Home / Pernikahan / Istri Figuran Tuan Muda / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Figuran Tuan Muda : Chapter 71 - Chapter 80

104 Chapters

Cemburu?

"Argh!!!" Teriakan kesakitan menggelegar memenuhi ruang rawat inap dengan fasilitas paling mewah itu. Sedangkan Jelita yang menyadari ada sesuatu yang tidak beres pada suaminya seketika memencet tombol bantuan, sambil mendekap erat Mark yang masih kesakitan. "Sabar ya, aku sudah memanggil dokter!" seru Jelita berusaha menenangkan diri Mark. Tak berselang lama seorang dokter dan perawat yang tengah berjaga pun datang. Jelita terduduk di atas sofa dengan khawatir. Benar seperti yang pernah diceritakan oleh Dokter Veshal, walaupun mereka adalah dokter yang akan bergelut dengan berbagai kondisi pasien, tetapi sungguh sulit untuk menangani seseorang yang dikenal. Butuh mental dan pikiran yang tenang, dan Jelita sadar jika belum memilikinya. "Arghhh, kepala ku sakit!" Suara teriakan masih memenuhi sudut ruangan dan terasa makin mencekam. Mark masih terus mengamuk, bahkan menarik-narik rambut di kepalanya yang terasa sangat sakit bak terhantam ribuan batu. "Sus, tolong pegang
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more

Siapa Dia?

"Jadi, kamu pergi ke sana bersama dokter ini?!" "Ya, masing-masing ada perwakilan dari tiap-tiap spesialis, dan kebetulan Dokter Veshal yang mewakili spesialis Obgyn," jawab Jelita dengan jujur kepada Mark yang bertanya padanya. Mark terdiam dan menatap Veshal dengan aura permusuhan yang begitu kuat. Wajah Veshal yang hanya tersenyum ramah padanya, semakin membuat Mark muak dan jengkel. "Memangnya kenapa? Apakah saya tidak boleh pergi?" tanya Jelita. 'Iya, gak boleh! Kau, kan harus menjagaku! Begitu saja gak paham!' "Ehem ... terserah. Lakukan saja sesukamu," jawab Mark yang sungguh berbeda dengan jawabannya dari dalam hati. Jelita tertawa kecil lalu kembali melanjutkan perbincangan akan rencana esok hari pada Veshal. Wajah seriusnya saat itu memberikan aura dewasa dan semakin memikat. "Baiklah, kalau begitu saya pamit undur diri," ucap Veshal setelah menyelesaikan segala urusannya dengan Jelita. Veshal menoleh ke arah Mark dan menyunggingkan senyuman yang semakin m
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more

Happy Bad Day

"Happy Birthday to you, happy Birthday to you!" Sang Dewi Fortuna akan tengah memihaknya. Lagi-lagi Jelita terselamatkan dari pertanyaan tersebut berkat Chanda, Catherine, Bella, Yesi, dan juga Nicky yang datang untuk memberikan kejutan. Dengan sebuah kue black forest kesukaan Mark, mereka perlahan masuk sambil menyanyikan lagu ulang tahun. "Selamat ulang tahun, Nak!" ucap Catherine dengan kedua matanya yang berkaca-kaca menahan emosi yang ada di dalam hatinya. Perlahan-lahan Jelita mulai berjalan mundur, memberikan ruang antara anggota keluarga di natal untuk saling berinteraksi dan kembali menjalin ikatan yang sempat terurai. Karena ruangan cukup ramai, Jelita puan memutuskan untuk keluar. Terutama karena adanya Bella. Jelita tak ingin ada keributan hanya karena Bella melihat ia turut berada di sana. Dibantu oleh Nicky dan Chandra, Catherine pun berdiri dari kursi rodanya. Wanita tua itu perlahan melangkah mendekati putranya lalu memeluk Mark dengan erat. "Maafkan Momm
last updateLast Updated : 2024-09-05
Read more

