All Chapters of Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa: Chapter 201 - Chapter 210

266 Chapters

Bab 201: Dalam Senang dan Sakit

Sigap Fabian mendekap Anna dengan erat, kali ini enggan mengalah, tetapi memaksa wanita itu. Ia tidak peduli bagaimana sosok cantik dalam pelukan meronta-ronta.“Kita bisa membicarakan ini baik-baik. Kamu salah paham, Anna,” tutur Fabian lembut dan halus. Seketika Anna memelankan pukulannya dan melonggarkan kepalan tangan.Wanita cantik itu menjadi terdiam, tetapi embusan napasnya masih memburu dan menyimpan asa dalam dada.Setelah Anna berhasil ditenangkan, Fabian membawa wanita itu ke luar dari kamar ganti. Lantas ia memberitahu pada Feli bahwa Anna pulang bersamanya.Sebagai Ibu yang menginginkan kehidupan rumah tangga anak tetap rukun, Feli mengangguk saja sambil memperhatikan wajah memerah serta mata sembab Anna. Wanita paruh baya teringat, tadi Anna sempat turun di tengah jalan dengan alasan ingin membeli sesuatu. Tidak lama kemudian, menantu cantik itu datang dengan napas terengah-engah tepat di saat Fabian menghubungi Feli.Seka
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 202: Bersama Istri 1

Jemari panjang Anna memberanikan diri meraih benda pipih dari atas meja. Sebenarnya naluri seorang wanitalah yang menuntun, ia sangat penasaran dan jiwa detektif meronta-ronta. Dalam hati istri Fabian itu bergumam, ‘Jangan-jangan selama ini mereka selalu berkomunikasi di belakang Dewa?’Panggilan suara terhenti, beberapa detik kemudian layar ponsel kembali menyala. Kali ini Anna tidak ragu untuk menerima telepon itu.“Ha—”“Heh lampu taman, bagaimana hasilnya? Istrimu masih marah atau tidak?”Anna melongo sambil memegang telepon genggam yang dilekatkan pada daun telinga. Seketika ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Apa-apaan ini? Alih-alih ingin memperingati Rosalyn supaya jangan menghubungi Fabian, justru mendengar suara lelaki bernada mengejek.“Rupanya dia masih marah, ya? Kasihan sekali nasibmu, Bro.” Tawa pria menggelegar dari dalam ponsel.Anna menjadi bingung.“Begini saja, supaya program anak tercapai, selesaikan masalah di atas ranjang. Buat dia mendesah dan kelelahan, mau
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 203: Bersama Istri 2

Berbeda dengan pasangan yang sedang menghabiskan waktu berdua di dalam vila, saat ini seorang pria dengan iris abu-abu menatap jengah sebuah foto diterima dari mantan rival.“Kurang ajar, Fabian!” teriak suara bariton itu.Bukan hanya berteriak tetapi satu tangan terkepal dan memukul meja dengan kuat. Napas pria itu memburu menjadikan tubuhnya gerah dan sesak. Ia menghapus gambar dua sejoli berlatar air danau biru kehijauan lalu menaruh kasar ponsel hingga membentur sisi laptop.Pria itu menghubungi asisten pribadi sambil melonggarkan dasi pada lehernya. “Pandu, ke ruanganku sekarang!”Berselang lima menit, asiten pribadi dengan gaji fantastis itu telah berdiri di hadapan Bos Cwell Grup. Pandu memang dapat diandalkan dalam segala pekerjaan.“Buat janji dengan dokter kandungan!” titah pria itu.“Sekarang, Pak?” tanya Pandu, entah mengapa melontarkan pertanyaan yang mampu membuat sepasang iris ke
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 204: Sial Lagi 1

