Semua Bab Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa: Bab 211 - Bab 220

266 Bab

Bab 211: Kemarahan Dewa

Satu hari setelahnya, Rosalyn bangun lebih awal. Ia sengaja menghubungi Lily untuk menanyakan kondisi perusahaan. Sayang, gadis itu berdusta, penjelasannya berbanding terbalik dengan sejumlah fakta yang ditunjukkan oleh Dewa.“Tega sekali dia membohongiku. Apa Lily lupa bagaimana aku mendirikan perusahaan itu?” geram Rosalyn sambil mengepalkan tangan di atas selimut abu-abu.Sepasang netra hazel melirik ke samping, Dewa masih terlelap dalam buaian mimpi. Ya, memang ini pukul lima pagi, siapa juga yang sudah bangun?Rosalyn tidak berhenti, gegas ia menghubungi Kevin. Panggilan suara darinya tidak diterima, dan pesan teks yang semalam dikirim tak kunjung mendapat balasan. Namun, ia terus menelepon sang kakak hingga akhirnya tepat 11 kali mencoba, Rosalyn bisa mendengar suara Kevin.“Apa yang terjadi, Kak? Kenapa Kakak menghilang? Apa Janeta baik-baik saja?” berondong bibir tipis tanpa basa-basi.“Maaf, Dik. Aku sibuk, ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Bab 212: Penculikan

“Tangkap Lily sekarang juga!” titah Dewa kepada Pandu.“Tapi, Pak … apa tidak merusak pesta pernikahan Tuan Jack dan Nyonya Feli?” Pandu meragu melaksanakan perintah atasannya. Pria itu khawatir, Lily menimbulkan keributan.“Jangan pergi sendirian! Bawa anak buah yang lain, kali ini tidak boleh gagal!” Perintah Dewa dengan intonasi tak terbantahkan.Gegas Pandu menghubungi para pengawal yang biasanya melindungi Tuan dan Nyonya Caldwell. Asisten pribadi Bos Cwell Grup itu langsung balik kanan, demi memenuhi keinginan seorang Antakadewa Caldwell.Akal cerdas Pandu bekerja keras. Pria yang lebih dari sepuluh tahun bekerja menjadi asisten pribadi Dewa memerintah pengawal wanita untuk menyelinap ke toilet. Melalui alat komunikasi canggih, mereka berkomunikasi satu sama lain.Bahkan Pandu bersama beberapa rekan pengawal, dapat mendengar kepanikan Lily ketika menyadari ada orang lain di dalam toilet, gadis itu langsung menutup sambungan telepon. Pengawal wanita bersikap acuh tak acuh lantas p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Bab 213: Apakah Dia Pelakunya?

Sementara Dewa dibantu Fabian sedang mencerca pertanyaan terhadap Lily dan Mathilda, sama halnya dengan Rosalyn di hotel.Bersama Anna, ibu hamil itu mengintergasi beberapa pegawai Bma. Inilah alasannya ia tidak melarang atau bertanya ke mana sang suami pergi.“Bagaimana sikap Lily belakangan ini?” desak Rosalyn pada salah satu manajer. “Apa kamu menemukan sesuatu yang mencurigakan, Axel?” sambungnya lagi.Pria berambut belah tengah itu terdiam sejenak, lantas memutar bola mata ke atas dan bibirnya mengerut. Axel berpikir keras, dan mengingat semua peristiwa penting di kantor utama Bma.Sambil menunggu Axel bicara, Rosalyn mengalihkan atensi kepada Tina.“Kudengar, kamu dan Lily selalu makan siang bersama. Apa dia pernah menceritakan sesuatu? Dan bagaimana hubungannya dengan kakakku?”Tina menggeleng, lalu bibirnya terbuka perlahan dan ia mulai bercerita. “Selama saya mengenal Bu Lily tidak pernah ada sesuatu yang aneh. Tapi … belakangan ini beliau lebih sering menyendiri, saya tidak t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Bab 214: Kemalangan

