All Chapters of Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa: Chapter 231 - Chapter 240

266 Chapters

Bab 231: Sebuah Penyesalan

“Tolong Ibu, Nak. Selamatkan Kevin.” Mathilda menggenggam erat tangan putri sambungnya.Empat hari ini Mathilda mengiba kepada sipir agar dipertemukan dengan Rosalyn. Bahkan wanita paruh baya itu sakit karena tidak makan dan minum. Tepat pagi ini, pihak pengawas rumah tahanan menghubungi Dewa.Dengan berat hati, pria itu membawa istri tercinta ke rumah tahanan beraura kelam dengan cat abu-abu. Sedari tadi, Dewa mengawasi percakapan antara Mathilda dan Rosalyn.“Ibu tidak punya siapa-siapa lagi selain kamu. Tolong kasih Kevin pengobatan yang bagus.” Mathilda terisak dan menunduk.“Aku bukan dokter,” jawab Rosalyn.“Tolong biayai perawatan Kevin. Ibu yakin kamu tidak setega itu.”“Cukup!” hardik Dewa.Tatapan Mathilda bergulir kepada menantu yang dibanggakan itu. Bulir bening menetes dan melembabkan piama tahanan berwarna terang.“Aku minta maaf. Aku menyesal, Rosalyn. Ini semua salahku bukan Kevin. Seharusnya aku tidak menanamkan kebencian sampai sebesar ini. Sebagai sesama Ibu, kumoho
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Bab 232: Menguras Uang Papa Dewa

Minggu berikutnya Kevin dinyatakan pulih oleh tim medis. Namun pria itu diwajibkan menjalani rawat inap selama dua hari ke depan. Sayangnya, Kevin memaksa adik ipar agar membawanya keluar dari rumah sakit, ia tak tahan ingin menemui Lily.Mendengar gadis itu mengandung antara kabar bahagia dan petaka baginya. Sekarang yang bisa Kevin lakukan hanyalah bertanggung jawab, entah bagaimana bentuknya. Ia akan berusaha melakukan pilihan terbaik.“Kenapa kamu membawaku ke mansion? Bukannya Lily di rumah sakit?” protes kakak kandung Rosalyn.Kevin menatap bergantian kepada Pandu dan Dewa.“Diamlah, katanya kamu ingin bertemu Lily. Sebaiknya ikuti saja!” ketus Pandu.Pascatragedi yang menimpa Lily, terkikis sudah rasa iba serta hormat Pandu kepada kakak ipar atasannya.Sementara Dewa hanya melirik sekilas tak berniat menanggapi celotehan kedua orang itu.Ketika mobil yang dikendarai Pandu parkir di halaman Mansion Caldwell, Kevin menurunkan kaca belakang berwarna gelap lalu menghirup udra segar
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 233: Melepas Rindu

Brahma mengikuti Lily masuk ke dalam vila. Insting detektif anak itu sangatlah kuat. Ia mengerutkan dahi ketika asisten sang ibu tergesa menuju bilik kecil di lantai satu.“Oh, mungkin Bibi Lily kebelet,” ucap Brahma. Ia masih setia menunggui Lily di depan toilet.Beberapa menit berlalu pintu toilet terbuka, Lily melangkah ke luar dan Brahma langsung menyapanya.“Bibi kenapa? Kok mukanya cemberut gitu kaya Arimbi?”“Umm … Bibi nggak kenapa-kenapa, kok. A-ayo kita main lagi di taman.” Lily mengulurkan tangan lalu menautkannya dengan jemari kecil bocah itu.Setelahnya, tidak ada sikap janggal yang ditunjukkan oleh Lily. Gadis itu berbaur dengan normal bersama keluarga Caldwell. Hanya saja, sesekali satu tangannya mengusap perut pelan-pelan. Tentu saja sikap itu tak luput dari pengamatan Brahma si anak penasaran.Malam harinya di Vila Caldwell, Rosalyn membantu Brahma mengancingkan piama bermotif super
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 234: Di Sini Saja Temani Aku