“Sayang?” panggil Dewa sembari mengetuk pintu.Sudah satu jam lewat sepuluh menit pria jangkung berparas rupawan berdiri di depan pintu bercat cokelat tua. Berulang kali ia mengetuk dan memohon agar Rosalyn memaafkanya. Nahas, tidak ada jawaban apa pun dari dalam kamar. Dewa tidak menyerah, ia melakukan panggilan suara dan video, tetapi hasilnya nol besar.“Memangnya apa salahku?” keluh bibir sensual.Setengah jam berlalu, sepasang tungkai pria itu berayun menuju dapur lalu menenggak minuman dingin. Sambil menghela napas panjang, iris kelabu mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru sudut vila. Sepi, dingin dan suram seperti ucapan Anna.Hal ini karena Rosalyn berdiam diri dalam kamar, kedua buah hati dititipkan kepada Arjuna dan Claudya. Tentu saja, dengan tujuan agar Dewa bebas menikmati momen romantis di sini. Ternyata, menjadi karma karena mengusik Fabian beserta istri.Kala berteman sepi dan kecewa, telepon genggam dalam saku celana pendek bergetar. Seketika perasaan pria itu membu
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 205: Sial Lagi 2

Dalam sekejap Dewa merebut nampan dari tangan Pandu. Enggan berdebat, pria berjambang tipis itu langsung duduk manis dan menyantap makan siangnya. Ada perasaan senang sekaligus cemas membalut dada. Senang karena Rosalyn masih perhatian, dan cemas sebab menolak makanan sederhana itu. “Terima kasih, Sayang.” Bibir Dewa melengkung indah menunjukkan ketulusan, dan Rosalyn hanya mengangguk sebagai balasan. Ia menggeser duduknya lantas menepuk sisi sofa yang kosong, lalu berujar, “Duduklah di sini, temani aku.” “Anak-anak menunggguku,” kata Rosalyn, lantas berlalu dari hadapan Dewa. Pandu pun mengekor di belakang wanita itu karena merinding merasakan aura menyeramkan muncul dari wajah bosnya. Kaki langit berubah gelap ditaburi kelap-kelip bintang. Semua orang bertukar tawa, Tuan Jack mengumandangkan lelucon yang membuat suasana malam penuh warna. Selain itu mereka berpasangan, duduk saling berdekatan bersama pujaan hati. Namun tidak dengan Dewa, posisinya saat ini cukup jauh dari Rosalyn
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 206: Tragedi di Danau Brienz

Pukul sepuluh pagi, Dewa kembali ke vila. Ia mengendap-endap seperti pencuri, melepas alas kaki dan memperhatikan sekitar ruangan. Tidak ada Rosalyn di sini, bahkan embusan napas wanita itu saja tak terdengar. “Di mana dia?” monolog pria itu. Gegas Dewa menuju kamar. Lagi, pembaringan ini sepi dan rapi, juga dingin. Seakan pemiliknya tidak pernah menginjakkan kaki di ruangan ini. Sepasang iris kelabu mengedar pada pintu kamar mandi. Tertutup, hanya kesunyian yang menghiasi. Pria bertubuh tinggi tegap itu memutuskan menghubungi Pandu. Ia duduk di tepi ranjang, dan netranya menangkap sehelai kertas biru menempel di atas nakas. [Aku beli camilan ke minimarket, bersama Arimbi dan Anna. Kamu tidak perlu khawatir.] Meskipun mendapat petunjuk yang menenangkan tetapi relung hati pria itu tetap cemas. Dewa teringat kala Rosalyn meninggalkan surat gugatan cerai di atas nakas. Kenangan itu teramat pedih dan ngilu, terbawa sampai sekarang. Semula Dewa ingin membasuh tubuh. Namun, mencari R
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 207: Aku Takut

“Rosalyn ….” Anna hendak membantu ibu hamil itu berdiri, tetapi urung. Bahkan mendadak Rosalyn mendengar langkah kaki Anna menjauh dan embusan napas temannya itu menghilang. Ke mana? Ya, Rosalyn langsung mengangkat pandangan, dan melihat ke sekeliling. Tempat ini menjadi sepi, entah pergi ke mana Anna dan Pandu. Bukankah keduanya ada di sini? Tidak memusingkan mencari Anna atau Pandu, ia tetap berpikiran positif bahwa keduanya meminta bantuan lagi pada tim SAR. Sambil melihat kea rah parkiran mobil, Rosalyn berusaha berdiri tetapi rasa lemas pada tungkai membuatnya limbung. Tiba-tiba saja sepasang tangan kekar menopang bobot tubuh ibu hamil itu, kehangatan pun menjalar ke sekujur tubuh dan relung hati. Rasa ini bukanlah hal asing, ia sangat mengenalnya. Wanita itu memutar kepala 60 derajat. “Dewa?” lirih bibir merah merona. Seketika kelopak mata berbulu lentik bergetar dihiasi kristal bening yang siap memban
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 208: Nasi Goreng

