All Chapters of Kamu yang Menolakku, Kenapa Kamu Menangis?: Chapter 91 - Chapter 100

402 Chapters

Bab 91

"Aku awalnya berpikir bahwa Keluarga Sharon akan menurun, tapi aku nggak menyangka mereka berhubungan dengan Keluarga Osmana. Selama Keluarga Osmana bersedia membantu, Keluarga Sharon akan segera kembali ke puncaknya atau bahkan melampaui."Semua tamu yang hadir terkejut. Sementara Dani dan Eko tampak sangat senang."Selamat datang Pak Marvin. Aku harap kamu memaafkanku karena nggak menyambutmu."Sikap Dani sangat rendah hati. Belum lagi Keluarga Sharon sedang mengalami kemunduran sekarang. Bahkan saat berjaya, mereka jauh lebih rendah dari Keluarga Osmana.Marvin tersenyum lembut dan berkata, "Kakek terlalu sungkan. Aku seorang junior. Jangan salahkan aku karena datang tanpa diundang.""Pak Marvin, apa yang kamu bicarakan? Merupakan suatu kehormatan bagi Keluarga Sharon kedatangan tamu sepertimu. Silakan duduk." Dani menunjukkan ekspresi menyanjung. Dia mengundang Marvin ke meja utama."Febi datang!"Sebagai wanita tercantik di Kota Kumara, Febi menarik perhatian ke mana pun dia pergi
Read more

Bab 92

Begitu Leo melihat Rosa berjalan ke arahnya, dia segera mengedipkan matanya.Rosa langsung memahaminya. Dia segera berbalik, lalu memandang Dani dan bertanya, "Di mana tempat dudukku?"Meskipun Dani tidak puas dengan sikap Rosa, dia tidak berani menunjukkannya. Dia mengatur Rosa duduk di meja utama."Halo, namaku Marvin, putra kedua dari Keluarga Osmana di Kota Zeva." Marvin berinisiatif mengulurkan tangannya untuk menyapa Rosa. matanya menunjukkan tatapan bergairah yang tidak bisa disembunyikan.Meskipun Anna juga sangat cantik, dibandingkan dengan Rosa, temperamen Anna kalah jauh darinya.Oleh karena itu, Marvin jatuh cinta pada Rosa pada pandangan pertama. Kemudian, keinginan kuat untuk menaklukkannya pun muncul.Namun, Rosa tidak memedulikan Marvin. Dia mengabaikan Marvin begitu saja.Senyuman di wajah marvin tiba-tiba membeku. Dia bahkan tidak tahu harus meletakkan tangannya di mana. Hal ini membuatnya merasa sedikit malu."Nona, kamu sangat sombong." Marvin tampak tersenyum, tapi
Read more

Bab 93

"Apa! Beraninya kamu mengutukku nggak akan hidup lama!" Dani tiba-tiba menjadi marah."Aku sudah lama bilang pecundang ini nggak tahu berterima kasih. Sekarang, Kalian percaya, 'kan?" cibir Santi."Beraninya kamu mengutuk Kakek. Cepat berlutut dan minta maaf!" kata Robby memarahi Leo dengan tegas."Dasar pecundang, kenapa kamu masih termenung? Cepat berlutut dan minta maaf. Kalau kamu ingin mati, jangan melibatkan kami!" teriak Lanny.Mereka benar-benar kesal. Meski tidak mau mengakuinya, nyatanya Leo adalah menantu mereka. Jika Leo membuat Dani marah, mereka pasti akan terlibat."Leo, ​​​​kamu memang keterlaluan. Cepat minta maaf pada Kakek." Febi juga sangat marah."Kenapa dia seperti ini? Sebagai menantu yang cacat, dia makan dan minum dari orang lain. Dia nggak tahu bagaimana bersyukur. Dia bahkan membalas air susu dengan air tuba.""Binatang pun tahu bagaimana bersyukur. Mengatakan dia adalah binatang berarti telah memujinya."Para tamu yang hadir juga mengkritiknya satu demi satu
Read more

