Semua Bab Dihina Mantan Suami, Diratukan Cinta Sejati: Bab 31 - Bab 40

82 Bab

Kekhawatiran Bisma

"Huh! Kenapa lama sekali?"Perasaan khawatir mulai kembali menyeruak di dalam diri Bisma. Dengan kedua kaki yang terus melangkah bolak-balik tak menentu, pria itu nampak berkali-kali melirik ke arah jam tangan mahal yang ada di lengannya dan sesekali mengusap wajah dengan napas yang tertahan.Kurang lebih sudah hampir lima belas menit berlalu Adelia izin pergi ke toilet dengan wajahnya yang terlihat sedikit pucat. Bisma merasa sangat tak tenang karena Adelia tak kunjung kembali, apalagi semua pesan yang dikirimkannya sama sekali tak dijawab atau pun dibaca olehnya.Sebenarnya apa yang telah terjadi?Satu pertanyaan itu kembali berkeliling di benak CEO tampan tersebut. Meski sebenarnya Bisma juga tengah memendam suatu pikiran yang tak bisa dikatakannya secara jujur pada Adelia, akan tetapi ia tetap merasa sangat penasaran dengan apa yang tengah dipikirkan wanita itu hingga membuat kondisinya tiba-tiba menjadi tak stabil."Bisma?""Oh, astaga. Syukurlah kau baik-baik saja!"Tak sanggup
Baca selengkapnya

Pertemuan Tak Disengaja

"Nyonya Adelia? Anda baik-baik saja?"Suara yang lembut tetapi penuh kekhawatiran itu akhirnya memaksa Adelia membuka matanya. Dalam pandangannya yang masih kabur, ia melihat pengacara Bisma yang masih berdiri di sampingnya. Di sekelilingnya ada beberapa polisi tampak berjaga, namun perhatiannya seketika tertuju pada sosok yang sama sekali tak disangkanya akan ada di tempat ini."Adelia? Kau sakit?" Suara Agler yang khas terdengar menggema, membuatnya perlahan mencoba melepas pelukan erat pria itu.Dengan tubuh yang masih lemas, Adelia memijat pelipisnya. Rasa pusing membuat langkahnya kembali goyah, hingga beberapa orang di sekitarnya segera mendekat untuk memberikan bantuan."Adelia, kau yakin baik-baik saja?" Agler kembali bertanya dengan nada khawatir. Ia kembali bergerak ingin membantu, tetapi Adelia memilih melangkah ke arah pengacara Bisma untuk menjaga sedikit jarak."Aku ... Aku tidak apa-apa, Agler. Maaf, aku tiba-tiba jadi merepotkanmu," ucapnya pelan hampir tak bersuara."T
Baca selengkapnya

Ketakutan Adelia

"Hmm? Maaf, Anda bertanya apa?"Karena saking tak menyangka, Bisma akhirnya reflek bertanya kembali untuk memastikan semua pendengarannya. Sementara di dalam mobil, Adelia hanya bisa semakin meremas ujung bajunya sendiri dengan rasa gugup yang kian menyelimutinya.Kenapa pula Agler sampai nekat bertanya sejauh ini? Adelia merasa semakin tak nyaman dengan pria berparas campuran tersebut. Namun di sisi lain, dirinya harus tetap mempertahankan sikap baiknya pada pria itu mengingat hubungan Oma Nora dan Tuan Brata yang sudah lama terjalin."Maaf, jika pertanyaan saya membuat Anda terkejut dan terkesan lancang. Saya sama sekali tidak bermaksud apa-apa, Tuan Bisma. Saya hanya ingin tahu tempat tinggal Adelia saja, karena kebetulan ada sesuatu yang ingin saya kirimkan nanti untuknya sebagai tanda terima kasih di awal atas rencana kerjasama perusahaan keluarga kami."Agler menyudahi ucapannya seraya melirik sekilas ke arah Adelia. Ia sedikit menunduk dan tersenyum, hingga membuat Adelia meng
Baca selengkapnya

