Share

Bab 206: Tragedi di Danau Brienz

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-13 19:26:46
Pukul sepuluh pagi, Dewa kembali ke vila. Ia mengendap-endap seperti pencuri, melepas alas kaki dan memperhatikan sekitar ruangan. Tidak ada Rosalyn di sini, bahkan embusan napas wanita itu saja tak terdengar.

“Di mana dia?” monolog pria itu.

Gegas Dewa menuju kamar. Lagi, pembaringan ini sepi dan rapi, juga dingin. Seakan pemiliknya tidak pernah menginjakkan kaki di ruangan ini. Sepasang iris kelabu mengedar pada pintu kamar mandi. Tertutup, hanya kesunyian yang menghiasi.

Pria bertubuh tinggi tegap itu memutuskan menghubungi Pandu. Ia duduk di tepi ranjang, dan netranya menangkap sehelai kertas biru menempel di atas nakas.

[Aku beli camilan ke minimarket, bersama Arimbi dan Anna. Kamu tidak perlu khawatir.]

Meskipun mendapat petunjuk yang menenangkan tetapi relung hati pria itu tetap cemas. Dewa teringat kala Rosalyn meninggalkan surat gugatan cerai di atas nakas. Kenangan itu teramat pedih dan ngilu, terbawa sampai sekarang.

Semula Dewa ingin membasuh tubuh. Namun, mencari R
NACL

Minta doanya untuk Dewa T.T

| 4
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Imelda
𝙨𝙢𝙤𝙜𝙖 𝙖𝙟 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙖𝙡2𝙖𝙣 𝘿𝙚𝙬𝙖... 𝙟𝙜𝙣 𝙣𝙜𝙚𝙥𝙧𝙖𝙣𝙠 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙝𝙖𝙢𝙞𝙡 𝙮𝙖 𝙗𝙖𝙣𝙜 𝘿𝙚𝙬𝙖𝙖𝙖𝙖𝙖
goodnovel comment avatar
Bang Joe van Rizky
semoga selamat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 207: Aku Takut

    “Rosalyn ….” Anna hendak membantu ibu hamil itu berdiri, tetapi urung. Bahkan mendadak Rosalyn mendengar langkah kaki Anna menjauh dan embusan napas temannya itu menghilang. Ke mana? Ya, Rosalyn langsung mengangkat pandangan, dan melihat ke sekeliling. Tempat ini menjadi sepi, entah pergi ke mana Anna dan Pandu. Bukankah keduanya ada di sini? Tidak memusingkan mencari Anna atau Pandu, ia tetap berpikiran positif bahwa keduanya meminta bantuan lagi pada tim SAR. Sambil melihat kea rah parkiran mobil, Rosalyn berusaha berdiri tetapi rasa lemas pada tungkai membuatnya limbung. Tiba-tiba saja sepasang tangan kekar menopang bobot tubuh ibu hamil itu, kehangatan pun menjalar ke sekujur tubuh dan relung hati. Rasa ini bukanlah hal asing, ia sangat mengenalnya. Wanita itu memutar kepala 60 derajat. “Dewa?” lirih bibir merah merona. Seketika kelopak mata berbulu lentik bergetar dihiasi kristal bening yang siap memban

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 208: Nasi Goreng

    Paska peristiwa menegangkan di Danau Brienz, malam ini Rosalyn tidak melepaskan pelukan sedetik pun dari pinggang kekar sang suami. Keduanya duduk dan bersandar di kepala ranjang. Bahkan Rosalyn melarang Dewa mengambil ponsel di atas meja. Wanita hamil itu sangat posesif menjaga suaminya.“Ah … sekarang aku tahu dari mana sifat menggemaskan Arimbi.” Dewa mengulum senyum dan mengusak puncak rambut Rosalyn.“Ya, karena aku ibunya. Tentu saja mirip denganku. Sama seperti Brahma, dia itu Antakadewa kemasan sachet,” ucap bibir merah muda membuat Dewa menyemburkan tawa hingga perut sixpacknya terasa sakit. Jemari tangan kanan pria itu mencubit lembut bibir tipis sehingga mengerucut ke depan. Tiba-tiba Dewa menjadi penasaran tentang masa-masa kehamilan bocah kembar. Ia mengurai pelukan dari Rosalyn, meraih ujung rambut panjang yang harum lalu menggulungnya sambil menatap penuh cinta pada sang istri.“Sayang, aku mau tanya."Kelopak ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 209: Menyembunyikan Sesuatu

