Home / Pernikahan / Pamanmu Adalah Suamiku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pamanmu Adalah Suamiku: Chapter 31 - Chapter 40

118 Chapters

31. Jangan Pedulikan Aku

"Alena, kamu tidak apa-apa?” tanya Brian sembari membantu Alena yang terduduk di atas lantai. “Jangan sentuh aku! Aku bisa berdiri sendiri!” jawab Alena sembari menepis tangan Brian. Alena berusaha berdiri dan dia pun kembali duduk di atas ranjang. Dia melihat ke arah tangannya yang terluka terkena pecahan gelas. Dia menyembunyikan lukanya itu karena menurutnya itu bisa diobati sendiri. Dan juga dia tidak ingin Brian terus ada di dekatnya. “Pergilah! Aku ingin beristirahat! Dan jangan menghalangi dokter wanita itu untuk pergi!” Alena berkata dengan nada datar pada Brian. Setelah mengatakan itu dia membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan posisi miring ke kanan. Sehingga dia membelakangi Brian dan mengabaikan pria itu yang mengajak bicara padanya. “Kamu istirahatlah,” ucap Bria sembari berjalan ke luar dari dalam kamar. Alena tersenyum kecut saat mendengar perkataan Brian dan dia kembali melihat luka yang ada di telapak tangannya. Dia mengubah posisi tubuhnya dan sekarang
Read more

32. Apa Kamu Sudah Siap?

Alena terus menatap Brian dan menunggu pria yang ada di sampingnya untuk menjawab pertanyaannya. Entah mengapa dia merasa yakin jika Brian mendengar pembicaraannya dengan Mika.  “Kamu mendengar pembicaraan aku dengan Mika, ‘kan?” Alena kembali bertanya pada Brian. Dia melihat Brian langsung menatapnya dan terlihat jelas ada sedikit rasa kesal dari sorot matanya. Alena pun memalingkan wajahnya dan mengambil gelas yang ada di atas meja. Tanpa mendengar jawaban dari pria itu dia sudah tahu ja
Read more

33. Begitu Berat

"Berikan saja surat itu padaku!” Alena berkata pada Brian. Alena melihat Brian yang berjalan ke luar dari dalam kamarnya tanpa mengatakan apa-apa. Itu membuat Alena merasa kesal karena pria itu mengabaikannya dan masih terus berusaha untuk menyembunyikan surat terakhir dari sang kakek. “Sungguh menyebalkan!” tukas Alena dengan rasa kesal di dalam hatinya. Dia mengambil ponselnya yang berdering. Alena melihat ke layar ponselnya langsung mengangkatnya karena yang menghubunginya adalah Carla. Wanita itu bertanya tentang keadaannya karena tidak datang ke kafe hari ini. “Untuk beberapa hari ini aku tidak akan ke kafe. Aku minta tolong padamu untuk mengurusnya selama aku tidak ke sana,” ucap Alena pada Carla yang ada di ujung telepon. Alena pun kembali berkata pada Carla tentang hal yang sudah terjadi padanya. Serta memintanya untuk ke rumahnya besok pagi karena ada yang ingin disampaikan olehnya. “Aku akan menunggumu,” ucap Alena lalu dia memutuskan sambungan teleponnya. Setelah
Read more

34. Apa Sudah Final?

Alena terbangun di pagi hari dan dia melihat Brian yang ada di sampingnya. Dia tidak tahu jika Brian kembali ke rumah karena yang dia tahu jika pria itu pergi sedang mengurus pekerjaannya. Dia terus memandangi pria yang diyakini sang kakek bisa menjaga dan melindunginya. Namun, Alena merasa semenjak menikah dengan Brian selalu saja berada di dalam bahaya.  “Aku tidak tahu apakah keputusan ini tepat. Mengapa kakekku bisa begitu percaya dengannya?” gumam Alena sembari terus memandangi Brian.&
Read more

35. Apa Hubungan Kalian?

Alena berhasil menghentikan air matanya dan melihat ke arah seorang wanita yang menyebut nama Brian. Dia berpikir apakah wanita itu juga yang berbicara dengan Brian tadi di kamar melalui sambungan telepon. Sebab dia melihat Brian yang terkejut saat melihat kedatangan wanita itu. “Kenapa kamu ada di sini, Emily?” tanya Brian setelah dia bisa menghilangkan rasa keterkejutannya.  “Ada yang ingin aku bicarakan denganmu,” jawab Emily dengan tenangnya.
Read more

36. Kamu Masih Mencintaiku

 "Katakan yang sebenarnya dan jangan merahasiakannya dariku!” Alena kembali berkata pada Carla.  Saat Carla hendak bicara terdengar suara dering ponsel yang berasal dari saku celana Carla. Wanita itu mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menghubunginya.
Read more

