Tidak ada kata, ataupun air mata ketika Indah mengunjungi makam kedua orang tuanya. Hanya ada sesak yang menyelimuti, tanpa bisa diungkapkan. Ia berdiri di sana, merasakan embusan angin menyentuh kulitnya, membawa kenangan masa lalu yang terus menghantui.Perlahan, Indah mengulurkan tangan, menyentuh nisan yang terasa dingin di ujung jari. Sambil menarik napas dalam-dalam, ia berusaha meredam gejolak di dada. Menyadari, betapa besar kerinduan yang terasa, tetapi tidak lagi bisa dipenuhi. Sejenak, Indah memejam dam membiarkan keheningan memenuhi raganya.Meneguhkan janji di dalam hati, untuk membalas setiap derita yang ia alami dengan setimpal.Sementara itu, Sabda yang telah menemani Indah sedari tadi hanya bisa mengamati istrinya dalam diam. Wajah Indah tampak tenang, tanpa sedikit pun jejak kesedihan yang tampak di sana.Hal tersebut justru membuat Sabda semakin khawatir dengan kondisi mental istrinya. Indah telah tenggelam sepenuhnya dalam balas dendam. Mengabaikan perasaan dan emo
Terakhir Diperbarui : 2024-08-31 Baca selengkapnya