Kaila menaik turunkan alisnya, ia langsung berdiri di tengah-tengah antara kakak beradik itu sambil bertolak pinggang.
“Jadi gimana? setuju kan?” tanya Kaila sambil tersenyum semringah.
“Tapi kita nggak punya monopoli,” balas Mikaila sambil tersenyum tipis.
“Tenang aja, zaman sudah semakin canggih. Sekarang kita download aja di hape. Kita main di sana, lebih ringkas dan gampang.” Kaila memberikan usulan dengan senyum yang merekah bahkan begitu merekah.
“Aku oke sih, lagian sudah lama nggak main game begituan,” ujar Mikaila menyetujui permainan monopoli.
“Kalau gitu tinggal kamu, Mel. Gimana? kalau nggak mau tandanya kamu cemen sama kita-kita yang wanita,” kata Kaila ikut mengkompori.
“Enak aja dikatain cemen, kalau gitu aku oke juga. Siapa takut,” balas Melviano tersenyum miring. Mereka nggak tahu saja kalau Melviano ini jago main casino, jadi main monopoli itu bagaikan
“Shiiiiiiiiitt!!” umpat Melviano melihat kekalahannya itu. Bisa-bisanya ia kalah dengan Mikaila.“Hahahaha, terima saja nasibmu itu,” kata Mikaila tersenyum mengejek.“Hahahaha, halo calon asisten rumah tangga baru,” sapa Kaila begitu mengejek.Mata Melviano hanya menatap dengan nanar nasibnya yang menjadi asisten rumah tangga nanti. Pasti Mikaila akan membuatnya sangat menderita. Secara, Mikaila itu anaknya jahil super tingkat dewa.“Berhubung aku menang, jadi kalian berdua harus menuruti semua keinginanku,” kata Mikaila tersenyum miring. Mikaila sedang memikirkan hukuman apa yang akan ia berikan untuk dua sejoli di depannya ini.Melviano sedang mencari alasan yang tepat jika Mikaila akan menyuruh dengan hal-hal yang aneh dan tidak berguna.“Hukuman pertama aku mau kalian berdua renang saat ini juga, berdua ya,” kata Mikaila memerintah.“Hah,” jawab Kaila m
Melviano langsung menatap Kaila dengan sedikit gusar. Entah kenapa ia bisa keceplosan begitu.“Kamu lagi main game apa sih? Sampai senang banget begitu kalau menang?” tanya Kaila merasa penasaran.“Tidak main apa-apa kok, hanya sedang merasa memang tender aja,” kata Melviano berbohong.“Oh.” Kaila langsung kembali fokus menatap ke layar komputernya. Ia tidak mempedulikan suaminya lagi.Melviano menghela napasnya lega, akhirnya Kaila percaya dengan ucapan kebohongan yang sudah ia ciptakan itu. Dengan secepat mungkin Melviano langsung menutup dan mengunci hapenya.Melviano berjalan menuju ke arah Kaila yang masih sibuk belajar design yang ditemani dengan setia oleh Ciripa. Tangan Melviano langsung menelusuri tangan Kaila yang sedang memegang mouse.“Apaan sih, Mel,” kata Kaila merasa bulu kuduknya meremang.“Ciripa pengen punya adik tuh, iyakan Ciripa?” Melviano terus men
“Shit!” umpat Melviano yang langsung menyibak selimut untuk turun dari ranjang. Ia berjalan ke arah pintu dengan rasa malas sekaligus kesal.Lagian siapa sih, yang berani gedor-gedor pintu pagi-pagi begini, dumel Melviano dalam hatinya.Ceklek.“Taaaaraaaaaa,” sapa Mikaila dengan sangat semringah.“Ck,” decak Melviano sebal. “Ada apa?” tanya Melviano kesal.“Jangan pura-pura amnesia deh, ingatkan hari ini kalian harus ngapain?” Mikaila menaik-turunkan alisnya sambil tersenyum begitu lebar.Mengingat hari ini ia dan Kaila akan menjadi seorang asisten rumah tangga membuat Melviano berdecak sebal sekaligus mengumpat dalam hati.“Ya, ya, lagian ini masih pagi, Kika,” geram Melviano menahan kesalnya.“Justru masih pagi, agar bisa totalitas menjadi seorang ART, cepat bangun, sekaligus bangunkan itu Kaila agar siap-siap menerima tugas secepatnya,&rdquo
“Kok Kika lari sih?” tanya Kaila yang melihat Mikaila lari terbirit-birit.Melviano hanya mengangkat kedua bahunya saja. Ia kembali meneruskan untuk membilas baju adik laknatnya itu.Kaila dan Melviano terus bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan ini, sudah beberapa kali Kaila selalu mengeluh dan misuh-misuh tidak jelas akibat sekujur tubuhnya basah semua seperti habis terkena kebanjiran. Benar apa kata Mikaila, ini seperti bukan habis nyuci tapi seperti kena korban banjir.Melviano langsung menjemur pakaian Mikaila dengan asal-asalan tanpa diperas terlebih dulu. Ia tak paham dengan pekerjaan para maid ini. Melviano sudah muak mencuci baju. Lagian ini merupakan hal baru bagi Melviano.“Diperas dong Mel,” teriak Kaila saat duduk memandangi suaminya yang bekerja.“Tidak usah kelamaan, langsung jemur saja,” balas Melviano ikut berteriak.“Cih,” decih Kaila sebal. Tapi ia tersenyum
