Semua Bab Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua: Bab 31 - Bab 40

99 Bab

Maksud Baik

Bu Emma muncul bersama seorang ART-nya. Tampak mereka membawa bungkusan lumayan besar. Pandangan Bu Emma begitu lekat ke arah Inge yang tengah rebahan, yang sebenarnya pun sudah hampir tertidur tadi.“Inge baru saja menenangkan Mimi, Ma,” Lucas yang menjawab. “Tadi Mimi agak rewel.”Bu Emma mencebik. “Tentu saja rewel, dia pasti lapar. Ini mama bawakan sup dan ayam goreng kesukaan Mimi.”“Taruh situ, Bi!” tunjuk Bu Emma pada meja yang sedang dipakai Lucas untuk bekerja.ART itu sejenak bimbang. Dia melihat kepada Lucas sekejap, lalu melakukan perintah sang nyonya saat melihat Lucas menunjuk bagian ujung meja tersebut.Sementara Inge telah bangun, dan dia duduk diam di sofanya.“Apa Mimi tidur dalam keadaan kelaparan begitu, Luc?” tanya Bu Emma saat menyadari bahwa sang cucu tengah pulas di tempat tidur yang disediakan khusus bagi pasien.Lucas menghela napas. “Kami baru saja selesai makan, Ma. Baru saja bekas-bekasnya diberesin Inge.”Lagi-lagi Bu Emma mencebik. Dia seperti alergi men
Baca selengkapnya

Keputusan Abu-abu

Ini sebuah surat penawaran kerja, dengan point-point penawaran yang begitu menggiurkan.Inge sampai membekap mulutnya sendiri. Membaca gaji dan fasilitas yang ditawarkan, serta jabatan sebagai wakil kepala sekolah! Astaga, benarkah ini karena kemampuannya atau pengaruh dari Pak Benny dan Bu Emma?Perempuan itu sampai membaca ulang surat tersebut, dengan lebih teliti. Namun memang matanya tidak salah lihat, surat penawaran kerja ini benar-benar amat menarik hati.Inge menahan napas, kepalanya menengadah. Setengah hatinya berbisik untuk segera menerima tawaran ini, sebab merupakan kesempatan besar dalam karirnya. Toh Pak Andrew menawarinya untuk satu bulan ke depan, bukan saat ini. Rasanya satu bulan cukup untuk penyembuhan Gita, sehingga setelah itu Naomi ada yang mengasuhnya kembali. Dan dia bisa berangkat ke luar pulau untuk memulai karirnya.Inge merenung hampir sepuluh menit, dan pada akhirnya dia memutuskan untuk menerima tawaran tersebut. Dia pun menuju surat elektronik yang ada
Baca selengkapnya

Kejutan Istimewa

“Mimi senang balik ke rumah?” tanya Bu Emma. Nadanya betul-betul ramah, dia bahkan melempar senyum ke arah Inge.“Seneng, Oma, jadi Mimi bisa bobo sama Miss Inge lagi,” sahut Naomi.Gadis cilik itu menatap Inge, lalu menyeringai. “Kita makan es krim lagi ya, Miss, terus nonton tivi sambil bobo.” Inge mengangguk sembari tersenyum, dan tercetuslah tawa suka cita Naomi. Si kecil sampai bertepuk tangan untuk mengungkapkan kegembiraannya.Bu Emma menyambutnya dengan derai tawa yang nadanya hampir serupa sang cucu. Kemudian dia membelai pundak Naomi dengan sayang. Tidak lupa Bu Emma menatap Inge sekilas dan memberi senyum kecil.Begitulah sepanjang perjalanan. Lebih banyak suara Bu Emma dan Naomi yang saling bersahutan. Inge sesekali membantu Naomi menjawab pertanyaan Bu Emma, diselingi dengan tawanya yang amat samar.Dan Lucas masih sesekali mencuri pandang ke belakang. Terutama kepada Inge, lelaki tampan itu seperti ingin memastikan bahwa wanita yang kini dalam tanggung jawabnya itu bai
Baca selengkapnya