    Tanpa terasa keluarga Caldwell dan Arnold telah menghabiskan waktu selama lima hari di Iseltwald, Interlaken. Senja ini semuanya memutuskan kembali ke Kota Zurich. Mereka tiba di hunian masing-masing pukul lima sore.Rosalyn kelelahan dan memilih berbaring di dalam kamar. Sebelum istirahat, ia memeriksa ponsel karena sudah seminggu ini aplikasi berbalas chat sepi. Tidak ada informasi apa pun dari Lily. Satu sisi ia bersyukur, tetapi merasa khawatir.Sementara di ruang kerja, Dewa sedang melakukan meeting bersama Lily dan Fabian. Dua pria itu menuntut penjelasan dari orang kepercayaan Rosalyn.“Bagaimana bisa penjualan Bma bulan ini mengalami penurunan?” desak Dewa sambil menatap penuh tanya pada asisten pribadi sang istri.Wajah Lily tampak gugup diperhatikan dua orang pria berperngaruh dalam hidup atasannya. Gadis itu menjawab, “Sebenarnya itu … Pak—”“Apa ini semua berkaitan dengan Kevin? Kenapa dia jarang masuk kantor?” geram Dewa lagi.Lily menggeleng ragu, lalu Fabian menimpali, “

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 210: Informasi Penting

    “Dia pasti menyukainya,” kata Dewa. Ia membawa sepiring nasi goreng sambil berjalan menuju ke kamar utama. Namun, sepasang netra kelabu tidak mendapati Rosalyn di dalam sana.Dewa menaruh piring di atas meja lantas mencari ke toilet dan balkon. Kosong. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Rosalyn. Bahkan kimono tipis yang biasa digantung menghilang, menandakan wanita hamil itu pergi cukup jauh, mungkin ke lantai satu.Ketika hendak memutar tubuh menuju pintu kamar, ekor mata tajam pria itu melirik pada ujung ranjang. Meskipun tanpa sengaja ia meletakkan ponsel di sana, tetapi Dewa mengingatnya dengan baik bagaimana posisi dan menghadap ke arah mana benda tipis itu.Ia memeriksa ponselnya, ada satu pesan belum dibaca. Dewa mencocokkan waktu pesan itu diterima dengan keberadaannya di dapur. Detik itu juga dia berlari menuju ruang kerja. Lagi, Rosalyn tidak ada.“Sayang, nasi gorengnya sudah matang,” teriak Dewa.“Baik,&rdquo

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 211: Kemarahan Dewa

    Satu hari setelahnya, Rosalyn bangun lebih awal. Ia sengaja menghubungi Lily untuk menanyakan kondisi perusahaan. Sayang, gadis itu berdusta, penjelasannya berbanding terbalik dengan sejumlah fakta yang ditunjukkan oleh Dewa.“Tega sekali dia membohongiku. Apa Lily lupa bagaimana aku mendirikan perusahaan itu?” geram Rosalyn sambil mengepalkan tangan di atas selimut abu-abu.Sepasang netra hazel melirik ke samping, Dewa masih terlelap dalam buaian mimpi. Ya, memang ini pukul lima pagi, siapa juga yang sudah bangun?Rosalyn tidak berhenti, gegas ia menghubungi Kevin. Panggilan suara darinya tidak diterima, dan pesan teks yang semalam dikirim tak kunjung mendapat balasan. Namun, ia terus menelepon sang kakak hingga akhirnya tepat 11 kali mencoba, Rosalyn bisa mendengar suara Kevin.“Apa yang terjadi, Kak? Kenapa Kakak menghilang? Apa Janeta baik-baik saja?” berondong bibir tipis tanpa basa-basi.“Maaf, Dik. Aku sibuk, ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 212: Penculikan

