Home / Pernikahan / Istri Figuran Tuan Muda / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Figuran Tuan Muda : Chapter 91 - Chapter 100

103 Chapters

Gadis Nakal Pembuat Onar

"Apa sayangku? Ayo dong kamu panggil aku sayang juga, atau my hubby juga boleh," pinta Mark menggoda Jelita. "Gak! Gak mau! Alay," tolak Jelita yang merinding membayangkan ia menggunakan panggilan tersebut. Mark tertawa kecil lalu mencubit pipi istrinya dengan gemas. "Pelit!" "Bodo amat!" jawab Jelita cepat. "Pelit!" "Bodo amat!" Keduanya pun saling bersahut-sahutan dengan kata-kata yang sama. Hingga Mark mulai menggelitik istrinya, membuat Jelita tertawa dan bergeliat hingga tiba-tiba. Bruk! Jelita terjatuh menindih tubuh Mark. Sontak ia ingin bangkit tep kedua lengan pria itu malah memeluknya dengan erat. Kedua mata Mark yang menatapnya tajam, membuat Jelita mengalihkan pandangannya. Rasa malu kini tengah dirasakannya, hingga wajahnya kembali berubah merah seperti kepiting rebus. "Sayang," sapa Mark dengan lembut. Mark membelai lembut rambut istrinya dan menyisipkannya ke belakang telinga. Hembusan napas mereka saling beradu, terasa begitu hangat hingga membuat
Read more

Kejujuran Hati

'Selamat pagi, Dok! Perkenalan nama saya Jelita Anjani. Saya akan mulai Koas di rumah sakit ini, mohon bantuannya.' 'Biar saya bantu Dok! Saya sama sekali tidak masalah kalau cuma membawa berkas-berkas seperti ini!' 'Dok, kebetulan saya membawa bekal. Apa dokter mau? Kebetulan saya sudah makan tadi.' Kilatan demi kilatan awal pertemuannya dengan Jelita seakan terus menghantui Veshal saat ini. Pria itu terduduk diam di taman rumahnya, me atap cahaya bintang yang perlahan mulai menghilang. 'Saya memang berusaha untuk merelakan kamu tetapi mengapa rasanya begitu sulit?' Setiap kali ia mengedipkan matanya, setiap kali ia memejamkan matanya, bayangan senyuman Jelita trus menerus membayanginya, membuatnya tidak bisa tenang walaupun untuk sesaat. "Apakah jika aku menyusup di antara hubunganmu dengan Adimas maka aku memiliki kesempatan?" gumam Veshal bermonolog. "Tidak, pasti tidak akan pernah ada kesempatan untuk aku. Karena sejak awal kamu bukan tercipta untuk diriku." Ia mengusap w
Read more

Generasi Minus Akhlak

"Selamat malam, Pak Chandra Dinata," sapa seorang pria yang memakai pakaian serba putih dengan logo sebuah lembaga kesehatan jiwa. Chandra mengangguk, matanya tertuju pada pakaian kedua pria yang berada di hadapannya tersebut dengan hati yang bertanya-tanya. "Ya, malam. Ada perlu apa ya?" "Kami dari Rumah Sakit Jiwa Sehat Rohani, ingin mempertanyakan kepemilikan dari identitas ini," ucapnya sambil menyodorkan sebuah kartu identitas milik seorang gadis. Chandra menerima kartu tersebut, lalu membaca nama yang tertera. Lagi-lagi ia menghela napasnya, rasanya tubuh rentanya sudah terlalu lelah menerima kenyataan. "Betul, dia putri saya yang baru saja pergi dari rumah," jawab Chandra pasrah. Ia pun turut mempersilahkan dua orang petugas rumah sakit jiwa itu untuk masuk ke dalam rumahnya, menuju ruang tamu dimana seluruh anggota keluarga tengah menunggu kabar dari gadis pembuat masalah. Ruangan yang megah dengan lampu gantung mewah yang menghiasi langit-langit ruangan, menambah ke
Read more