“Gemana kondisi Lily, Bu?” tanya Rosalyn kepada Claudya. Ia diliputi perasaan cemas mendalam. Pasalnya hal ini terjadi secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan mengenai keluhan apa pun. Seketika, istri Antakadewa mengingat percakapannya bersama Brahma satu minggu lalu, tetapi ia tidak menyangka pembicaraan itu sebuah petunjuk.Saat ini Rosalyn dan Dewa baru saja tiba di pusat medis Kota Zurich. Pascainformasi menegangkan, keduanya bergegas menyusul Claudya yang ditemani seorang pelayan.Claudya mengadu, “Dokter terpaksa mengambil tindakan kuret.”Mendengar ucapan mertua membuat Rosalyn menyentuh perut buncitnya. Ia menunduk, dan lagi terkenang pada peristiwa pahit beberapa bulan sebelumnya. Di mana ia kehilanan jabang bayi yang dinantikan kelahirannya.Rosalyn terksiap kala Dewa menumpuk sepasang tangan kekar di puncak perut. Pria itu juga memeluk tubuh berisi sang istri dari belakang.“Jangan diingat lagi,” bisik su
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 235: Satu Kabar 

“Dia ….” Belum sempat Dewa menyahut pertanyaan, Rosalyn lebih dulu meneruskan, “Aku yakin dia datang. Kakakku bukan orang yang lepas tanggung jawab.” Sudut bibir Dewa berkedut samar dan tangan pria itu menggenggam ponsel dengan cukup erat. Melaui sorot mata abu-abu, terdapat sebuah jawaban yang mudah terlihat. Hanya saja Rosalyn enggan menerimanya. “Benar ‘kan?” desak ibu hamil itu. Alih-alih menjawab pertanyaan sang istri, Dewa memilih mendekap erat tubuh berisi wanita itu. Tangan kekarnya mengelus lembut rambut panjang serta punggung yang tertutupi gaun sederhana. Malam pun semakin larut membuat hari berganti lebih cepat. Bahkan musim panas telah berakhir. Kini udara cukup sejuk menyapu dedaunan dari pepohonan, hujan gerimis lebih sering membasahi di waktu pagi atau senja. [Janeta demam. Aku tidak bisa ke Zurich. Semoga Lily lekas sembuh.] Isi pesan Kevin terngiang di benak ibu dua anak. Meskipun sudah tahu jawabannya, Rosalyn tetap setia menunggu Kevin. Perutnya yang
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 236: Undangan Makan Malam 

“Kamu yakin mau tinggal di peternakan mulai besok? Kenapa nggak tunggu sampai tahun baru?” bujuk Rosalyn sambil bersedekap dada. Sepasang netra hazel berbentuk almond itu menatap lekat kepada Lily. Saat ini, mantan asisten pribadinya sedang duduk di seberang sofa Rosalyn. Beberapa hari ini gadis itu bermalam di Vila Caldwell. “Saya yakin, Bu. Lagi pula di sana membutuhkan pengawas secepatnya. Jadi … semakin cepat lebih baik,” usul gadis itu seraya meremas sepuluh jemari tangannya. Meskipun bersikukuh membuka lembaran hidup baru di salah satu desa. Tampaknya ucapan keras kepala itu bertolak belakang dengan keinginan hati. Ya, Rosalyn dapat menangkap dengan jelas melalui gestur tubuh lawan bicaranya. Rosalyn mengembus napas panjang dan bertanya kembali, “Apa kamu sudah berpikir ulang?” Gadis itu mengangguk sungkan. “Sudah, Bu,” jawabnya. “Baiklah. Besok Pandu yang antar kamu ke peternakan. Jagalah dirimu dengan baik, Lily!” Ucapan Rosalyn diangguki oleh Lily. Percakapan keduanya
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 237: Musim Dingin Yang Hangat