    “Tangkap Lily sekarang juga!” titah Dewa kepada Pandu.“Tapi, Pak … apa tidak merusak pesta pernikahan Tuan Jack dan Nyonya Feli?” Pandu meragu melaksanakan perintah atasannya. Pria itu khawatir, Lily menimbulkan keributan.“Jangan pergi sendirian! Bawa anak buah yang lain, kali ini tidak boleh gagal!” Perintah Dewa dengan intonasi tak terbantahkan.Gegas Pandu menghubungi para pengawal yang biasanya melindungi Tuan dan Nyonya Caldwell. Asisten pribadi Bos Cwell Grup itu langsung balik kanan, demi memenuhi keinginan seorang Antakadewa Caldwell.Akal cerdas Pandu bekerja keras. Pria yang lebih dari sepuluh tahun bekerja menjadi asisten pribadi Dewa memerintah pengawal wanita untuk menyelinap ke toilet. Melalui alat komunikasi canggih, mereka berkomunikasi satu sama lain.Bahkan Pandu bersama beberapa rekan pengawal, dapat mendengar kepanikan Lily ketika menyadari ada orang lain di dalam toilet, gadis itu langsung menutup sambungan telepon. Pengawal wanita bersikap acuh tak acuh lantas p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 213: Apakah Dia Pelakunya?

    Sementara Dewa dibantu Fabian sedang mencerca pertanyaan terhadap Lily dan Mathilda, sama halnya dengan Rosalyn di hotel.Bersama Anna, ibu hamil itu mengintergasi beberapa pegawai Bma. Inilah alasannya ia tidak melarang atau bertanya ke mana sang suami pergi.“Bagaimana sikap Lily belakangan ini?” desak Rosalyn pada salah satu manajer. “Apa kamu menemukan sesuatu yang mencurigakan, Axel?” sambungnya lagi.Pria berambut belah tengah itu terdiam sejenak, lantas memutar bola mata ke atas dan bibirnya mengerut. Axel berpikir keras, dan mengingat semua peristiwa penting di kantor utama Bma.Sambil menunggu Axel bicara, Rosalyn mengalihkan atensi kepada Tina.“Kudengar, kamu dan Lily selalu makan siang bersama. Apa dia pernah menceritakan sesuatu? Dan bagaimana hubungannya dengan kakakku?”Tina menggeleng, lalu bibirnya terbuka perlahan dan ia mulai bercerita. “Selama saya mengenal Bu Lily tidak pernah ada sesuatu yang aneh. Tapi … belakangan ini beliau lebih sering menyendiri, saya tidak t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 214: Kemalangan

    “Katakan yang sebenarnya!” Dewa menggebrak meja kaca di depannya hingga menimbulkan retak dan beberapa detik berlalu berikutnya terbelah menjadi dua.Presdir Cwell Grup itu tak lelah mendesak dan mengancam dua wanita berbeda usia di hadapannya. Lupakan bahwa ia harus memperlakukan perempuan dengan baik. Kenyataannya, tidak semua kaum hawa memiliki sifat dan sikap bak malaikat. Sebelum istri atau anak-anaknya menjadi korban, lebih baik Dewa mengambil langkah ekstrem.Setengah jam lamanya ia mencerca Lily dan Mathilda dengan pertanyaan beruntun. Sial, tidak satu pun dari keduanya bersedia menjawab. Apalagi, Lily terisak sedari tadi, ditambah omelan Mathilda membuat gendang telinga siapa pun mau pecah.“Aku tahu, Bibi dalang semua ini!” teriak Dewa. Sayangnya, Mathilda menggeleng tegas dan bersikap tenang seakan tidak terintimidasi.“Bibi mau keluar dari sini dalam keadaan hidup, bukan?” sela Fabian sambil mendekati dua wanita itu.“Tentu saja mau, Fabian!” ketus Mathilda melirik jengah k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16