Tamu Misterius

"Daddy! Aku sama sekali tidak paham kenapa Daddy selalu membela orang-orang rendahan itu!" Baru saja pintu utama terbuka, suara pertikaian antara ayah dan putrinya langsung menyergap. Jelita dan Mark yang telah sedari tadi menunggu pun seketika tersentak dan menatap ke arah sumber suara. "Ada apa ini, Daddy?" tanya Mark. "Tidak puas adikmu ini mempermalukan Daddy, sekarang dia berbuat kasar pada Inara! Entah dimana letak otaknya ini!" jawab Chandra gusar. Segala cara telah ia lakukan untuk membuat putrinya introspeksi diri, tetapi sebanyak itu pula semuanya hanya menjadi hal yang sia-sia. "Ini semua juga karena Daddy! Kalau saja Daddy tidak menghukumku maka kejadian hari ini tidak akan terjadi!" sela Bella tidak terima. Gadis itu pun menolehkan kepalanya, lalu berjalan mendekati Jelita. Sorot matanya penuh akan kebencian, ia pun tak segan menunjuk wajah Jelita dengan jari telunjuknya. "Tapi akar dari masalahnya ini adalah kau! Kau, duri dalam daging yang membuat keluarga ini m
Read more

Kucing-kucingan

"Gawat kenapa?" tanya Nicky yang bingung, apalagi melihat keadaan Zeya yang panik seperti itu. "Memangnya siapa yang datang malam-malam begini?" "Duh, kamu ini gak usah banyak tanya! Sekarang ayo sembunyi dulu!" seru Zeya dengan keringat dingin yang mulai mengalir dari keningnya. Zeya berpikir keras sambil menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tempat yang pas untuk menyembunyikan Nicky. "Hah, ada apa sih?" tanya Nicky kembali yang semakin bingung dengan sikap Zeya. Bel terus berbunyi tanpa henti, selaras dengan rasa panik gadis itu yang kian semakin meningkat. Tanpa berpikir panjang Zeya menarik-narik lengan Nicky menuju kamarnya lalu membuka lemari pakaiannya. "Ngumpet, kamu ngumpet disini dulu sebentar aja!" seru Zeya melotot yang hanya dijawab anggukannya pasrah oleh Nicky. Tak lama Zeya mengambil sepatu Nicky yang berada dekat pintu dan juga jas hitam yang tersampir di atas sofa. Zeya turut menyembunyikannya di dalam lari.bersama dengan Nicky, seolah ia ingin menghapus
Read more

Tertangkap Basah

Kriett! Bunyi pintu kamar yang terbuka seakan memecah keheningan di dalam ruangan tersebut. Perlahan-lahan Jelita berjalan ke arah ranjang, dimana sang suami telah berbaring dan berpura-pura tertidur. "Aku tau kamu belum tidur," tebaknya sambil duduk di tepian ranjang, bibirnya sedikit meringis merasakan sakit pada kakinya yang tak kunjung mereda. Namun, tak ada jawaban. Mark terus memejamkan matanya, seolah sudah terbuai ke alam mimpinya. "Jadi kamu mau ngambek lagi nih? Baiklah," lanjut Jelita. Jelita melirik ke arah Mark, menatap kelopak mata sang suami yang bergetar walaupun dalam keadaan tertutup. "Dasar," gumam Jelita seraya menggelengkan kepalanya. Jelita terdiam sejenak, memikirkan cara untuk bisa berbicara dengan suaminya yang sangat keras kepala. Hingga akhirnya ia perlahan menaikkan kedua kakinya ke atas ranjang lalu tiba-tiba berbaring dan memeluk Mark yang berada di sebelahnya. Sikap Jelita yang tiba-tiba, membuat Mark tersentak dan langsung membuka matany
Read more

Sandungan

"Sekarang coba jelaskan pada Ayah!" Pada akhirnya Nicky tertangkap basah setelah tergelincir, karena berusaha keluar dari dalam bak mandi tempat persembunyian keduanya. Kini Nicky dan Zeya pun tengah diintrogasi bak seorang terdakwa kasus kriminal. Keduanya duduk di atas karpet dengan kepala menunduk di hadapan Hana dan juga Hans yang menatap nanar mereka. "Ini semua gara-gara kau!" bisik Zeya kesal. "Aku, kan gak tau kalau bakal begini, Beb," jawab Nicky berbisik. "Ehem! Zeya Alisiana! Kamu mendengarkan Ayah tidak?!" Seketika keheningan melahap suasana malam itu. Zeya kembali terdiam, bahkan tak mampu untuk menatap wajah kedua orang tuanya. Hans menghela napasnya dan kembali berkata, "Kami tau jika usiamu sudah matang untuk menjalin hubungan dan menikah. Tetapi tidak seperti ini, Zeya. Kami selama ini melarangmu berpacaran, bukan hanya sekedar keinginan kami, tapi juga untuk menjaga martabat kamu sendiri dari hal-hal tak diinginkan." "Tapi, Ayah dan Bunda salah paham
Read more