Paska peristiwa menegangkan di Danau Brienz, malam ini Rosalyn tidak melepaskan pelukan sedetik pun dari pinggang kekar sang suami. Keduanya duduk dan bersandar di kepala ranjang. Bahkan Rosalyn melarang Dewa mengambil ponsel di atas meja. Wanita hamil itu sangat posesif menjaga suaminya.“Ah … sekarang aku tahu dari mana sifat menggemaskan Arimbi.” Dewa mengulum senyum dan mengusak puncak rambut Rosalyn.“Ya, karena aku ibunya. Tentu saja mirip denganku. Sama seperti Brahma, dia itu Antakadewa kemasan sachet,” ucap bibir merah muda membuat Dewa menyemburkan tawa hingga perut sixpacknya terasa sakit. Jemari tangan kanan pria itu mencubit lembut bibir tipis sehingga mengerucut ke depan. Tiba-tiba Dewa menjadi penasaran tentang masa-masa kehamilan bocah kembar. Ia mengurai pelukan dari Rosalyn, meraih ujung rambut panjang yang harum lalu menggulungnya sambil menatap penuh cinta pada sang istri.“Sayang, aku mau tanya."Kelopak ma
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 209: Menyembunyikan Sesuatu

Tanpa terasa keluarga Caldwell dan Arnold telah menghabiskan waktu selama lima hari di Iseltwald, Interlaken. Senja ini semuanya memutuskan kembali ke Kota Zurich. Mereka tiba di hunian masing-masing pukul lima sore.Rosalyn kelelahan dan memilih berbaring di dalam kamar. Sebelum istirahat, ia memeriksa ponsel karena sudah seminggu ini aplikasi berbalas chat sepi. Tidak ada informasi apa pun dari Lily. Satu sisi ia bersyukur, tetapi merasa khawatir.Sementara di ruang kerja, Dewa sedang melakukan meeting bersama Lily dan Fabian. Dua pria itu menuntut penjelasan dari orang kepercayaan Rosalyn.“Bagaimana bisa penjualan Bma bulan ini mengalami penurunan?” desak Dewa sambil menatap penuh tanya pada asisten pribadi sang istri.Wajah Lily tampak gugup diperhatikan dua orang pria berperngaruh dalam hidup atasannya. Gadis itu menjawab, “Sebenarnya itu … Pak—”“Apa ini semua berkaitan dengan Kevin? Kenapa dia jarang masuk kantor?” geram Dewa lagi.Lily menggeleng ragu, lalu Fabian menimpali, “
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 210: Informasi Penting

“Dia pasti menyukainya,” kata Dewa. Ia membawa sepiring nasi goreng sambil berjalan menuju ke kamar utama. Namun, sepasang netra kelabu tidak mendapati Rosalyn di dalam sana.Dewa menaruh piring di atas meja lantas mencari ke toilet dan balkon. Kosong. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Rosalyn. Bahkan kimono tipis yang biasa digantung menghilang, menandakan wanita hamil itu pergi cukup jauh, mungkin ke lantai satu.Ketika hendak memutar tubuh menuju pintu kamar, ekor mata tajam pria itu melirik pada ujung ranjang. Meskipun tanpa sengaja ia meletakkan ponsel di sana, tetapi Dewa mengingatnya dengan baik bagaimana posisi dan menghadap ke arah mana benda tipis itu.Ia memeriksa ponselnya, ada satu pesan belum dibaca. Dewa mencocokkan waktu pesan itu diterima dengan keberadaannya di dapur. Detik itu juga dia berlari menuju ruang kerja. Lagi, Rosalyn tidak ada.“Sayang, nasi gorengnya sudah matang,” teriak Dewa.“Baik,&rdquo
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
27
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status