“Katakan yang sebenarnya!” Dewa menggebrak meja kaca di depannya hingga menimbulkan retak dan beberapa detik berlalu berikutnya terbelah menjadi dua.Presdir Cwell Grup itu tak lelah mendesak dan mengancam dua wanita berbeda usia di hadapannya. Lupakan bahwa ia harus memperlakukan perempuan dengan baik. Kenyataannya, tidak semua kaum hawa memiliki sifat dan sikap bak malaikat. Sebelum istri atau anak-anaknya menjadi korban, lebih baik Dewa mengambil langkah ekstrem.Setengah jam lamanya ia mencerca Lily dan Mathilda dengan pertanyaan beruntun. Sial, tidak satu pun dari keduanya bersedia menjawab. Apalagi, Lily terisak sedari tadi, ditambah omelan Mathilda membuat gendang telinga siapa pun mau pecah.“Aku tahu, Bibi dalang semua ini!” teriak Dewa. Sayangnya, Mathilda menggeleng tegas dan bersikap tenang seakan tidak terintimidasi.“Bibi mau keluar dari sini dalam keadaan hidup, bukan?” sela Fabian sambil mendekati dua wanita itu.“Tentu saja mau, Fabian!” ketus Mathilda melirik jengah k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Bab 215: Dugaan Rosalyn

Malam harinya di Vila Caldwell, Rosalyn terbaring nyaman dalam pelukan Dewa. Seharian ini tubuh ibu hamil diserang rasa pegal dan pusing merambat dari kepala bagian belakang. Setelah mengikuti acara resepsi pernikahan Feli, ia memutuskan memeriksakan diri ke pusat medis. Dokter bilang, ia memerlukan istirahat.Di sinilah Rosalyn bersama Dewa menikmati waktu berduaan.“Hari ini kamu ke mana sampai lupa mengabari aku?” Suara ibu hamil terdengar lemah dan bergelombang.Embusan napas panjang terdengar oleh Rosalyn, dan udara hangat menerpa pipi putih serta anak rambut. Sepasang tangan kekar semakin erat memeluk perut buncit.“Menyelesaikan masalah, Sayang,” sahut Dewa lalu mengecup tengkuk harum sang istri.Pascamendengar penuturan memilukan dari Lily, Dewa memutuskan membawa gadis itu ke hotel dan memberikan penjagaan ketat. Khawatir asisten pribadi Rosalyn melarikan diri atau mengambil tindakan nekat. Setelahnya, Dewa bergegas pulang karena mendapat pesan bahwa Rosalyn sakit.“Apa ini ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Bab 216: Ada Dusta

“Rosalyn … a-aku.” Kevin mengembuskan napas panjang dan menatap dalam pada paras manis wanita berperut buncit di depannya.Pria itu mengayunkan kaki semakin dekat lalu meraih kedua tangan dan menggenggam dengan erat. Ada sensasi hangat menjalar seketika pada kulit Rosalyn. Ibu dua anak itu dapat merasakan ketulusan Kevin, tetapi lubuk hatinya menjadi tak tenang.Sentuhan antar kakak dan adik menimbulkan darah seorang pria mendidih. Sosok itu tak rela pujaan hati berpegangan tangan bersama orang lain. Atmosfer ruangan pun tambah dingin serta mencekam.“Aku belum memiliki bukti apa pun,” lirih Kevin.Rosalyn terkekeh-kekeh sambil menghapus lelehan hangat yang membasahi pipi putih kemerahannya. Gegas ia mengempaskan tangan Kevin dan menjauhkan diri dari sang kakak. Bagaimanapun, ia telah bertemu banyak orang, sehingga mengetahui bahwa ucapan Kevin saat ini bertolak belakangan dengan ekspresi wajah serta tatapan memancarkan dust
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 217: Kebingungan Rosalyn

“Kenapa kalian masih mengurungku di sini, hah? Lepaskan aku!” teriak wanita paruh baya.Tadi, setelah memastikan perut Rosalyn tidak sakit lagi serta tidur dengan lelap, Dewa bersama Fabian mengunjungi Vila Meyer. Dua pria itu kembali menekan Mathilda agar mengungkap kebenaran.“Perbuatan Bibi sangat menjijikkan!” geram Dewa seraya menatap tajam pada ibu sambung Rosalyn.“Memangnya apa yang kulakukan, Dewa?! Aku ini hanya korban, tahu tidak?” teriak Mathilda sambil melotot.“Teganya Bibi menodai gadis selugu Lily, menjadikan perempuan itu alat mengeruk uang perusahaan istriku. Lebih gilanya lagi memerintah Kevin merusak masa depannya, bahkan mental dia tergangggu!” ucap Dewa diikuti kilat pada mata abu-abunya.Mathilda mendengkus kasar dan membuang wajah ke sisi lain. Wanita paruh baya bersikukuh tidak terlibat secuil pun. Nyalinya sangatlah besar menutupi kejahatan. Entahlah bagaimana lagi caranya me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 218: Pria Jahat

