Semua Bab Berawal Dari Terpaksa, Berakhir Saling Mencinta: Bab 181 - Bab 190

302 Bab

Bab 181 - Keceplosan

Melviano berjalan terburu-buru menuju ke ruangan Addison. Ia membuka pintu dan langsung terkejut. Kaila sendiri langsung membekap mulutnya.“Kau kenapa? Kika mana?” tanya Melviano yang langsung berjalan menuju Addison yang masih terduduk lemas.“Kika marah kepadaku,” adu Addison dengan gaya nelangsanya.“Kenapa? Alasannya apa?” tanya Melviano penasaran dengan hal yang membuat Mikaila marah.“Gara-gara aku pesan menu satu porsi aja—““Gila kamu, ya! Mana mau Kika makan bersama seperti itu! Dia tidak pernah hidup susah, selama hidupnya selalu terjamin, kalau pun hidup susah itu pilihan dia bukan diajak seperti ini,” potong Melviano tak percaya dengan sahabatnya ini.“Iya, tapikan aku hanya ingin terlihat romantis aja,” balas Addison tak ingin disalahkan.“Romantis nggak gitu juga,” geram Melviano. “Romantisnya kau dengan pelit beda tipis,&rdq
Baca selengkapnya

Bab 182 - Perang Dunia

Melviano langsung mengusap wajahnya dengan sangat kasar. Ia langsung menatap wajah Addison yang masih saja terlihat nelangsa sekali.Melviano rasanya ingin sekali mencekik Addison saat ini juga.“Fuck!” umpat Melviano.“Melvin,” panggil Addison lirih.“Apa,” jawab Melviano ketus.“Aku lemas sekali,” adu Addison lirih.“Bodoh amat!” balas Melviano yang langsung pergi meninggalkan Addison. Lagian semua gara-gara mulut comelnya yang tidak bisa direm. Benar-benar lemes banget mulutnya Addison.Melviano langsung mengejar Kaila keluar arah restoran. Nggak mungkin Kaila pulang terlebih dulu, dia tidak tahu alamat lengkap mansion terus uang pun ia tidak pegang.Melviano mendesah lega saat melihat Kaila sedang bersandar di mobil sambil misuh-misuh tidak jelas. Ia langsung berjalan dengan cepat, saat akan memeluk, ia langsung mendapat bogem oleh Kaila.“Dasar buajin
Baca selengkapnya

Bab 183 - Perang Dunia II

Mikaila langsung tersenyum lebar saat melihat Kaila membuka pintu dengan wajah yang sama-sama kusut. Lebih tepatnya, wajah Kaila sangat berantakan make upnya karena banyak buliran air mata yang masih menetes.“Kamu mau curhat apa?” tanya Kaila yang masih di dalam kamar.“Emm ... banyak banget sih, Kai,” jawab Mikaila sambil berfikir. Ia melirik Kakaknya yang sedang berjalan pelan-pelan menuju ke arah kamar.Mikaila memberikan kode untuk Melviano tetap diam dulu sampai Kaila mau keluar kamar.“Bisa ke kamar aku nggak?” kata Mikaila sedikit memohon.Kaila yang menatap Mikaila penuh dengan permohonan jadi tidak tega sendiri. Meski perasaan dan hatinya juga sedang kalut, tapi ... sepertinya Mikaila lebih membutuhkan teman curhat.Kaila langsung keluar kamar, namun saat berjalan keluar ia dikejutkan dengan kedatangan Melviano dengan rambut acak-acakan sekali. Mungkin kalau buat bikin peternakan kecoa cocok tuh.
Baca selengkapnya

