Melviano yang merasa tidak enak dengan hukuman yang diberikan Kaila saat ini hanya pasrah saja. Lagian ia sudah kehabisan kata-kata untuk meminta maaf.
“Jadi bagaimana?” tanya Melviano memastikan.
“Hukumannya?” Kaila justru balik tanya.
“Iya, tapi ... kamu maafin aku kan?” tanya Melviano memastikan dulu.
“Aku mau maafin kamu asal ....” Kaila tersenyum sinis menatap ke arah Melviano.
“Asal apa emangnya?”
“Asal kamu mau berjoged blackpink lagu boombayah,” kata Kaila.
Glek.
“Hah, joged lagu itu lagi? Apa tidak ada hukuman lain? Aku tidak bisa kalau berjoged, Kai.” Melviano sedikit memohon keringanan kepada Kaila. Ia ingin melakukan apapun misal membelika tas, baju, jam tangan yang mahal gitu atau jalan-jalan ke luar negeri atau apalah. Tapi, kalau joged kenapa jadi lemes begini ya.
“Ya sudah, mau apa tidak?” tanya Kaila dengan na
Melviano masih menunggu syarat yang akan diberikan oleh Kaila. Semoga saja syaratnya bisa dimengerti.“Apa lagi syaratnya, Kai?” tanya Melviano sedikit lemas.“Kamu ganti dulu sana, aku geli lihat kamu pakai begitu. Nggak cocok sama badan kamu yang kekar berotot gitu,” kata Kaila menilai penampilan Melviano.Melviano rasanya ingin menggetok kepala Kaila detik ini juga. Lagian yang menyuruh untuk berpakain seperti ini juga dia sendiri kenapa jadi menyalahkan dirinya sendiri. Memang betul sekali pepatah yang mengatakan kalau kaum adam diciptakan hanya untuk disalahkan dan serba mengalah. Ah sialan!“Oke, kalau begitu aku mau ganti dulu,” ujar Melviano pamit.Kaila hanya mengangguk saja. Ia langsung membuka aplikasi hapenya dan membuka bermain onet. Sambil menunggu Melviano selesai berganti, Kaila bermain onet sendirian terlebih dulu.Tak lama Melviano sudah kembali, ia mendekat ke arah Kaila.&l
Melviano makin gencar menyerang Kaila terus menerus. Ia tak memberikan untuk Kaila memprotes dengan serangan panasnya.“Keluarkan terus suara indahmu sayang,” kata Melviano memberikan arahan kepada Kaila.Kaila tak menjawab melainkan sedang berperang sendiri dengan tubuhnya yang sangat-sangat merasakan berdesir sekali. Kaila semakin memajukan dirinya kepada Melviano, ia ingin kalau Melviano lebih dalam lagi untuk menyentuhnya.“Mel, lebih kasar lagi,” titah Kaila sambil mengatur napasnya yang merasa tercekat-cekat.“Mau yang kasar, hmm?” tanya Melviano yang sudah tidak tahan untuk menghujam milik istrinya yang begitu membuat ketagihan sekali.Kaila mengangguk cepat. “Iya, cepetan Mel. Jangan lama-lama,” kata Kaila yang sudah tidak kuat menahan gairahnya itu.Dengan sangat gesit, Melviano langsung meloloskan kaosnya melalui kepala dan menurunkan boxer dengan membuang secara kasar. Tangan Melvian
“Kai, kamu tidak kesambet kan?” tanya Melviano memastikan.“Kesambet apa emangnya?” tanya Kaila balik. Ia justru tak menjawab pertanyaan dari Melviano.“Itu, kamu minta bercinta pagi ini,” jawab Melviano sedikit merasa serak suaranya.“Ini sudah siang sayang, dan aku memang lagi kepengin banget. Emang tidak boleh kalau istri minta duluan?” ujar Kaila yang merasa kalau seorang istri minta duluan itu wajar saja. Kalau yang bilang tidak kepengin dan sebagainya itu hanya golongan manusia-manusia munafik. Secara garis besar kita sama-sama diberi hawa nafsuu dan hormon seperti halnya seorang laki-laki.“Tapi kamu seriusan mau melakukan di atas wastafel?” tanya Melviano memastikan.“Iya, seperti seru,” kata Kaila sudah tersenyum-senyum sendiri saat ini.“Tapi, sepertinya aku tidak bisa Kai,” tolak Melviano yang merasa aneh jika Kaila meminta duluan. Bukan gimana sih