Mimpi

"Mark! Mark!" seru Catherine yang masih berada di samping putranya. "Nak, kamu kenapa, Sayang? Mark tolong jangan buat Mommy takut!" Semua orang yang berada di dalam ruangan itu pun terkejut, mendapati Mark yang berteriak kesakitan sambil memukul-mukul kepalanya. "Nicky, cepat panggil dokter!" titah Chandra yang mulai panik. Kondisinya terlihat lebih buruk dari semalam, karena kini tetesan darah perlahan keluar dari lubang hidungnya. Mark berteriak histeris, tak sanggup menahan rasa sakit di kepalanya yang amat menyiksa. Tak lama, dokter dan perawat pun langsung datang. Lalu segera menangani Mark yang mengerang kesakitan. Kekhawatiran Chandra bukan hanya tertuju pada putranya, tetapi Jelita pun masih terus bergeming hingga akhirnya teriakan Mark yang meninggi membuat Jelita yang sedari tadi mematung tiba-tiba saja jatuh pingsan dalam rangkulan Yesi. *** "Heh, kau itu harus sadar diri! Gak usah banyak tingkah." Seorang anak yang baru memasuki usia remaja itu hanya
last updateLast Updated : 2024-09-05
Read more

Masa Lalu Jelita

Ting! Sebuah notifikasi pesan singkat masuk pun berbunyi. Nicky meraih ponselnya dan membaca pesan singkat tersebut. 'Aku akan menunggumu di depan lift! Kalau sampai kamu tidak datang, bukan hanya nomer ponselmu saja yang aku blokir, tapi kamu juga!' Nicky menelan salivanya dengan sudah payah, lalu melihat sosok yang baru saja mengancamnya lewat pesan singkat. "Kalau begitu saya permisi dulu ya, Om, Tante. Kalau butuh bantuan jangan segan hubungi saya, kebetulan saya sedang jaga IGD." Zeya tersenyum hingga membuat Nicky merinding. Senyuman wanita itu penuh arti terutama tatapannya pada Nicky yang terasa begitu mengancam. "Pak, saya izin keluar dulu. Kebetulan ada yang mau saya beli di minimarket. Kalau misalkan butuh sesuatu bisa langsung hubungi saya saja," ucap Nicky beralasan. Nicky pun mulai keluar dari ruang rawat inap dan berjalan menuju lift. Ia melambatkan langkahnya, mengikuti Zeya yang berjalan di depannya. Ketika mereka sampai di depan lift, Zeya sontak saja b
last updateLast Updated : 2024-09-06
Read more

Kembali

"Jika aku tidak diadopsi, jika aku tidak membuat Chintya kesal, pasti semua tidak akan pernah seperti ini. C-chintya tidak akan pernah berpikir untuk mengusikku aku dengan cara merebut tunanganku. Dan pada akhirnya ia pasti akan menikah dengan Mark tanpa masalah seperti ini!" Suara Jelita gemetar, Jelita tak sanggup lagi menahan semua perasaannya yang kian mengusik. Mengingat semuanya saja sudah membuatnya terganggu, dan menceritakannya kembali seperti saat ini hanya membuat luka hatinya kembali terbuka dengan lebar. Yesi yang turut mendengarnya hanya terdiam tak bersuara. Kehidupan Jelita yang sudah begitu sulit seharusnya tidak semakin diperparah dengan sikap tak baik dari keluarga suaminya. Gadis itu berpikir, jika semua itu terjadi padanya mungkin ia tidak akan pernah bisa bertahan sejauh itu. Bagaikan seonggok batu besar yang terkikis karena tetesan air, begitulah keadaan yang paling pas untuk menggambarkan hati Catherine saat ini. Wanita yang terkenal angkuh dan
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

Aku Pria Tidak Berguna!

"Sialan! Gak berguna!" Tubuhnya terjatuh di lantai, bahkan membuat selang infus yang terpasang pada lengannya seketika tercabut dan menimbulkan bercak darah yang bercampur di lantai. Mark terlihat begitu frustasi, dari benar-benar merasa menjadi laki-laki tak berguna yang tak memiliki daya apapun. Mark Dinata, pria yang selalu terlihat sempurna di depan banyak mata dari segi penampilan, dan juga harta miliknya. Kini terhempas ke dalam jurang terdalam. Kekurangannya yang selama ini tertutupi oleh penampilan sempurnanya, kini semakin membuatnya terlihat menyedihkan. "Bro!" Nicky yang baru saja masuk ke dalam ruangan Mark pun terkejut melihat pemandangan yang ada di depan matanya. Dengan sigap ia membantu Mark untuk bangkit dan kembali ke atas ranjang rawat. "Tunggu sebentar!" serunya yang langsung berlari keluar ruangan menuju nurse station uang yang tak berada jauh dari sana. Tak berselang lama, Nicky pun kembali bersama seorang perawat yang tengah membawa perlengkapa
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