Bab 94

Leo menyeringai, "Awalnya aku nggak ingin berbicara denganmu, tapi kamu terus memprovokasiku. Jadi, jangan salahkan aku karena mengeksposmu.""Mengeksposku? Ekspos apanya?" Anna menunjukkan ekspresi menghina."Lukisan pemandangan yang kamu berikan itu palsu. Kalau kamu menjualnya, harganya 200 ribu pun nggak ada yang akan membelinya," kata Leo."Nak, jangan bicara omong kosong!" Marvin sangat marah. Matanya tampak sedikit panik."Hahaha ....""Konyol sekali. Siapa Pak Marvin, bagaimana dia bisa memberikan hadiah palsu? Tanyakan saja pada orang-orang yang hadir, siapa yang akan memercayainya?" ujar Anna sambil tertawa keras."Benar, Pak Marvin adalah putra kedua dari keluarga pertama di Kota Zeva. Dia memiliki kekayaan bersih ratusan triliun. Baginya, puluhan miliar hanyalah setetes hujan." Santi mendengus dengan dingin."Benar. Pak Marvin nggak memedulikan uang puluhan miliar. Dia nggak mungkin memberikan barang palsu. Itu hanya akan mempermalukannya.""Aku pikir kamu cemburu pada Pak
Read more

Bab 95

Dani mengangguk, lalu dia meminta dua orang untuk membuka lukisan pemandangan itu.Seketika, aula menjadi heboh.Anna menyilangkan lengannya dan menatap Leo sambil berkata dengan nada meremehkan, "Aku ingin melihat apa yang bisa kamu lihat! Tapi, jangan salahkan aku karena nggak mengingatkanmu, lukisan ini berharga lebih dari 20 miliar. Kamu hanya dapat melihatnya, tapi nggak boleh menyentuhnya. Kalau kotor atau rusak, kamu nggak akan mampu membayar ganti rugi."Marvin mencibir, "Nak, apakah kamu sudah melihatnya?"Leo tidak berbicara. Dia hanya menunjukkan senyuman main-main. Kemudian, dia mengambil gelas air di atas meja dan menyesapnya.Namun, dia tidak menelannya, melainkan tiba-tiba menyemprotkannya ke lukisan itu."Apa yang kamu lakukan, pecundang!""Berani sekali nyalimu!"Anna dan Marvin sangat marah. Begitu pula dengan Santi, Dani dan lainnya.Anna menunjuk Leo sambil berkata dengan marah, "Kamu berani menghancurkan lukisan bernilai lebih dari 20 miliar, kamu harus membayar ko
Read more

Bab 96

"Kalau begitu kamu harus memperhatikan dengan saksama." Suara Marvin agak rendah dan terdengar sedikit mengancam.Ian melangkah maju dan menyentuh area basah dengan jari-jarinya. Alhasil, jari-jarinya ternoda cat."Barang palsu!"Ekspresi Ian sangat terkejut. Dia tidak menyangka hasilnya akan seperti itu."Kamu mengerti atau nggak? Jangan bicara omong kosong kalau kamu nggak mengerti!" keluh Marvin dengan tegas.Rosa mencibir dan berkata, "Penilaian Pak Ian nggak akan salah. Kalau dia mengatakan itu palsu, itu pasti palsu."Marvin terkejut dan marah. Keringat dingin telah mengucur di dahinya, tetapi dia bereaksi dengan cepat dan berkata dengan marah, "Aku nggak menyangka aku juga akan salah. Kakek, aku tertipu. Aku akan memberimu satu lukisan yang lebih berharga sebagai hadiah nanti!""Sudah cukup Pak Marvin memiliki niat ini." Dani tidak marah. Bagaimanapun, identitas Marvin sangat tinggi. Bahkan jika dia memberi Dani batu bata, dia akan menyimpannya sebagai barang antik."Tebakan ana
Read more

Bab 97

Semua orang tampak tidak percaya. Mereka tidak mengerti mengapa ketiga orang ini ingin mengambil sampah itu.Mereka bertiga berlari dengan sangat cepat, tapi sayangnya ada satu yang lebih cepat. Seekor kucing gemuk tiba-tiba berlari ke arah pil dan memakannya."Jangan ...."Erik menjerit dengan putus asa. Orang-orang yang tidak tahu mengira seseorang telah merampok istrinya.Markus juga tampak tertekan, sementara Rosa juga terlihat sangat sedih."Nona Rosa, Dokter Markus, Pak Erik, apa yang kalian lakukan?" tanya Dani dengan bingung."Huh ...."Markus menghela napas panjang, tapi tiba-tiba matanya berbinar. Dia telah memikirkan sesuatu. Dia menunjuk ke anjing pug tidak jauh dari situ dan bertanya, "Anjing siapa ini?""Anjingku."Seorang pelayan datang dengan takut. "Nona Rosa, maaf, aku seharusnya nggak membawa anjing itu ke hotel. Mohon maafkan aku.""Hanya sekali ini saja. Jangan ada lain kali." Rosa tidak mempersulit pelayan itu."Terima kasih, Nona Rosa."Pelayan itu menghela napas
Read more

