"Raka, dia Raka Raditya!"Seseorang mengenalinya."Ternyata dia adalah Raka. Dia adalah putra nomor satu di Kota Kumara yang membuat ribuan gadis terpesona.""Yah, aku dengar Nona Febi juga sangat menyukainya. Jika Keluarga Raditya nggak pindah, dia akan menjadi pria yang berdiri di samping Febi sekarang."Semua orang berbisik. Meskipun suara mereka sangat pelan, Leo masih mendengarnya. Perkataan itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Saat ini, Raka Raditya mendatangi Febi dan membuka tangannya. Dia ingin memberikan Febi pelukan hangat.Leo langsung mengepalkan tinjunya. Kemudian, cahaya dingin muncul di matanya.Berani sekali Raka ingin memeluk istrinya di hadapannya.Tepat ketika Leo hendak menghentikannya, Febi tiba-tiba mundur selangkah."Pak Raka, kapan kamu kembali?""Febi, kenapa kamu menjadi begitu asing? Kamu biasa memanggilku Kak Raka.""Aku sudah dewasa. Selain itu, aku sudah menikah sekarang." Febi menunjuk ke arah Leo sambil berkata, "Dia adalah suamiku, Leo."Raka ter
Lanny buru-buru menyetujui, "Kakekmu benar. Setelah kamu menceraikan pecundang ini, pilihlah hari yang baik untuk bertunangan dengan Pak Raka.""Aku nggak akan menceraikannya, jangan memaksaku." Febi sangat marah."Febi, kamu juga tahu situasi Keluarga Sharon saat ini. Pecundang ini nggak bisa membantu sama sekali, tapi Pak Raka berbeda. Kalau kamu bertunangan dengan Pak Raka, aku pikir Pak Raka pasti akan membantu kita."Dani mengetahui karakter Febi, jadi dia memainkan emosionalnya.Raka tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Quin, berikan kontrak itu kepada Kakek."Quin segera menyerahkan dokumen di tangannya kepada Dani. Setelah membacanya, Dani sangat bersemangat. "Ini adalah pesanan dari Perusahaan Aksara. Pak Raka, apakah kamu bekerja di Perusahaan Aksara sekarang?"Quin berkata dengan bangga, "Pak Raka sekarang adalah manajer departemen proyek Perusahaan Aksara."Kerumunan kembali gempar."Pak Raka memang hebat. Dia sungguh luar biasa. Dia telah bekerja di Perusahaan Aksara dan me
"Aku dipecat?"Raka merasa sangat konyol. "Kamu pikir kamu siapa? Kamu hanyalah seorang pecundang."Leo tidak menjelaskan. Dia hanya mengeluarkan ponselnya dan menelepon Heru, "Aku beri kamu waktu satu menit untuk memecat Raka.""Hahaha ....""Konyol sekali. Apakah kamu pikir kamu bisa menakutiku dengan berpura-pura menelepon? Kamu nggak pernah becermin, ya? Dasar nggak tahu diri," kata Raka sambil menunjukkan ekspresi jijik."Yah, dia sangat pandai berakting. Aktingnya bahkan sebanding dengan aktor profesional," kata Lanny dengan nada meremehkan.Leo tersenyum dalam diam.Tepat ketika Raka ingin meremehkan Leo lagi, teleponnya berdering.Raka mengeluarkan ponselnya dan melihat Heru meneleponnya. Kemudian, Raka segera berkata dengan ekspresi menyanjung, "Halo, Pak Heru ... apa, aku dipecat, kenapa? Halo, Pak Heru!""Bagaimana mungkin?"Raka menunjukkan ekspresi tidak percaya. Kemudian, dia melihat ke arah Leo sambil berkata dengan bingung, "Kamu, ya? Siapa yang baru saja kamu
Abdi Gitara memimpin delapan Pengawal Zeva berjalan ke aula dengan agresif. Ke mana pun mereka pergi, orang-orang di sekitarnya akan berjalan mundur dengan tatapan kagum."Pak Abdi!"Dani buru-buru membawa anggota keluarganya ke depan untuk menyambut Abdi dengan ekspresi menyanjung.Bagaimanapun, orang-orang di depannya adalah bawahannya Dewa Perang Zeva. Jangankan Keluarga Sharon yang saat ini sedang terpuruk, bahkan mereka yang berjaya pun tidak akan berani menyinggung bawahan Dewa Perang Zeva.Jika dewa perang murka, akan terjadi pertempuran dahsyat!Dia adalah salah satu orang yang berjaya di Negara Cemara. Bahkan Keluarga Osmana, keluarga terkaya di Provinsi Zeva pun tidak ada apa-apanya di depan Dewa Perang Zeva.Abdi mendorong Dani menjauh tanpa memandangnya. Kemudian, dia langsung berjalan menuju ke arah Leo.Abdi berdiri diam di hadapan Leo. Lalu, dia bertanya dengan nada merendahkan, "Nak, kamu yang menghancurkan alat vital keponakanku, ya?""Apa? Dia bahkan menghancurkan
