Melviano makin gencar menyerang Kaila terus menerus. Ia tak memberikan untuk Kaila memprotes dengan serangan panasnya.
“Keluarkan terus suara indahmu sayang,” kata Melviano memberikan arahan kepada Kaila.
Kaila tak menjawab melainkan sedang berperang sendiri dengan tubuhnya yang sangat-sangat merasakan berdesir sekali. Kaila semakin memajukan dirinya kepada Melviano, ia ingin kalau Melviano lebih dalam lagi untuk menyentuhnya.
“Mel, lebih kasar lagi,” titah Kaila sambil mengatur napasnya yang merasa tercekat-cekat.
“Mau yang kasar, hmm?” tanya Melviano yang sudah tidak tahan untuk menghujam milik istrinya yang begitu membuat ketagihan sekali.
Kaila mengangguk cepat. “Iya, cepetan Mel. Jangan lama-lama,” kata Kaila yang sudah tidak kuat menahan gairahnya itu.
Dengan sangat gesit, Melviano langsung meloloskan kaosnya melalui kepala dan menurunkan boxer dengan membuang secara kasar. Tangan Melvian
“Kai, kamu tidak kesambet kan?” tanya Melviano memastikan.“Kesambet apa emangnya?” tanya Kaila balik. Ia justru tak menjawab pertanyaan dari Melviano.“Itu, kamu minta bercinta pagi ini,” jawab Melviano sedikit merasa serak suaranya.“Ini sudah siang sayang, dan aku memang lagi kepengin banget. Emang tidak boleh kalau istri minta duluan?” ujar Kaila yang merasa kalau seorang istri minta duluan itu wajar saja. Kalau yang bilang tidak kepengin dan sebagainya itu hanya golongan manusia-manusia munafik. Secara garis besar kita sama-sama diberi hawa nafsuu dan hormon seperti halnya seorang laki-laki.“Tapi kamu seriusan mau melakukan di atas wastafel?” tanya Melviano memastikan.“Iya, seperti seru,” kata Kaila sudah tersenyum-senyum sendiri saat ini.“Tapi, sepertinya aku tidak bisa Kai,” tolak Melviano yang merasa aneh jika Kaila meminta duluan. Bukan gimana sih
Kaila mengembuskan napasnya secara kasar. Kini ia hanya memandangi makanannya yang tidak habis.Kaila langsung berdiri untuk kembali ke kamar. Namun, saat berjalan menuju ke arah anak tangga, ia melihat Mikaila sedang bermain-main dengan Ciripa. Merasa tak enak karena suaminya membuat mengambek Kaila langsung menghampiri Mikaila.“Kika,” panggil Kaila.Mikaila langsung menengok dan tersenyum tipis. “Sudah selesai makannya?”“Udah, kamu lagi apa?” tanya Kaila merasa sangat bodoh bertanya seperti ini, jelas-jelas Mikaila sedang bermain dengan Ciripa.“Lagi mainan sama Ciripa. Dia ajak jalan ke mal yuk, Kai,” ajak Mikaila dengan semangat.“Tapi aku mau latihan design.”“Oh, iya lupa. Yaudah kamu latihan aja gih, biar nanti Ciripa aku yang ajak main-main.”“Ciripa semenjak ada kamu jadi sering keluar kandang, dulu sering banget dikandang terus,” tut
Melviano sedang memijat pelipisnya sambil memandangi dokumen yang akan dikerjakan hari ini. Ia sudah memprediksikan kalau hari ini emang benar-benar akan lembur. Apalagi dua minggu lagi ia sudah berencana akan mengajak Kaila untuk terbang ke Barcelona.“Mike, sebaiknya ini kau perbaiki dulu.” Melviano menyerahkan setumpuk map kepada Mike. Sedangkan ia langsung memandangi laptopnya.“Baik, Tuan.”“Kamu kerjakan semua dengan baik, karena dua minggu lagi saya akan pergi ke Barcelona,” kata Melviano memberitahukan kalau ia akan berlibur kembali.“Baik, Tuan. Tapi ... apakah akan lama atau sebentar?” tanya Mike hati-hati.“Tergantung Kaila. katanya dia pengin nonton pertandingan sepak bola di sana,” jawab Melviano yang masih teringat keinginan istrinya yang ingin bertemu Lionel Messi.“Nyonya Kaila ternyata ngefans sama Lionel Messi, emang keren sih permainan sepak bolanya,&r