Bab 184 - Penjelasan

Melviano masih menatap mata netra Kaila. Ia masih ingin berusaha agar istrinya percaya kalau ia nggak selingkuh. Masa iya sih selingkuh sama makhluk  jadi-jadian.“Kai, please ... maafkan aku,” kata Melviano lirih.Kaila masih saja mengambek, ia masih kesal dengan MelMel yang suka sekali khilaf. Untung aja tuh yang dikhilafin makhluk jadi-jadian. Tapi, kalau diingat-ingat lucu juga sih. Kaila terkikik dalam hati membayangkan ekspresi  MelMel mengetahui kalau yang disukainya itu banci. Pasti wajahnya sangat kecewa sekali.“Kai,” panggil Melviano yang melihat kalau Kaila itu sedang mencoba menyembunyikan senyumnya.“Apa,” jawab Kaila masih dengan nada juteknya.“Kalau mau senyum jangan disembunyiin. Keluarin aja sih,” kata Melviano sedikit berharap kalau hati Kaila mulai luluh.“Siapa juga yang mau senyum, jangan pede deh kamu,” balas Kaila dengan jutek, ia langsung berdiri
Baca selengkapnya

Bab 185 - Hukuman Untuk Melmel

Melviano yang merasa tidak enak dengan hukuman yang diberikan Kaila saat ini hanya pasrah saja. Lagian ia sudah kehabisan kata-kata untuk meminta maaf.“Jadi bagaimana?” tanya Melviano memastikan.“Hukumannya?” Kaila justru balik tanya.“Iya, tapi ... kamu maafin aku kan?” tanya Melviano memastikan dulu.“Aku mau maafin kamu asal ....” Kaila tersenyum sinis menatap ke arah Melviano.“Asal apa emangnya?”“Asal kamu mau berjoged blackpink lagu boombayah,” kata Kaila.Glek.“Hah, joged lagu itu lagi? Apa tidak ada hukuman lain? Aku tidak bisa kalau berjoged, Kai.” Melviano sedikit memohon keringanan kepada Kaila. Ia ingin melakukan apapun misal membelika tas, baju, jam tangan yang mahal gitu atau jalan-jalan ke luar negeri atau apalah. Tapi, kalau joged kenapa jadi lemes begini ya.“Ya sudah, mau apa tidak?” tanya Kaila dengan na
Baca selengkapnya

Bab 186 - Hikmah Bermain

Melviano masih menunggu syarat yang akan diberikan oleh Kaila. Semoga saja syaratnya bisa dimengerti.“Apa lagi syaratnya, Kai?” tanya Melviano sedikit lemas.“Kamu ganti dulu sana, aku geli lihat kamu pakai begitu. Nggak cocok sama badan kamu yang kekar berotot gitu,” kata Kaila menilai penampilan Melviano.Melviano rasanya ingin menggetok kepala Kaila detik ini juga. Lagian yang menyuruh untuk berpakain seperti ini juga dia sendiri kenapa jadi menyalahkan dirinya sendiri. Memang betul sekali pepatah yang mengatakan kalau kaum adam diciptakan hanya untuk disalahkan dan serba mengalah. Ah sialan!“Oke, kalau begitu aku mau ganti dulu,” ujar Melviano pamit.Kaila hanya mengangguk saja.  Ia langsung membuka aplikasi hapenya dan membuka bermain onet. Sambil menunggu Melviano selesai berganti, Kaila bermain onet sendirian terlebih dulu.Tak lama Melviano sudah kembali, ia mendekat ke arah Kaila.&l
Baca selengkapnya

Bab 187 - Olahraga Ranjang

Melviano makin gencar menyerang Kaila terus menerus. Ia tak memberikan untuk Kaila memprotes dengan serangan panasnya.“Keluarkan terus suara indahmu sayang,” kata Melviano memberikan arahan kepada Kaila.Kaila tak menjawab melainkan sedang berperang sendiri dengan tubuhnya yang sangat-sangat merasakan berdesir sekali. Kaila semakin memajukan dirinya kepada Melviano, ia ingin kalau Melviano lebih dalam lagi untuk menyentuhnya.“Mel, lebih kasar lagi,” titah Kaila sambil mengatur napasnya yang merasa tercekat-cekat.“Mau yang kasar, hmm?” tanya Melviano yang sudah tidak tahan untuk menghujam milik istrinya yang begitu membuat ketagihan sekali.Kaila mengangguk cepat. “Iya, cepetan Mel. Jangan lama-lama,” kata Kaila yang sudah tidak kuat menahan gairahnya itu.Dengan sangat gesit, Melviano langsung meloloskan kaosnya melalui kepala dan menurunkan boxer dengan membuang secara kasar. Tangan Melvian
Baca selengkapnya