Bab terbaru

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 266: Terima Kasih

    “Bagaimana kondisi Lily, Kak?” tanya Rosalyn sesampainya di rumah sakit.“Air ketubannya pecah. Dia kesakitan.” Kevin tampak gelisah, pria itu masih mengenakan piama dan menutupi tubuh dengan selimut.Rosalyn menuntun Kevin supaya duduk di bangku logam depan ruang bersalin. “Kita berdoa saja semoga Lily dan bayinya selamat.”Ketiga orang itu menanti dengan gelisah. Setelah hampir setengah jam berjalan, seorang dokter menghampiri Kevin dan menjelaskan, “Bayi Nyonya Lily sebentar lagi lahir, jika suaminya ingin melihat proses persalinan, kami persilakan.”Kevin menggeleng. Justru ia mendorong Rosalyn supaya menemani Lily di dalam sana. Sebagai wanita yang pernah melahirkan, ia mencebik melihat dua pria duduk gelisah di kursi. Ia pun mendampingi Lily di ruang bersalin.Rosalyn segera menggenggam tangan iparnya. Lily sedang kesakitan setelah pembukaan jalan lahir melebar sempurna.“Semangat Lily, kamu pasti bisa,” bisik Rosalyn diangguki iparnya.Dengan bimbingan dokter spesialis kandungan

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 265 : Gagal!

    “Kenapa, Bro?” sapa Fabian sambil menyodorkan sekaleng minuman. “Orang bilang ini bagus dan tahan lama,” kata pria itu.Dewa memelotot dan menyambar kaleng, lalu membuangnya ke tempat sampah.“Tidak butuh!” sentak Dewa dengan tatapan menghunus tajam.Fabian menepuk bahu temannya dan berujar, “Jangan marah-marah, kamu bisa darah tinggi!”Dewa mendengkus kasar, baginya kalimat Fabian bukan menenangkan melainkan sebuah ejekan. Pria itu menepis kasar tangan temannya, lalu berjalan mencari Rosalyn ke dalam mansion.Pagi ini, keluarga kecil itu sengaja mengunjungi Mansion Arnold. Tentu saja, karena Tuan Jack dan Feli menitipkan beberapa hadiah untuk Lily dan calon bayinya.Akan tetapi, kening Dewa mengerut dalam ketika melihat Rosalyn berjalan sendirian tanpa keempat anak mereka.“Di mana Brahma, Arimbi, Devendra dan Daneswara?” tanya Dewa dengan tatapan menyelidik.Mendengar pertanyaan itu tentunya Rosalyn mengulum senyum. Ah, ia memang sengaja menyiapkan kejutan istimewa ini untuk suami p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 264: Iri

    “Halo, Sayang … Papa datang. Janeta sudah mandi, ya? Harum banget.” Kevin menggendong putri kecilnya yang menyambut di balik pintu. Pria itu menciumi puncak kepala Janeta dan mengayun tubuhnya, membuat putri kecil tertawa riang. Namun, di ujung lorong, seorang wanita sedang cemberut menatap ke arah Kevin.“Terima ka—” Ucapan Kevin menggantung karena wanita itu melengos saja ke dapur tanpa mengelurkan sepatah kata.Kevin menurunkan tubuh Janeta dan membiarkannya bermain, lalu ia menyusul pujaan hati yang entah kenapa memasang wajah ketus.“Kamu kenapa?” tanya Kevin.“Menurutmu, kenapa?” ketusnya.“Aku tidak tahu, Lily. Ayo, bilang,” ucap Kevin lagi.Lily menatap tajam ke arah Kevin dan berujar, “Aku bosan seharian di rumah. Aku ini biasa kerja, bukan diam di rumah. Apalagi … ka-mu lebih memperhatikan Janeta dibanding aku.” Pascadinyatakan hamil, Lily diberhentikan oleh Dewa. Wanita itu pun ikut tinggal di Milan. Dia tidak lagi sibuk mengurusi peternakan, karena Dewa berhasil mencari