Usaha Nyonya Emma

“Mama cuma pengen kasih ini ke Mimi, Luc,” kata Bu Emma. Dia mengacungkan piring yang berisi potongan puding. Bentuk puding itu memang sangat cantik, kalau soal rasanya sudah dijamin enak dan Naomi pasti suka.Lucas kini ikut berdiri, dan berjalan mendekati mama mertuanya. “Mimi sudah kenyang, Ma. Kita simpan saja dulu untuk nanti ya.”Lucas berhenti tepat di hadapan Bu Emma. Kedua matanya menatap tegas kepada perempuan itu. Radar kecurigaan Lucas masih terus menyala. Dia tahu bukan Naomi yang dituju mama mertuanya ini, tetapi Inge. Puding buah mungkin hanya sebuah alibi.Bu Emma menghela napas. Melirik suaminya sekilas, kemudian tersenyum tipis dan mengangguk sambil melihat wajah Lucas.“Luc, mumpung kita lagi ada waktu senggang, Papa mau ngomongin soal investasi yang kemarin Papa ceritakan ke kamu.” Pak Benny ambil suara. Lelaki itu juga berdiri, lalu dia menoleh kepada chef yang berdiri tidak jauh dari mereka.“Chef, apa boleh kami minta dua cangkir kopi?” tanya Pak Benny.Setelah
Baca selengkapnya

Berbagi Tugas

Inge menghela napas. Dia menunduk, terkesan ingin menghindar.“Apa tadi Mama Emma ke sini menemui kamu?” tanya Lucas serius.Inge mendongak cepat. Matanya bertatapan dengan mata tajam Lucas. Kemudian perempuan itu menunduk lagi. Jika dia bicara yang sebenarnya, sudah barang tentu Lucas akan mengorek lebih dalam lagi. Dan itu berarti Inge mungkin harus membuat sebuah kebohongan baru.Inge pun memilih menggeleng. “Tadi dua chef yang mengantar makanan itu, Pak Lucas. Tidak ada Bu Emma atau orang lain, selain mereka.”Lucas masih memandang Inge. Sesungguhnya dia meragukan jawaban Inge. Meski tadi di awal dia sudah memohon agar Inge bersedia menjawab dengan jujur, tetapi dia tidak ingin memaksa perempuan itu. Lucas hanya kuatir jika hal ini akan membuat Inge bertambah tidak nyaman berada di rumahnya.Lelaki itu menghela napas, kemudian menoleh kepada Naomi yang terlihat sangat lelap. Lalu Lucas memandang kepada Inge kembali dan tersenyum. Walau masih ada sedikit kekecewaan atas jawaban Ing
Baca selengkapnya

Si Mbak Jahat

Inge mengabaikan perempuan itu, dia tetap mendorong trolinya maju.“Ayo, Sayang,” katanya lembut kepada Naomi.Tiba-tiba perempuan itu menahan troli Inge, bibirnya tersungging miring dengan muka mengejek.“Tapi lumayan juga akal kotormu. Meski suamimu kampungan, dan mukanya perlu diamplas, rupanya duit yang jadi incaranmu ya!” ejek Sandra sambil melirik Pak Ali. Sepertinya dia menyangka sang sopir adalah suami Inge.Inge menahan napas sejenak. Sebenarnya dia tidak ingin membuat keributan. Namun Sandra, pacar mantan suaminya ini, seperti menguji kesabarannya sedari tadi. Dan ternyata, dia tidak sesabar itu jika menghadapi mahluk satu ini.“Dengar Sandra, bukan urusanmu dengan siapa aku menikah. Yang terpenting kamu sudah mendapat apa yang kamu mau kan?” geram Inge.Naomi yang seperti ketakutan, merapat ke kaki Inge. Serta merta Inge meraih kepala Naomi dan membelainya. Berusaha memberi sedikit ketenangan.“Armand sudah aku buang, dan sudah kau pungut kan? Jadi apalagi? Ambil lelaki pa
Baca selengkapnya

Kalap

“Coba saja, San, kupastikan kau akan kehilangan pekerjaanmu!” geram Inge lirih. Namun gerahamnya sampai bergetar karena menahan marah. Seandainya tidak ada Naomi di sampingnya, sudah barang tentu dia akan lebih galak kepada perempuan tidak tahu malu ini.Sandra menurunkan tangannya dengan cepat. Wajahnya masih terlihat sangat kesal. Dengan menyentakkan langkah dia pergi dari hadapan Inge.“Ayo kita sharing mie-nya, Sayang,” kata Inge. Berusaha keras untuk menampilkan suara dan wajah yang biasa.Naomi menyeringai. “Mbak-mbak pelayan jahat itu enggak ke sini lagi kan, Miss?”“Enggak, Sayang. Yuk makan mie-nya, Mimi mau pangsit atau baksonya?” tanya Inge. “Berbagi lagi aja, Miss. Kita belah jadi dua,” usul Naomi riang.Inge tertawa. “Aduh, anak Pak Lucas Kavell memang pintar ya!”“Papa yang ajarin Mimi, Miss,” jawab Naomi polos. Senyumnya mengembang, ada gurat bangga di wajahnya. Gadis cilik itu suka sekali mendengar pujian dari Inge.Mereka pun makan dengan cara dibagi dua setiap maka
Baca selengkapnya