Kaila mengembuskan napasnya secara kasar. Kini ia hanya memandangi makanannya yang tidak habis.Kaila langsung berdiri untuk kembali ke kamar. Namun, saat berjalan menuju ke arah anak tangga, ia melihat Mikaila sedang bermain-main dengan Ciripa. Merasa tak enak karena suaminya membuat mengambek Kaila langsung menghampiri Mikaila.“Kika,” panggil Kaila.Mikaila langsung menengok dan tersenyum tipis. “Sudah selesai makannya?”“Udah, kamu lagi apa?” tanya Kaila merasa sangat bodoh bertanya seperti ini, jelas-jelas Mikaila sedang bermain dengan Ciripa.“Lagi mainan sama Ciripa. Dia ajak jalan ke mal yuk, Kai,” ajak Mikaila dengan semangat.“Tapi aku mau latihan design.”“Oh, iya lupa. Yaudah kamu latihan aja gih, biar nanti Ciripa aku yang ajak main-main.”“Ciripa semenjak ada kamu jadi sering keluar kandang, dulu sering banget dikandang terus,” tut
Melviano sedang memijat pelipisnya sambil memandangi dokumen yang akan dikerjakan hari ini. Ia sudah memprediksikan kalau hari ini emang benar-benar akan lembur. Apalagi dua minggu lagi ia sudah berencana akan mengajak Kaila untuk terbang ke Barcelona.“Mike, sebaiknya ini kau perbaiki dulu.” Melviano menyerahkan setumpuk map kepada Mike. Sedangkan ia langsung memandangi laptopnya.“Baik, Tuan.”“Kamu kerjakan semua dengan baik, karena dua minggu lagi saya akan pergi ke Barcelona,” kata Melviano memberitahukan kalau ia akan berlibur kembali.“Baik, Tuan. Tapi ... apakah akan lama atau sebentar?” tanya Mike hati-hati.“Tergantung Kaila. katanya dia pengin nonton pertandingan sepak bola di sana,” jawab Melviano yang masih teringat keinginan istrinya yang ingin bertemu Lionel Messi.“Nyonya Kaila ternyata ngefans sama Lionel Messi, emang keren sih permainan sepak bolanya,&r
Kaila langsung lari terburu-buru untuk menghampiri Mikaila yang sedang mabuk parah.“Kika,” teriak Kaila melihat jalan Mikaila yang sempoyongan.“Dia, mabuk parah,” kata Damian sambil memapah Mikaila agar tidak terjatuh oleng.Kaila sambil merasa gugup langsung mengarahkan Damian agar membawa Mikaila masuk ke kamar lantai bawah.“Kita istirahatkan Mikaila saja di sini,” ujar Kaila sambil membuka pintu kamar yang dulu bekas one night stand suaminya itu. Pikiran itu harus Kaila hapus agar hatinya tidak sakit terus menerus jika mengingatnya.Damian langsung menidurkan Mikaila secara perlahan-lahan di atas kasur. Kaila masih merasa deg-degan akibat dobrakan pintu yang kuat barusan. Ternyata orang itu Mikaila dan Damian, lebih tepatnya Damian memapah Mikaila mabuk.“Kenapa bisa sampai dia mabuk?” tanya Kaila menatap wajah Mikaila yang sedang tersenyum-senyum sendiri.“Dia minum terlalu
“Ayo katakan, Kaila,” tekan Melviano agar Kaila mau mengatakan kenapa Damian bisa berada di mansion.“Katakan apa sih,” kelit Kaila sambil memutarkan bola matanya jengah.“Kenapa Damian bisa ada di mansion. Mana tengah malam pula, oh bahkan dini hari begini,” kata Melviano sedikit kesal.“Dia tuh tolongin Kika,” teriak Kaila ikut merasa kesal.“Maksudnya?” tanya Melviano dengan kening berkerut.“Iya, Kika mabuk terus Damian tolongin Kika buat pulang ke mansion ini. Kalau kamu nggak percaya coba aja sana lihat Kika di dalam kamar yang biasa kamu buat ONS,” kata Kaila sambil menahan amarahnya.Glek.Mendengar kata ONS membuat Melviano menjadi salah tingkah dan merasa sangat bersalah. Ia teringat kejadian ONS yang membuatnya berujung pada pertengkaran yang mengakibatkan perceraian. Untung saja tidak jadi, semoga kejadian seperti itu tidak terjadi lagi. Semoga dirinya
“Mel,” tegur Kaila merasa kalau suaminya akhir-akhir ini sering bengong. Kaila sangat takut kalau nanti Melviano bisa kesambet setan.“Iya, Kai,” sahut Melviano pelan.“Kamu kenapa sih? kenapa lihatin aku begitu? Kamu nggak sedang kesambet kan?” tanya Kaila mulai khawatir.“Enggak lah, lagian kesambet apaan,” elak Melviano yang berdiri menuju ke arah dapur. Kaila mengikuti langkah lebar suaminya yang menuju ke arah dapur. Ternyata, Melviano mengambil air dingin. Ia langsung meminum hingga tandas.“Mel, Kika mana?” tanya Kaila yang tidak melihat Mikaila.“Di gazebo,” balas Melviano singkat.“Oh,” jawab Kaila hanya ber-oh ria.Kaila langsung berjalan ke ruang makan, ia merasa sangat lapar. Lagian ia belum mengisi perutnya sejak bangun tidur.Kaila duduk yang sendirian, Melviano justru pergi ke lantai atas untuk mandi. “Aku mandi