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 263: Kangen Dipeluk

    “Astaga apa-apaan mereka ini?!” geram Fabian. Ia menatap layar ponsel yang tidak berhenti berpendar sedari tadi. Itu bukan masalah pekerjaan kantor, tetapi … masalah rumah tangga, terutama ranjang. Demi kelangsungan masa depannya. Meskipun sudah mengetahui isinya, tetap saja Kevin mengintip melalui pop up. Dia terbelalak ketika satu pesan kembali masuk dari adik ipar. [Tutorial posisi hubungan intim untuk memiliki keturunan secepatnya.] “Dia pikir aku pria polos? Aku ini lebih berpengalaman darinya!” Kevin melempar telepon genggam ke atas sofa, lantas berdiri sambil memandangi foto pernikahan di atas meja. Lagi, Kevin tetap membaca pesan adik iparnya. Sebagai seorang pria berpengalaman, tentu saja posisi itu tidak asing lagi. Ia pun mereguk saliva, pikirannya berfantasi liar membayangkan Lily. Gairah pria itu tersulut. Hanya saja, ia bingung menyalurkannya, sebab Lily tidak ada di sini. Pasangan itu menjalani hubungan jarak jauh. Terpaksa Kevin bertahan sampai Dewa menemukan p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 262: Ikat Saja

    “Kevin … anakku apa kabar? Ibu selalu menunggumu setiap hari, Nak. Kenapa baru datang sekarang?” berondong Mathilda dari balik partisi kaca tebal.Wanita paruh baya itu menempelkan tangannya pada penghalang, lalu menggerakkan jemari—seolah membelai pipi putra tunggalnya.“Aku datang ke sini ada perlu. Kuharap Ibu menerimanya,” kata Kevin dengan intonasi dingin dan ekspresi datar.Mathilda mengangguk dan menyahut penuh kasih, “Pasti, Nak. Ibu menerima apa pun yang terbaik untukmu.”Kulit keriput Mathilda tertarik ke atas, ia tersenyum merekah sambil meneteskan bulir bening.Lebih dari semenit keduanya terdiam saling memandangi. Entah apa yang dipikirkan kedua orang itu. Hanya saja Mathila tidak menjauhkan tangannya dari kaca tebal. Kevin pun bisa melihat tangan ibunya berkeringat.“Aku sudah menikah.”Sorot mata Mathilda berbinar. “Benarkah? Siapa gadis beruntung itu? B

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 261: Perhelatan Cinta

    “I-ini masih siang,” gugup Lily. Perempuan itu mengedarkan pandangan ke penjuru kamar. Ada ranjang besar yang disiapkan khusus pengantin baru, sofa panjang serta meja kaca dan cermin besar menggantung di depannya. Sekilas, ini kamar hotel pada umumnya. Namun, Lily dibuat asing dengan status baru ini.Sejak masuk kamar, Kevin memeluk erat tubuh sang istri dari belakang. Pria itu menggesek puncak hidungnya pada tengkuk harum. “Memangnya kenapa kalau siang? Bukahkah itu bagus, kita bisa menikmati siang dan malam di hari yang sama?” Lily mereguk saliva. Walaupun bukan pengalaman pertama berhubungan intim, tetapi … ini pertama kali bersama pria berstatus sebagai suami.“Tapi—”Ucapan Lily tertahan karena Kevin memutar tubuh wanita itu dengan cepat. “Tidak ada tapi. Kamu milikku sekarang dan selamanya.” Lily hendak menunduk, tetapi Kevin mencegahnya. Pria itu menahan dagu sang istri, lalu meraup bibir tipis yang ia rinduka