Bab 188 - Pemanasan Pagi

“Kai, kamu tidak kesambet kan?” tanya Melviano memastikan.“Kesambet apa emangnya?” tanya Kaila balik. Ia justru tak menjawab pertanyaan dari Melviano.“Itu, kamu minta bercinta pagi ini,” jawab Melviano sedikit merasa serak suaranya.“Ini sudah siang sayang, dan aku memang lagi kepengin banget. Emang tidak boleh kalau istri minta duluan?” ujar Kaila yang merasa kalau seorang istri minta duluan itu wajar saja. Kalau yang bilang tidak kepengin dan sebagainya itu hanya golongan manusia-manusia munafik. Secara garis besar kita sama-sama diberi hawa nafsuu dan hormon seperti halnya seorang laki-laki.“Tapi kamu seriusan mau melakukan di atas wastafel?” tanya Melviano memastikan.“Iya, seperti seru,” kata Kaila sudah tersenyum-senyum sendiri saat ini.“Tapi, sepertinya aku tidak bisa Kai,” tolak Melviano yang merasa aneh jika Kaila meminta duluan. Bukan gimana sih
Baca selengkapnya

Bab 189 - Kesepian

Kaila mengembuskan napasnya secara kasar. Kini ia hanya memandangi makanannya yang tidak habis.Kaila langsung berdiri untuk kembali ke kamar. Namun, saat berjalan menuju ke arah anak tangga, ia melihat Mikaila sedang bermain-main dengan Ciripa. Merasa tak enak karena suaminya membuat mengambek Kaila langsung menghampiri Mikaila.“Kika,” panggil Kaila.Mikaila langsung menengok dan tersenyum tipis. “Sudah selesai makannya?”“Udah, kamu lagi apa?” tanya Kaila merasa sangat bodoh bertanya seperti ini, jelas-jelas Mikaila sedang bermain dengan Ciripa.“Lagi mainan sama Ciripa. Dia ajak jalan ke mal yuk, Kai,” ajak Mikaila dengan semangat.“Tapi aku mau latihan design.”“Oh, iya lupa. Yaudah kamu latihan aja gih, biar nanti Ciripa aku yang ajak main-main.”“Ciripa semenjak ada kamu jadi sering keluar kandang, dulu sering banget dikandang terus,” tut
Baca selengkapnya

Bab 190 - Lembur

Melviano sedang memijat pelipisnya sambil memandangi dokumen yang akan dikerjakan hari ini.  Ia sudah memprediksikan kalau hari ini emang benar-benar akan lembur. Apalagi dua minggu lagi ia sudah berencana akan mengajak Kaila untuk terbang ke Barcelona.“Mike, sebaiknya ini kau perbaiki dulu.” Melviano menyerahkan setumpuk map kepada Mike. Sedangkan ia langsung memandangi laptopnya.“Baik, Tuan.”“Kamu kerjakan semua dengan baik, karena dua minggu lagi saya akan pergi ke Barcelona,” kata Melviano memberitahukan kalau ia akan berlibur kembali.“Baik, Tuan. Tapi ... apakah akan lama atau sebentar?” tanya Mike hati-hati.“Tergantung Kaila. katanya dia pengin nonton pertandingan sepak bola di sana,” jawab Melviano yang masih teringat keinginan istrinya yang ingin bertemu Lionel Messi.“Nyonya Kaila ternyata ngefans sama Lionel Messi, emang keren sih permainan sepak bolanya,&r
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
31
DMCA.com Protection Status