Mikaila langsung menoleh menatap Melviano sambil tersenyum lebar, seperti ciri khas seorang Mikaila Azekiel yang suka tersenyum ramah itu.“Maaf,” ujar Melviano yang mengusap kepala atas Mikaila.Mendapat perlakuan itu membuat Mikaila tak tahan ingin menangis kembali. Ia langsung teringat masa kecilnya yang selalu bersama kakaknya ini. Ayahnya yang sibuk bekerja serta ibunya yang sibuk dengan teman-teman sosialitanya.Mikaila ingat betul saat kedua orang tuanya memutuskan bercerai karena ibunya yang tak betah tinggal di Indonesia. Hingga saat itu, ibunya membawa Melviano untuk tinggal bersama. Sedangkan Mikaila diurus dan dibesarkan oleh Ayahnya saja.“Maaf, bukan berarti membentak kamu tadi. Aku tadi sedikit emosi saja,” kata Melviano menarik kursi makan dekat Mikaila.Sraaakkkkk.Melviano duduk, ia menatap Kika kecil yang sudah tumbuh dewasa bahkan sudah bisa pergi kelab malam sampai mabuk.“Kenapa mint
UNIVERSITAS OTIS COLLEGE OF ART AND DESIGN.Melviano masih sangat syok mendengar permintaan dari Kaila. Emang sih, sekarang Kaila sudah berani terang-terangan kalau pengin apa-apa."Kamu yakin?" tanya Melviano memastikan."Hu'um," jawab Kaila mengangguk dengan yakin.Melviano langsung memajukan kepalanya untuk menggapai bibir ranum nan merekah milik Kaila.Melviano menciium secara singkat, kemudian ia menempelkan kembali bibirnya untuk lebih bisa melumat, manghisap bibir Kaila. Mereka berdua saling mencecap dengan lembut.Mengingat Kaila akan melakukan ujian saat ini, membuat Melviano langsung melepaskan ciiumannya itu."Sudah, ya. Gampang dilanjut kalau sudah selesai ujian," kata Melviano sembari mengelap bibir Kaila dengan ibu jarinya. Melviano langsung membetulkan rambut Kaila yang masih sedikit acak-acakan.Kaila tersenyum diperlakukan manis seperti ini. Kaila langsung mengecup singkat pipi Melviano.Cup.
Baik Kaila dan Melviano sama-sama menengok ke arah sumber suara. Matanya membulat sempurna melihat kedatangan orang yang tak disangkanya.“Lho, Cris,” ucap Kaila tak percaya akan bertemu Cris di tempat seperti ini.Cris menunduk hormat di hadapan Melviano, ia kembali menatap Kaila sambil tersenyum. Semua gerak-geriknya justru membuat rahang Melviano mengetat keras.“Ehem,” deham Melviano dengan sengaja.Merasa mendapat teguran dengan dehaman oleh Tuan muda Melvin. Membuat Cris tidak enak sendiri.“Maaf, Tuan,” kata Cris menunduk kembali.“Kamu sedang apa Cris?” tanya Melviano menatap tajam ke arah Cris, sopir yang menjadi teman Kaila selama ini.“Ini Tuan, saya sedang menjemput Tuan John,” adu Cris memberitahukan kalau majikannya sedang melakukan meeting di restoran yang sama dengan Melviano.“Oh, begitu. Ya sudah sana kamu tunggu Bosmu,” usir Mel
Melviano memahami suara siapa yang menelepon saat ini. Melviano merasa kesal dengan sahabatnya Damian yang bernama setan Annabele.“Ada apa Annabele?” tanya Melviano sembari memejamkan matanya.“Kamu kenapa tidak pernah ke kelab malam lagi sih?” tanya Annabele dengan nada manjanya.“Aku tidak ada waktu buat ke acara seperti itu.”“Semenjak menikah kau berubah sekali Melvin,” komentar Annabele yang mengenai sikap Melviano yang berubah drastis.“Jelas aku harus berubah, karena ada istriku yang harus aku jaga di mansion. Yang selalu menunggu dan menantikan aku pulang bekerja,” tukas Melviano yang justru meladeni telepon dari Annabele.“Padahal aku rindu momen-momen kamu seperti dulu lagi, Melvin,” kata Annabele.“Cih,” decih Melviano. “Apa ada hal penting lain yang akan kamu katakan?” tanya Melviano sebelum menutup sambungan teleponnya.