Bab 98

Rosa mengangguk, lalu dia memanggil dua orang untuk membawa anjing itu pergi.Saat ini, semua orang tiba-tiba menyadari bahwa yang diperebutkan Erik dan Markus bukanlah anjing itu, melainkan pil yang dimakan anjing itu."Pil itu hanya sampah. Pak Erik bahkan menghabiskan 10 miliar untuk membelinya. Apa dia gila?""Pil itu telah dimakan anjing. Kalau nggak, itu pasti akan lebih mahal.""Benar. Pak Markus juga merebut pil itu. Sepertinya pil itu nggak sederhana. Benarkah bisa menyembuhkan segala penyakit dan menghilangkan semua racun?"Meskipun semua orang merasa agak sulit dipercaya, ini sudah merupakan penjelasan yang paling masuk akal.Dani memandang mereka berdua dan bertanya, "Dokter Markus, Pak Dani, pil itu terlihat seperti sampah. Kenapa kalian membelinya? Belum lagi pil itu dimakan oleh seekor anjing.""Sampah?"Markus menunjukkan senyuman sinis. "Pak Dani, kenapa kamu begitu linglung? Bukannya kamu nggak tahu keterampilan medis Pak Leo. Sebuah pil menyelamatkan hidupmu dan akup
Read more

Bab 99

"Raka, dia Raka Raditya!"Seseorang mengenalinya."Ternyata dia adalah Raka. Dia adalah putra nomor satu di Kota Kumara yang membuat ribuan gadis terpesona.""Yah, aku dengar Nona Febi juga sangat menyukainya. Jika Keluarga Raditya nggak pindah, dia akan menjadi pria yang berdiri di samping Febi sekarang."Semua orang berbisik. Meskipun suara mereka sangat pelan, Leo masih mendengarnya. Perkataan itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Saat ini, Raka Raditya mendatangi Febi dan membuka tangannya. Dia ingin memberikan Febi pelukan hangat.Leo langsung mengepalkan tinjunya. Kemudian, cahaya dingin muncul di matanya.Berani sekali Raka ingin memeluk istrinya di hadapannya.Tepat ketika Leo hendak menghentikannya, Febi tiba-tiba mundur selangkah."Pak Raka, kapan kamu kembali?""Febi, kenapa kamu menjadi begitu asing? Kamu biasa memanggilku Kak Raka.""Aku sudah dewasa. Selain itu, aku sudah menikah sekarang." Febi menunjuk ke arah Leo sambil berkata, "Dia adalah suamiku, Leo."Raka ter
Read more

Bab 100

Lanny buru-buru menyetujui, "Kakekmu benar. Setelah kamu menceraikan pecundang ini, pilihlah hari yang baik untuk bertunangan dengan Pak Raka.""Aku nggak akan menceraikannya, jangan memaksaku." Febi sangat marah."Febi, kamu juga tahu situasi Keluarga Sharon saat ini. Pecundang ini nggak bisa membantu sama sekali, tapi Pak Raka berbeda. Kalau kamu bertunangan dengan Pak Raka, aku pikir Pak Raka pasti akan membantu kita."Dani mengetahui karakter Febi, jadi dia memainkan emosionalnya.Raka tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Quin, berikan kontrak itu kepada Kakek."Quin segera menyerahkan dokumen di tangannya kepada Dani. Setelah membacanya, Dani sangat bersemangat. "Ini adalah pesanan dari Perusahaan Aksara. Pak Raka, apakah kamu bekerja di Perusahaan Aksara sekarang?"Quin berkata dengan bangga, "Pak Raka sekarang adalah manajer departemen proyek Perusahaan Aksara."Kerumunan kembali gempar."Pak Raka memang hebat. Dia sungguh luar biasa. Dia telah bekerja di Perusahaan Aksara dan me
Read more
PREV
1
...
89101112
...
41
DMCA.com Protection Status