Kaila langsung lari terburu-buru untuk menghampiri Mikaila yang sedang mabuk parah.“Kika,” teriak Kaila melihat jalan Mikaila yang sempoyongan.“Dia, mabuk parah,” kata Damian sambil memapah Mikaila agar tidak terjatuh oleng.Kaila sambil merasa gugup langsung mengarahkan Damian agar membawa Mikaila masuk ke kamar lantai bawah.“Kita istirahatkan Mikaila saja di sini,” ujar Kaila sambil membuka pintu kamar yang dulu bekas one night stand suaminya itu. Pikiran itu harus Kaila hapus agar hatinya tidak sakit terus menerus jika mengingatnya.Damian langsung menidurkan Mikaila secara perlahan-lahan di atas kasur. Kaila masih merasa deg-degan akibat dobrakan pintu yang kuat barusan. Ternyata orang itu Mikaila dan Damian, lebih tepatnya Damian memapah Mikaila mabuk.“Kenapa bisa sampai dia mabuk?” tanya Kaila menatap wajah Mikaila yang sedang tersenyum-senyum sendiri.“Dia minum terlalu
“Ayo katakan, Kaila,” tekan Melviano agar Kaila mau mengatakan kenapa Damian bisa berada di mansion.“Katakan apa sih,” kelit Kaila sambil memutarkan bola matanya jengah.“Kenapa Damian bisa ada di mansion. Mana tengah malam pula, oh bahkan dini hari begini,” kata Melviano sedikit kesal.“Dia tuh tolongin Kika,” teriak Kaila ikut merasa kesal.“Maksudnya?” tanya Melviano dengan kening berkerut.“Iya, Kika mabuk terus Damian tolongin Kika buat pulang ke mansion ini. Kalau kamu nggak percaya coba aja sana lihat Kika di dalam kamar yang biasa kamu buat ONS,” kata Kaila sambil menahan amarahnya.Glek.Mendengar kata ONS membuat Melviano menjadi salah tingkah dan merasa sangat bersalah. Ia teringat kejadian ONS yang membuatnya berujung pada pertengkaran yang mengakibatkan perceraian. Untung saja tidak jadi, semoga kejadian seperti itu tidak terjadi lagi. Semoga dirinya
“Mel,” tegur Kaila merasa kalau suaminya akhir-akhir ini sering bengong. Kaila sangat takut kalau nanti Melviano bisa kesambet setan.“Iya, Kai,” sahut Melviano pelan.“Kamu kenapa sih? kenapa lihatin aku begitu? Kamu nggak sedang kesambet kan?” tanya Kaila mulai khawatir.“Enggak lah, lagian kesambet apaan,” elak Melviano yang berdiri menuju ke arah dapur. Kaila mengikuti langkah lebar suaminya yang menuju ke arah dapur. Ternyata, Melviano mengambil air dingin. Ia langsung meminum hingga tandas.“Mel, Kika mana?” tanya Kaila yang tidak melihat Mikaila.“Di gazebo,” balas Melviano singkat.“Oh,” jawab Kaila hanya ber-oh ria.Kaila langsung berjalan ke ruang makan, ia merasa sangat lapar. Lagian ia belum mengisi perutnya sejak bangun tidur.Kaila duduk yang sendirian, Melviano justru pergi ke lantai atas untuk mandi. “Aku mandi
Kaila menaik turunkan alisnya, ia langsung berdiri di tengah-tengah antara kakak beradik itu sambil bertolak pinggang.“Jadi gimana? setuju kan?” tanya Kaila sambil tersenyum semringah.“Tapi kita nggak punya monopoli,” balas Mikaila sambil tersenyum tipis.“Tenang aja, zaman sudah semakin canggih. Sekarang kita download aja di hape. Kita main di sana, lebih ringkas dan gampang.” Kaila memberikan usulan dengan senyum yang merekah bahkan begitu merekah.“Aku oke sih, lagian sudah lama nggak main game begituan,” ujar Mikaila menyetujui permainan monopoli.“Kalau gitu tinggal kamu, Mel. Gimana? kalau nggak mau tandanya kamu cemen sama kita-kita yang wanita,” kata Kaila ikut mengkompori.“Enak aja dikatain cemen, kalau gitu aku oke juga. Siapa takut,” balas Melviano tersenyum miring. Mereka nggak tahu saja kalau Melviano ini jago main casino, jadi main monopoli itu bagaikan
“Shiiiiiiiiitt!!” umpat Melviano melihat kekalahannya itu. Bisa-bisanya ia kalah dengan Mikaila.“Hahahaha, terima saja nasibmu itu,” kata Mikaila tersenyum mengejek.“Hahahaha, halo calon asisten rumah tangga baru,” sapa Kaila begitu mengejek.Mata Melviano hanya menatap dengan nanar nasibnya yang menjadi asisten rumah tangga nanti. Pasti Mikaila akan membuatnya sangat menderita. Secara, Mikaila itu anaknya jahil super tingkat dewa.“Berhubung aku menang, jadi kalian berdua harus menuruti semua keinginanku,” kata Mikaila tersenyum miring. Mikaila sedang memikirkan hukuman apa yang akan ia berikan untuk dua sejoli di depannya ini.Melviano sedang mencari alasan yang tepat jika Mikaila akan menyuruh dengan hal-hal yang aneh dan tidak berguna.“Hukuman pertama aku mau kalian berdua renang saat ini juga, berdua ya,” kata Mikaila memerintah.“Hah,” jawab Kaila m