“Itu tidak mungkin, Sayang.” Tawa Dewa berderai-derai memenuhi ruang kamar ini. Sebenarnya dalam hati ia merasa miris sebab Rosalyn belum memercayainya 100%. Padahal sudah tinggal satu atap hampir setahun pascaberpisah lima tahun sebelumnya.“Bisa saja bukan. Dulu juga kamu lebih mementingkan perempuan lain. Kamu tidak peduli aku kesusahan, sekalinya memberi uang dengan syarat dan ketentuan yang sulit. Kamu menyebalkan, Dewa!” cecar Rosalyn.Kemudian ibu hamil beranjak dari duduknya, lalu pergi dari kamar. Ia menemui Arimbi dan Brahma yang sedang sibuk bermain lego.“Mama mau main lego? Seru, loh,” ucap Arimbi sambil mengangsurkan kotak boks besar mendekati Rosalyn.“Boleh. Ajari Mama, ya.”“Siap, Ma. Ayo, kita bersatu mengalahkan Kakak. Aku sebal, selalu kalah cepat dari Kakak, huh.” Bibir Arimbi mengerucut.“Sampai kapan pun kamu tidak bisa mengalahkan aku,” sambar bocah laki-laki, lalu menjulurkan lidah.Pada akhirnya permainan lego terhenti, bocah kembar itu bertengkar dan berlari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 219: Masalah Ini Harus Selesai

Pukul tujuh pagi, Kevin telah menginjakkan kakinya di gedung Bma. Suasana bangunan ini masih tampak sepi, hanya petugas kebersihan yang sibuk merapikan seluruh penjuru kantor. Pria itu tersentak ketika lengannya ditarik oleh seorang pria berseragam keamanan.“Ada apa, Pak?” Alis Kevin mengerut.“Memangnya Pak Kevin belum tahu kalau mulai hari ini dipindahtugaskan ke bagian gudang? Dan menurut rumor, Bma mau diakuisisi Cwell Grup, Pak. Karena Bu Lily mendadak mengundurkan diri.”Seketika hati Kevin bagai dihantam palu beton karena ulah sang ibu, sekarang dirinya dan Lily disingkirkan oleh adik ipar. Namun, ia mengikhlaskan diri, tanpa banyak bicara merapikan seluruh barangnya di ruang divisi pemasaran. Gegas Kevin memasukan beberapa kotak ke dalam bagasi mobil.Sehingga ketika seluruh karyawan lain datang, ia telah meninggalkan gedung Bma.“Yang penting aku masih punya pekerjaan untuk menghidupi Janeta,” gumam pri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Bab 220: Tertangkap

“Kamu benar. Aku mimisan,” ucap Dewa begitu enteng. Alih-alih merasa khawatir pada diri sendiri sebab mimisan ini terjadi untuk pertama kalinya, justru Dewa masih tertawa lepas seolah bukanlah masalah serius. “Jangan pergi! Ayo, ke rumah sakit!” ajak Rosalyn dengan ekspresi cemas luar biasa. “Tenang saja, Sayang. Ini bukan masalah besar,” sanggah Dewa. Ia mengecup kening sang istri, lantas segera pergi dari vila. Pria itu enggan ditanya lebih lanjut tentang mimisan ini. Dewa melajukan kendaraannya dengan cepat menuju Vila Meyer. Tiba di sana, ia disambut oleh Fabian yang tesenyum lebar. “Sayang sekali kamu tidak melihat drama seru yang diperankan Bibi Mathilda.” Fabian menykut lengan Dewa. “Rosalyn menahanku. Sudahlah, aku ingin tahu apa cara ini berhasil atau tidak.” Dewa berjalan mendahului Fabian. Keduanya pun berhenti di depan pintu kamar yang tidak tertutup sempurna. Sayup-sayup mereka mendengar percakapan Felix dan Mathilda. “Jadi kamu mau menceraikan aku gara-gara masala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status