan. Melihat kedatangan mereka, Alicia segera bangkit dari tempat duduknya, menghampiri Amora dan menuntun langkahnya menuju tempat duduknya tadi.“Terima kasih, Alicia,” ucap Amora seraya tersenyum kecil dan menatap adik iparnya dengan seksama.Ia kemudian terkekeh kecil. "Kalau dipikir-pikir, kamu benar-benar sudah dewasa sekarang. Sudah tahu bagaimana merawat orang lain."Alicia terkejut dengan pujian itu. "Ka-Kak Amora?" Wajahnya langsung memerah.Amora tersenyum penuh arti. Ia ingat betul, dulu saat ia masih mengandung Ryuji, Alicia hampir tak pernah menunjukkan kepedulian seperti ini."Memangnya dulu aku seburuk itu sampai Kakak harus menggodaku begitu?" gerutu Alicia, pura-pura kesal."Aku memujimu, Alicia," sahut Amora seraya memutar bola matanya.Liliana Ritter, yang sejak tadi meletakkan barang bawaannya di

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 307

    Reinhard menghentikan langkahnya sejenak di dekat parkiran mobil setelah berada di luar rumah terlantar tersebut. Ia menoleh sekilas ke arah bangunan yang kini bergema oleh jeritan putus asa Edwin.Owen, yang berdiri di sampingnya, melirik ekspresi dingin Reinhard sekilas sebelum akhirnya bertanya dengan hati-hati, “Tuan Muda, apa Anda percaya dengan ucapan Edwin tadi?”Reinhard menghela napas pelan, tatapannya masih terpaku pada rumah itu. "Percaya atau tidak, dia pantas mendapatkan semua ini."Owen meneguk salivanya dengan kasar, lalu mengangguk pelan. Ia dapat memahami kebencian Reinhard terhadap Edwin, mengingat semua hal yang dilakukan pria itu pada Alicia selama tiga tahun ini.Owen melirik darah Edwin yang masih menempel pada telapak tangan tuan mudanya tersebut. Ia pun memberikan sapu tangannya kepada Reinhard dan kembali bertanya, “Apa Anda tidak ingin menanyakannya langsung kepada Nyonya mengenai masalah ini, Tuan Muda?”Reinhard menerima sapu tangan itu tanpa berkata apa-ap

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 306 - Interogasi Part 2

    “Jangan … jangan lakukan itu … aku benar-benar tidak tahu apa-apa ….”Edwin tergagap, suaranya gemetar, hampir tak terdengar. Matanya terpaku pada kilatan tajam ujung pisau yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Ia tidak bisa membayangkan rasa sakit yang akan ia alami jika bilah itu merobek kulitnya.Seketika, Edwin tersentak ketika mata pisau menyentuh pipinya. Darah pun mengalir dari goresan tipis yang diberikan Reinhard pada wajahnya tersebut.Suara ringisan terdengar dari bibir Edwin tatkala pisau tersebut menyayat kulit wajahnya.. Air matanya pun perlahan mengalir. “Su-sudah kubilang … itu hanya kecelakaan. Waktu itu … aku terlalu mabuk dan aku─”Ucapan Edwin terhenti karena mata pisau tersebut telah beralih dan menancap di punggung tangannya. Suara erangan kesakitan lolos dari bibirnya, tubuhnya menegang sementara darah segar mulai merembes dari luka tersebut.Edwin berniat menarik tangannya, tetapi Reinhard malah menekan ujungnya semakin kuat. “Aarggh!” teriak Edwin.

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 305 - Interogasi Part 1

    “Aku juga bisa membuat seolah-olah kamu melarikan diri dari persidangan. Dengan begitu, polisi tidak akan mencurigai apa pun,” lanjut Reinhard dengan nada santai. "Bagaimana? Tidak ada lagi yang perlu kamu cemaskan, bukan?" Edwin menggeram, napasnya memburu karena kemarahan yang meluap-luap. “Kau …!” Tanpa berpikir panjang, Edwin mencoba menerjang ke arah Reinhard, tetapi sebelum sempat menyentuhnya, Owen sudah lebih dulu bertindak. Sebuah pukulan keras mendarat di wajah Edwin, membuatnya terhuyung ke belakang. Rasa sakit menyebar dari rahangnya hingga ke kepala. Sebelum Edwin sempat bereaksi, tangan kuat Owen segera mencengkeram kerah bajunya, lalu menariknya ke tepi kolam. “Lepaskan aku!” teriak Edwin, memberontak histeris. Owen menghempaskan tubuh Edwin dengan kuat hingga wajah pria itu menghantam besi di pinggiran kolam. Darah pun mengucur deras dari hidungnya. Reinhard telah berdiri dari tempat duduknya, berjalan ke tepi kolam. “Owen, cukup,” cegahnya saat melihat a

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 304 - Utusan Neraka

    “Reinhard Hernandez … ter-ternyata kamu ….” Perlahan rahang Edwin mengatup erat. Sorot matanya yang dipenuhi kebencian, menatap Reinhard dengan tajam. Ia tidak akan pernah lupa bagaimana dirinya dipermalukan dan dihancurkan di acara pernikahannya beberapa hari lalu. Amarah di dalam diri Edwin pun meledak. Ia berniat bangkit dan menyerang Reinhard,. Akan tetapi, pria itu baru menyadari jika dirinya dalam kondisi terikat. Salah seorang bawahan Reinhard juga langsung menekannya kembali ke kursi dengan kuat. "Lepaskan aku!" Edwin menggeram, meronta sekuat tenaga. Namun, cengkeraman pengawal Reinhard tersebut tidak memberinya celah sedikit pun. Tanpa peringatan, sebuah tinju pun mendarat telak di perutnya. Edwin tersentak, mengerang kesakitan. Tubuhnya hampir terjungkal ke belakang, tetapi bawahan Reinhard tersebut segera menarik kerah bajunya, membuatnya tetap duduk. Rasa sakit membuat Edwin terdiam selama beberapa saat. Namun, ketika ia bisa bernapas teratur kembali, ia melontarkan

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 303

    Setelah tiga jam membahas beberapa perkembangan dan proyek yang dilakukan Nexus, akhirnya pertemuan tersebut pun berakhir. “Serahkan laporannya kepada tim saya dan silakan kembali ke ruangan masing-masing,” ucap Reinhard sebelum berdiri dari tempat duduknya. Tanpa menunggu tanggapan semua orang, Reinhard langsung melangkah keluar, diikuti oleh Owen. Begitu pintu ruangan tertutup kembali, semua orang pun menarik napas lega. Selama rapat berlangsung, mereka merasa sedang mengikuti interogasi daripada diskusi bisnis. Akan tetapi, kebijakan-kebijakan baru yang diambil oleh Reinhard membuat mereka yakin Nexus dapat kembali bangkit di bawah kepemimpinan Reinhard. Sayangnya, tidak semua orang berpikiran yang sama. Ada beberapa orang yang merasa terancam, tetapi mereka hanya bisa menyembunyikan kegelisahan mereka di balik ekspresi tenang dan mencoba mencari cara untuk mendapatkan kepercayaan Reinhard. Saat Reinhard turun ke lobi, matanya menangkap kerumunan wartawan yang sudah menunggu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status