“Kenapa Bibi nggak tinggal lagi di Milan atau rumah Oma?” “Peternakan itu jauh, lewat gunung, ada hutannya juga. Memangnya Bibi nggak takut hewan buas?”Suara cempreng Arimbi memenuhi halaman depan vila. Bocah laki-laki menoleh kepada adik perempuan yang bawelnya melebihi biang gosip. Brahma menepuk pelan lengan gadis kecil. “Sapi itu nggak buas, loh,” tegas bibir mungil Antakadewa versi mini. Arimbi bertolak pinggang sambil menatap garang kepada kakak laki-lakinya. Gadis itu menekuk bibir merah muda nan mungil, lalu menjawab ketus, “Bukan itu maksudnya, Kak!” Rosalyn gegas berdiri di antara dua bocah kembar. Ia memisahkan anak-anak supaya tidak bertengkar lagi. Kemudian tangannya menggenggam erat bahu Lily, membuat dua pasang bola mata saling bertatap. “Kalau ada apa-apa bilang sama aku, ya!” titah Rosalyn disenyumi oleh mantan asisten pribadi. Setelahnya Lily beranjak menuj
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 238: Panik!

“Dewa ada di mana, Pandu? Cepat berikan teleponnya!” teriak seorang wanita dari dalam ponsel. Sedangkan Pandu terheran-heran, sebab telepon genggam ini miliknya. Kenapa juga harus diserahkan kepada sang atasan yang juga punya ponsel. Memang aneh, tetapi … ya, sudahlah. Asisten berambut klimis ini memberikannya kepada Dewa. “Ini Pak. Nyonya Claudya menelepon.” Dewa mengangguk dengan santai sambil menyantap sekotak makan siang yang telah dingin karena terlewat. Ia terpaksa menunda jam makan, demi menyelesaikan rapat selama dua jam. Supaya semua pekerjaan tuntas dan tidak lembur hari ini. “Halo, Bu ini Dewa. Ada apa?” Kalimat sapaan itu terdengar merdu di telinga. Siapa sangka, Claudya akan membalasnya dengan intonasi tinggi. Bahkan cenderung menghardik putra sulung. “Cepat ke pusat medis kota! Kamu ini gemana jadi suami malah abai?!” cerca wanita paruh baya itu. “Suami? Aku ini De
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 239: Diuji Kesabaran 1

Terjadi perdebatan menegangkan antar dua pria mapan dan tampan di depan pintu kamar rawat pasien.Sorot mata abu-abu menatap tajam kepada seseorang yang sedari tadi memaksa masuk. Kedua tangan pria ini mengepal, jika menuruti kata hati sudah pasti melayangkan tinju pada orang di depannya. Namun, otaknya masih waras sehingga menahan kepalan tinju di samping tubuh. “Aku mau menjenguk teman baikku. Kenapa tidak boleh?!” “Rosalyn tidak menerima tamu pria! Sebaiknya kamu pulang saja! Cepat!” usir pria yang rambutnya agak gondrong. “Tapi istriku, ada di dalam. Dewa!” protes orang itu. “Heh, Fabian. Sudah kubilang istriku tidak menerima tamu pria!” Dewa memelotot dan Fabian mendengkus kasar. Pasalnya sudah lebih dari 20 menit tertahan di depan pintu. Sebagai tamu yang memiliki niat baik, kedatangan Bos Mauer Corp tidaklah disambut baik oleh tuan rumah. “Biar saja Anna diantar sopir!” ketus
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 240: Diuji Kesabaran 2

“Dewa ….” Alis Rosalyn mengerut dalam memperhatikan wajah garang sang suami. Ia tidak mengerti mengapa sikap pria itu seolah ingin memuntahkan lahar panas dari dalam dada.Sepasang tungkai tanpa alas kaki melangkah masuk. Ia menaruh bubur di atas meja, lantas melihat ke atas sofa.“Di mana Devendra dan Daneswara?” tanya Ibu empat anak itu seraya mengalihkan pandangan kepada pria bertubuh tinggi tegap.“Kenapa kamu gegabah meniggalkan mereka di pinggir sofa? Gemana kalau jatuh? Tulang bayi masih rawan, Rosalyn!” protes pria itu.Seketika tubuh lelah Rosalyn bagai terhempas ganasnya ombak di laut lepas. Pupil wanita itu bergetar dan bola matanya mengembun dipenuhi cairan bening nan hangat. Ia merasa dihakimi tanpa sebab.“Lagi pula kamu ke mana sampai meninggalkan anak-anak di kamar tanpa pengawasan?” Lagi, mulut pedas itu menyembur menyakiti hati.Rosalyn menghela napas lantas melangkah m
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more
PREV
1
...
222324252627
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status