Alis Layla berkerut. Kalau tadi, dia kebingungan, kali ini ia lebih merasakan kesal. Suami? Jadi, Aldimas memainkan kartu konyol itu sekarang?Layla mendengus. “Suami? Sekarang kamu mau menyebut dirimu sebagai suami aku?”“Memang itu faktanya,” jawab Aldimas enteng, tanpa peduli kalau Layla sudah merinding dibuatnya.“Konyol banget!” Layla kembali berdiri. Ia menguatkan hatinya untuk tidak sedikit pun gentar ketika Aldimas menggunakan nada otoriternya kembali.“Layla Sarasvati!”Layla terus berjalan setelah menyambar tas kerja dan tidak lupa membawa ponsel itu kembali. Akan gawat jadinya kalau Aldimas bertanya lebih jauh soal pesan-pesan itu. Meskipun begitu, Layla bisa merasakan Aldimas mengikutinya di belakang.“Pukul tujuh pagi, dia mengirimkanmu pesan. Lalu, ada pesan lagi pada pukul dua belas, memintamu jangan lupa makan siang. Kemudian, pesan terakhir ini masuk sore ini, menceritakan soal peliharaannya atau entah siapa—namanya White,” Aldimas mengoceh dengan nada datar, seperti
Read more