Merahasiakan Semuanya

Deggh!Jantung Adelia rasanya seperti berhenti sesaat mendengar pertanyaan itu. Sesegera mungkin dirinya mencoba mengingat-ingat kapan terakhir kali ia mengalami siklus yang biasa dialami oleh banyak wanita tersebut dan semakin kesulitan membasahi tenggorokannya saat tak ada bayangan satu pun tanggal yang diingatnya."Nyonya Adelia? Apa Anda masih mengingatnya?""Saya ... saya tidak begitu yakin, Dokter. Mungkin ... beberapa Minggu yang lalu?" Adelia menjawab dengan suara yang bergetar. Rasa gugup yang semakin membumbung tinggi membuat kedua netranya mulai terlihat berkaca-kaca."Anda yakin, Nyonya Adelia?""Saya ... Saya lupa, Dok. Maafkan saya!"Adelia menunduk seraya meremas ujung selimutnya. Lidahnya semakin terasa kelu berikut dengan bulir keringat yang semakin membasahi dahinya. Dadanya bergemuruh, tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi di dalam kehidupannya ke depan nanti."Baiklah, Nyonya Adelia. Gejala yang Anda alami seperti pusing, mual, dan kelelahan, bisa jadi ind
Baca selengkapnya

Permainan Takdir

Suara pintu yang terbuka membuat Bisma menoleh. Dengan segera ia mematikan panggilan teleponnya lebih dulu, dan melangkah menghampiri sosok yang baru saja keluar dengan tatapan penuh tanda tanya."Bagaimana kondisi Adelia, Dok?" ucapnya langsung tanpa basa-basi."Untuk saat ini saya belum bisa mengambil kesimpulan dengan pasti, Tuan Bisma. Bisa saja Adelia seperti ini karena kelelahan dan terlalu banyak pikiran, tetapi bisa juga karena disebabkan hal yang lain.""Hal yang lain?"Dokter itu mengangguk membuat kedua alis tebal Bisma semakin menekuk dalam. "Untuk lebih jelasnya, lebih baik Anda segera membawa Nyonya Adelia ke rumah sakit saja. Peralatan yang saya bawa kebetulan tidak memadai, sehingga saya tidak bisa mengatakannya."Bisma terdiam mendengar penjelasan dokter. Entah kenapa ia jadi merasakan suatu firasat yang tak cukup baik. Namun baru saja ia ingin bertanya lebih lanjut, ponselnya lagi-lagi terdengar berdering hingga membuatnya mengembuskan napas tipis."Baiklah, Dok. Kal
Baca selengkapnya

Malaikat Penjaga

"Nyonya Adelia? Tuan Bisma?"Suara ketukan pintu dari luar membuat Adelia terbangun dari tidurnya. Dengan membalikkan tubuhnya perlahan, ia mengusap wajahnya sesaat. Secercah cahaya yang masuk dari celah jendela membuat pandangannya sedikit memburam, sebelum akhirnya kedua netranya menyipit kala baru menyadari kehadiran Bisma yang ternyata masih setia duduk di samping tempat tidur dengan tangan yang terulur ke arahnya."Jadi dia sampai tertidur di sini semalam hanya karena ingin menjagaku?" Adelia bergumam pelan dengan netranya beralih ke arah jam dinding dan pintu.Sudah hampir jam enam pagi, tetapi pria itu masih berada di sini untuk menjaganya. Jujur, Adelia merasa terenyuh. Namun Adelia tak ingin Bisma terlambat ke kantor, hingga dirinya langsung mengizinkan pembantu yang sedari tadi memanggilnya dari luar untuk masuk dan menaruh telunjuknya di depan bibir agar pembantu itu juga ikut memelankan suaranya."Sepertinya dia tertidur karena terus mengawasi kesehatanku dari semalam, Bi.
Baca selengkapnya

Rencana Licik Citra

Kedua netra cokelat Adelia sedikit membulat terkejut mendengar perkataan Bisma. Mulutnya terbuka hendak membalas, tetapi sayang entah kenapa lidahnya mendadak terasa kelu.Jujur, Adelia juga mengharapkan hal yang sama. Adelia ingin sekali merasakan pagi yang hangat seperti ini setiap hari setelah menikah dengan Bisma. Namun semua harapannya itu dengan cepat tumbang, saat dirinya mengingat kondisinya saat ini.Walaupun nanti perceraiannya dengan Ardi akan berjalan cepat dan lancar, bukankah hal tersebut sama sekali tidak berarti apa-apa jika Adelia benar-benar terbukti mengandung? Lagi-lagi hal itu membuat Adelia merasa sedih. Kedua netranya mulai berkaca-kaca, hingga membuat Bisma semakin mendekat dan mengusap kedua pipinya dengan lembut."Jangan bersedih, Sayang. Sekarang, sudah saatnya kau bahagia bersamaku!"Tak tahan, akhirnya Adelia menumpahkan tangisnya. Tubuhnya terisak. Semua kata-kata Bisma membuatnya merasa semakin bersalah pada pria itu, apalagi setelahnya Bisma memagut bib
Baca selengkapnya