Emosi Yang Menyala

Mata itu terus mengikuti pergerakan Inge hingga sosok Inge tidak lagi terlihat. Kini hidungnya mendengkus kencang, mengeluarkan napas panas. Kemudian dia berjalan cepat menuju lift. Begitu pintu lift terbuka, dia cepat masuk.Kepala, hati dan pikiran Sandra terbakar amarah. Tepatnya rasa cemburu yang menggunung. Dia tidak habis pikir kenapa Inge setelah diceraikan Armand, bisa menikah dengan pria kaya raya. Terlihat tadi dia memborong baju-baju bagus, dan sepatu mahal.Tentang pria tampan nan gagah yang membelikan barang-barang bagus itu, apakah itu suami Inge yang sebenarnya? Kalau begitu, pria berwajah kampungan yang tadi dia lihat bersama Inge di depan kasir itu siapa? Apakah pengawal atau pembantunya?“Gila! Belanja aja pakai dikawal, seberapa kaya sih suami barunya Inge?” gerutu Sandra dalam hati. Tangannya terkepal erat. Rasa-rasanya dia jadi ingin mengamuk hari ini. Sungguh dia tidak rela, jika Inge ternyata kini hidup bahagia.Pintu lift terbuka. Area foodcourt terpampang di d
Baca selengkapnya

Hatinya Panas

“Kok bisa gara-gara Inge?” tanya Armand dengan nada ringan.Sandra melepas pelukan dengan segera. Kepalanya mendongak untuk menatap Armand dengan bebas. Sementara matanya menyala tajam. Perempuan itu tidak suka dengan apa yang baru saja Armand ucapkan.“Jadi Mas Armand menuduh kalau aku bohong?” tuduh Sandra marah. Dia kembali menolak tubuh Armand.“Loh yang bilang kamu bohong siapa?” Armand kembali duduk, setelah tadi sempat sedikit rebah karena dorongan dari Sandra yang begitu kuat.Sandra mendengkus. “Ya dengan pertanyaan seperti itu, artinya Mas Armand meragukan ceritaku kan? Itu sama saja menuduh aku berbohong!” cetus Sandra kesal.Armand menghembus napas. Digaruknya kepalanya beberapa saat. Sesungguhnya otaknya memang tidak bisa mencerna cerita sang kekasih.Bagaimana ceritanya Inge bisa membuat Sandra dipecat? Apa tadi Inge melabrak Sandra di tempat kerjanya? Seperti saat dia melabrak mereka berdua di kantor yang lama?“Bukan begitu maksudku, Sayang. Kan aku cuma pengen tau gi
Baca selengkapnya

Pergolakan Rasa

Armand tersenyum canggung.“Ayolah, Sayang. Jangan ngambek begitu. Aku pasti nikahin kamu kok. Kurang apa lagi buktinya? Udah kuceraikan Inge demi kamu kan?” ujar lelaki itu.“Sekarang waktunya saja yang kurang tepat. Aku janji, begitu aku dapat kerjaan, kita langsung nikah,” rayu Armand selanjutnya.“Bener ya?” harap Sandra dengan mata sayu. Entah mengapa, ada separuh hatinya yang meragukan ucapan Armand. Perasaannya berbisik, jika sang kekasih tidak dengan tulus mengucapkan janjinya itu.Armand bergerak untuk mendapatkan badan Sandra. Dikecupnya pipi mulus nan menggemaskan itu beberapa kali hingga Sandra terkikik antara geli tetapi senang.Mendapat perlakuan seperti itu, hati Sandra perlahan kembali melunak.“Kalau gitu, aku minta bayarin kost-ku ya, Mas. Minggu depan jatuh tempo,” kata Sandra manja. Kedua tangannya melingkari leher Armand. Sedang mata mereka saling menatap satu sama lain.“Iya, nanti aku transfer ya,” sahut Armand. Nada suaranya seperti sedikit ditekan. Ada aura ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status