Pria Tak Sempurna

Seketika Jelita menutup mulutnya, nyaris saja ia mengeluarkan isi perutnya akibat melihat layar ponsel. Ia pun memejamkan matanya sejenak dan berkata, "Dok, saya boleh minta tolong terima telepon dari Zeya? Bilang saja saya sedang mual," pinta Jelita. "Maaf, Dok. Saya merepotkan." "Baiklah, tidak perlu minta maaf karena saya sama sekali tidak merasa direpotkan" jawab Veshal sambil menerima ponsel milik Jelita. *** "Mark, kau ini kenapa sih?" Setelah keadaan cukup tenang Nicky kembali bertanya pada sahabatnya. Melihat Mark yang mengamuk seperti orang kehilangan kewarasannya sungguh membuatnya miris. Karena Mark terlihat seperti orang lain, berbeda dengan diri Mark yang tenang dan percaya diri. "Saya cacat, saya tidak berguna," gumam Mark berulang-ulang. Deg! Nicky terdiam, ia menyadari apa yang tengah mengganggu Mark hingga membuat pria itu terguncang. Ia menghela napasnya, lalu merangkul pundak sahabatnya. Nicky yang sama sekali tidak tahu cara menghibur orang lain
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

Kesempatan Dalam Kesempitan

"Jelita, saya minta maaf," ucap Veshal dengan penuh penyesalan. Jelita hanya diam, dan menganggap semua perkataan Mark hanyalah keegoisan pria itu semata. Jelita yang tidak mengetahui kondisi Mark saat ini hanya bisa mencaci maki Mark. Terutama saat Mark menyuruhnya untuk berhenti bekerja, benar-benar telah melukai hati Jelita. "Oh, tidak apa-apa. Saya baik-baik saja," ucap Jelita sambil berusaha menelpon kembali Mark. Namun, sudah belasan kali Jelita berusaha menghubungi suaminya, Mark sama sekali tidak mengangkat panggilan teleponnya. Semua itu sungguh membuatnya semakin jengkel dan putus asa. Hingga pada akhirnya Jelita memutuskan untuk mematikan ponsel miliknya. Ia sedang tidak ingin mendengarkan apapun tentang suaminya. Hari itu ia lalui dengan perasaan yang tidak baik-baik saja. Bahkan Jelita ingin segera beristirahat, untuk sekedar menyegarkan kepalanya. "Jelita, lebih baik sekarang kamu istirahat saja. Ini kunci kamarmu, kalau kamu butuh bantuan jangan segan mem
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more

Better Man

"Terima kasih, Dok!" ucap Jelita setelah Veshal mengantarnya. Veshal tersenyum lalu memberikan bungkusan makanan yang sejak tadi ia bawa. "Karena tadi kamu menolak ikut makan malam, jadi saya belikan ini," ucap Veshal. Jelita semakin merasa tidak enak hati karena lagi-lagi sudah menyusahkan Veshal. Apalagi saat ia melihat Veshal memberikan dia ayam goreng tepung kesukaannya, yang pasti butuh waktu dan tenaga untuk memesannya, mengingat jika sekarang mereka sedang berada di kawasan puncak. "Loh, Dok. Untuk beli ini, kan kita harus ke bawah dulu! Dari sini lumayan jauh loh, Dok. Mana macet lagi gara-gara hari libur," protes Jelita yang hanya membuat Veshal semakin tersenyum. "Oh, tidak. Tadi memang kebetulan saya harus turun, makanya pas gak sengaja lewat ya saya ingat kamu. Jadi, langsung saya beli saja," jawabnya yang tentu saja hanya sekedar alasan agar Jelita tak merasa sungkan. Walaupun kenyataannya Veshal rela malam-malam naik ojek, hanya untuk membelikan makanan kesukaan wa
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status