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 260: Kamu Pasti Bahagia 

    Kevin menghela napas melihat tanggapan Lily. Haruskan ia menyerah dan tenggelam ke dasar lautan patah hati? Ya, mungkin … karena ini bukanlah kali pertama gadis itu menolaknya. Pria itu menarik tangannya. Namun ….“Cincinya kebesaran. Enggak sesuai ukuran jariku,” kata gadis itu menggunakan bahasa informal . Lily mengulurkan tangan kanan, yang menampilkan jemari ramping dan mungil.Seketika Kevin memperhatikan jemari gadis itu, dan pikirannya mencerna maksud ucapan Lily barusan. Bagi seorang pria, tentunya ini merupakan teka-teki. “Umm … maksudmu?” Alis tebal Kevin terangkat.Lily tersenyum jengah mendengar pertanyaan itu. Tanpa banyak bicara, gadis itu mengambil cincin dari tangan Kevin, lalu menyematkan sendiri pada jari manisnya.“Ini kebesaran, lihat bukan?” keluh gadis itu dengan bibir merengut yang sangat menggoda.Melihat cincin pilihannya melingkar pada jari manis sang gadis pujaan hati, membuat pria itu kegirangan. Kevi

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 259: Aku Serius

    Untuk sesaat keduanya membeku di tempat. Tidak ada aksi apa pun selain saling memandang lekat-lekat dengan isi pikiran masing-masing.Lily mereguk saliva karena saat ini tubuhnya hanya tertutupi sehelai handuk putih saja. Ia meremas kain handuk dengan erat, khawatir terjadi hal yang tidak seharusnya.“Maaf, aku lancang ….” Kevin berbalik badan dan menutup pintu.Pria itu bersandar pada pintu sambil mengatur napas. Melihat kemolekan seorang wanita, ditambah memiliki kenangan ranjang membuat nalurinya sebagai lelaki tersulut gairah. Ia ingin menyentuh, membelai dan mengecup setiap jengkal kulit mulus itu. Hanya saja, tidak! Kevin melawan egonya.Pria itu kembali ke kamar. Ia menemani Janeta, dan berupaya menenangkan batita itu.Sedangkan Lily masih berdiri di depan pintu kamar mandi. Namun, napasnya tidak tegang lagi. Ada kelegaan setelah Kevin pergi.“Dia …,” gumam gadis itu sambil mengangguk.Lily menggunakan pakaian serba panjang. Entah mengapa ia teringat pada tatapan Kevin tadi. Set

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 258: Perasaan Asing

    Beberapa hari berlalu, Lily tampak kesulitan berpamitan dengan Janeta. Gadis itu selalu menahan diri untuk pulang ke peternakan. Pada akhirnya ia menemani Janeta di vila atau rawat jalan ke rumah sakit. Seperti hari ini, Lily mengantar Janeta bertemu dokter.Akan tetapi, gadis itu tidak menduga Kevin datang menjemputnya. Bahkan mereka makan bertiga di restoran.Setelahnya Kevin membawa Lily dan Janeta pulang.“Kamu yakin bisa sendirian? Janeta berat. Biar aku saja yang gendong,” ujar Kevin.“Saya kuat, Pak.” Lily tidak menggubris ucapan Kevin. Gadis itu merengkuh tubuh batita yang terlelap tidur dari jok belakang, menggendongnya dan membawa ke kamar.Dengan hati-hati, Lily membaringkan Janeta, lantas mengecup kening batita itu. Ia tersenyum sambil menatap wajah polos bocah kecil yang agak mirip dengan Vinsensia.“Mama sayang kamu, Janeta,” gumam Lily.Hingga derit pintu terbuka membuat Lily menoleh

DMCA.com Protection Status