"Nak, kamu sudah hampir mati, tapi masih berani menyombongkan diri. Sepertinya kamu benar-benar sudah bosan hidup. Kamu harus menceraikan Febi, sekarang!" teriak Dani."Bagaimana kalau aku nggak setuju?" tanya Leo sambil bercanda."Kamu harus menyetujuinya. Kalau nggak, aku punya seratus cara untuk menghadapimu," kata Dani dengan nada sinis."Kalau begitu, cobalah." Leo menunjukkan ekspresi menghina.Dani langsung marah. Saat dia hendak berteriak dengan marah, dia dihentikan oleh Raka."Leo, selama kamu menceraikan Febi dengan patuh, aku bisa membantumu untuk membujuk Abdi. Demi aku, dia mungkin bisa membiarkanmu tetap hidup.""Pecundang, cepat setujui! Pak Raka adalah karyawannya Ketua. Kalau dia membantumu membujuk Pak Abdi, Pak Abdi akan memaafkanmu. Ini adalah satu-satunya kesempatanmu untuk bertahan hidup," kata Lanny sambil mendengus dingin."Aku nggak butuh." Leo berkata dengan ekspresi bangga, "Nggak apa-apa kalau dia nggak macam-macam denganku. Kalau dia berani macam-macam den
Anna terpental sejauh dua meter sebelum jatuh ke lantai. Beberapa gigi berdarah pun berserakan di lantai.Wajahnya tampak sedikit berubah bentuk. Dia tampak linglung. Setelah mencoba beberapa kali, Anna tidak bisa bangun."Anna!"Santi tersadar dari lamunannya. Lalu, dia berteriak sambil berlari dengan tergesa-gesa, "Anna, bagaimana kondisimu?""Bu, sakit sekali. Bantu aku balas dendam, aku ingin dia mati," teriak Anna dengan suara rendah."Jangan khawatir, Ibu pasti akan membalaskan dendammu."Santi berdiri dan melihat ke arah Leo dengan tatapan penuh amarah. "Kamu bahkan berani bersikap kasar. Aku akan membuatmu mati dengan menyedihkan!""Pengawal, tangkap dia!" teriak Santi dengan suara lantang.Setelah mendengar perintahnya, beberapa pengawal Keluarga Sharon bergegas ke arah Leo, lalu meraih bahu dan lengannya.Tepat ketika Rosa ingin menghentikannya, Leo menghentikannya dengan tatapan matanya."Kakek, hari ini adalah pesta ulang tahunmu, jangan memperpanjang masalah lagi," mohon F
Leo mencibir, "Meskipun kakiku patah, aku bukanlah orang yang bisa ditindas oleh semua orang.""Kamu cari mati!"Raka langsung marah. Seketika, Raka mengepalkan tinjunya, lalu niat membunuh yang menakjubkan pun muncul dari tubuhnya.Febi terkejut, lalu dia berlari dengan tergesa-gesa. "Pak Raka, tolong biarkan dia pergi.""Kamu dan dia sudah bercerai. Mungkinkah kamu masih menyukai pecundang ini?" Raka tampak sedikit marah."Tentu saja nggak." Febi buru-buru menyangkalnya, tetapi sedikit kepanikan muncul di matanya. "Bagaimanapun, dia dan aku pernah menikah, dia juga pernah menyelamatkanku. Aku harus membalas budi padanya.""Begitu, ya."Kemarahan Raka mereda. Kemudian, dia menatap Leo berkata dengan nada sinis, "Demi Febi, aku akan mengampunimu hari ini. Tapi, aku memperingatkanmu, menjauhlah darinya di masa depan. Kalau aku tahu kamu mengganggunya di masa depan, jangan salahkan aku karena bersikap kasar padamu.""Oh, aku ingat. Pak Abdi akan menanganimu dalam dua hari. Hargai dua har
Namun, justru karena itu, orang-orang yang bisa menghadiri jamuan makan ini adalah orang kaya dan penting.Sepuluh menit sebelum jamuan makan dimulai, Leo muncul di pintu Hotel Kumara dengan kursi roda."Apa yang kamu lakukan di sini, dasar pecundang?"Tepat ketika Leo hendak menyerahkan surat undangan, tiba-tiba terdengar teriakan dari belakangnya.Saat dia menoleh ke belakang, Leo melihat itu adalah Raka dan Febi sekeluarga.Bahkan Anna, Santi dan Kevin pun hadir.Tentu saja, luka mereka tidak akan sembuh begitu cepat. Namun, mereka tidak ingin melewatkan pesta penting tersebut.Saat mereka melihat Leo, mereka langsung memelototinya.Namun, mereka tidak berani memprovokasi Leo lagi.Sementara, orang yang baru saja berbicara adalah Raka.Leo melirik Febi dengan tatapan rumit. Kemudian, dia berbalik dan bersiap untuk masuk."Berhenti, aku sedang berbicara denganmu. Apakah kamu nggak mendengarku?" Raka melangkah maju dan menghalangi jalan Leo dengan ekspresi marah."Apakah aku kenal