37. Tidak Bisa Tenang

"Mengapa diam? Apa kamu terluka?” Alena kembali bertanya pada Brian. “Kita pergi dulu saja dari sini! Aku akan menjelaskannya nanti padamu,” jawab Brian lalu dia masuk ke dalam mobil. Alena pun masuk ke dalam mobil. Dia duduk sembari menatap pria yang ada di sampingnya. Mobil pun pergi meninggalkan rumah sakit dan Alena teringat dengan Carla. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi wanita itu. “Carla, maafkan aku karena meninggalkanmu di rumah sakit,” ucap Alena setelah Carla mengangkat telepon darinya. Dia mendengarkan perkataan Carla yang tidak mempermasalahkan semua itu. Carla juga mengatakan drama yang masih terjadi di rumah sakit setelah kepergian Alena dan Brian. “Lebih baik kamu pergi dari sana! Tidak ada gunanya juga kamu meladeni mereka,” Alena kembali berkata pada Carla. Alena memutuskan sambungan teleponnya setelah dia mendengar Carla yang menuruti perkataannya. Dia menatap ke arah samping dan melihat jalanan yang dilewatinya melalui kaca pintu mobil. Dia memaling
Read more

38. Jangan Berpisah

“Jaga ucapanmu, Theo! Dia adalah istri dari pamanmu!” ujar orang yang sudah membuat Alena, Caca dan Theo terkejut. “Nek, aku memang bicara yang sebenarnya. Aku dan Alena sepasang kekasih dan aku masih mencintainya.” “Kamu begitu percaya diri jika aku masih mencintai pria busuk sepertimu!” sela Alena. Alena sudah merasa muak dengan Theo yang selalu saja mengatakan jika dirinya masih mencintainya. Dia sudah tidak memedulikan jika semua perkataannya membuat ibu mertuanya merasa kecewa dengannya. “Aku tidak peduli! Sekuat apa pun kamu mengatakan jika tidak mencintaiku. Tetap saja aku percaya di dalam hatimu masih ada aku dan bukan pamanku,” Theo menimpali Alena. “Entah apa lagi yang harus aku katakan padamu, Theo? Namun, yang pasti aku tidak akan kembali pada pria yang sudah mengkhianati aku!” Alena pun pergi meninggalkan Theo dan yang lainnya. Dia sudah merasa lelah dengan pria itu. Hatinya semakin sakit dan semua kenangan saat dia melihat Theo bermesraan dengan wanita itu. “
Read more

39. Terus Menghina

Alena melihat ke arah seorang wanita yang masuk ke dalam kamar tanpa izin terlebih dahulu. Di benaknya berpikir jika Brian sama saja dengan Theo yang memiliki banyak wanita. “Brian, bagaimana keadaanmu?” Wanita itu kembali bertanya pada Brian. “Siapa yang mengizinkanmu masuk?!” jawab Brian dengan nada dingin. “Brian, jangan marah. Bukankah aku biasanya bisa masuk ke mana saja di rumah ini? Mengapa kamu jadi pemarah seperti ini?” Alena memandangi wanita itu yang terlihat sedih setelah mendapatkan marah dari Brian. Namun, entah mengapa dia merasa mual saja karena terlihat jelas jika wanita itu sedang bersandiwara. Dia menggelengkan kepalanya karena sudah tidak tahan lagi dengan wanita itu. Alena hendak berdiri tetapi tangannya di tarik oleh Brian sehingga dia kembali duduk. “Kamu tetap di sini! Masih ada yang ingin aku bicarakan denganmu!” ujar Brian pada Alena. “Brian, aku yang ingin bicara denganmu dan aku tidak ingin ada orang lain,’ sambung wanita itu dengan nada tidak su
Read more

40. Masih Mencintainya

Alena melihat ke arah Brian yang tidak menjawab pertanyaan yang dilayangkan oleh sang ayah. Dia pun ingin tahu apakah sang kakak mengenal Brian atau mereka berdua ada hubungan. Sebab dia merasa ada yang aneh dengan Brian. “Aku mengenalnya saat perjalanan bisnis dan dia juga adalah temanku saat aku melanjutkan pendidikanku,” Erica menjawab pertanyaan sang ayah. “Ayah, apakah mau menginap di hotel atau ....” “Alena, jangan begitu jahat! Masa kamu membiarkan Ayah menginap di hotel? Sedangkan kamu memiliki rumah dan tentu masih ada kamar untuk kita berdua, ‘kan?” potong Erica sebelum Alena melanjutkan kalimatnya. Alena tersenyum simpul mendengar perkataan sang kakak. Dia tahu jika sang kakak tidak akan membiarkannya tenang. Dia pun berpikir mungkin lebih baik membiarkan sang kakak untuk menginap di rumah Brian. Dia kan menyelidiki apa yang diinginkan sang ayah dan kakaknya datang ke Paris. Alena yakin jika mereka berdua memiliki rencana dan sudah pasti ingin mengganggu kehidupannya
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status