“Papa seperti ini karena khawatir dengan keselamatanmu,” ucap Sabda setelah memberitahu beberapa hal terkait perkataan Budiman. Tidak semuanya, karena Sabda juga harus bisa memilah, mana yang bisa disampaikan pada Anggun dan mana yang tidak. “Jadi, tolong kalem-kalem sedikit. Jangan terus ngikuti emosi, karena bisa-bisa kamu sendiri yang rugi.”“Rugi ...” Anggun mengguman pelan sembari tersenyum masam. “Selama mereka hancur, aku rasa aku nggak akan ngerasa rugi. Aku juga sudah pernah jatuh, jadi, andai pun aku jatuh lagi, itu bukan masalah besar.”“Aku, aku, dan aku.” Sabda sudah berusaha bersabar, tetapi kali ini ia tidak bisa tinggal diam. “Apa pernah kamu memikirkan tentang KI-TA? In, kamu sekarang—”“Panggil aku Anggun,” putus Anggun. “Aku bukan Indah.”“Apa pun itu, apa pernah kamu memikirkan tentang kita?” lanjut Sabda mengabaikan perkataan sang istri, sembari tetap fokus pada kemudinya. “Aku dan kamu, kita ini suami istri.”Anggun tidak menjawab, hanya melirik sebentar, lalu me
Read more