Siap Tak Siap

"Baik! Terima kasih, Pak Bisma! Mudah-mudahan saja kerja sama ini bisa berlangsung dengan lancar tanpa hambatan ke depannya!""Saya juga berharap seperti itu, Pak. Terima kasih atas kepercayaan perusahaan Anda pada perusahaan kami!""Ya, sama-sama. Saya semakin yakin pada proyek ini karena melihat perubahan yang cukup baik semenjak Anda hadir di NinatyLux!"Bisma lantas menjabat tangan pria di hadapannya dengan erat. Jabat tangan ini tentu bukanlah jabat tangan biasa, ada banyak banyak perubahan yang cukup besar yang bisa terjadi ke depannya nanti. Apalagi saat ini dirinya tengah mempertaruhkan nama baik perusahaan NinatyLux yang sedang berusaha bangkit. Ada Adelia yang menjadi list nomor satu di dalam pikirannya. Bisma tentu melakukan semua ini demi wanita yang sangat dicintainya, hingga kini pandangannya sedikit teralihkan dengan kehadiran Citra yang nampak mencoba mencuri lirik dari luar ruangan setelah rekan bisnisnya melangkah pergi.Ah, sebenarnya apa yang ingin dilakukan oleh
Baca selengkapnya

Peringatan Keras

"Semua berkasnya sudah saya rapikan di atas meja, Pak. Kalau Bapak membutuhkan bantuan, jangan segan untuk panggil saya kembali."Citra menyusun sebuah map terakhir di atas meja atasannya. Meski sedari tadi semua ucapannya sama sekali tak ditanggapi sepatah kata apapun oleh lawan bicaranya, tetapi ia tetap tak menyerah. Citra yakin meski terus diam dan memasang wajah dingin, Bisma tetap mendengarkan dan memikirkan semua yang telah dikatakannya."Maaf kalau semua ucapan saya tadi terkesan menjelekkan Adelia, Pak. Tapi semua itu tentu yang terjadi sebenarnya. Tidak hanya nama baik saya saja yang dibuatnya hancur, tetapi hidup saya juga. Bahkan saya terpaksa menanggung semua biaya hidup dan rumah sakit ibunya Mas Ardi yang terkena serangan jantung akibat semua ini." Citra lanjut berbicara membuat Bisma meliriknya sesaat.Dengan salah satu tangan yang sebenarnya sudah terkepal erat sejak lama. CEO NinatyLux itu tengah berusaha menarik napasnya dalam untuk menahan emosi. Rahangnya sudah se
Baca selengkapnya

Berusaha Menghindar

"Apa?! Pingsan?!"Kedua netra cokelat terang Bisma seketika membulat seiiring dengan jantungnya yang terasa seperti berhenti berdetak sesaat. Genggaman eratnya di ponsel bahkan hampir saja terlepas, andai ia tak langsung kembali memfokuskan diri untuk mendengar keterangan pembantunya yang sedang menjaga Adelia.["Iya, Tuan. Saya tidak tahu apa penyebabnya hingga Nyonya Adelia bisa pingsan seperti ini karena kebetulan sebelumnya Nyonya Adelia sempat bilang ingin beristirahat sebentar."]Bisma langsung mengusap wajahnya gusar saat mendengarkan semua penjelasan pembantunya. Dengan segera ia berusaha menenangkan diri seraya melihat ke arah jam tangan sesaat untuk memastikan waktu yang bisa dikejarnya atau tidak."Baiklah, Bi. Tolong bawa Adelia ke rumah sakit dan terus kabari saya! Sebenarnya saya ingin langsung pulang untuk mengantarkannya langsung, tetapi sepertinya tidak bisa. Bibi saja yang mengantarkannya lebih dulu karena biar bagaimanapun Adelia harus cepat ditangani!"["Baik, Tuan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status