Ghosting

"Dor!" Zeya tersentak kala seseorang tiba-tiba saja mengagetkannya dari arah belakang. Sontak ia pun menoleh dan melihat Jelita yang tersenyum lebar ke arahnya. "Kau ini pagi-pagi mau buat jantungku copot, hah?" protesnya yang malah membuat Jelita tertawa. Tak terasa sudah setengah tahun berlalu sejak kejadian malam itu. Kini banyak yang mulai berubah, dimulai dari Dokter Veshal yang tiba-tiba saja mengundurkan diri, Zeya yang dipaksa untuk kembali tinggal bersama kedua orang tuanya, serta sosok Nicky yang seolah menghilang tanpa jejak dari kehidupan gadis itu. Semua masih terasa begitu baru, sehingga membuat Zeya tak bisa terbiasa. "Udah ah jangan cemberut gitu. Nih aku punya sesuatu buat kamu," ucap Jelita seraya menyerahkan sekotak kue kesukaan sahabatnya itu. Wajah Zeya pun berubah, gadis itu mengembangkan senyumannya "Serius nih buat aku?" "Iya. Ya sudah aku mau temani Mark terapi dulu ya! Jangan lupa dimakan, oke!" Jelita pun meninggalkan sahabatnya. Sejenak
Read more

Welcome Back Mark Dinata

Kegaduhan sejak pagi sudah terlihat disebuah gedung pencakar langit. Para pekerja mulai dari cleaning service hingga para petinggi tampak sibuk untuk menyiapkan sesuatu. Jam sudah menunjukkan pukul 8 tepat, sebuah mobil merk eropa berwarna hitam pun berhenti tepat di lobby dan menurunkan sosok yang telah dinantikan. Suara langkah kaki dan hentakkan dari Kruk saling bersahutan dan menjadi pusat perhatian. Namun bukan hanya itu, kehadiran sosok wanita yang mendampingi Mark pun sontak membuat seluruh tatapan mata benar-benar tertuju pada mereka berdua. "Selamat datang kembali, Pak Mark Dinata." ucap seluruh karyawan serentak dengan Yesi yang membawa sebuket bunga dan diberikannya kepada Mark. "Selamat datang Pak Mark dan selamat datang juga di kantor kami Ibu Jelita," sapa Yesi dengan sopan. Terbalut dengan blouse dan rok selutut, Jelita tampak anggun mendampingi suaminya. Penampilan sungguh terlihat kontras dengan Chintya yang dulu selalu datang dengan pakaian yang terbuka d
Read more

Rencana Nicky

Perkataan Jelita sontak membuat suasana menjadi hening. Nicky terdiam, bibirnya kelu untuk sekedar menjawab. "Sayang," ucap Mark berusaha menenangkan hati istrinya. Tetapi Jelita yang sudah bertahan berbulan-bulan untuk tidak ikut campur pun pada akhirnya merasa muak. Zeya memang tidak banyak bicara tentang Nicky, tapi sikap gadis itu yang berubah menjadi lebih pemurung sangat mengusik Jelita. "Gak bisa, Mark! Harusnya kalau memang gak niat sungguh-sungguh, ya gak usah dekatin Zeya. Baru digertak saja sudah melempem!" ucap Jelita sewot. Mark menepuk keningnya. Nampaknya istrinya ini sudah tidak bisa ditenangkan lagi. Sedangkan Nicky hanya menerima setiap cacian dari Jelita, seakan sudah mempersiapkan semuanya jika hal ini pasti terjadi. "Sebenarnya, bukan tanpa alasan aku menghilang," ucap Nicky. Tatapan Mark dan Juga Jelita semakin fokus pada Nicky. Raut wajah Nicky yang memelas membuat mereka panasaran akan maksud perkataan yang baru saja ia lontarkan. Mark menghel
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status